3. Malaikat penolong.

Empat tahun yang lalu.

Selepas sholat subuh, Oma Clara yang sudah berusia kepala enam, dan belum melepaskan mukenanya terbatuk batuk, sementara Opa Tyo yang juga sudah sepuh, hanya bisa mengusap usap punggung istrinya pelan.

" Mas, peluk aku, rasanya dingin sekali ! "

Tanpa banyak bicara, Opa Tyo memeluk Oma Clara.

" Mas, terimakasih atas banyak tahun yang sudah kita lalui bersama "

Ujarnya lemah.

Opa Tyo tahu jika Istrinya akan pergi meninggalkan dirinya, Oma Clara sudah terlalu banyak meninggalkan kesan kesan belakangan hari ini, setiap selepas sholat selalu minta di peluk.

Sering menatap Opa Tyo berlama lama.

Kalau Opa Tyo bertanya, Mama Clara hanya menggelengkan kepalanya lalu berkata.

" Walaupun kita sama sama sudah tua, Mas selalu tampan di mataku "

Dan banyak kata manis lain yang terucap dari bibir Oma Clara.

" Kita panggil Elang ya, Non, biar dia membawamu ke rumah sakit "

" Enggak Mas, aku hanya ingin berada di pelukanmu saja "

Sepuluh menit Opa Tyo menuntun Oma Clara kembali kepada pemilik kehidupan yang abadi, Oma Clara pergi dengan tetap berada dalam pelukan Opa Tyo seperti keinginannya dulu.

Opa Tyo menangis seperti anak kecil, menciumi seluruh wajah perempuan yang teramat dicintainya yang sudah tidak lagi bernyawa.

Papa Elang yang setiap pagi selalu ke kamar Opa Tyo selepas sholat subuh manatap seakan tidak percaya di depan pintu.

Pemandangan yang tidak pernah dia lupakan seumur hidupnya.

Opa Tyo yang menangis sedih, Oma Clara berbaring di pangkuannya, menutup mata untuk selamanya.

" Lang, Mama sudah pergi "

Ujar Opa Tyo dengan mata yang terus basah, air matanya terus mengalir di kedua pipinya yang keriput.

Mata tua itu benar benar, terlihat berduka.

" Innalilahi wainnailaihirorrojiun "

Papa Elang jatuh terduduk di lantai dengan tangis yang sama, tangis duka, cinta pertamanya sudah pergi, cinta sejati seorang putra pada ibunya yang terkasih.

Berita duka itu, hanya beberapa detik sudah menyebar ke seluruh Mansion.

Kepergian Oma Clara yang mendahului semua penghuni di Mansion, membuat suasana Mansion yang penuh kehangatan berubah menjadi suram.

Setelah Oma Clara dikebumikan, Opa Tyo tidak lagi mau keluar dari kamarnya, dia lebih banyak menghabiskan waktunya dengan mengingat ingat kenangan bersama istri tercinta.

Setelah kepergian Oma Clara, Bara dan Neo secara bergantian menemani Opa Tyo didalam kamarnya, walaupun kedua cucunya mengajaknya berbicara, Opa Tyo lebih banyak diam dan mendengarkan saja dengan telinga tuanya.

Seminggu setelah kepergian Oma Clara, Opa Tyo yang merasakan hatinya begitu sepi, tidak menunggu lama menyusul Oma Clara menuju ke alam keabadian, Opa Tyo menghembuskan napas terakhirnya diatas pangkuan Papa Elang.

Jika kepergian Oma Clara di Talkin-kan oleh Opa Tyo, saat Opa Tyo kembali ke dimensi kehidupan selanjutnya, Papa Elang yang menuntun menyebut ke Esa-an Alloh sebagai penutup hidupnya yang tidak pernah aneh aneh.

Papa Tyo pergi di kelilingi oleh Adik, menantu dan sahabat sahabatnya.

Kepergian kedua orang tuanya yang hanya berjarak seminggu membuat Papa Elang lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam kamar Opa Tyo dan Oma Clara.

Papa Benua lebih terpukul lagi, dia yang selalu manja dengan Oma Clara, walaupun usianya juga sudah dewasa masih sering meletakkan kepalanya di atas pangkuan Mama Clara jika datang berkunjung bersama Mama Rania dan putranya, kepergian Oma Clara membuat Papa Benua lebih memilih tidur di kamar Opa Tyo dan Oma Clara selama beberapa hari, menghirup sisa sisa aroma kedua orang tuanya yang masih tertinggal di kamar itu.

Bara, Neo, Alan dan Laura tepat di tahun yang sama, sama sama baru menyelesaikan pendidikan SMU-nya, setelah masa berkabung sudah lewat ketiga anak Lelaki yang beranjak dewasa itu memilih keluar dari Mansion.

Mereka menempuh pendidikan di kota yang berbeda, tapi tidak dengan Laura.

...******...

Bara menatap lalu lalang mahasiswa dari tempatnya berdiri saat ini.

Anak tangga lantai dua, dia baru bertemu dengan dosen pembimbingnya.

Pikirannya sedikit kalut karena judul skripsinya ada saja yang salah alias selalu mengalami penolakan.

Berbeda dengan Neo dan Alan, keduanya sedang dalam mengumpulkan bahan bahan skripsi, judul yang mereka ajukan langsung di ACC, untung saja ada Julie yang mengurus semua keadaan rumah, kalau tidak semakin ruwet pemikiran Bara.

Bagaimana gak bertambah pusing, Bara tipe pria yang serba rapi dan teratur, bertolak belakang dengan Neo yang sedikit malas, entah tabiat siapa yang ditirunya.

Kalau keadaan rumah rapi, pakaian kotor juga tidak berserakan, piring kotor juga sudah dicuci, pikiran Bara juga ikut jernih.

" Bang, boleh pinjam uang gak ? Seratus ribu saja buat ongkos pulang "

Bara terjengkit kaget.

Menatap perempuan yang tiba tiba berdiri di hadapannya, dan apa katanya tadi ? Pinjam uang ? Apa gak salah dengar ?

" Bang, jangan bengong ! Besok aku kembalikan, Papa sedang ada Rapat dengan kliennya, jadi gak mungkin jemput aku, dompet aku ternyata ketinggalan di kamar, kalau Abang enggak percaya, nih kartu mahasiswi aku ! "

Ujarnya panjang sembari menyodorkan kartu mahasiswi pada Bara.

Bara mengambil dan membacanya, Fatimah, mahasiswi jurusan Advertising.

Hari gini masih ada yang memberikan nama Fatimah ? Nama Putri Rasulullah, orang tuanya hebat, berani memberi nama anaknya Fatimah.

Bara memberikan uang yang diminta oleh gadis itu sekalian mengembalikan kartu mahasiswi- nya.

" Makasih ya bang, besok aku kembalikan, nama Abang siapa ? Biar gampang aku mencari Abang " Tanyanya dengan memiringkan kepalanya menatap Bara yang mengenakan kaca mata hitam.

Persis seperti Papanya, suka mengenakan kaca mata hitam.

" Tidak perlu, untukmu saja ! "

Sahut Bara sembari berlalu dari hadapan gadis yang bernama Fatimah itu.

Fatimah.

Anak Om Sam ( 📒 Om Sam ) , anak yang teramat sangat Om Sam sayangi dengan sepenuh hati, hingga sampai Fatimah berusia delapan belas tahun, Om Sam belum menikah lagi.

Karena cintanya sudah habis seluruhnya diberikan untuk Fatimah, hanya disisakan sedikit untuk dirinya sendiri.

Fatimah hanya melongo menatap satu lembar uang yang dipinjamnya, dan saat ini sudah ada di telapak tangannya.

Melihat bayangan malaikat penolongnya sudah berlalu dengan sepeda motornya, Fatimah juga buru buru memesan taksi, dia ingin sampai ke rumah, ingin segera makan masakan mbak Poni, Art yang menemaninya selama enam tahun belakangan ini selain Papanya.

...******...

...🌻🌻🌻🌻🌻🌻...

Terpopuler

Comments

Safitri Agus

Safitri Agus

dulu waktu baca part ini asli nangis aku dgn kepergian pasangan ini, Tyo Tiger dan nona Clara,😭😭😭

2024-09-03

0

Magda Nuraini Nursyirwan

Magda Nuraini Nursyirwan

penggemarmu Thor,sedih dengan om Tyo mama Clara 😭😭😭😭😭 ngikutin lg novel ini,rasa haru masih menyelinap sedih,Elang yg setype papanya 💝

2024-04-03

0

dyul

dyul

Ih.... sedih aku, mama Clara n om Tio itu pasangan ter sweet... mewek aku😭

2023-03-15

0

lihat semua
Episodes
1 1.Prolog
2 2. Dia tidak termasuk
3 3. Malaikat penolong.
4 4. Rencana kejutan
5 5. Gara gara uang seratus ribu
6 6. Calon Pacar
7 7. Merindukan Tyo
8 8. Tidak peka
9 9. Ajakan Rujuk
10 10. Tragedi celana dalam
11 11. Bawa aku !
12 12. Aku tidak membutuhkan ibu
13 13. Pacaran dengan Abang
14 14. Kau carilah target lain
15 15. Butuh waktu
16 16. Takdir yang hampir sama
17 17. Hantu pohon mangga
18 18. Memberikan waktu Satu Minggu
19 19. Bukan pria yang pantas
20 20. Kalah telak
21 21. Cemburu
22 22. Ajakan bersaing
23 23. Ikut mengantri
24 24. Aku bisa hamil
25 25. Cinta tidak untuk diterjemahkan
26 26. Surat Perjanjian
27 27. Jangan terlalu kejam padaku
28 28. Selamat jalan kekasih
29 29. Patah hati
30 30. Gelas gelas kaca
31 31. Malu atau tidak mau
32 32. Dokter jagal
33 33. Cubit cubitan
34 34. Sepuluh bulan lagi
35 35. Awas air liur mu
36 36. Aku bukan lelaki pilihan.
37 37. Malu malu tapi berharap
38 38. Mencari jodoh untuk Laura
39 39. Sudah sangat kebelet
40 40. Kencan buta
41 41. Alan yang pemaksa
42 42. Mata mata.
43 43. Beda satu huruf
44 44. Seperti burung camar
45 45. Simpan tatapan itu
46 46. Opa rasa Papa
47 47. Cantik-cantik jorok.
48 48. Seperti minum obat
49 49. Mendapatkan hukuman
50 50. Semakin Gila
51 51. Ancaman
52 52. Memperbaiki sikap
53 53. Cuma dipandang pandang
54 54. Teman tapi menikah
55 55. Pernikahan ( 1 )
56 56. Pernikahan ( 2 )
57 57. Pernikahan ( 3 )
58 58. Pernikahan ( 4)
59 59. Terpedaya
60 60. Pak Guru banyak akalnya
61 61. Test drive
62 62. Lupa Rasa
63 63. Second honeymoon
64 64. Mulai Perburuan
65 65. Kau kejam, Quin.
66 66. Bermalam di rumah sakit
67 67. Pindah tidur
68 68. Tidak bisa fokus
69 69. Ketika Papa Wahyu ngambek
70 70. Resah
71 71. Rahasia Perusahaan
72 72. Lebih beruntung
73 73. Eksperimen
74 74. Rencana
75 75. Belajar mencintai
76 76. Pembullyan
77 77. Keinginan Alan
78 78. Para cicit sedang OTW
79 79. Rencana second honeymoon Kembali
80 80. Ambang Batas
81 81. Cara Arjuna
82 82. Galau
83 83. Permintaan
84 84. Hasil Perbuatan.
85 85. Pondasi yang tidak kuat
86 86. Pengutit
87 87. Melepaskan semua
88 88. Drakula betina
89 89. Jujur
90 90. Dua atau tiga tahun lagi ( end )
91 91. Bonchap
92 92. Bonchap
93 93. Bonchap
94 94. Bonchap
95 95. Bonchap
Episodes

Updated 95 Episodes

1
1.Prolog
2
2. Dia tidak termasuk
3
3. Malaikat penolong.
4
4. Rencana kejutan
5
5. Gara gara uang seratus ribu
6
6. Calon Pacar
7
7. Merindukan Tyo
8
8. Tidak peka
9
9. Ajakan Rujuk
10
10. Tragedi celana dalam
11
11. Bawa aku !
12
12. Aku tidak membutuhkan ibu
13
13. Pacaran dengan Abang
14
14. Kau carilah target lain
15
15. Butuh waktu
16
16. Takdir yang hampir sama
17
17. Hantu pohon mangga
18
18. Memberikan waktu Satu Minggu
19
19. Bukan pria yang pantas
20
20. Kalah telak
21
21. Cemburu
22
22. Ajakan bersaing
23
23. Ikut mengantri
24
24. Aku bisa hamil
25
25. Cinta tidak untuk diterjemahkan
26
26. Surat Perjanjian
27
27. Jangan terlalu kejam padaku
28
28. Selamat jalan kekasih
29
29. Patah hati
30
30. Gelas gelas kaca
31
31. Malu atau tidak mau
32
32. Dokter jagal
33
33. Cubit cubitan
34
34. Sepuluh bulan lagi
35
35. Awas air liur mu
36
36. Aku bukan lelaki pilihan.
37
37. Malu malu tapi berharap
38
38. Mencari jodoh untuk Laura
39
39. Sudah sangat kebelet
40
40. Kencan buta
41
41. Alan yang pemaksa
42
42. Mata mata.
43
43. Beda satu huruf
44
44. Seperti burung camar
45
45. Simpan tatapan itu
46
46. Opa rasa Papa
47
47. Cantik-cantik jorok.
48
48. Seperti minum obat
49
49. Mendapatkan hukuman
50
50. Semakin Gila
51
51. Ancaman
52
52. Memperbaiki sikap
53
53. Cuma dipandang pandang
54
54. Teman tapi menikah
55
55. Pernikahan ( 1 )
56
56. Pernikahan ( 2 )
57
57. Pernikahan ( 3 )
58
58. Pernikahan ( 4)
59
59. Terpedaya
60
60. Pak Guru banyak akalnya
61
61. Test drive
62
62. Lupa Rasa
63
63. Second honeymoon
64
64. Mulai Perburuan
65
65. Kau kejam, Quin.
66
66. Bermalam di rumah sakit
67
67. Pindah tidur
68
68. Tidak bisa fokus
69
69. Ketika Papa Wahyu ngambek
70
70. Resah
71
71. Rahasia Perusahaan
72
72. Lebih beruntung
73
73. Eksperimen
74
74. Rencana
75
75. Belajar mencintai
76
76. Pembullyan
77
77. Keinginan Alan
78
78. Para cicit sedang OTW
79
79. Rencana second honeymoon Kembali
80
80. Ambang Batas
81
81. Cara Arjuna
82
82. Galau
83
83. Permintaan
84
84. Hasil Perbuatan.
85
85. Pondasi yang tidak kuat
86
86. Pengutit
87
87. Melepaskan semua
88
88. Drakula betina
89
89. Jujur
90
90. Dua atau tiga tahun lagi ( end )
91
91. Bonchap
92
92. Bonchap
93
93. Bonchap
94
94. Bonchap
95
95. Bonchap

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!