13. Pacaran dengan Abang

Tengah hari Fatimah seperti biasa, duduk di bangku di bawah pohon, dekat dengan gedung fakultasnya, selain suka duduk di bawah pohon, dia juga sedang menunggu Bara yang sudah berjanji akan menemuinya hari ini.

Mengingat perdebatan, ah tidak, lebih tepatnya keberatan, tidak juga, entahlah.

Setelah berbicara dengan Papanya malam tadi, Fatimah masih mogok bicara, dari sarapan sampai Papanya mengantarkan di depan gerbang kampus, Fatimah tidak merespon apapun ucapan yang keluar dari mulut Papanya.

" Menyesal telah bersedia jadi kekasihku ? "

Fatimah menoleh ke samping, entah sejak kapan Bara sudah duduk di sebelahnya.

" Tidak "

" Kenapa murung ? "

" Aku sedang marahan dengan Papa "

" Dilarang pacaran ? "

" Enggak "

Bara tidak lagi bertanya, mood Fatimah terlihat sedang tidak baik.

" Kamu ingin melakukan apa agar perasaanmu menjadi lebih baik ? "

Bara menatap wajah Fatimah sekilas, lalu kembali menatap ke depan, tepatnya menatap lalu lalang mahasiswa dan mahasiswi dengan segala macam urusannya.

" Pacaran dengan Abang, kan kita baru jadian "

Fatimah menahan tawanya, Bara menaikkan alisnya sebelah.

" Oke, kamu mau kemana ? "

" Kemana saja terserah "

" Kalau aku bawa ke kantor urusan agama, mau gak ? "

Eh, bang Bara ternyata bisa bercanda.

" Siapa takut ? Eh jangan ! Aku belum genap delapan belas tahun "

Fatimah cepat meralat ucapkannya sendiri.

" Temani aku ke toko buku, aku mau mencari bahan untuk skripsi "

Fatimah mengangguk.

Bara dan Fatimah berjalan beriringan menuju tempat parkir, tidak ada yang namanya saling menggenggam tangan seperti pasangan yang baru jadian pada umumnya, karena mereka memutuskan untuk berpacaran juga bukan karena sudah saling jatuh cinta, baru berusaha untuk saling jatuh cinta.

" Bang, apakah keputusan kita rujuk tanpa disaksikan oleh Fatimah ini sudah benar ? "

Aisyah dan Om Sam yang hendak menjemput Fatimah di kampus, sekalian memberitahukan jika pagi tadi keduanya sudah menikah kembali di rumah orang tua Aisyah jadi urung melihat Fatimah yang duduk di temani seorang laki-laki.

Om Sam hanya di temani oleh Saka dan Yasmin, karena cuma syukuran kecil kecilan.

" Jika kita sudah tinggal bersama, Abang yakin, pelan pelan dia akan memaafkan dirimu, Aish, kamu ibunya, kamu istri Abang, dia hanya marah sesaat, itu tandanya dia perduli "

Om Sam menggenggam telapak tangan Aisyah dan membawanya kembali ke area parkir, terlihat jika Fatimah sudah naik di belakang boncengan motor yang dikemudikan oleh pria yang bersamanya tadi.

" Apa Fatimah sudah memiliki kekasih ? "

" Sepertinya belum "

Om masih bisa melihat melalui ekor matanya jika bayangan Fatimah yang dibonceng sepeda motor mulai menghilang di ujung gerbang kampus.

" Tapi pria itu ? "

" Mungkin temannya, kita pulang, ini hari pengantin kita, kamu juga perlu mengenal rumah, sekalian...."

Om Sam tidak melanjutkan ucapannya, dia hanya langsung masuk ke dalam kursi kemudi, Aisyah juga melakukan hal yang sama, duduk di kursi penumpang.

Jantung Aisyah berdetak kencang, dia bukan lagi perempuan yang masih mentah yang tidak tahu kemana arah pembicaraan yang suaminya ucapkan barusan, bagaimanapun dia pernah menjadi istri Om Sam, tatapan mata dan bahasa tubuhnya, Aisyah sudah hapal.

Sesampainya di rumah, Om Sam memperkenalkan Aisyah pada mbak Poni, Art yang selama ini menemani Fatimah, lalu tanpa perlu lagi berbasa basi karena Fatimah juga belum sampai ke rumah, Om Sam menarik Aisyah masuk ke kamar.

" Kamu gugup ? "

Aisyah tersenyum tipis.

" Aish, kita kan sudah pernah menikah, Abang tahu kamu seperti apa, begitu juga sebaliknya, kita sama sama sepakat tidak mengungkit hal hal yang sudah berlalu, kecuali melunakkan hati Fatimah agar dia mau memaafkan kita, fokus kita hanya ingin bahagia bersama bukan ? "

Om Sam mengambil kedua telapak tangan Aisyah.

" Kamu cinta sama Abang kan ? "

Om Sam bertanya lembut.

Aisyah menganggukan kepalanya.

" Abang juga cinta padamu, Aish, makanya Abang menangis ketika menjatuhkan talak padamu dulu, tapi sudahlah, itu ujian untuk cinta kita "

ckk, Om Sam bicaranya seperti remaja, Bara saja tidak seperti itu.

" Mau mandi dulu atau sekalian saja nanti ? "

Aaaa, Om Sam walaupun sudah hampir kepala enam tapi tetap keren, Mak othornya jadi deg deg'kan, lho.

Om Sam dan Aisyah tidak perlu menunggu malam, usia yang sama sama matang tidak lagi membuat keduanya pakai acara malu malu lagi, tapi hari ini sungguh sangat berbeda jika dibandingkan dengan ketika mereka melakukannya sebagai hal awal sebab akibat kehadiran Fatimah.

Hari ini, ranjang Om Sam tidak lagi dingin, dan mereka melakukannya dengan cinta walaupun harus melewati masa masa kesunyian yang tidak sebentar.

Mbak Poni hanya diam menatap pintu kamar Om Sam yang tertutup rapat, dia tidak tahu bagaimana jika Fatimah pulang nanti mendapati Papanya sudah rujuk dengan ibunya.

...******...

Berdua berjalan melewati rak rak buku yang ya... Hanya membaca judulnya saja Fatimah sudah malas, hingga kedua mata Fatimah membulat dengan sempurna ketika berdiri di hadapannya sosok yang sama seperti Bara, hanya.....

Fatimah melirik sekilas ke arah Bara yang membolak balikkan halaman dengan wajah yang sedikit menunduk yang berada disebelahnya, sementara pria yang ada di hadapannya menatap datar pada Fatimah karena terus menatapnya.

" Bang "

Fatimah memanggil pelan.

Bara mendongakkan kepalanya, manik matanya juga menatap saudara kembarnya yang juga tengah menatap dirinya dan Fatimah bergantian.

" Dia saudara kembar-ku, Neo "

" Oh, pantas, tadi aku kira han-tu "

Fatimah berucap lemah.

Neo melotot,

Setampan ini dikatakan hantu ? ckk

Neo tidak perlu bertanya siapa gadis yang bersama dengan Bara, dia sudah bisa menebak, Bara tidak pernah dekat dengan perempuan lain selain gadis gadis yang ada dilingkungan keluarga, dan ketiganya tetap tinggal di Mansion, jangan bermimpi bisa tinggal di luar seperti para pria pria di keluarga mereka.

" Pantesan tadi waktu aku ngajak bareng ke sini kau menolak, rupanya.... "

Neo mempermainkan senyumnya.

Bara diam saja.

" Sudah lama kita tidak saling mengobrol dari hati ke hati gara gara kita sama sama sibuk, okeh, aku tunggu di rumah ! "

Neo menepuk pundak Bara pelan sembari berbisik.

" Cantik "

Ujarnya usil.

Bara melotot, Neo terkekeh sembari berlalu menuruni anak tangga menuju meja kasir dengan bersiul pelan, buku yang dibutuhkannya sudah ia dapatkan.

" Abang gak cerita kalau punya kembaran "

" Kita kan baru jadian "

Fatimah terkekeh.

" Siapa lagi yang kembar ? "

Fatimah mensejajari langkah kaki Bara yang terus membaca judul demi judul buku yang di pajang tersusun rapi di rak rak buku yang bertingkat.

" Mama "

" Adik ? "

" Kami cuma berdua "

Fatimah ber O saja, dan mulai mengingat ingat apa yang membedakan Bara dengan kembarannya tadi.

" Bang, abang dengan...."

" Perbedaan kami terletak pada bentuk senyuman, aku lebih mirip ke Papa, kalau Neo ke Mama "

Potong Bara sebelum Fatimah menyelesaikan ucapannya.

...*****...

...🌻🌻🌻🌻🌻🌻...

Terpopuler

Comments

Mmh dew

Mmh dew

❤💛💚💙💜

2024-07-26

0

dyul

dyul

yang aku suka dari tulisan Riena gak fulgar, pacarannya yg wajar.... suka banget, knp aku ketinggalan cerita kalian semua

2023-03-15

1

Just Rara

Just Rara

bara udah punya pacar,yg bakalan dijodohin sm anak ali si neo dong 😁😁

2022-02-24

0

lihat semua
Episodes
1 1.Prolog
2 2. Dia tidak termasuk
3 3. Malaikat penolong.
4 4. Rencana kejutan
5 5. Gara gara uang seratus ribu
6 6. Calon Pacar
7 7. Merindukan Tyo
8 8. Tidak peka
9 9. Ajakan Rujuk
10 10. Tragedi celana dalam
11 11. Bawa aku !
12 12. Aku tidak membutuhkan ibu
13 13. Pacaran dengan Abang
14 14. Kau carilah target lain
15 15. Butuh waktu
16 16. Takdir yang hampir sama
17 17. Hantu pohon mangga
18 18. Memberikan waktu Satu Minggu
19 19. Bukan pria yang pantas
20 20. Kalah telak
21 21. Cemburu
22 22. Ajakan bersaing
23 23. Ikut mengantri
24 24. Aku bisa hamil
25 25. Cinta tidak untuk diterjemahkan
26 26. Surat Perjanjian
27 27. Jangan terlalu kejam padaku
28 28. Selamat jalan kekasih
29 29. Patah hati
30 30. Gelas gelas kaca
31 31. Malu atau tidak mau
32 32. Dokter jagal
33 33. Cubit cubitan
34 34. Sepuluh bulan lagi
35 35. Awas air liur mu
36 36. Aku bukan lelaki pilihan.
37 37. Malu malu tapi berharap
38 38. Mencari jodoh untuk Laura
39 39. Sudah sangat kebelet
40 40. Kencan buta
41 41. Alan yang pemaksa
42 42. Mata mata.
43 43. Beda satu huruf
44 44. Seperti burung camar
45 45. Simpan tatapan itu
46 46. Opa rasa Papa
47 47. Cantik-cantik jorok.
48 48. Seperti minum obat
49 49. Mendapatkan hukuman
50 50. Semakin Gila
51 51. Ancaman
52 52. Memperbaiki sikap
53 53. Cuma dipandang pandang
54 54. Teman tapi menikah
55 55. Pernikahan ( 1 )
56 56. Pernikahan ( 2 )
57 57. Pernikahan ( 3 )
58 58. Pernikahan ( 4)
59 59. Terpedaya
60 60. Pak Guru banyak akalnya
61 61. Test drive
62 62. Lupa Rasa
63 63. Second honeymoon
64 64. Mulai Perburuan
65 65. Kau kejam, Quin.
66 66. Bermalam di rumah sakit
67 67. Pindah tidur
68 68. Tidak bisa fokus
69 69. Ketika Papa Wahyu ngambek
70 70. Resah
71 71. Rahasia Perusahaan
72 72. Lebih beruntung
73 73. Eksperimen
74 74. Rencana
75 75. Belajar mencintai
76 76. Pembullyan
77 77. Keinginan Alan
78 78. Para cicit sedang OTW
79 79. Rencana second honeymoon Kembali
80 80. Ambang Batas
81 81. Cara Arjuna
82 82. Galau
83 83. Permintaan
84 84. Hasil Perbuatan.
85 85. Pondasi yang tidak kuat
86 86. Pengutit
87 87. Melepaskan semua
88 88. Drakula betina
89 89. Jujur
90 90. Dua atau tiga tahun lagi ( end )
91 91. Bonchap
92 92. Bonchap
93 93. Bonchap
94 94. Bonchap
95 95. Bonchap
Episodes

Updated 95 Episodes

1
1.Prolog
2
2. Dia tidak termasuk
3
3. Malaikat penolong.
4
4. Rencana kejutan
5
5. Gara gara uang seratus ribu
6
6. Calon Pacar
7
7. Merindukan Tyo
8
8. Tidak peka
9
9. Ajakan Rujuk
10
10. Tragedi celana dalam
11
11. Bawa aku !
12
12. Aku tidak membutuhkan ibu
13
13. Pacaran dengan Abang
14
14. Kau carilah target lain
15
15. Butuh waktu
16
16. Takdir yang hampir sama
17
17. Hantu pohon mangga
18
18. Memberikan waktu Satu Minggu
19
19. Bukan pria yang pantas
20
20. Kalah telak
21
21. Cemburu
22
22. Ajakan bersaing
23
23. Ikut mengantri
24
24. Aku bisa hamil
25
25. Cinta tidak untuk diterjemahkan
26
26. Surat Perjanjian
27
27. Jangan terlalu kejam padaku
28
28. Selamat jalan kekasih
29
29. Patah hati
30
30. Gelas gelas kaca
31
31. Malu atau tidak mau
32
32. Dokter jagal
33
33. Cubit cubitan
34
34. Sepuluh bulan lagi
35
35. Awas air liur mu
36
36. Aku bukan lelaki pilihan.
37
37. Malu malu tapi berharap
38
38. Mencari jodoh untuk Laura
39
39. Sudah sangat kebelet
40
40. Kencan buta
41
41. Alan yang pemaksa
42
42. Mata mata.
43
43. Beda satu huruf
44
44. Seperti burung camar
45
45. Simpan tatapan itu
46
46. Opa rasa Papa
47
47. Cantik-cantik jorok.
48
48. Seperti minum obat
49
49. Mendapatkan hukuman
50
50. Semakin Gila
51
51. Ancaman
52
52. Memperbaiki sikap
53
53. Cuma dipandang pandang
54
54. Teman tapi menikah
55
55. Pernikahan ( 1 )
56
56. Pernikahan ( 2 )
57
57. Pernikahan ( 3 )
58
58. Pernikahan ( 4)
59
59. Terpedaya
60
60. Pak Guru banyak akalnya
61
61. Test drive
62
62. Lupa Rasa
63
63. Second honeymoon
64
64. Mulai Perburuan
65
65. Kau kejam, Quin.
66
66. Bermalam di rumah sakit
67
67. Pindah tidur
68
68. Tidak bisa fokus
69
69. Ketika Papa Wahyu ngambek
70
70. Resah
71
71. Rahasia Perusahaan
72
72. Lebih beruntung
73
73. Eksperimen
74
74. Rencana
75
75. Belajar mencintai
76
76. Pembullyan
77
77. Keinginan Alan
78
78. Para cicit sedang OTW
79
79. Rencana second honeymoon Kembali
80
80. Ambang Batas
81
81. Cara Arjuna
82
82. Galau
83
83. Permintaan
84
84. Hasil Perbuatan.
85
85. Pondasi yang tidak kuat
86
86. Pengutit
87
87. Melepaskan semua
88
88. Drakula betina
89
89. Jujur
90
90. Dua atau tiga tahun lagi ( end )
91
91. Bonchap
92
92. Bonchap
93
93. Bonchap
94
94. Bonchap
95
95. Bonchap

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!