14. Kau carilah target lain

" Kau ternyata kalah dengan Bara " Lapor Neo ketika menjatuhkan bobotnya di sebelah Alan yang sedang berselonjor dengan komputer lipat di atas pengakuannya.

Setelah bertemu dengan Bara tadi di toko buku, Neo langsung pulang.

" Maksudnya ? "

" Bara sudah punya pacar ? "

Neo memajukan bibir bawahnya mencemooh Alan.

" Hah ? Kau bermimpi ? Berbicara dengan Juliette saja bisa dihitung dengan jari, gadis mana yang menarik hatinya "

Alan meletakkan laptop di atas meja, bergosip sebentar sembari merefresh-kan otaknya yang sudah memanas.

Eh, kalau bergosip tentang saudara sendiri, dosa gak ya ? Apa itu juga termasuk ghibah ?

" Aku tidak tahu, gadis itu sepertinya seusia dengan Julie, masih SMU atau sudah mahasiswi aku juga enggak tahu, tadi ketemu di Gramedia "

" Cantik gak ? "

Alan menyisir rambutnya yang sedikit berantakan dengan menggunakan jari jemari tangannya.

" Pastinya cantik, kalau enggak masa' bara mau, bukan cuma satu perempuan yang mendekati kami, kami-nya saja yang tidak tertarik, memangnya kau ? Sok yang paling tampan "

Neo mencibir.

Alan terkekeh

" Kau pemarah sekali, namanya siapa ? "

Neo menggelengkan kepalanya.

" Dia tidak mau memperkenalkan gadis itu padaku "

" Kenapa kau sangat ingin tahu namanya ? "

Sela Bara yang baru pulang dari mengantarkan Fatimah pulang, berjalan mendekat.

" Kalau aku tidak tahu namanya, terus jika bertemu aku harus memanggil apa ? "

Bara berdecak.

" Jangan coba coba mengisengi dirinya Neo, aku tahu apa yang ada dikepala-mu "

Neo terkekeh.

" Dia terlihat bingung membedakan kita berdua tadi, jangan kau katakan jika senyum kita saja yang berbeda "

Bara melotot.

Neo kembali terkekeh.

" Kalau kita sama sama tidak tersenyum ? Bagaimana dia bisa membedakan kita ? "

" Dengan intuisinya "

ckk, Bara terlalu percaya diri.

Neo dan Alan tergelak.

" Dia baru jadi pacar mu, kalian belum menikah brother, pasti dia masih belum mengenali dirimu secara detail, jadi...."

" Neo, kau jangan macam macam ! "

Wajah Bara terlihat jengkel.

" Hahaha, kau ternyata pecemburu rupanya, benar benar mirip Papa "

Neo terlihat sangat bahagia bisa membuat kembarannya jengkel.

" Aku anaknya, tentu saja aku mirip dengan Papa "

" Makanya, coba kau seperti Alan, santai dalam melayani para penggemarnya, aku jamin kau setuju jika kita mengetes dirinya apakah dia benar benar memiliki intuisi seperti katamu tadi "

" Hei...Kenapa aku dibawa bawa " Alan tidak terima

Neo dan Alan tidak menggubris protesan dari Alan.

" Enggak, enak saja, kau sendiri ? Apakah kau sudah pernah memiliki kekasih ? Masih menang aku, saat ini aku sudah punya "

Bara mencibir.

" Sombong '

" Pokoknya jangan kau ganggu dia ! "

" Iya iya.... Kau takut sekali.

Kau sendiri Lan, yang mana satu ? Kuperhatikan sejak ada Julie di rumah ini, para penggemarmu tidak pernah lagi kelihatan batang hidungnya "

Alan hanya diam, ekor matanya menatap Julie yang melangkah menuruni anak tangga.

Hari ini dia tidak ke kampus, katanya tidak ada kelas, setelah masak, Julie lebih memilih berdiam diri di dalam kamar, Alan juga tidak bermaksud mengusik dirinya dengan segala macam permintaan.

Tampilan Julie yang apa adanya tanpa berusaha menjaga image karena berada di antara ketiga pria pria tampan, membuat hati Alan mulai terusik.

Julie yang memang cantik natural, semakin membuat Alan lebih betah berada di rumah.

Melihat Alan yang terus memperhatikan Julie yang melangkah ke dapur, Bara dan Neo saling menendang kaki.

" Kau menyukai dirinya ? "

Neo berucap pelan.

Neo yang sedikit kepo, sangat mirip dengan Omnya dan Om sepupu, siapa lagi jika bukan Om Benua dan Om Leon.

Alan hanya mendesah.

" Aku belum yakin "

" Kenapa ? "

Bara dan Neo kompak bertanya.

" Dia terlihat acuh, dia sama sekali tidak terpengaruh dengan sedikit perhatian yang aku berikan "

" Kau terlalu manis sama semua perempuan, tentu saja dia tidak bisa melihat perbedaan itu, kau katakan terus terang, apa mau kau, aku dahului ? "

Gantian Alan yang berdecak, tadi Neo yang mau menguji pacar Bara, sekarang giliran Alan.

" Aku akan mengejar dan mengatakannya setelah aku sudah benar benar yakin dan aku serius, aku tidak mau bermain main, jangan sampai Alana menerima imbas dari perbuatanku jika aku bermain main, kau carilah target lain, jangan mengusik dia ! "

" ckckck, ternyata kalian berdua bucin juga ya ? "

" Berisik "

Seru Bara jengkel memilih melangkah masuk ke dalam kamarnya sendiri.

...******...

Selepas Bara yang mengantarkan dirinya pulang sampai di depan pintu pagar rumah, Fatimah menatap heran pada mobil yang biasa Papanya kendarai ada di depan rumah.

" Mbak, Papa sudah pulang ya ? Tumben "

Tanyanya pada Mbak Poni yang akan mempersiapkan makan siangnya.

" Gak usah mbak, aku tadi sudah makan di luar "

Tolaknya lalu meminum air dalam gelas yang di sodorkan oleh Mbak Poni.

" Nah, kamunya yang tumben, gak biasanya makan diluar, pasti yang sudah dua kali ngantar pulang itu, pacarnya ya ? "

Goda mbak Poni.

" Ngintip ya ?

Mbak Papa mana ? Dikamar atau diruang kerja ? "

" Bapak....."

" Baby, kamu sudah pulang ? "

Fatimah memutar badannya menghadap Papanya yang berdiri dibelakangnya.

Papanya keluar dengan wajah yang cerah dan terlihat semakin bertambah muda, yang pastinya masih tetap tampan, sepertinya baru siap mandi, Fatimah melirik petunjuk waktu yang tergantung di atas dinding pemisah antara ruang makan dan dapur, masih menunjukkan pukul tiga sore.

Jam segini mandi ? Mandi siang atau mandi malam.

Ketika otak Fatimah belum menemukan jawaban dari pertanyaannya sendiri, dari arah pintu kamar Papanya keluar seorang wanita dewasa dengan keadaan yang sama, wajahnya terlihat segar, terlihat juga baru selesai mandi, aroma sabun menguar segar.

Wajah itu tidak asing dalam pandangan Fatimah, hanya kematangan usia yang membuat sisi kecantikannya terlihat berbeda.

" Baby, maafin Papa ! Pagi tadi Papa sudah rujuk dengan Mama Aisyah, kamu tidak keberatan bukan ? "

Om Sam menjangkau tangan Aisyah agar lebih dekat.

Aisyah terlihat sangat gugup, dia hanya terus menatap Fatimah tanpa berkedip, benar apa yang dikatakan oleh suaminya, wajah Fatimah perpaduan wajah mereka berdua.

" H-hai, nak, bagaimana...."

Belum sempat Aisyah meneruskan sapaan pertamanya, Fatimah melangkah menuju kekamarnya tanpa mengucapkan sepatah katapun.

" Bang "

Mata Aisyah sudah berembun.

" Kita harus bersabar, Abang akan berbicara padanya "

Om Sam memberi tepukan lembut pada pergelangan tangan Aisyah, lalu menyusul Fatimah ke kamar.

...******...

...🌻🌻🌻🌻🌻🌻...

Terpopuler

Comments

Junnie Huang

Junnie Huang

🤗🤗🤗🤗🤗

2024-08-17

0

Mmh dew

Mmh dew

💜💙💚💛🧡❤

2024-07-26

0

dyul

dyul

Sedih ya... kl anak benci ibunya sendiri, btw si Neo kepo abis kayak si Leon😁

2023-03-15

0

lihat semua
Episodes
1 1.Prolog
2 2. Dia tidak termasuk
3 3. Malaikat penolong.
4 4. Rencana kejutan
5 5. Gara gara uang seratus ribu
6 6. Calon Pacar
7 7. Merindukan Tyo
8 8. Tidak peka
9 9. Ajakan Rujuk
10 10. Tragedi celana dalam
11 11. Bawa aku !
12 12. Aku tidak membutuhkan ibu
13 13. Pacaran dengan Abang
14 14. Kau carilah target lain
15 15. Butuh waktu
16 16. Takdir yang hampir sama
17 17. Hantu pohon mangga
18 18. Memberikan waktu Satu Minggu
19 19. Bukan pria yang pantas
20 20. Kalah telak
21 21. Cemburu
22 22. Ajakan bersaing
23 23. Ikut mengantri
24 24. Aku bisa hamil
25 25. Cinta tidak untuk diterjemahkan
26 26. Surat Perjanjian
27 27. Jangan terlalu kejam padaku
28 28. Selamat jalan kekasih
29 29. Patah hati
30 30. Gelas gelas kaca
31 31. Malu atau tidak mau
32 32. Dokter jagal
33 33. Cubit cubitan
34 34. Sepuluh bulan lagi
35 35. Awas air liur mu
36 36. Aku bukan lelaki pilihan.
37 37. Malu malu tapi berharap
38 38. Mencari jodoh untuk Laura
39 39. Sudah sangat kebelet
40 40. Kencan buta
41 41. Alan yang pemaksa
42 42. Mata mata.
43 43. Beda satu huruf
44 44. Seperti burung camar
45 45. Simpan tatapan itu
46 46. Opa rasa Papa
47 47. Cantik-cantik jorok.
48 48. Seperti minum obat
49 49. Mendapatkan hukuman
50 50. Semakin Gila
51 51. Ancaman
52 52. Memperbaiki sikap
53 53. Cuma dipandang pandang
54 54. Teman tapi menikah
55 55. Pernikahan ( 1 )
56 56. Pernikahan ( 2 )
57 57. Pernikahan ( 3 )
58 58. Pernikahan ( 4)
59 59. Terpedaya
60 60. Pak Guru banyak akalnya
61 61. Test drive
62 62. Lupa Rasa
63 63. Second honeymoon
64 64. Mulai Perburuan
65 65. Kau kejam, Quin.
66 66. Bermalam di rumah sakit
67 67. Pindah tidur
68 68. Tidak bisa fokus
69 69. Ketika Papa Wahyu ngambek
70 70. Resah
71 71. Rahasia Perusahaan
72 72. Lebih beruntung
73 73. Eksperimen
74 74. Rencana
75 75. Belajar mencintai
76 76. Pembullyan
77 77. Keinginan Alan
78 78. Para cicit sedang OTW
79 79. Rencana second honeymoon Kembali
80 80. Ambang Batas
81 81. Cara Arjuna
82 82. Galau
83 83. Permintaan
84 84. Hasil Perbuatan.
85 85. Pondasi yang tidak kuat
86 86. Pengutit
87 87. Melepaskan semua
88 88. Drakula betina
89 89. Jujur
90 90. Dua atau tiga tahun lagi ( end )
91 91. Bonchap
92 92. Bonchap
93 93. Bonchap
94 94. Bonchap
95 95. Bonchap
Episodes

Updated 95 Episodes

1
1.Prolog
2
2. Dia tidak termasuk
3
3. Malaikat penolong.
4
4. Rencana kejutan
5
5. Gara gara uang seratus ribu
6
6. Calon Pacar
7
7. Merindukan Tyo
8
8. Tidak peka
9
9. Ajakan Rujuk
10
10. Tragedi celana dalam
11
11. Bawa aku !
12
12. Aku tidak membutuhkan ibu
13
13. Pacaran dengan Abang
14
14. Kau carilah target lain
15
15. Butuh waktu
16
16. Takdir yang hampir sama
17
17. Hantu pohon mangga
18
18. Memberikan waktu Satu Minggu
19
19. Bukan pria yang pantas
20
20. Kalah telak
21
21. Cemburu
22
22. Ajakan bersaing
23
23. Ikut mengantri
24
24. Aku bisa hamil
25
25. Cinta tidak untuk diterjemahkan
26
26. Surat Perjanjian
27
27. Jangan terlalu kejam padaku
28
28. Selamat jalan kekasih
29
29. Patah hati
30
30. Gelas gelas kaca
31
31. Malu atau tidak mau
32
32. Dokter jagal
33
33. Cubit cubitan
34
34. Sepuluh bulan lagi
35
35. Awas air liur mu
36
36. Aku bukan lelaki pilihan.
37
37. Malu malu tapi berharap
38
38. Mencari jodoh untuk Laura
39
39. Sudah sangat kebelet
40
40. Kencan buta
41
41. Alan yang pemaksa
42
42. Mata mata.
43
43. Beda satu huruf
44
44. Seperti burung camar
45
45. Simpan tatapan itu
46
46. Opa rasa Papa
47
47. Cantik-cantik jorok.
48
48. Seperti minum obat
49
49. Mendapatkan hukuman
50
50. Semakin Gila
51
51. Ancaman
52
52. Memperbaiki sikap
53
53. Cuma dipandang pandang
54
54. Teman tapi menikah
55
55. Pernikahan ( 1 )
56
56. Pernikahan ( 2 )
57
57. Pernikahan ( 3 )
58
58. Pernikahan ( 4)
59
59. Terpedaya
60
60. Pak Guru banyak akalnya
61
61. Test drive
62
62. Lupa Rasa
63
63. Second honeymoon
64
64. Mulai Perburuan
65
65. Kau kejam, Quin.
66
66. Bermalam di rumah sakit
67
67. Pindah tidur
68
68. Tidak bisa fokus
69
69. Ketika Papa Wahyu ngambek
70
70. Resah
71
71. Rahasia Perusahaan
72
72. Lebih beruntung
73
73. Eksperimen
74
74. Rencana
75
75. Belajar mencintai
76
76. Pembullyan
77
77. Keinginan Alan
78
78. Para cicit sedang OTW
79
79. Rencana second honeymoon Kembali
80
80. Ambang Batas
81
81. Cara Arjuna
82
82. Galau
83
83. Permintaan
84
84. Hasil Perbuatan.
85
85. Pondasi yang tidak kuat
86
86. Pengutit
87
87. Melepaskan semua
88
88. Drakula betina
89
89. Jujur
90
90. Dua atau tiga tahun lagi ( end )
91
91. Bonchap
92
92. Bonchap
93
93. Bonchap
94
94. Bonchap
95
95. Bonchap

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!