20. Kalah telak

" Pa, aku permisi ke toilet "

Sebelum Neo melipir ke belakang, Papa Elang cepat mencekal pergelangan tangan Neo.

" Jangan membuat malu Papa, Neo, kau bukan anak remaja yang nervous, tahan saja "

Mama Freya menutup mulutnya agar tidak tertawa.

Suaminya semakin dewasa semakin galak, padahal anak anaknya sudah dewasa juga, bentar lagi mau mantu malah.

Neo menyerah, dengan gayanya yang sok di cool cool-kan biar kelihatan tenang, dia berjalan di belakang Papanya.

Tidak mungkin juga di sebelah Papa Elang, ada Mama Freya yang selalu menggamit lengan Papa Elang.

Om Ali dan Tante Riella berdiri menyambut kedatangan Papa Elang dan Mama Freya, begitu juga gadis cantik yang ada disebelahnya.

Ingin rasanya Neo tidak mau melepas kaca mata hitam yang dipakainya, agar ia bisa menilai seperti apa perempuan yang akan di jodohkan dengan dirinya.

Ngomongnya saja cuma mau diperkenalkan, padahal itu kan cuma bahasa yang diperhalus saja, memangnya Neo gak tahu.

Tahu akhirnya akan dijodohkan, mendingan seperti Bara, cari sendiri, siapa tahu ketemu yang lebih menggemaskan dari Fatimah.

Berbeda jika bertemu dengan tidak sengaja, baru bisa dikatakan mau diperkenalkan, ingin Neo membantah tapi tidak berani.

Dengan gerakan sedikit sok keren lagi, padahal memang keren, Neo melepaskan kaca matanya, pura pura tidak melihat gadis cantik yang juga tengah menatap ke arahnya, padahal ekor matanya sudah gatel kepengen melihat.

" Maaf Bang, terlambat "

Papa Elang menyalami Om Ali dengan sedikit merasa tidak enak hati.

" Gak apa apa, dari Mansion ke sini lebih jauh dari pada kami "

Om Ali menepuk nepuk lengan Papa Elang.

" Dan ini, Bara atau Neo ? "

" Neo Om "

Neo yang menjawab pertanyaan Om Ali sembari menyalami calon mertuanya, eh.

Cie cie, calon mertua.

" Nah, Neo, ini Alika, anak sulung Om, adiknya Jojo tidak bisa ikut, dia ke kampus "

Alika dan Neo saling menatap dalam diam, tidak ada yang mau mengulurkan tangan untuk bersalaman.

Ekhem.

Papa Elang berdehem pelan.

Neo cepat mengulurkan tangannya ke arah Alika, dan Alika sendiri, tentu saja tidak ingin membuat malu semua orang, dia menyambut uluran tangan Neo perlahan.

Basa basi dan bla bla bla, baik Neo maupun Alika sama sama tidak mendengar dengan seksama, keduanya seperti robot yang sudah di stel untuk selalu tersenyum tanpa menyela pembicaraan para orang tua.

Tawa Mama Freya sudah hampir meledak melihat bibir Neo yang tidak bisa berhenti tersenyum, atau uratnya sudah kaku, entahlah.

" Neo, bibirmu gak pegel begitu terus ? "

Tegur Mama Freya ketika ketiganya sudah berada di dalam mobil untuk kembali ke Mansion.

Papa Elang terkekeh.

" Kan biar Papa dan Mama tidak malu "

Jawabnya ngeles.

" Tapi tidak harus senyum terus, Neo, kau sedang tebar pesona pada Alika ? "

Papa Elang memiringkan kepalanya menatap Neo yang sedang fokus menyetir.

Neo hanya menggaruk garuk kepalanya.

" Kau ajaklah Alika besok mencari cincin pertunangan "

Neo mendadak menginjak pedal rem secara tiba tiba.

" Pa, kenapa harus secepat itu ? Kata Papa kemarin cuma berkenalan, lagi pula aku belum selesai kuliah Pa "

Neo protes.

" Bertunangan dulu sambil kalian saling mengenal lebih dekat, bukan langsung menikah, tadi waktu kami bermusyawarah kau diam saja, berarti setuju "

Papa Elang mendengkus

" Aku...."

Memang aku tadi kemana dan memikirkan apa ?

" Makanya kamu jangan kebanyakan senyum ! "

Papa Freya ikut menyalahkan Neo.

...*****...

" Gimana ? Pasti cantik kan ! Gak mungkin Papa memilihkan calon istri untukmu yang sedang sedang saja "

Berondong Bara ketika Neo menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang.

" Ya sudah, kau saja yang menggantikan posisiku, biar aku ...."

" Neo, jangan sampai aku berpikir jika kau menyukai Fatimah juga, kau hanya melihatnya cuma sebentar "

Bara mendadak gusar

" Kita terlahir dari rahim yang sama, dan di waktu yang sama, kalau kita menyukai orang yang sama, apa yang aneh "

Neo cepat cepat menutup mukanya dengan bantal sebelum ada bantal atau sandal rumah yang melayang ke arah wajahnya.

" Neeeeoooo....."

Bara menggeram, wajahnya sudah memerah.

Neo menyingkirkan bantal dari wajahnya, lalu berdecih.

" Pecemburu kali kau, aku cuma bercanda, Alika tidak kalah cantiknya dengan Fatimah-mu itu, yang membuat aku kesal, kenapa Papa terlalu terburu buru agar kami segera bertunangan, mana besok aku disuruh mengajak dirinya memesan cincin, aku jadi kepengen bunuh diri "

Neo mendramatisir keadaan.

" Gayamu mau bunuh diri, kurang keren "

Bara mencibir.

" Jadi apa ? "

" Nikahi saja langsung, kau kan juga belum punya pacar, tidak ada yang memberatkan.

Ayo siap siap, kau mau ikut kembali ke sana atau masih mau tinggal disini ? Sudah dua malam kita meninggalkan Alan dan Julie hanya berdua saja disana "

" Ah iya, aku sampai lupa, jangan sampai ketika kita sampai, Julie sudah melahirkan "

Bara melotot, Neo terkekeh.

...*****...

" Bang, Bang Bara dan Bang Neo kenapa belum pulang juga ? "

Julie menatap pintu pagar yang basah karena terus menerus di guyur oleh hujan gerimis sejak satu jam yang lalu.

" Kenapa ? Kamu merindukan mereka ? Kan ada Abang disini "

Julie berdecak.

" Aku cuma bertanya, terlalu lama kita cuma berdua, membuat aku kuatir "

Julie menghembuskan tubuhnya di sofa, bersebelahan dengan Alan yang sedang sibuk mengetik pada komputer lipatnya.

" Kuatir kenapa ? "

" Jatuh cinta pada Abang "

Julie berucap cuek tanpa melihat Alan yang melongo.

Alan kalah telak.

" Kenapa ? Gak lucu ya ? Pantas saja Abang tidak tertawa "

Dengan tenang, Julie semakin merosotkan tubuhnya ke sofa, tiduran santai dengan meletakkan kepalanya di tangan sofa.

Alan menjadi panas dingin, perkataan Julie yang barusan membuat Alan kehilangan konsentrasinya.

" Juliette "

" Hemm "

Julie cuma menggeram tanpa melihat ke arah Alan yang terus menatapnya.

" Kenapa takut jatuh cinta pada Abang, Abang kan cakep "

" Cekep sih cakep tapi tukang gombalin, kaya' Bapak.

Ah, mendadak aku rindu padanya "

Julie terus saja berbicara tentang Bapaknya yang cakep tapi lembut, romantis dan tukang ngegombalin Ibuknya.

Jari jemari tangannya terus bergerak di atas layar ponselnya, sepertinya dia sedang melihat galeri foto, bibirnya tersenyum manis terkadang tertawa kecil.

Alan terus menatap Julie dengan menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa, mengamati tiap jengkal raut wajah Julie, mencoba menyimpannya dalam hatinya, jika lukisan itu bertahan, Alan bisa mengambil kesimpulan apa arti Julie pada dirinya.

Jika kebanyakan orang akan bosan bertemu dengan orang yang itu itu saja, tidak dengan Alan, dia justru berharap Bara dan Neo sedikit lama beranda di Mansion, kalau perlu keduanya di pasung saja, biar tidak kembali.

...******...

...🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻...

Terpopuler

Comments

Safitri Agus

Safitri Agus

😂😂😂

2024-09-04

0

Mmh dew

Mmh dew

❤🧡💛💚💙💜

2024-07-26

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Malika kan? ceweknya Reino kalo gak salah ya,Aduh apa reaksi nya Reino kalo tau yg di jodohkan ke Neo adalah Malika,,

2023-04-02

0

lihat semua
Episodes
1 1.Prolog
2 2. Dia tidak termasuk
3 3. Malaikat penolong.
4 4. Rencana kejutan
5 5. Gara gara uang seratus ribu
6 6. Calon Pacar
7 7. Merindukan Tyo
8 8. Tidak peka
9 9. Ajakan Rujuk
10 10. Tragedi celana dalam
11 11. Bawa aku !
12 12. Aku tidak membutuhkan ibu
13 13. Pacaran dengan Abang
14 14. Kau carilah target lain
15 15. Butuh waktu
16 16. Takdir yang hampir sama
17 17. Hantu pohon mangga
18 18. Memberikan waktu Satu Minggu
19 19. Bukan pria yang pantas
20 20. Kalah telak
21 21. Cemburu
22 22. Ajakan bersaing
23 23. Ikut mengantri
24 24. Aku bisa hamil
25 25. Cinta tidak untuk diterjemahkan
26 26. Surat Perjanjian
27 27. Jangan terlalu kejam padaku
28 28. Selamat jalan kekasih
29 29. Patah hati
30 30. Gelas gelas kaca
31 31. Malu atau tidak mau
32 32. Dokter jagal
33 33. Cubit cubitan
34 34. Sepuluh bulan lagi
35 35. Awas air liur mu
36 36. Aku bukan lelaki pilihan.
37 37. Malu malu tapi berharap
38 38. Mencari jodoh untuk Laura
39 39. Sudah sangat kebelet
40 40. Kencan buta
41 41. Alan yang pemaksa
42 42. Mata mata.
43 43. Beda satu huruf
44 44. Seperti burung camar
45 45. Simpan tatapan itu
46 46. Opa rasa Papa
47 47. Cantik-cantik jorok.
48 48. Seperti minum obat
49 49. Mendapatkan hukuman
50 50. Semakin Gila
51 51. Ancaman
52 52. Memperbaiki sikap
53 53. Cuma dipandang pandang
54 54. Teman tapi menikah
55 55. Pernikahan ( 1 )
56 56. Pernikahan ( 2 )
57 57. Pernikahan ( 3 )
58 58. Pernikahan ( 4)
59 59. Terpedaya
60 60. Pak Guru banyak akalnya
61 61. Test drive
62 62. Lupa Rasa
63 63. Second honeymoon
64 64. Mulai Perburuan
65 65. Kau kejam, Quin.
66 66. Bermalam di rumah sakit
67 67. Pindah tidur
68 68. Tidak bisa fokus
69 69. Ketika Papa Wahyu ngambek
70 70. Resah
71 71. Rahasia Perusahaan
72 72. Lebih beruntung
73 73. Eksperimen
74 74. Rencana
75 75. Belajar mencintai
76 76. Pembullyan
77 77. Keinginan Alan
78 78. Para cicit sedang OTW
79 79. Rencana second honeymoon Kembali
80 80. Ambang Batas
81 81. Cara Arjuna
82 82. Galau
83 83. Permintaan
84 84. Hasil Perbuatan.
85 85. Pondasi yang tidak kuat
86 86. Pengutit
87 87. Melepaskan semua
88 88. Drakula betina
89 89. Jujur
90 90. Dua atau tiga tahun lagi ( end )
91 91. Bonchap
92 92. Bonchap
93 93. Bonchap
94 94. Bonchap
95 95. Bonchap
Episodes

Updated 95 Episodes

1
1.Prolog
2
2. Dia tidak termasuk
3
3. Malaikat penolong.
4
4. Rencana kejutan
5
5. Gara gara uang seratus ribu
6
6. Calon Pacar
7
7. Merindukan Tyo
8
8. Tidak peka
9
9. Ajakan Rujuk
10
10. Tragedi celana dalam
11
11. Bawa aku !
12
12. Aku tidak membutuhkan ibu
13
13. Pacaran dengan Abang
14
14. Kau carilah target lain
15
15. Butuh waktu
16
16. Takdir yang hampir sama
17
17. Hantu pohon mangga
18
18. Memberikan waktu Satu Minggu
19
19. Bukan pria yang pantas
20
20. Kalah telak
21
21. Cemburu
22
22. Ajakan bersaing
23
23. Ikut mengantri
24
24. Aku bisa hamil
25
25. Cinta tidak untuk diterjemahkan
26
26. Surat Perjanjian
27
27. Jangan terlalu kejam padaku
28
28. Selamat jalan kekasih
29
29. Patah hati
30
30. Gelas gelas kaca
31
31. Malu atau tidak mau
32
32. Dokter jagal
33
33. Cubit cubitan
34
34. Sepuluh bulan lagi
35
35. Awas air liur mu
36
36. Aku bukan lelaki pilihan.
37
37. Malu malu tapi berharap
38
38. Mencari jodoh untuk Laura
39
39. Sudah sangat kebelet
40
40. Kencan buta
41
41. Alan yang pemaksa
42
42. Mata mata.
43
43. Beda satu huruf
44
44. Seperti burung camar
45
45. Simpan tatapan itu
46
46. Opa rasa Papa
47
47. Cantik-cantik jorok.
48
48. Seperti minum obat
49
49. Mendapatkan hukuman
50
50. Semakin Gila
51
51. Ancaman
52
52. Memperbaiki sikap
53
53. Cuma dipandang pandang
54
54. Teman tapi menikah
55
55. Pernikahan ( 1 )
56
56. Pernikahan ( 2 )
57
57. Pernikahan ( 3 )
58
58. Pernikahan ( 4)
59
59. Terpedaya
60
60. Pak Guru banyak akalnya
61
61. Test drive
62
62. Lupa Rasa
63
63. Second honeymoon
64
64. Mulai Perburuan
65
65. Kau kejam, Quin.
66
66. Bermalam di rumah sakit
67
67. Pindah tidur
68
68. Tidak bisa fokus
69
69. Ketika Papa Wahyu ngambek
70
70. Resah
71
71. Rahasia Perusahaan
72
72. Lebih beruntung
73
73. Eksperimen
74
74. Rencana
75
75. Belajar mencintai
76
76. Pembullyan
77
77. Keinginan Alan
78
78. Para cicit sedang OTW
79
79. Rencana second honeymoon Kembali
80
80. Ambang Batas
81
81. Cara Arjuna
82
82. Galau
83
83. Permintaan
84
84. Hasil Perbuatan.
85
85. Pondasi yang tidak kuat
86
86. Pengutit
87
87. Melepaskan semua
88
88. Drakula betina
89
89. Jujur
90
90. Dua atau tiga tahun lagi ( end )
91
91. Bonchap
92
92. Bonchap
93
93. Bonchap
94
94. Bonchap
95
95. Bonchap

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!