16. Takdir yang hampir sama

Kemarin, Mama Freya sudah menghubungi Neo dan Bara, jika mereka harus pulang ke Mansion akhir pekan ini, ada hal penting yang harus di bicarakan, itu pesannya.

" Kau jangan kemana mana, ingat ! Jaga dia seperti kau menjaga Alana ! "

Pesan Neo yang sudah seperti emak emak.

" Dia sekarang jadi anak yang manis sejak kehadiran Julie di rumah ini, kau tidak perlu kuatir "

Imbuh Bara sembari mengikat tali sepatunya.

" Kau jangan macam macam padanya, jangan mentang mentang kalian cuma berdua dirumah ini "

Aduh bang Neo, banyak sekali pesannya.

Alan berdecak

" Kenapa sekarang kau cerewet sekali ? Kalau aku khilaf, aku akan menikahi dirinya, jangan kuatir ! Sebentar lagi kita selesai, apa kalian lupa ? Aku tidak perlu mencari pekerjaan, ketika aku selesai wisuda, Papa akan menyerahkan semua tanggung jawab hotel padaku "

Ucapnya sombong.

" Sombong sekali kau ! Kau kira aku dan Bara akan jadi pengangguran begitu ? Apa kau lupa jika Papa kami berdua juga sudah bersiap siap menyerahkan semua pengelolaan tiga cabang gerai oleh oleh dan souvernir pada kami berdua ? Tapi tidak harus memiliki pikiran mesum seperti dirimu "

Sejak lima tahun yang lalu, Opa Galang juga sudah sama sekali tidak mau berurusan dengan hotel lagi, semua sudah diserahkan pada Jagad, dan untuk dari pihak Opa Yonan, Papa Wahyu juga ingin segera pensiun, dia sudah cukup lama terus bekerja, dia juga ingin menikmati masa masa pensiun di usia yang tidak terlalu tua.

Menjelang usia memasuki kepala enam, saatnya Papa Wahyu ingin menghabiskan banyak waktu dengan Mama Quina yang juga mulai membuka praktek sendiri yang tidak terlalu jauh dari Mansion.

Alan terkekeh.

" Iya iya, aku cuma bercanda, mendengar semua kata yang kau ucapkan aku bisa menyimpulkan apa yang tersirat, jangan katakan jika kau ...."

Alan sengaja menggantung ucapannya.

" Jangan menarik kesimpulan berdasarkan sudut pandang dirimu sendiri, kami pulang "

Neo gegas meninggalkan Alan yang menatapnya dengan tatapan yang rumit.

Alan hanya diam menatap Bara dan Neo yang akan pulang ke Mansion dengan mengendarai mobil.

Iya, mobil itu hanya selalu parkir di dalam garasi.

Mereka bertiga hanya menggunakan kendaraan roda empat ketika hendak ke kampus ketika hari hujan, selebihnya mereka lebih senang menggunakan sepeda motor seperti mahasiswa lainnya.

Disamping tidak terjebak macet, juga enak dalam pergaulan, seakan tidak menciptakan kelompok kelompok tertentu.

Karena bukan hal yang aneh jika diantara Mahasiswa atau mahasiswi akan memiliki pertemanan dilihat dari siapa orang tuanya atau kendaraan apa yang mereka gunakan.

Bara, Alan dan Neo, tidak ingin seperti itu, karena kesuksesan bukan hanya terletak dari kesuksesan orang tuanya, tetapi dari tekadnya yang juga kegigihan untuk berjuang menjadi lebih baik dan sukses lebih dari orang tua mereka.

Belajar dan harus bekerja lebih keras, karena hidup tidak hanya bisa mengandalkan warisan.

Apakah Neo juga diam diam menyukai Juliette ?

" Bang, mereka kemana ? "

Tanya Julie yang sudah berdiri di belakang Alan.

" Pulang ke rumah, orang tuanya memanggil.

Temani Abang jalan jalan yuk ! Abang bosan berkutat dengan huruf huruf yang membuat kepala serasa mau pecah "

" Kemana ? "

" Kemana saja, mau ya ! "

Alan menatap lekat wajah Julie yang terlihat berpikir.

" Sudah sana siap siap, jangan kebanyakan mikir "

Ujar Alan mendorong badan Julie dengan bantal kursi.

Jaga diri jangan sampai bersentuhan dengan Julie walaupun hanya bajunya, bisa bahaya, dirumah hanya ada mereka berdua.

Cepat Julie berlari menaiki anak tangga untuk bersiap siap, dia juga mendadak bosan hanya di rumah ke kampus lalu balik lagi ke rumah.

...*****...

Papa Elang menatap wajah kedua putranya secara bergantian dengan bibir yang terkatub rapat, Mama Freya yang menunggu suaminya akan mengatakan apa jadi gemes sendiri.

" Mas, jika kau terus berwajah seperti itu, aku jadi mengingat ketika diam diam aku sudah jatuh cinta padamu, ingin rasanya kembali mencuri ciuman darimu, bagaimana sensasinya ya ? Aku lupa "

Bisik Mama Freya tanpa melihat kedua putranya yang juga tengah menunggu apa yang ingin dikatakan oleh Papanya.

Mendengar bisikan nakal dari istrinya, Papa Elang melototkan kedua matanya.

" Looov, jangan mulai ! "

Suara Papa Freya menggeram, dia akan mudah terpancing jika Mama Freya mulai sedikit genit.

Bara dan Neo saling menendang kaki.

Mereka sudah dewasa dan bisa membaca situasi, tapi melihat wajah Papanya yang tidak berubah, keduanya tidak berani berkomentar.

Ekhem.

Papa Elang berdehem pelan.

" Papa bermaksud memperkenalkan kalian, tepatnya salah satu dari kalian pada anak teman Papa "

Papa Elang tidak pakai basa basi, langsung ke inti persoalan.

Bara dan Neo kembali saling memandang.

" Perjodohan ? "

Tanya Bara dengan hati berdebar.

" Hem, siapa yang bersedia ? "

Papa Elang kembali menatap keduanya.

" Pa, sekarang ...."

" Hanya berkenalan, selanjutnya kalian bisa memulai proses pertemanan lalu....Papa tidak harus menjabarkan apa yang harus kalian lakukan, kalian pasti cukup faham kemana arah selanjutnya "

Potong Papa Elang sebelum Neo melanjutkan kata penolakan.

" Mungkin Bara bersedia "

Neo melempar bola.

Kedua mata Bara melotot tajam.

" Kau jangan terus cari gara gara Neo ! Tadi kau membakar Alan, sekarang aku, apa mau-mu ? "

Bara mengetatkan rahangnya dengan geram.

Kenapa setelah mengetahui Bara sudah memiliki kekasih dan Alan sedang meyakinkan hatinya hendak mengejar Julie, Neo menjadi usil.

" Kalau kau berani berterus terang jika kau sudah memiliki kekasih, aku yang akan bersedia diperkenalkan oleh anak teman Papa, kan cuma kenalan ? Apa susahnya, aku jamin anak teman Papa juga tidak setuju, selanjutnya....Urusan selesai, aku jamin perjodohan tidak akan dilanjutkan "

Yakin bener bang Neo.

Bara menatap wajah Papa Elang yang masih terus menatap keduanya dengan tatapan yang tajam.

" Mau menerima tantangan ku ? "

Neo masih berbisik.

Bara menghembuskan napas pelan.

" Pa, aku. ...."

" Kau bersedia ? "

" Bu-bukan, aku hanya ...."

Bara masih belum yakin untuk berterus terang.

" Kau sudah memiliki kekasih ? "

Mama Freya berpindah duduk di sebelah Bara.

Bara memejamkan matanya sesaat, lalu mengangguk pelan, gantian Neo yang melotot, Bara menyeringai puas.

" Anak siapa dia ? "

Tanya Papa Elang dari tempat dirinya duduk.

Bara terpekur menatap lantai, dia sendiri belum begitu mengenal Fatimah, siapa orang tua dan keluarganya.

Bara tidak berani menjawab.

" Bara Putra Erlangga "

Duh, Papa Elang kalau sudah menyebut nama putranya dengan lengkap, sudah bisa dipastikan jika dia sedang tidak senang dan tidak sabar menunggu.

" Papa bangga memiliki dua anak laki-laki yang betul betul laki laki, bukan seperti mental perempuan yang terjebak di dalam tubuh seorang pria, kau bisa berterus terang ? "

Bara melayangkan tatapan membunuh pada Neo yang terlihat sedikit merasa bersalah dengan tantangannya barusan pada Bara, harusnya dia melindungi Bara, bukan membuat saudara kembarnya menjadi dilema.

" Mas, mungkin Bara baru mengenal gadis itu saja, belum keluarganya "

Mama Freya tipe ibu ibu pada umumnya yang akan menjadi tameng untuk anak anaknya di hadapan suaminya.

" Keluarga kita tidak seperti itu lov, kita tidak boleh sembarangan menjalin hubungan dengan sesorang hanya untuk sekedar bermain main, jadi jika sudah memutuskan ingin berteman yang lebih serius, harus tahu semua siapa dia, bukan masalah taraf ekonominya tetapi Mas hanya bertanya anak siapa ? "

Papa Elang sedikit melunak intonasi suaranya ketika berbicara dengan Mama Freya, tidak seperti kepada kedua putranya.

" Aku masih baru hendak mengenal orang tuanya Pa, tetapi aku serius dengan gadis itu "

Huh, Bara menghembuskan napas lega setelah berani berterus terang.

" Seberapa seriusnya ? Kau bersedia jika Papa akan memintanya pada orang tuanya ? "

" Jangan Pa ! "

Bara menolak cepat.

" Kenapa ? Kau bilang kau serius ? Untuk apa pacaran lama lama, jangan coba coba mencicipi jeratan dosa walau sedikit "

Papa Elang sekilas melirik Mama Freya yang juga tengah menatapnya.

Sepertinya kejadian itu baru kemarin saat Papa Elang dan Mama Freya hampir kebablasan.

" Dia belum berusia delapan belas tahun Pa, itu tidak mungkin "

Papa Elang tertegun mendengar alasan Bara.

Bagaimana bisa putranya bisa mengalami takdir yang hampir sama seperti dirinya dulu.

...*****...

...🌻🌻🌻🌻🌻...

Terpopuler

Comments

Safitri Agus

Safitri Agus

cinta beda usia sudah biasa namanya juga keturunan Tiger,😅

2024-09-04

0

Mmh dew

Mmh dew

ulang ulang lagi ta pernah bosen❤🧡💛💙💙💜

2024-07-26

0

Magda Nuraini Nursyirwan

Magda Nuraini Nursyirwan

membaca kembali lanjutin kisah indahnya author R,💞

2024-06-15

0

lihat semua
Episodes
1 1.Prolog
2 2. Dia tidak termasuk
3 3. Malaikat penolong.
4 4. Rencana kejutan
5 5. Gara gara uang seratus ribu
6 6. Calon Pacar
7 7. Merindukan Tyo
8 8. Tidak peka
9 9. Ajakan Rujuk
10 10. Tragedi celana dalam
11 11. Bawa aku !
12 12. Aku tidak membutuhkan ibu
13 13. Pacaran dengan Abang
14 14. Kau carilah target lain
15 15. Butuh waktu
16 16. Takdir yang hampir sama
17 17. Hantu pohon mangga
18 18. Memberikan waktu Satu Minggu
19 19. Bukan pria yang pantas
20 20. Kalah telak
21 21. Cemburu
22 22. Ajakan bersaing
23 23. Ikut mengantri
24 24. Aku bisa hamil
25 25. Cinta tidak untuk diterjemahkan
26 26. Surat Perjanjian
27 27. Jangan terlalu kejam padaku
28 28. Selamat jalan kekasih
29 29. Patah hati
30 30. Gelas gelas kaca
31 31. Malu atau tidak mau
32 32. Dokter jagal
33 33. Cubit cubitan
34 34. Sepuluh bulan lagi
35 35. Awas air liur mu
36 36. Aku bukan lelaki pilihan.
37 37. Malu malu tapi berharap
38 38. Mencari jodoh untuk Laura
39 39. Sudah sangat kebelet
40 40. Kencan buta
41 41. Alan yang pemaksa
42 42. Mata mata.
43 43. Beda satu huruf
44 44. Seperti burung camar
45 45. Simpan tatapan itu
46 46. Opa rasa Papa
47 47. Cantik-cantik jorok.
48 48. Seperti minum obat
49 49. Mendapatkan hukuman
50 50. Semakin Gila
51 51. Ancaman
52 52. Memperbaiki sikap
53 53. Cuma dipandang pandang
54 54. Teman tapi menikah
55 55. Pernikahan ( 1 )
56 56. Pernikahan ( 2 )
57 57. Pernikahan ( 3 )
58 58. Pernikahan ( 4)
59 59. Terpedaya
60 60. Pak Guru banyak akalnya
61 61. Test drive
62 62. Lupa Rasa
63 63. Second honeymoon
64 64. Mulai Perburuan
65 65. Kau kejam, Quin.
66 66. Bermalam di rumah sakit
67 67. Pindah tidur
68 68. Tidak bisa fokus
69 69. Ketika Papa Wahyu ngambek
70 70. Resah
71 71. Rahasia Perusahaan
72 72. Lebih beruntung
73 73. Eksperimen
74 74. Rencana
75 75. Belajar mencintai
76 76. Pembullyan
77 77. Keinginan Alan
78 78. Para cicit sedang OTW
79 79. Rencana second honeymoon Kembali
80 80. Ambang Batas
81 81. Cara Arjuna
82 82. Galau
83 83. Permintaan
84 84. Hasil Perbuatan.
85 85. Pondasi yang tidak kuat
86 86. Pengutit
87 87. Melepaskan semua
88 88. Drakula betina
89 89. Jujur
90 90. Dua atau tiga tahun lagi ( end )
91 91. Bonchap
92 92. Bonchap
93 93. Bonchap
94 94. Bonchap
95 95. Bonchap
Episodes

Updated 95 Episodes

1
1.Prolog
2
2. Dia tidak termasuk
3
3. Malaikat penolong.
4
4. Rencana kejutan
5
5. Gara gara uang seratus ribu
6
6. Calon Pacar
7
7. Merindukan Tyo
8
8. Tidak peka
9
9. Ajakan Rujuk
10
10. Tragedi celana dalam
11
11. Bawa aku !
12
12. Aku tidak membutuhkan ibu
13
13. Pacaran dengan Abang
14
14. Kau carilah target lain
15
15. Butuh waktu
16
16. Takdir yang hampir sama
17
17. Hantu pohon mangga
18
18. Memberikan waktu Satu Minggu
19
19. Bukan pria yang pantas
20
20. Kalah telak
21
21. Cemburu
22
22. Ajakan bersaing
23
23. Ikut mengantri
24
24. Aku bisa hamil
25
25. Cinta tidak untuk diterjemahkan
26
26. Surat Perjanjian
27
27. Jangan terlalu kejam padaku
28
28. Selamat jalan kekasih
29
29. Patah hati
30
30. Gelas gelas kaca
31
31. Malu atau tidak mau
32
32. Dokter jagal
33
33. Cubit cubitan
34
34. Sepuluh bulan lagi
35
35. Awas air liur mu
36
36. Aku bukan lelaki pilihan.
37
37. Malu malu tapi berharap
38
38. Mencari jodoh untuk Laura
39
39. Sudah sangat kebelet
40
40. Kencan buta
41
41. Alan yang pemaksa
42
42. Mata mata.
43
43. Beda satu huruf
44
44. Seperti burung camar
45
45. Simpan tatapan itu
46
46. Opa rasa Papa
47
47. Cantik-cantik jorok.
48
48. Seperti minum obat
49
49. Mendapatkan hukuman
50
50. Semakin Gila
51
51. Ancaman
52
52. Memperbaiki sikap
53
53. Cuma dipandang pandang
54
54. Teman tapi menikah
55
55. Pernikahan ( 1 )
56
56. Pernikahan ( 2 )
57
57. Pernikahan ( 3 )
58
58. Pernikahan ( 4)
59
59. Terpedaya
60
60. Pak Guru banyak akalnya
61
61. Test drive
62
62. Lupa Rasa
63
63. Second honeymoon
64
64. Mulai Perburuan
65
65. Kau kejam, Quin.
66
66. Bermalam di rumah sakit
67
67. Pindah tidur
68
68. Tidak bisa fokus
69
69. Ketika Papa Wahyu ngambek
70
70. Resah
71
71. Rahasia Perusahaan
72
72. Lebih beruntung
73
73. Eksperimen
74
74. Rencana
75
75. Belajar mencintai
76
76. Pembullyan
77
77. Keinginan Alan
78
78. Para cicit sedang OTW
79
79. Rencana second honeymoon Kembali
80
80. Ambang Batas
81
81. Cara Arjuna
82
82. Galau
83
83. Permintaan
84
84. Hasil Perbuatan.
85
85. Pondasi yang tidak kuat
86
86. Pengutit
87
87. Melepaskan semua
88
88. Drakula betina
89
89. Jujur
90
90. Dua atau tiga tahun lagi ( end )
91
91. Bonchap
92
92. Bonchap
93
93. Bonchap
94
94. Bonchap
95
95. Bonchap

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!