Kemarin, Mama Freya sudah menghubungi Neo dan Bara, jika mereka harus pulang ke Mansion akhir pekan ini, ada hal penting yang harus di bicarakan, itu pesannya.
" Kau jangan kemana mana, ingat ! Jaga dia seperti kau menjaga Alana ! "
Pesan Neo yang sudah seperti emak emak.
" Dia sekarang jadi anak yang manis sejak kehadiran Julie di rumah ini, kau tidak perlu kuatir "
Imbuh Bara sembari mengikat tali sepatunya.
" Kau jangan macam macam padanya, jangan mentang mentang kalian cuma berdua dirumah ini "
Aduh bang Neo, banyak sekali pesannya.
Alan berdecak
" Kenapa sekarang kau cerewet sekali ? Kalau aku khilaf, aku akan menikahi dirinya, jangan kuatir ! Sebentar lagi kita selesai, apa kalian lupa ? Aku tidak perlu mencari pekerjaan, ketika aku selesai wisuda, Papa akan menyerahkan semua tanggung jawab hotel padaku "
Ucapnya sombong.
" Sombong sekali kau ! Kau kira aku dan Bara akan jadi pengangguran begitu ? Apa kau lupa jika Papa kami berdua juga sudah bersiap siap menyerahkan semua pengelolaan tiga cabang gerai oleh oleh dan souvernir pada kami berdua ? Tapi tidak harus memiliki pikiran mesum seperti dirimu "
Sejak lima tahun yang lalu, Opa Galang juga sudah sama sekali tidak mau berurusan dengan hotel lagi, semua sudah diserahkan pada Jagad, dan untuk dari pihak Opa Yonan, Papa Wahyu juga ingin segera pensiun, dia sudah cukup lama terus bekerja, dia juga ingin menikmati masa masa pensiun di usia yang tidak terlalu tua.
Menjelang usia memasuki kepala enam, saatnya Papa Wahyu ingin menghabiskan banyak waktu dengan Mama Quina yang juga mulai membuka praktek sendiri yang tidak terlalu jauh dari Mansion.
Alan terkekeh.
" Iya iya, aku cuma bercanda, mendengar semua kata yang kau ucapkan aku bisa menyimpulkan apa yang tersirat, jangan katakan jika kau ...."
Alan sengaja menggantung ucapannya.
" Jangan menarik kesimpulan berdasarkan sudut pandang dirimu sendiri, kami pulang "
Neo gegas meninggalkan Alan yang menatapnya dengan tatapan yang rumit.
Alan hanya diam menatap Bara dan Neo yang akan pulang ke Mansion dengan mengendarai mobil.
Iya, mobil itu hanya selalu parkir di dalam garasi.
Mereka bertiga hanya menggunakan kendaraan roda empat ketika hendak ke kampus ketika hari hujan, selebihnya mereka lebih senang menggunakan sepeda motor seperti mahasiswa lainnya.
Disamping tidak terjebak macet, juga enak dalam pergaulan, seakan tidak menciptakan kelompok kelompok tertentu.
Karena bukan hal yang aneh jika diantara Mahasiswa atau mahasiswi akan memiliki pertemanan dilihat dari siapa orang tuanya atau kendaraan apa yang mereka gunakan.
Bara, Alan dan Neo, tidak ingin seperti itu, karena kesuksesan bukan hanya terletak dari kesuksesan orang tuanya, tetapi dari tekadnya yang juga kegigihan untuk berjuang menjadi lebih baik dan sukses lebih dari orang tua mereka.
Belajar dan harus bekerja lebih keras, karena hidup tidak hanya bisa mengandalkan warisan.
Apakah Neo juga diam diam menyukai Juliette ?
" Bang, mereka kemana ? "
Tanya Julie yang sudah berdiri di belakang Alan.
" Pulang ke rumah, orang tuanya memanggil.
Temani Abang jalan jalan yuk ! Abang bosan berkutat dengan huruf huruf yang membuat kepala serasa mau pecah "
" Kemana ? "
" Kemana saja, mau ya ! "
Alan menatap lekat wajah Julie yang terlihat berpikir.
" Sudah sana siap siap, jangan kebanyakan mikir "
Ujar Alan mendorong badan Julie dengan bantal kursi.
Jaga diri jangan sampai bersentuhan dengan Julie walaupun hanya bajunya, bisa bahaya, dirumah hanya ada mereka berdua.
Cepat Julie berlari menaiki anak tangga untuk bersiap siap, dia juga mendadak bosan hanya di rumah ke kampus lalu balik lagi ke rumah.
...*****...
Papa Elang menatap wajah kedua putranya secara bergantian dengan bibir yang terkatub rapat, Mama Freya yang menunggu suaminya akan mengatakan apa jadi gemes sendiri.
" Mas, jika kau terus berwajah seperti itu, aku jadi mengingat ketika diam diam aku sudah jatuh cinta padamu, ingin rasanya kembali mencuri ciuman darimu, bagaimana sensasinya ya ? Aku lupa "
Bisik Mama Freya tanpa melihat kedua putranya yang juga tengah menunggu apa yang ingin dikatakan oleh Papanya.
Mendengar bisikan nakal dari istrinya, Papa Elang melototkan kedua matanya.
" Looov, jangan mulai ! "
Suara Papa Freya menggeram, dia akan mudah terpancing jika Mama Freya mulai sedikit genit.
Bara dan Neo saling menendang kaki.
Mereka sudah dewasa dan bisa membaca situasi, tapi melihat wajah Papanya yang tidak berubah, keduanya tidak berani berkomentar.
Ekhem.
Papa Elang berdehem pelan.
" Papa bermaksud memperkenalkan kalian, tepatnya salah satu dari kalian pada anak teman Papa "
Papa Elang tidak pakai basa basi, langsung ke inti persoalan.
Bara dan Neo kembali saling memandang.
" Perjodohan ? "
Tanya Bara dengan hati berdebar.
" Hem, siapa yang bersedia ? "
Papa Elang kembali menatap keduanya.
" Pa, sekarang ...."
" Hanya berkenalan, selanjutnya kalian bisa memulai proses pertemanan lalu....Papa tidak harus menjabarkan apa yang harus kalian lakukan, kalian pasti cukup faham kemana arah selanjutnya "
Potong Papa Elang sebelum Neo melanjutkan kata penolakan.
" Mungkin Bara bersedia "
Neo melempar bola.
Kedua mata Bara melotot tajam.
" Kau jangan terus cari gara gara Neo ! Tadi kau membakar Alan, sekarang aku, apa mau-mu ? "
Bara mengetatkan rahangnya dengan geram.
Kenapa setelah mengetahui Bara sudah memiliki kekasih dan Alan sedang meyakinkan hatinya hendak mengejar Julie, Neo menjadi usil.
" Kalau kau berani berterus terang jika kau sudah memiliki kekasih, aku yang akan bersedia diperkenalkan oleh anak teman Papa, kan cuma kenalan ? Apa susahnya, aku jamin anak teman Papa juga tidak setuju, selanjutnya....Urusan selesai, aku jamin perjodohan tidak akan dilanjutkan "
Yakin bener bang Neo.
Bara menatap wajah Papa Elang yang masih terus menatap keduanya dengan tatapan yang tajam.
" Mau menerima tantangan ku ? "
Neo masih berbisik.
Bara menghembuskan napas pelan.
" Pa, aku. ...."
" Kau bersedia ? "
" Bu-bukan, aku hanya ...."
Bara masih belum yakin untuk berterus terang.
" Kau sudah memiliki kekasih ? "
Mama Freya berpindah duduk di sebelah Bara.
Bara memejamkan matanya sesaat, lalu mengangguk pelan, gantian Neo yang melotot, Bara menyeringai puas.
" Anak siapa dia ? "
Tanya Papa Elang dari tempat dirinya duduk.
Bara terpekur menatap lantai, dia sendiri belum begitu mengenal Fatimah, siapa orang tua dan keluarganya.
Bara tidak berani menjawab.
" Bara Putra Erlangga "
Duh, Papa Elang kalau sudah menyebut nama putranya dengan lengkap, sudah bisa dipastikan jika dia sedang tidak senang dan tidak sabar menunggu.
" Papa bangga memiliki dua anak laki-laki yang betul betul laki laki, bukan seperti mental perempuan yang terjebak di dalam tubuh seorang pria, kau bisa berterus terang ? "
Bara melayangkan tatapan membunuh pada Neo yang terlihat sedikit merasa bersalah dengan tantangannya barusan pada Bara, harusnya dia melindungi Bara, bukan membuat saudara kembarnya menjadi dilema.
" Mas, mungkin Bara baru mengenal gadis itu saja, belum keluarganya "
Mama Freya tipe ibu ibu pada umumnya yang akan menjadi tameng untuk anak anaknya di hadapan suaminya.
" Keluarga kita tidak seperti itu lov, kita tidak boleh sembarangan menjalin hubungan dengan sesorang hanya untuk sekedar bermain main, jadi jika sudah memutuskan ingin berteman yang lebih serius, harus tahu semua siapa dia, bukan masalah taraf ekonominya tetapi Mas hanya bertanya anak siapa ? "
Papa Elang sedikit melunak intonasi suaranya ketika berbicara dengan Mama Freya, tidak seperti kepada kedua putranya.
" Aku masih baru hendak mengenal orang tuanya Pa, tetapi aku serius dengan gadis itu "
Huh, Bara menghembuskan napas lega setelah berani berterus terang.
" Seberapa seriusnya ? Kau bersedia jika Papa akan memintanya pada orang tuanya ? "
" Jangan Pa ! "
Bara menolak cepat.
" Kenapa ? Kau bilang kau serius ? Untuk apa pacaran lama lama, jangan coba coba mencicipi jeratan dosa walau sedikit "
Papa Elang sekilas melirik Mama Freya yang juga tengah menatapnya.
Sepertinya kejadian itu baru kemarin saat Papa Elang dan Mama Freya hampir kebablasan.
" Dia belum berusia delapan belas tahun Pa, itu tidak mungkin "
Papa Elang tertegun mendengar alasan Bara.
Bagaimana bisa putranya bisa mengalami takdir yang hampir sama seperti dirinya dulu.
...*****...
...🌻🌻🌻🌻🌻...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Safitri Agus
cinta beda usia sudah biasa namanya juga keturunan Tiger,😅
2024-09-04
0
Mmh dew
ulang ulang lagi ta pernah bosen❤🧡💛💙💙💜
2024-07-26
0
Magda Nuraini Nursyirwan
membaca kembali lanjutin kisah indahnya author R,💞
2024-06-15
0