8. Tidak peka

Fatimah hanya duduk diam dibawah pohon, wajahnya menengadah menatap awan dari sela sela dedaunan tempat ia duduk area kampus.

Dia mencoba menggambarkan seperti apa sosok Ibunya sekarang, sosok yang hanya dapat dilihatnya di foto foto ketika Papa dan Mamanya menikah, setelah itu tidak ada lagi.

" Apakah dompetmu ketinggalan lagi ? Kau membutuhkan uang pinjaman ? "

Fatimah menoleh, malaikat penolongnya kemarin duduk di sebelahnya, tetapi tidak melihat ke arah Fatimah, tatapannya lurus ke depan, entah apa yang diperhatikannya.

" Enggak, hari ini aku membawa dompetku, ini uang kemarin yang aku pinjam "

Fatimah menyodorkan selembar uang seratus ribuan pada Bara.

Bara mengacuhkannya.

" Bang, ini uang Abang "

" Kemarin aku bilang itu untukmu, aku tidak memberikan hutangan tetapi memberikan dengan cuma cuma "

Bara bangkit dari duduknya, berjalan meninggalkan Fatimah yang masih duduk di bangku semula.

" Boleh aku tahu nama Abang ? "

Fatimah mensejajari langkah Bara menuju parkiran.

" Untuk apa ? Aku tidak lagi ke kampus seperti dirimu, jadi tidak ada gunanya "

" Oh, jadi Abang sedang menyusun ya ? "

" Hemm "

Fatimah terus mengikuti langkah kaki Bara sampai di tempat Bara memarkirkan sepeda motornya.

" Beritahu nama Abang atau aku ikut kemana Abang pergi "

Beuh, Fatimah sudah pandai mengancam sekarang.

Bara tersenyum tipis, nyaris tidak terlihat, dia ingin mencoba apakah gadis itu benar benar ingin mengikutinya.

Dengan gayanya seperti biasa yang acuh acuh menyebalkan, Bara naik ke atas jok motornya, Fatimah ikut naik.

Bara menaikkan sebelah alisnya, mulai menstater motornya dan perlahan meninggalkan parkiran kampus dan membiarkan Fatimah berada di jok belakang.

Fatimah sendiri takut takut berani, dia tidak menyangka jika sosok yang dijulukinya sebagai malaikat penolong benar benar tidak mau menyebutkan siapa namanya.

Bara bisa melihat jika wajah Fatimah sedikit pucat dan mau menangis.

Bara jadi kasihan.

Tenyata dia takut juga.

Bara mengehentikan laju motornya di tepi jalan.

" Aku akan mengantarkan mu kemana ? "

Tanyanya lewat kaca spion.

Fatimah memukul punggung Bara pelan.

" Abang menakutiku "

Ucapnya dengan mengerjab ngerjabkan kedua kelopak matanya agar tidak jadi menangis.

" Makanya jangan sok berani, apa kau tidak takut jika aku menculik-mu ? "

" Takut "

" Ya sudah, sebutkan alamat mu ! Biar aku mengantarkan mu pulang "

Fatimah menyebutkan alamat rumahnya, Bara segera memacu motornya sedikit kencang menuju alamat yang Fatimah sebutkan.

Karena takut jatuh, Fatimah berpegangan pada jaket yang Bara kenakan.

Bara hanya bisa tersenyum tipis.

" Jangan pernah melakukan itu pada laki laki lain, mereka bisa saja mereka memanfaatkan kepolosan mu "

Pesan Bara saat motornya sudah berhenti tepat di depan pintu pagar rumah Om Sam.

" Iya, tapi nama Abang siapa ? "

" ketik nomor ponselmu, aku akan memberitahukan kamu nanti "

Bara menyodorkan ponselnya pada Fatimah.

" Masuklah ! Mau nunggu apa lagi ? Mau ikut aku pulang ? "

Bara tersenyum miring sembari memasukkan ponsel ke dalam saku jaketnya setelah Fatimah menyimpan nomor ponselnya ke dalam ponsel Bara.

Fatimah menggelengkan kepalanya, lalu membuka pintu pagar, tanpa mengucapkan apa apa Bara berlalu dengan sepeda motornya.

Cie cie, diem diem bang Bara mulai mengejar gadis ya ?

Kalah Papa Elang ketika muda nih.

...******...

Hari sudah menunjukkan pukul lima sore, biasanya Julie sudah sampai rumah dari dua jam yang lalu tapi sekarang belum juga sampai.

Bara, Neo dan Alan mendadak tidak lagi suka makan diluar, mereka lebih suka makan masakan Julie walaupun rasanya biasa saja.

" Kenapa dia belum sampai rumah ? "

Neo melongokkan kepalanya ke luar pagar rumah.

" Kemana sih dia, jam berapa lagi dia mau sampai "

Bara ikut menggerutu.

" Astagfirullah "

Alan yang sedang bermain game disela sela dia menyusun skripsi berseru sembari menepuk jidatnya.

" Kenapa ? "

Tanya Bara.

" Aku belum memberitahukan bahwa dirinya sudah boleh pulang karena ibu ratu sudah kembali "

" Alan, kenapa kau menyiksa anak orang ? "

Sembur Bara melotot.

" Sori, lupa "

Alan segera membuat panggilan.

[ Halo Juliette, kamu dimana ]

[ Di mesjid kampus, Bang ]

[ Ngapain ? ]

Julie terdengar berdecak dari seberang sana.

Alan terkekeh.

[ Maaf Juliette, Abang lupa memberitahumu seperti janji Abang, karena ini kesalahan Abang, tunggu saja di dalam mesjid, Abang jemput, oke ]

Tanpa menunggu jawaban dari Julie, Alan menyambar kunci kontak motornya.

" Kau naksir padanya ? "

Tanya Neo melihat Alan memakai jaketnya.

" Aku harus baik pada orang lain terutama pada perempuan agar adikku juga mendapatkan perlakuan yang sama dari orang lain, itu pesan Papa "

" Tapi pada Julie kau berbeda, jika pada perempuan lain, kau yang mendapatkan perlakuan manis, tetapi dengan Julie...."

Alan hanya terkekeh sembari berlalu menjemput Julie di kampus.

...******...

Aisyah berjalan pelan menuju cafe tempat dia dan Om Sam berjanji untuk bertemu.

Aisyah, perempuan dewasa yang sudah memasuki usia kepala empat, tidak lagi harus malu malu untuk bertemu dengan mantan suaminya.

Siang tadi, dia memutuskan untuk menghubungi Om Sam, setelah petugas security di sekolah tempat dia mengabdikan diri selama ini memberikan kartu nama dan pesan dari mantan suaminya.

Aisyah mengedarkan pandangannya menatap sekeliling cafe, sorot matanya berhenti pada sosok yang juga tengah menatapnya.

Degup jantungnya mendadak berdetak kencang, degup yang tidak pernah ada selama ini, bahkan pada beberapa pria yang pernah mendekatinya.

Om Sam berdiri, menunggu Aisyah berjalan mendekat.

Dengan sikap elegan seorang pria, Om Sam menggeserkan kursi untuk Aisyah duduk di depannya.

" Terimakasih "

Ucap Aisyah pelan sembari menenangkan debaran jantungnya.

" Bagaimana kabarmu ? "

Om Sam jadi grogi sendiri, ternyata usia matang tidak bisa menghilangkan kegugupan bertemu mantan istri, mungkin jika sudah memiliki istri lagi, pasti tidak akan segugub ini.

Begitu pikir Om Sam.

" Seperti yang Abang lihat, bagaimana kabar Fatimah "

Ah, Aisyah keceplosan, harusnya dia pura pura tidak tahu, tapi sudahlah.

" Baik, sangat baik "

Om Sam yakin jika Aisyah mendapatkan semua info tentang Fatimah pasti dari Malika atau Dinda.

Tapi kalau dari Dinda tidak mungkin, karena Om Sam tahu jika Dinda sangat kecewa dengan Aisyah yang lebih mementingkan egonya dari pada putrinya sendiri.

" Tidakkah kamu berkeinginan ingin menemui Fatimah ? "

Om Sam to the point, dia menginginkan Aisyah menghubungi dirinya untuk membicarakan perihal anak mereka bukan hal yang lainnya.

" Apakah dia ingin bertemu dengan ku ? Pasti dia sangat membenci aku, iya kan ? "

Om Sam lebih memilih tidak menjawab.

" Kali ini Abang mohon, cobalah untuk menemui dirinya, berpura pura-lah jika kamu merindukan dirinya, Aish, agar dia merasa kau tidak membenci dirinya, lakukan itu demi Fatimah, jangan limpahkan kebencian-mu pada Abang dengan anak kita, Aish "

" Itulah Abang, dari dulu Abang tidak berubah, Abang hanya menginginkan anak tanpa pernah menginginkan ibunya, dan aku sudah memberikan apa yang Abang mau, satu lagi, jangan menuduh jika aku tidak pernah merindukan darah daging-ku sendiri, Abang tidak pernah tahu bagaimana tahun tahun yang aku lewati dengan merindukan dirinya dalam diam, hingga aku sangat sulit untuk memejamkan mata "

Aisyah meluapkan apa yang dipendamnya selama ini, matanya sudah mengembun menahan tangis, tidak ada gunanya terus memendam apa yang dirasakannya, karena mantan suaminya sama sekali tidak peka.

Om Sam menatap Aisyah dengan pandangan nanar.

" Jadi selama ini ? "

" Abang menganggap aku ibu yang kejam ? Abang yang tidak pernah tahu bagaimana perasaanku "

Aisyah tergugu, cepat ia berlari masuk ke dalam toilet.

...*****...

...🌻🌻🌻🌻🌻...

Terpopuler

Comments

Safitri Agus

Safitri Agus

kurasa kisah om Sam dgn Ais yg paling sedih,bersatu, kemudian berpisah, syukurlah di oksk 3 diselipkan lagi kisah mereka, sehingga bisa bersatu kembali semua demi Fatimah

2024-09-04

0

Just Rara

Just Rara

benar kata aisyah tak ada seorang ibu yg tdk mencintai anaknya😭

2022-02-24

1

Murni Agani

Murni Agani

jukie emang jodoh bang alam. cos cuek cwekny😂

2022-02-22

0

lihat semua
Episodes
1 1.Prolog
2 2. Dia tidak termasuk
3 3. Malaikat penolong.
4 4. Rencana kejutan
5 5. Gara gara uang seratus ribu
6 6. Calon Pacar
7 7. Merindukan Tyo
8 8. Tidak peka
9 9. Ajakan Rujuk
10 10. Tragedi celana dalam
11 11. Bawa aku !
12 12. Aku tidak membutuhkan ibu
13 13. Pacaran dengan Abang
14 14. Kau carilah target lain
15 15. Butuh waktu
16 16. Takdir yang hampir sama
17 17. Hantu pohon mangga
18 18. Memberikan waktu Satu Minggu
19 19. Bukan pria yang pantas
20 20. Kalah telak
21 21. Cemburu
22 22. Ajakan bersaing
23 23. Ikut mengantri
24 24. Aku bisa hamil
25 25. Cinta tidak untuk diterjemahkan
26 26. Surat Perjanjian
27 27. Jangan terlalu kejam padaku
28 28. Selamat jalan kekasih
29 29. Patah hati
30 30. Gelas gelas kaca
31 31. Malu atau tidak mau
32 32. Dokter jagal
33 33. Cubit cubitan
34 34. Sepuluh bulan lagi
35 35. Awas air liur mu
36 36. Aku bukan lelaki pilihan.
37 37. Malu malu tapi berharap
38 38. Mencari jodoh untuk Laura
39 39. Sudah sangat kebelet
40 40. Kencan buta
41 41. Alan yang pemaksa
42 42. Mata mata.
43 43. Beda satu huruf
44 44. Seperti burung camar
45 45. Simpan tatapan itu
46 46. Opa rasa Papa
47 47. Cantik-cantik jorok.
48 48. Seperti minum obat
49 49. Mendapatkan hukuman
50 50. Semakin Gila
51 51. Ancaman
52 52. Memperbaiki sikap
53 53. Cuma dipandang pandang
54 54. Teman tapi menikah
55 55. Pernikahan ( 1 )
56 56. Pernikahan ( 2 )
57 57. Pernikahan ( 3 )
58 58. Pernikahan ( 4)
59 59. Terpedaya
60 60. Pak Guru banyak akalnya
61 61. Test drive
62 62. Lupa Rasa
63 63. Second honeymoon
64 64. Mulai Perburuan
65 65. Kau kejam, Quin.
66 66. Bermalam di rumah sakit
67 67. Pindah tidur
68 68. Tidak bisa fokus
69 69. Ketika Papa Wahyu ngambek
70 70. Resah
71 71. Rahasia Perusahaan
72 72. Lebih beruntung
73 73. Eksperimen
74 74. Rencana
75 75. Belajar mencintai
76 76. Pembullyan
77 77. Keinginan Alan
78 78. Para cicit sedang OTW
79 79. Rencana second honeymoon Kembali
80 80. Ambang Batas
81 81. Cara Arjuna
82 82. Galau
83 83. Permintaan
84 84. Hasil Perbuatan.
85 85. Pondasi yang tidak kuat
86 86. Pengutit
87 87. Melepaskan semua
88 88. Drakula betina
89 89. Jujur
90 90. Dua atau tiga tahun lagi ( end )
91 91. Bonchap
92 92. Bonchap
93 93. Bonchap
94 94. Bonchap
95 95. Bonchap
Episodes

Updated 95 Episodes

1
1.Prolog
2
2. Dia tidak termasuk
3
3. Malaikat penolong.
4
4. Rencana kejutan
5
5. Gara gara uang seratus ribu
6
6. Calon Pacar
7
7. Merindukan Tyo
8
8. Tidak peka
9
9. Ajakan Rujuk
10
10. Tragedi celana dalam
11
11. Bawa aku !
12
12. Aku tidak membutuhkan ibu
13
13. Pacaran dengan Abang
14
14. Kau carilah target lain
15
15. Butuh waktu
16
16. Takdir yang hampir sama
17
17. Hantu pohon mangga
18
18. Memberikan waktu Satu Minggu
19
19. Bukan pria yang pantas
20
20. Kalah telak
21
21. Cemburu
22
22. Ajakan bersaing
23
23. Ikut mengantri
24
24. Aku bisa hamil
25
25. Cinta tidak untuk diterjemahkan
26
26. Surat Perjanjian
27
27. Jangan terlalu kejam padaku
28
28. Selamat jalan kekasih
29
29. Patah hati
30
30. Gelas gelas kaca
31
31. Malu atau tidak mau
32
32. Dokter jagal
33
33. Cubit cubitan
34
34. Sepuluh bulan lagi
35
35. Awas air liur mu
36
36. Aku bukan lelaki pilihan.
37
37. Malu malu tapi berharap
38
38. Mencari jodoh untuk Laura
39
39. Sudah sangat kebelet
40
40. Kencan buta
41
41. Alan yang pemaksa
42
42. Mata mata.
43
43. Beda satu huruf
44
44. Seperti burung camar
45
45. Simpan tatapan itu
46
46. Opa rasa Papa
47
47. Cantik-cantik jorok.
48
48. Seperti minum obat
49
49. Mendapatkan hukuman
50
50. Semakin Gila
51
51. Ancaman
52
52. Memperbaiki sikap
53
53. Cuma dipandang pandang
54
54. Teman tapi menikah
55
55. Pernikahan ( 1 )
56
56. Pernikahan ( 2 )
57
57. Pernikahan ( 3 )
58
58. Pernikahan ( 4)
59
59. Terpedaya
60
60. Pak Guru banyak akalnya
61
61. Test drive
62
62. Lupa Rasa
63
63. Second honeymoon
64
64. Mulai Perburuan
65
65. Kau kejam, Quin.
66
66. Bermalam di rumah sakit
67
67. Pindah tidur
68
68. Tidak bisa fokus
69
69. Ketika Papa Wahyu ngambek
70
70. Resah
71
71. Rahasia Perusahaan
72
72. Lebih beruntung
73
73. Eksperimen
74
74. Rencana
75
75. Belajar mencintai
76
76. Pembullyan
77
77. Keinginan Alan
78
78. Para cicit sedang OTW
79
79. Rencana second honeymoon Kembali
80
80. Ambang Batas
81
81. Cara Arjuna
82
82. Galau
83
83. Permintaan
84
84. Hasil Perbuatan.
85
85. Pondasi yang tidak kuat
86
86. Pengutit
87
87. Melepaskan semua
88
88. Drakula betina
89
89. Jujur
90
90. Dua atau tiga tahun lagi ( end )
91
91. Bonchap
92
92. Bonchap
93
93. Bonchap
94
94. Bonchap
95
95. Bonchap

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!