Julie pulang menjelang sore, ketika tangannya hendak membuka pintu pagar, ia tercenung.
Astagfirullah, kenapa aku bisa lupa, ah bodo.
" Kenapa sore baru pulang ? Pasti kamu dari pacaran kan ? Kuliah baru semester satu sudah mikirin pacaran, belajar saja yang bener ? "
Semprot Neo di depan pintu.
Julie sampai terjengkit kaget.
" Jam kuliahku memang sampai sore bang, jangan nuduh ! "
Julie menjawab sewot.
Dia ini kenapa sih, aku baru satu malam disini, gayanya seperti aku adiknya saja.
" Ya sudah, buruan masak ! "
Ujarnya berlalu dari hadapan Julie.
" Masak apa ? "
Julie mengikuti langkah Neo.
Neo membalikkan badannya, untung Julie sedang konsentrasi, kalau tidak sudah nabrak badan Neo yang menyebalkan.
" Tadi malam kan sudah aku bilang, opor ayam, aku rindu rumah, jangan bilang gak tahu "
" Bang...."
Belum sempat Julie menjawab, Neo langsung menghilang di balik pintu kamarnya.
Apa yang mau dibuat opor ? Jempol kaki, itu yang aku lupa, kenapa tidak mampir ke supermarket yang kemarin tadi.
Julie membanting tasnya begitu saja diatas kursi tamu.
Dia kesel, pulang dari kampus pengen istirahat, tapi masih ada tugas yang menunggunya.
Tok
tok
tok
Kepala Alan nongol dari balik pintu.
Melihat Julie yang ada di depan pintu kamarnya, Alan bersandar di daun pintu sembari melipat kedua tangannya di atas dada.
Gayanya benar benar sok cool, tapi memang keren sih, sayang, play boy cap badak bercula.
" Bang, kemarin kan enggak ada beli ayam, tuh, bang Neo minta di buatkan opor, kaya' lebaran saja, memang dia kenapa ? Lagi ngidam ? "
" Juliette... Kamu kepo tentang Om Neo, atau minta uang untuk beli ayam atau minta anterin ? "
Julie menggaruk garuk kepalanya yang mendadak gatal.
" Gak ada "
Julie berbalik, gegas berjalan keluar, pergi ke supermarket dengan menggunakan ojek online.
...******...
" Dih, gaya bener beli ayam di supermarket, sok anak orang kaya "
Suara ejekan terdengar dari arah belakang ketika Julie menunggu mbak kasir menghitung belanjaan yang diambil Julie.
Julie memutar bola matanya jengah.
Sonya dan Zizi berdiri di belakangnya, teman satu kos yang selalu julid dengan Julie, mereka berdua termasuk orang yang menyebabkan Julie harus keluar dari kos kos'an dan yang menyebabkan Julie terpaksa keluar karena sudah tidak betah untuk terus bertahan, bisa makan ati Julie jika terus bersama mereka.
" Jangan jangan itu ayam cuma di **** saja untuk teman makan nasi, lalu di simpan lagi biar awet "
Tambah Sonya.
Zizi tertawa, mbak kasir hanya meringis.
" Ayam itu bukan untuk di **** oleh Juliette seperti yang kamu katakan, ini hanya untuk kucing "
Sela Alan yang sudah berdiri di depan seberang meja kasir.
Dahi Julie berkerut, sejak kapan Alan ada di supermarket, bukankah tadi ketika Julie berangkat dari rumah dia masih ada di kamar ?
Sonya dan Zizi melongo.
Gila, ganteng banget tuh cowok, pakai mengangkatkan belanjaan Julie lagi.
Julie melambaikan tangannya bak seorang ratu pada Sonya dan Zizi, sembari melangkah mengikuti langkah kaki Alan di belakang.
" Ngapain Abang ke sini ? Bukankah tadi masih ada dirumah ? "
" Sudah, ayo pulang ! Bentar lagi magrib, anak kecil gak boleh keluyuran di luar "
Alan baik ke atas jok motornya, Julie naik di boncengan.
...*****...
Mereka berempat sudah duduk di kursinya masing masing.
Bara dan Neo menatap opor ayam khas Julie yang di buatnya tadi dengan panduan dari internet.
" Lan, kau makan duluan ! "
Perintah Bara seperti bos dengan wajah datar.
" Kenapa aku ? Yang minta kan Om Neo, dia dulu dong "
Alan menghindar, dari tampilannya terlihat sangat kurang meyakinkan.
" Jul, coba kau rasa "
Neo justru memerintah Julie.
Julie menghembuskan napas jengah.
Dengan tenang dia menyendok nasi dan sepotong opor ayam buatannya sendiri.
" Bismillah....."
Ucapnya pelan.
Julie memasukkan nasi dan secuil daging ayam ke dalam
mulutnya, kedua bola matanya membulat dengan sempurna lalu Julie menangis.
" Kenapa ? Gak enak ya Juliette ? Sudah tidak usah di makan ! "
Cegah Alan menggeser piring nasi Julie ke tengah meja.
" Jangan bang, aku lapar, sudah capek capek membuatnya, mana kuota internet ku habis gara gara harus memutar ulang cara membuatnya "
Julie kembali menarik piring nasinya.
" Tapi....."
" Rasa opornya seperti masakan ibuku, bang, aku kan jadi rindu kedua orang tuaku "
Julie kembali melanjutkan makannya, melihat Julie makan dengan tenang, eh, padahal tadi barusan nangis, air mata buaya. Bara, Neo dan Alan ikut makan.
Ketika ketiganya sudah sama sama merasakan masakan Julie, semuanya sama sama diam tidak berkomentar.
" Rasanya sangat berbeda, tetapi tidak buruk "
Terdengar lirih suara Neo.
" Tidak akan ada yang bisa menyamai rasa buatan Oma, tidak juga Mama "
Jawab Bara.
Alan diam saja melanjutkan makannya tanpa berkomentar.
...*****...
" Mas, besok pagi, aku dan Quin akan berkunjung ke tempat anak anak "
Mama Freya menepuk nepuk bantalnya, agar enak saat ia meletakkan kepalanya nanti.
" Nginep ? "
Mama Freya tertawa.
" Enggaklah Mas, cuma berjarak dua jam saja pakai nginep, anak anak saja yang malas pulang setiap hari "
Papa Elang meletakkan kepalanya di bantal berbaring menyamping.
" Anak anak masih belum terbiasa jika Opa dan Omanya sudah tidak ada, mereka berdua terlalu dekat dengan Almarhum Mama "
Ujar Papa Elang pelan.
" Biarkan mereka mandiri ! Aku dan Quina akan membuat kejutan untuk mereka, apakah Neo masih suka malas membereskan kamar ? "
" Sekalian cek, apakah mereka memasukkan perempuan ke dalam rumah "
Imbuh Papa Elang.
" Mas, mereka berdua kan mirip kamu, dingin terhadap perempuan, beda dengan Alan, mana mungkin itu terjadi "
Papa Elang mendesah.
" Iya, bagaimana bisa dia sangat mirip dengan Bang Yo, sama sekali tidak ada mirip miripnya dengan Wahyu "
" Tapi Alan baik Mas, sama seperti Papanya, selebihnya memang turunan Opanya "
" Apakah kamu tidak kesepian lov ? Anak anak tidak ada yang disini kecuali Laura dan Alana "
" Enggaklah Mas, masih ada Mama, Papa dan yang lainnya, walaupun setelah kepergian Mama Clara dan Papa Tyo, tempat ini seakan kurang lengkap, asal bersama semua keluarga dan Kamu, tidak membuat aku sepi, tapi andai saja Bara dan Neo memiliki adik, kamu sih Mas, gak mau nambah "
Papa Elang tersenyum
" Mas, ingin seperti Almarhum Papa dan Mama, banyak menghabiskan waktu bersama, Bara dan Neo sudah cukup, kelak mereka sudah menikah, akan bertambah juga anggota keluarga ini.
Sekarang mendekat-lah sini ! "
Papa Elang menarik pinggang Mama Freya agar bisa dipeluknya.
" Kita akan mengulang sejarah Almarhum Papa dan Mama "
" Maksudnya ? "
Mama Freya mendongakkan kepalanya.
" Setelah kepergian Mama yang lebih dahulu, Almarhum Papa sering berkata bahwa almarhum Papa tidak bisa tidur karena Mama tidak berada di pelukannya, seperti itu malam malam yang mereka lakukan, Mas juga ingin seperti itu lov, memelukmu sepanjang malam.
Sekarang tidurlah ! Bukankah besok pagi pagi akan berangkat memberi kejutan pada mereka ? "
" Iya, aku jadi tidak sabar, bagaimana mereka ketika kami sudah berada di depan pintu "
Mama Freya tertawa bahagia, hanya membayangkan-nya saja.
...******...
...🌻🌻🌻🌻🌻🌻...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Junnie Huang
🤗🤗🤗🤗🤗
2024-08-14
0
Laila Molek
sedih..papa Tyo dan mama Clara.udah tiada...😢😥😥
2022-02-25
1
Just Rara
freya dan quin yg bakalan terkejut😁😁😁
2022-02-22
1