12. Aku tidak membutuhkan ibu

Tring.

Bunyi pesan masuk dari ponsel yang Fatimah lemparkan secara asal di atas ranjang, mengalihkan perhatian Fatimah.

Fatimah yang sedang sedang nonton film horor di komputer lipatnya, menatap sekilas, terlihat sederet angka tanpa nama pada layar ponsel.

Jarinya menekan tombol buka pada ikon berwarna hijau.

[ Hai, belum tidur kan ? Namaku....Aku punya teka teki, jika kamu bisa menjawab namaku, aku akan memberikanmu hadiah ]

Ah, Malaikat penolong.

Gumam Fatimah pelan, sejak dua hari yang lalu, dia diantarkan pulang ke rumah, pria yang hanya nama saja tidak mau memberitahukan, tidak ada menghubungi dirinya sama sekali.

[ Apa ? ]

[ Apa yang kamu lihat pada api yang menyala ? ]

Fatimah berpikir sebentar, lalu menjawab asal.

[ Bara ]

[ Pintar, itu namaku, kelak jika ada takdir, kamu akan tahu arti nama itu ]

[ Maksudnya ]

[ Kamu mau jadi kekasihku ]

Fatimah membulatkan matanya, bagaimana bisa pria itu menanyakan hal yang konyol seperti ini, mereka baru bertemu dua kali.

[ Apa Abang bercanda ? ]

[ Tidak ]

[ Apa Abang jatuh cinta padaku saat pertama kali melihat ku ? ]

C'mon Fatimah, jangan terlalu percaya diri.

[ Tidak ]

[ Kenapa menginginkan aku jadi pacar Abang ? ]

[ Berdasarkan intuisi, jika kamu menerima tawaran ku, baru aku akan jatuh cinta padamu, aku tidak mau seperti orang lain yang jatuh cinta duluan baru menembak untuk jadi kekasihnya, bikin capek perasaan, jatuh cinta harus pada orang yang tepat ]

[ Boleh aku berpikir ]

[ Oke, lima menit ]

Terlihat dari obrolan, jika Bara langsung tidak online

Huh,

Fatimah mengembuskan napas kuat, dia mencoba menimbang nimbang dan menyelami cara berpikir Bara.

Ada benarnya juga, kalau jatuh cinta dulu, kita tidak tahu apakah dia menyukai juga ? Atau jangan jangan dia sudah memiliki kekasih, bahagia belum tentu, patah hati sudah pasti.

[ Bang, aku mau jadi kekasihmu ]

Belum sampai lima menit, Fatimah sudah mengirimkan pesan jawaban bahwa ia setuju jadi kekasih Bara.

[ Oke, sekarang tidurlah ! Aku akan menemui-mu besok di kampus ]

Setelah itu tidak ada lagi saling berbalas pesan.

Tok

tok

tok.

Ketukan halus di pintu membuat jantung Fatimah yang sudah berdebar debar karena ungkapan yang aneh dari pria yang baru ia kenal, semakin berdebar mendengar pintu kamarnya diketuk.

" Baby, kamu sudah tidur ? "

Suara lembut Om Sam terdengar dari balik pintu.

" Sudah "

Om Sam membuka pintu sembari terkekeh.

" Kamu bisa saja, sudah tidur kok bisa menjawab "

Om Sam mendudukkan bokongnya di tepi ranjang, Fatimah yang sedang rebahan dengan posisi telungkup segera duduk.

" Ada apa Pa ? Kelihatannya ada yang mau dibicarakan ? "

Fatimah menatap wajah Papanya yang terlihat sedikit serius.

" Baby, kalau Papa rujuk dengan Mamamu bagaimana ? "

Om Sam langsung ke inti pembicaraan, karena selama dua hari ini, Om Sam sudah menemui kedua orang tua Aisyah, mengutarakan maksud keinginan mereka untuk rujuk, bukan hanya demi Fatimah saja, tetapi untuk kebahagiaan mereka juga.

Kedua orang tua Aisyah menyerahkan keputusan pada Aisyah sendiri, terus bertahan dengan menyandang status janda sangat membuat tidak nyaman dan membikin telinga panas karena omongan tetangga tidak pernah berhenti bergunjing.

Alfian sendiri ketika diberitahukan tentang niat Om Sam, sangat tidak percaya, ia menganggap Om Sam hanya bercanda.

" Kenapa harus menunggu lama baru menyadari bahwa kalian berdua saling mencintai ? Kalian benar benar bodoh, hampir delapan belas tahun kalian terus sendiri ? Apa yang membuat kalian sama sama gengsi ? Sam Sam....Kalian hanya membuang buang waktu dengan sia sia "

Begitulah ucapan Alfian ketika Om Sam mengatakannya kemarin.

" Demi apa kalian rujuk ? Demi aku ? Tidak perlu ! Aku tidak membutuhkan seorang perempuan yang bernama Ibu "

Fatimah langsung menelungkupkan kembali tubuhnya.

" Waktu tidak dapat di putar kembali, dimana dia ketika aku masih bayi ? Ketika hanya Asi yang menjadi sumber makanan untuk tubuhku yang tidak berdaya ? Dimana dia ketika malam malam sepiku hanya berselimutkan selimut hangat dan Box yang dingin ? Dimana dia ? Walaupun ada Tante Dinda, dia hanya Tanteku, bukan ibuku.

Aku tidak ubahnya seperti seorang yatim ketika itu, pernahkah dia memikirkan itu ? "

Fatimah menangis.

Om Sam mengusap wajahnya dengan telapak tangannya.

" Sayang, karena kami saling mencintai "

Om Sam berucap pelan, kerongkongannya terasa tercekat, dia tahu jika tidak mudah untuk mendapatkan maaf dari Fatimah.

Fatimah kembali duduk.

" Cinta ? Kemana cinta itu ketika kalian berdua memutuskan untuk bercerai ? Kenapa baru sekarang mengatas namakan cinta.

Kalau Papa ingin rujuk, silahkan ! Aku tidak akan menghalanginya, aku tahu Papa membutuhkan seorang wanita untuk berada di sisi Papa, tapi aku tidak membutuhkan seorang ibu, dan aku akan kembali kerumah Om Al, aku tidak mau serumah dengan wanita yang telah mengabaikan aku selama tujuh belas tahun lebih dahulu "

Setelah mengatakan keberatannya, Fatimah meninggalkan Om Sam di dalam kamarnya.

Fatimah berjalan cepat menuju kamar mbak Poni, Art yang selama enam tahun ini menemani Fatimah ketika Om Sam selalu sibuk dengan urusan pekerjaannya.

...******...

" Ada apa sih Bang "

Julie membiarkan rambutnya sedikit acak acakan menuruni anak tangga.

Setelah selesai video call dengan adik laki-lakinya yang masih duduk di bangku SMU, lalu bergantian dengan Bapak dan ibunya, ada pesan masuk dari Alan, memintanya untuk keluar dari kamar.

Alan menatap Julie dengan lucu, memakai piyama bergambar Dora Emon berwarna biru muda, ditambah dengan rambut yang sudah berantakan dan bibir yang maju lima senti kedepan, membuat Alan kangen sama Alana yang masih remaja, baru kelas tiga SMP.

Jarak antara Alan dan Alana cukup jauh, tujuh tahun, membuat Alan begitu menyayangi adiknya, makanya Alan tidak berani berpacaran, cukup tebar pesona saja dimana mana.

Ada yang mendekati, akan Alan layani baik baik, tapi tentu saja dia tidak menerima cinta yang mereka tawarkan.

" Duduklah di sini ! Abang belum mengantuk karena banyak yang mau Abang ketik, terserah kamu mau tidur, main Hp, yang penting temani Abang "

Julie mendelikan kedua matanya.

" Bang itu bukan bagian dari kontrak yang aku tanda tangani "

Julie sudah berbalik naik ke atas tangga.

" Juliette, jangan membicarakan kontrak, kita kan satu rumah, harus saling mendukung "

ckk, alasan.

Julie mendengkus jengkel.

" Aku ngantuk bang "

" Tidur saja disofa !

Eh sebelum tidur, buatkan kopi dong ! Gak perlu pakai gula, cukup dengan tersenyum ketika meletakkan kopinya di depan Abang "

Uhuk uhuk uhuk.

Neo yang baru membuka pintu kamarnya terbatuk batuk mendengarkan ucapan Alan.

Julie memutar bola matanya jengah, lalu berjalan ke dapur tanpa menggubris omongan Alan.

" Jul, sekalian dong ! Tapi aku pakai gula, kopiku tidak berpengaruh dengan senyummu "

Teriak Neo yang sudah duduk di dekat Alan.

Kenapa mereka sungguh menyebalkan sih

Julie menggerutu kesal sembari menghidupkan api kompor.

...******...

...🌻🌻🌻🌻🌻🌻...

...******...

Terpopuler

Comments

Junnie Huang

Junnie Huang

😂😂😂😂😂

2024-08-16

0

Mmh dew

Mmh dew

❤💚💙💜🧡💛

2024-07-26

0

Just Rara

Just Rara

ya wajarlah ya si fatimah marah,kmn ibunya selama 18 tahun,saat dia butuh kasih sayang seorang ibu,ibunya gak ada disampingnya

2022-02-24

0

lihat semua
Episodes
1 1.Prolog
2 2. Dia tidak termasuk
3 3. Malaikat penolong.
4 4. Rencana kejutan
5 5. Gara gara uang seratus ribu
6 6. Calon Pacar
7 7. Merindukan Tyo
8 8. Tidak peka
9 9. Ajakan Rujuk
10 10. Tragedi celana dalam
11 11. Bawa aku !
12 12. Aku tidak membutuhkan ibu
13 13. Pacaran dengan Abang
14 14. Kau carilah target lain
15 15. Butuh waktu
16 16. Takdir yang hampir sama
17 17. Hantu pohon mangga
18 18. Memberikan waktu Satu Minggu
19 19. Bukan pria yang pantas
20 20. Kalah telak
21 21. Cemburu
22 22. Ajakan bersaing
23 23. Ikut mengantri
24 24. Aku bisa hamil
25 25. Cinta tidak untuk diterjemahkan
26 26. Surat Perjanjian
27 27. Jangan terlalu kejam padaku
28 28. Selamat jalan kekasih
29 29. Patah hati
30 30. Gelas gelas kaca
31 31. Malu atau tidak mau
32 32. Dokter jagal
33 33. Cubit cubitan
34 34. Sepuluh bulan lagi
35 35. Awas air liur mu
36 36. Aku bukan lelaki pilihan.
37 37. Malu malu tapi berharap
38 38. Mencari jodoh untuk Laura
39 39. Sudah sangat kebelet
40 40. Kencan buta
41 41. Alan yang pemaksa
42 42. Mata mata.
43 43. Beda satu huruf
44 44. Seperti burung camar
45 45. Simpan tatapan itu
46 46. Opa rasa Papa
47 47. Cantik-cantik jorok.
48 48. Seperti minum obat
49 49. Mendapatkan hukuman
50 50. Semakin Gila
51 51. Ancaman
52 52. Memperbaiki sikap
53 53. Cuma dipandang pandang
54 54. Teman tapi menikah
55 55. Pernikahan ( 1 )
56 56. Pernikahan ( 2 )
57 57. Pernikahan ( 3 )
58 58. Pernikahan ( 4)
59 59. Terpedaya
60 60. Pak Guru banyak akalnya
61 61. Test drive
62 62. Lupa Rasa
63 63. Second honeymoon
64 64. Mulai Perburuan
65 65. Kau kejam, Quin.
66 66. Bermalam di rumah sakit
67 67. Pindah tidur
68 68. Tidak bisa fokus
69 69. Ketika Papa Wahyu ngambek
70 70. Resah
71 71. Rahasia Perusahaan
72 72. Lebih beruntung
73 73. Eksperimen
74 74. Rencana
75 75. Belajar mencintai
76 76. Pembullyan
77 77. Keinginan Alan
78 78. Para cicit sedang OTW
79 79. Rencana second honeymoon Kembali
80 80. Ambang Batas
81 81. Cara Arjuna
82 82. Galau
83 83. Permintaan
84 84. Hasil Perbuatan.
85 85. Pondasi yang tidak kuat
86 86. Pengutit
87 87. Melepaskan semua
88 88. Drakula betina
89 89. Jujur
90 90. Dua atau tiga tahun lagi ( end )
91 91. Bonchap
92 92. Bonchap
93 93. Bonchap
94 94. Bonchap
95 95. Bonchap
Episodes

Updated 95 Episodes

1
1.Prolog
2
2. Dia tidak termasuk
3
3. Malaikat penolong.
4
4. Rencana kejutan
5
5. Gara gara uang seratus ribu
6
6. Calon Pacar
7
7. Merindukan Tyo
8
8. Tidak peka
9
9. Ajakan Rujuk
10
10. Tragedi celana dalam
11
11. Bawa aku !
12
12. Aku tidak membutuhkan ibu
13
13. Pacaran dengan Abang
14
14. Kau carilah target lain
15
15. Butuh waktu
16
16. Takdir yang hampir sama
17
17. Hantu pohon mangga
18
18. Memberikan waktu Satu Minggu
19
19. Bukan pria yang pantas
20
20. Kalah telak
21
21. Cemburu
22
22. Ajakan bersaing
23
23. Ikut mengantri
24
24. Aku bisa hamil
25
25. Cinta tidak untuk diterjemahkan
26
26. Surat Perjanjian
27
27. Jangan terlalu kejam padaku
28
28. Selamat jalan kekasih
29
29. Patah hati
30
30. Gelas gelas kaca
31
31. Malu atau tidak mau
32
32. Dokter jagal
33
33. Cubit cubitan
34
34. Sepuluh bulan lagi
35
35. Awas air liur mu
36
36. Aku bukan lelaki pilihan.
37
37. Malu malu tapi berharap
38
38. Mencari jodoh untuk Laura
39
39. Sudah sangat kebelet
40
40. Kencan buta
41
41. Alan yang pemaksa
42
42. Mata mata.
43
43. Beda satu huruf
44
44. Seperti burung camar
45
45. Simpan tatapan itu
46
46. Opa rasa Papa
47
47. Cantik-cantik jorok.
48
48. Seperti minum obat
49
49. Mendapatkan hukuman
50
50. Semakin Gila
51
51. Ancaman
52
52. Memperbaiki sikap
53
53. Cuma dipandang pandang
54
54. Teman tapi menikah
55
55. Pernikahan ( 1 )
56
56. Pernikahan ( 2 )
57
57. Pernikahan ( 3 )
58
58. Pernikahan ( 4)
59
59. Terpedaya
60
60. Pak Guru banyak akalnya
61
61. Test drive
62
62. Lupa Rasa
63
63. Second honeymoon
64
64. Mulai Perburuan
65
65. Kau kejam, Quin.
66
66. Bermalam di rumah sakit
67
67. Pindah tidur
68
68. Tidak bisa fokus
69
69. Ketika Papa Wahyu ngambek
70
70. Resah
71
71. Rahasia Perusahaan
72
72. Lebih beruntung
73
73. Eksperimen
74
74. Rencana
75
75. Belajar mencintai
76
76. Pembullyan
77
77. Keinginan Alan
78
78. Para cicit sedang OTW
79
79. Rencana second honeymoon Kembali
80
80. Ambang Batas
81
81. Cara Arjuna
82
82. Galau
83
83. Permintaan
84
84. Hasil Perbuatan.
85
85. Pondasi yang tidak kuat
86
86. Pengutit
87
87. Melepaskan semua
88
88. Drakula betina
89
89. Jujur
90
90. Dua atau tiga tahun lagi ( end )
91
91. Bonchap
92
92. Bonchap
93
93. Bonchap
94
94. Bonchap
95
95. Bonchap

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!