" Pegangan Juliette, kamu tidak mau terbang bagai layang layang kan ? "
Alan menatap Julie yang naik di belakang boncengan motor besar Alan untuk mengantarkan dirinya berbelanja.
Karena sudah ada Julie yang akan mengurus rumah, Alan tadi menyuruh Julie untuk mencatat apa apa saja yang harus di beli.
Sudah seperti ibu mereka saja si Julie.
Sesampainya di supermarket, Alan bukan menemani berbelanja dengan mendorong troli belanjaan dan berjalan mengikuti langkah kaki Julie mencari semua kebutuhan, oh tidak Esmeralda.
Jangan menghayal ketinggian
Alan di mana ?
Tuh, tidak jauh dari meja kasir ada konter penjual es krim, penjualannya cakep, Alan duduk manis makan es krim sembari ngegombal penjualnya.
Dia tinggal menunggu kode dari Julie untuk membayar semua belanjaan di meja kasir.
" Juliette, kamu yakin mau masak ini ? "
Alan menatap segala bahan bahan yang ada dihadapannya dengan dahi berkerut dalam.
" Kenapa bang ? Gak pernah makan seperti ini ? Dasar orang kaya "
Julie menggerutu.
" Bukan, cuma....."
Alan diam, menatap dua ikat kangkung yang ada dihadapannya, membuat ia jadi rindu keluarga, para tetua yang menghabiskan waktu dengan berkebun diusia senja.
" Cuma apa bang ? "
" Gak ada, oke, kamu masaklah sendiri, Abang mau telepon pacar Abang "
Alan meninggalkan Julie sendirian di dapur.
" Huh, katanya mau mbatuin, memang tukang tipu.
Eh, pacar bang Alan cakep gak ya ? Bodo ah "
Julie berbicara sendiri.
...*****...
Bara manatap makanan yang ada di meja dengan wajah dinginnya, Neo hanya menyeringai, Alan menggeser salah satu kursi, lalu duduk.
" Apakah kau tidak bisa masak yang lebih enak dari pada ini "
Tunjuk Neo pada goreng ikan asin, sambel terasi, goreng tempe dan tahu, plus tumis kangkung.
" Aku sedang rindu pada ibuku, jadi bertoleransi lah kalian ! Bukankah Abang tadi mengatakan jamuan makan malam untuk menyambut kedatanganku ? Nah, seperti ini seleraku, kalau tidak mau makan, biar aku yang menghabiskannya sendiri "
Julie memilih duduk di sebelah Alan, Alan terkekeh.
Bara tidak mengeluarkan suaranya, dia hanya diam sembari menyendok nasi, mungkin kalau bersuara dia kuatir akan banyak produser yang akan menawarinya kontrak sebagai penyanyi.
Memangnya suara bang Bara merdu ? Enggak sih, maksudnya jadi model iklan, bang Bara kan cakep.
" Ya sudah, lain kali, ah bukan, besok masak-kan kami opor ayam, aku rindu pada Papaku "
Bara mendelik mendengar ocehan Neo yang tidak penting, kalau kepengen makan opor ayam tidak perlu pakai embel embel rindu Papa, memalukan.
" Kenapa masak lagi ? Katanya sekali sekali "
Julie protes.
" Apa kau makan sekali sekali juga ? "
Neo tidak mau kalah.
Julie mendengkus jengkel.
Alan makan dengan lahap,
oke juga makan seperti ini, bikin menambah selera makan.
" Juliette, nasinya gak ada lagi ? "
Alan melongok ke dalam wadah magic com yang terlihat kosong.
" Gak ada bang, kita kan cuma berempat, ya tadi aku masak hanya kira kira cukup untuk kita saja "
Jawab Julie tanpa rasa bersalah.
" Juliette, porsi perempuan dan laki-laki beda, kenapa kamu masak sedikit sekali ? Abang masih laper nih "
Alan menyodorkan piringnya yang sudah kosong ke tengah meja.
" Besok aku masak banyak, untuk malam ini, makan saja sayur kangkung itu ! "
Julie menyodorkan wadah yang berisi tumis kangkung ke depan Alan, masih ada tersisa dua sendok lagi.
Bara dan Neo segera menghabiskan makanan di atas piring mereka sendiri tanpa bicara.
...*****...
Pagi pagi, setelah selesai membuat nasi goreng, telur ceplok, Julie menaruhnya di dalam tudung saji, lalu bersiap siap untuk segera berangkat ke kampus.
Ketiga pria semuanya pada masih ngumpet di kamarnya masing masing.
Heran, laki laki kok betah amat di dalam kamar, ngalahin anak perawan saja.
Julie menggerutu sembari mengunci pintu, kemarin Neo memberikan satu kunci cadangan buat Julie.
" Hei, kamu pasti pembantu baru mereka ya ? "
Julie terkejut ketika membalikkan badannya sehabis mengunci pagar, ada perempuan yang usianya kira kira tiga atau empat tahun diatas Julie bersandar di pintu mobil.
Julie memutar bola matanya jengah, walaupun kenyataannya memang dia jadi pembantu di rumah itu tetapi jika orang lain mengatakan itu, Julie jengkel juga.
" Memang gak takut tinggal dengan tiga pria dalam satu rumah ? "
Cewek itu masih setia dengan nyinyirannya padahal wajah Julie terlihat tidak senang.
[ Juliette, bukakan pintu pagar dong, itu salah satu penggemar Abang ]
Julie melihat ponselnya yang tadi terdengar bunyi notifikasi pesan masuk, ternyata dari Alan.
Mood Julie semakin bertambah buruk, dengan dongkol, Julie membuka kembali pintu pagar yang barusan di kuncinya.
Perempuan itu tersenyum puas.
" Sekarang kau mau kemana ? Ke pasar ? "
Tanyanya sembari membuka pintu pagar memperhatikan penampilan Julie yang mengenakan celana jeans, atasan kemeja dan tas ransel, platshoehs warna hitam.
" Kampus "
Jawab Julie pendek.
Perempuan itu berdecih.
" Omongan-mu ketinggian, turunkan dikit, jangan ngarang deh ! "
" Serah "
Julie malas meladeni perempuan yang sok tahu itu.
Dia kira, dia pacar bang Alan satu satunya apa, gak tahu saja jika kemarin bang Alan chating dengan perempuan entah yang mana, belum yang di teleponnya dengan tertawa tawa, sambil dirayu, makan tuh bang Alan !
Julie menyumpahi dengan suara perlahan seraya naik ke dalam angkot yang baru di stop-nya.
Jarak antara kampus dan rumah tempat tinggal Alan dan si kembar, tidak terlalu jauh, hanya lima kilometer lebih.
Julie berencana akan membeli sepeda motor jika uang gaji dan uang bulanan yang akan dikirimkan oleh bapaknya setiap bulan digabungkan, hanya dalam tempo lima bulan, Julie sudah bisa membeli sepeda motor yang diinginkan, jadi tidak perlu naik angkot lagi.
Membayangkan itu, wajah Julie yang semula cemberut, berangsur membaik.
...******...
" Jangan boleh masuk penggemar mu, Lan, ingat tidak ada yang boleh memasukkan perempuan didalam rumah ini, mau dia teman, apalagi pacar "
Bara sudah berdiri di depan pintu kamarnya ketika Alan hendak keluar menemui Mona, salah satu gadis yang menjadi korban mulut manis Alan.
" Terus Julie bagaimana ? "
" Dia tidak termasuk "
" Iya, aku ingat, kau cerewet sekali, aku hanya menemuinya di teras, dia kemari hanya membawakan bubur ayam pesanan ku "
Alan berlalu dari hadapan Bara.
" Bar, sudah jangan ngomel ngomel, sini sarapan nasi goreng, kelihatannya enak "
Neo memanggil dari arah meja makan.
" Hemm, tidak sia sia kita menerima dia "
Ujar Neo mulai menyuapkan sesendok nasi goreng ke dalam mulutnya.
" Kalau Mama tahu ada perempuan muda yang ya...Lumayan cantik, pinter ngurus rumah, pinter masak, pasti sudah dijadikan calon menantu "
" Untuk siapa ? Untukmu ? "
Tanya Bara garang.
" Untuk Alan "
Jawab Neo terkekeh.
" Ada apa denganku ? "
Sela Alan mendekat dengan tentengan bubur ayam di tangannya.
" Dia sudah pergi ? "
Tanya Bara melirik sekilas ke arah pintu.
" Sudah "
" Mau maunya dia datang hanya untuk mengatakan bubur itu, jika tahu Papamu apa yang kau lakukan pada perempuan perempuan itu, kau pasti sudah disuruh pulang "
Ujar Neo.
" Yang penting tidak tahu "
Jawab Alan sekenanya.
...****************...
...🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Ita Roaita
aku ketinggalan jauuuh thoor ...baru tau ada season 3 nya..maaf ya thoor hehehe...
Alan emang asli ya keturunan Om yonan sama2 flayboy🤭😁
2022-07-08
0
rodiah
waduh anak bang wahyu ko mirip opa nya ya 🤭🤭
2022-05-04
1
Just Rara
si alan benar2 turunan si yoan playboy nya😄😄
2022-02-22
1