Omku Suamiku , 3
" Jul, buatkan kopi dong ! "
Perintahnya tanpa melihat Julie yang sedang menyapu lantai.
Suaranya memang tidak seperti tuan besar yang minta dilayani, lebih terkesan manja, dikira Julie emaknya apa.
Julie pura pura tidak dengar, terus saja nyelonong masuk ke dalam kamar pria yang dari awal Julie ketemu, sudah pelit senyum, untung ganteng.
Tapi Julie tidak tertarik atau belum, senyum saja pelit, bisa dipastikan dia belum punya pacar, karena kalau cuma ganteng tapi wajahnya seperti boneka Ken yang kaku, apa enaknya di jadikan pacar, yang ada Julie bertambah kurus.
Ada yang tahu kan Ken itu siapa ? Bukan Mas Ken adiknya bang Jo, tapi pacarnya Barbie, ya sudah kalau gak tahu gak perlu dipikirkan.
Nih, Bang Bara yang pelit senyum tapi genteng kan, beuh....Mak othor aja suka.
Senyum aja pelit, apalagi duit
Netra coklat gelap milik Julie, mengintari seluruh isi kamar.
Rapi, apa yang mau dibersihkan ?
" Juliette...."
Teriaknya seperti Tarzan yang kehilangan hutan.
" Buatkan kopi, Juliette "
" Namaku Julie bukan Juliette "
" Kan lebih keren "
Ujarnya, lalu tertawa pada komputer lipat yang ada dipangkuannya.
Ckk, laptop saja diajak tertawa, apalagi manusia, keramahannya tadi ketika menyambut Julie datang ternyata hanya perangkap.
Wajahnya, senyumannya, Julie sudah bisa menebak, pasti dia playboy, buktinya Julie langsung tanda tangan kertas tiga lebar diatas materai 10 k.
Julie menuruti kemauan pria yang bermulut manis itu, Julie ingat namanya Alan, ya gara gara pria itu, Julie ada dirumah ini.
Bang Alan, kebaikannya turunan dari Om Wahyu, tapi gayanya fotocopy kakeknya, Yonan, apalagi ketawanya.
Julie meletakkan begitu saja kopi yang dimintanya diatas meja.
" Ikatkan dong rambut Abang ! "
Tuh kan, ada lagi keinginannya, pengen rasanya Julie jambak rambut hitamnya, tapi mana Julie berani.
Julie baru dua jam ada di rumah bertingkat dua dengan empat kamar, satu dilantai atas untuk Julie, dan tiga lagi ada dilantai bawah, kamar ketiga majikannya.
Julie merinding mengucapkan kata majikan, kalau orang tuanya tahu jika dia kuliah nyambi jadi pembokat, sudah bisa dipastikan jika Bapaknya yang cakep itu membawa pulang Julie, lalu terjadilah pernikahan dini.
Eh, Julie kan sudah delapan belas tahun, memang masih bisa dikatakan belum cukup umur ? Enggaklah, tapi Julie gak mau nikah muda.
Julie memutar bola matanya malas, apa dikiranya dia pengasuh apa, sampai mengikat rambut harus Julie juga yang melakukan.
" Karetnya mana ? "
" Carikan dong ! Mungkin ada dibalik bantal "
Julie membolak balikkan bantal kursi, ketemu, ada satu karet gelang nyelip dekat tangan kursi.
Pelan jari jemari tangan Julie mengikat rambut Alan yang semula menutupi dahi dan matanya, rambut yang lembut dan wangi.
Sayangnya Alan rese', kalau enggak pasti Julie sudah dengan senang hati mencium rambut Alan yang lembut dan wangi, eh.
Julie bisa terdampar di rumah bertingkat dua ini karena ketidak sengaja'an.
Ya, saat keluar dari kamar kos kos'an yang kelima penghuninya pada julid membuat Julie tidak tahan, jadi sepulang dari kampus, Julie mulai berkeliling mencari tempat kos yang baru dengan menggeret koper yang besarnya dua pertiga dari badannya sendiri.
Tidak sengaja kedua matanya membaca iklan yang tertempel di dinding dengan tulisan yang sebahagian hurufnya hilang karena terkena panas dah hujan.
Dibutuhkan pengasuh untuk merawat tiga orang tua yang tidak butuh diasuh, hanya mengurus rumah dan sesekali masak jika dibutuhkan, dapat makan tiga kali sehari, tinggal gratis dan gaji full.
Tentu saja Julie tertarik, dia bisa mengumpulkan uang bulanan yang akan di kirimkan Bapaknya, lalu Julie akan dapat membelikan sesuatu untuk ibunya yang cantik dari yang ditabungnya, Julie langsung mendatangi alamat yang tertera.
Wajah Alan yang ramah tapi penipu yang pertama kali membukakan pintu.
Hanya melihat nominal angka sebagai imbalannya sebulan, Julie langsung menandatangani kontrak kerja selama tiga tahun tanpa membacanya terlebih dahulu.
" Kalian bermaksud menipu aku ya ? "
Julie protes tidak terima setelah diberitahukan apa saja tugas tugasnya.
" Bukannya sudah ya ? "
Ujar Pria yang pelit senyum itu sembari membalikkan badan, mengambil tas ranselnya, lalu naik diatas jok motor yang sudah terlihat standby di depan.
" Kamu bisa tinggal di atas, gak bakalan ada yang naik ke atas, percaya ! lagi pula kamu bisa mengunci kamar "
Imbuh pria yang satu lagi, lumayan, bibirnya sedikit tersenyum walaupun tipis.
Julie ingat namanya bang Neo, sama ganteng kaya' boneka Ken, tidak perlu diberitahu, Julie tahu kalau mereka kembar.
" Kalau aku tidak mau ? "
" Kamu bisa membaca kontrak yang sudah kamu tanda tangani, dendanya lumayan, bisa buat ganti motor baru "
Julie kembali merebut dan membaca surat kontrak kerja yang ditandatangani olehnya tadi, matanya membulat sempurna.
Kedua bahu Julie merosot, tidak mungkin dia atau kedua orang tuanya memiliki uang sebanyak itu sebagai gantinya.
Ini akibat dari membantah omongan Bapak dan Ibu agar jangan jauh jauh kuliah, atau menikah saja seperti mereka, walaupun tidak pacaran tapi mereka bisa saling cinta dan buktinya, sampai sekarang keduanya bahagia.
Slogan Bapaknya, menikah tanpa pacaran, tetapi bahagia.
Dan Bapaknya yang suka ngegombal, sampai Julie sudah menamatkan SMU-nya kata kata rayuan selalu menghiasi bibir manis Bapaknya.
Setiap hari Julie kenyang hanya mendengar rayuan gombal Bapak pada ibunya, yang sayangnya, ibunya juga tidak jauh berbeda dengan Bapaknya yang juga pintar membalas rayuan.
" Baiklah " Ucap Julie lemah.
Senyum sedikit lebar tersemat dibibirnya.
" Oke, jangan lupa bereskan kamarku, dan nanti masakan kami ya ! Anggap saja sebagai upacara penyambutan kedatangan anggota baru, uangnya minta sama Alan "
Pria yang bernama Neo itu segera melesat pergi dengan naik ke jok belakang motor yang sudah ditunggu oleh si pelit senyum.
Alan yang menyandarkan tubuhnya di dinding, ketika Julie melihatnya, dia melambaikan tangannya.
" Perlu dibantu mengangkat koper-mu ke atas ? "
" Gak perlu "
Jawab Julie judes.
Alan terkekeh, dia tahu gadis itu kesel karena di bohongi, salah dia sendiri, tanda tangan kontrak gak dibaca dulu apa isinya, katanya mahasiswi.
...Julie binti Bang Zainal ( 📒 Dijodohkan ? Siapa takut ! ) , tapi Alan suka memanggilnya Juliette, kan Mesra, Halah, tukang gombalin kaya' Opanya....
Tuh Bang Zai, masih mudanya hobi ngegombal, sekarang anak gadisnya digombalin cowok lain kan ?
Kasihan bang Zai ya, setiap ada yang ngegombal, pasti dia yang di kambing hitamkan, padahal yang digombalin bini sendiri.
Sabar ya bang Zai, orang sabar rezekinya lebar.
Setelah selesai membereskan kamar pria si pelit senyum, sekarang Julie melangkahkan kakinya ke kamar Neo.
" Masya Alloh, ini kamar atau kapal pecah sih "
Teriak Julie.
" Bereskan saja Juliette, dari pada teriak teriak, buang energi "
Balas Alan masih duduk di tempat yang sama sembari mengesap kopi buatan Julie.
Ketiga kamar selesai dibereskan, badan Julie terasa remuk, dan perutnya juga lapar.
Dia berjalan mendekati Alan.
" Bang, hari ini mau masak apa ? Bantuin dong ? Aku capek "
Rengek Julie tanpa sungkan.
Alan jadi teringat dengan adiknya kalau merengek begitu.
" Iya, nanti abang bantuin, sekarang bereskan kamarmu sendiri dan mandilah ! "
Alan melihat sekilas lalu kembali fokus pada komputer lipatnya.
...*****...
...🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻...
Jangan lupa jempolnya, biar Mak othor semangat, komentarnya juga, karena Mak othor suka terhibur dan cekikikan sendiri membaca semua komen.
Sttttt....Bang Bara dan Bang Neo mirip sama bang Zai kan ? jangan bilang bilang ! orangnya sama hihihi.
Mak othor suka sama
Mik Thongraya hehehe.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Rabiatul Wulan
lagi kangen 🤗sama semua tulisanmu thor😁jdi rencananya mau baca ulang satu-satu 🤭😍😍
2024-12-01
0
Safitri Agus
baca ulang lagi sekalian komen, dulu ga pernah komen 🤭,ah visualnya jg masih dipake utk yg disebelah ya kalau ga salah😂
2024-09-03
0
Selly Rahma
bolak balik baca lagi ngga pernah bosan
2024-02-29
0