" Sayang, Papa masuk ya ! "
Tanpa menunggu jawaban dari Fatimah, Om Sam membuka pintu kamar dan menutupnya kembali.
Terlihat Fatimah yang sudah mengemas beberapa helai pakaiannya dan memasukkan ke dalam koper besar.
" Baby, Papa minta maaf karena Papa rujuk tadi pagi tanpa memberitahukan kamu, karena Papa sudah berjanji pada orang tua Mama Aish jika hari ini acara rujuknya,.Bang Saka dan kak Yasmin tadi menemani, tidak perlu ramai juga, bukankah seorang pria itu dipegang adalah kata katanya ? "
Fatimah tetap diam, tetapi tangannya juga masih sibuk berkemas.
" Baby, Papa juga butuh pendamping, tidak mungkin Papa selamanya sendirian bukan ? Usia Papa tidak muda lagi "
" Kenapa baru sekarang ? "
" Kerena Papa mencintai Mama Aish makanya Papa tidak mungkin memilih perempuan yang lain "
" Aku kemarin sudah mengatakan jika aku tidak akan menghalangi Papa untuk menikah atau rujuk, tapi aku belum bisa menerima Mama Aish, aku membutuhkan waktu, sama seperti kalian berdua yang berdua membutuhkan waktu yang sangat lama hanya untuk membuktikan jika cinta itu masih ada "
Mendengar Fatimah menyebut Aisyah Mama terkadang dia, Om Sam tahu jika Fatimah hanya sedang marah.
Bukan suatu kebetulan jika Om Sam memilihkan nama Fatimah untuknya, Om Sam berharap Fatimah memiliki hati yang sabar, pemaaf, ihklas dan ridho.
Tidak mungkin sifatnya akan semulia putri Baginda Rasulullah, karena Putri Rasulullah, tercipta dari benih yang suci dan mulia, tetapi sebagai orang tua tunggal kala Fatimah baru lima hari dilahirkan, tidak ada salahnya Om Sam berharap anaknya mewarisi sifat putri Baginda Rasulullah walau hanya sedikit.
" Tapi penolakanmu tadi, tidakkah kamu bisa menghormati Mama sayang ! Papa tidak terlalu berharap kamu menyayangi dan mencintai Mama secara tiba tiba, tetapi bagaimanapun dia Mamamu, maafkan Papa !
Papa yang paling bersalah atas perpisahan kami "
" Maaf Pa, aku tetap butuh waktu untuk menerima kehadiran dirinya dirumah ini, apalagi dalam hatiku, tempat itu dulu kosong dan tidak mungkin secara tiba tiba dia bisa masuk kedalamnya "
" Sayang, cepat atau lambat kamu akan pergi meninggalkan Papa, apa kamu tega membiarkan Papa sendirian dan kesepian ? "
Om Sam memasang wajah memelasnya, tapi mana mungkin berhasil, Om Sam kan sedang bahagia.
Fatimah tidak terkecoh, dia buka. anak kecil.
" Jangan memasang wajah seperti itu, aku tidak bisa ditipu, aku tahu Papa sedang sangat bahagia "
Om Sam terkekeh
" Dan aku tidak akan pernah meninggalkan Papa "
Fatimah sudah siap berkemas.
" Kamu kelak akan menikah, suamimu akan membawa kamu pergi dari sisi Papa, bagaimana bisa kamu tidak akan meninggalkan Papa ? Pria yang tadi siang tampan, apakah dia yang kamu katakan sebagai malaikat penolong ? "
Fatimah sedikit terkejut.
" Jangan mengalihkan pembicaraan, Papa ! Apa Papa memata mataiku ?"
Om Sam tersenyum, menyinggung pria yang telah menarik hati Fatimah, wajahnya yang tadi sedikit cemberut agak berubah.
" Tidak, Papa percaya kamu bisa menjaga diri,
Kamu hanya terlalu fokus pada pria itu sehingga kamu tidak menyadari jika Papa dan Mama Aish tadi menjemput kamu dikampus "
" Aku mau menginap di rumah Om Al, kalau aku sudah siap dan bisa menerima Mama, aku akan pulang, Papa nikmatilah bulan madu Papa "
Fatimah segera melesat meninggalkan kamar, dia hanya melirik sekilas pada Aisyah yang hanya duduk diam di ruang keluarga.
...*****...
Ditempat yang berbeda, Alika menangis di pangkuan Mamanya.
" Ma, aku gak mau, Mama kan tau kalau aku sudah berpacaran dengan bang Gio dua tahun belakangan ini "
" Dari awal kamu sudah di wanti wanti agar jangan coba coba berpacaran, kenapa kamu tidak mendengar ? "
" Kan cinta datang secara tiba-tiba, memangnya Mama gak gitu ? Oh iya, Mama kan tetangga'an sama Papa, pasti kalian menikah karena malas mencari orang lain " Alika sudah menghentikan tangisan sandiwaranya.
Ibu Riella melotot, bagaimana bisa Alika menebak dengan benar, jangan jangan ibu mertuanya ini yang membocorkan semua pada Alika.
" Jangan bawa bawa kami, Mama yakin kamu tidak akan menyesal di perkenalkan dengan anaknya Om Elang, dia pasti setampan Papanya "
Beuh, ibu Riella, yakin bener.
" Bang Gio juga tampan Ma, sudah mau jadi dokter lagi, pokoknya aku gak mau, Jojo saja tuh yang dikenalkan ! "
Alika bangun dari rebahannya, lalu menatap ke rumah sebelah, rumah Om Wisnu dan Tante Fifi.
Keduanya ngobrol di balkon atas.
" Sembarangan, anak Om Elang keduanya cowok, kembar lagi, kamu jangan macam macam deh, yang menginginkan perjodohan ini justru Papa Kamu, gak lucu kan jika justru kamu yang menolak "
" Lagi pula Papa kenapa sih main jodoh jodohkan segala, anak teman Papa pasti juga sudah punya pacar "
Alika berdecak, tidak tahu bagaimana caranya agar perjodohan itu bisa dibatalkan.
Mama Riella juga tidak mengerti , apa mau suaminya yang sebenarnya, dari Alika masih kecil sudah ngomongin perjodohan.
" Yang penting, ikuti saja maunya Papa, kenal saja dulu dengan anak Om Elang, kalau memang tidak ada takdir kalian berjodoh juga gak bakalan bersama, yang utama, jangan membuat malu Papamu ! "
Mama Riella turun ke bawah karena terlihat jika mobil Papa Ali memasuki pekarangan rumah.
...*****...
...🌻🌻🌻🌻🌻🌻...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
dyul
Ketemu mama Riela yg sabar...
2023-03-15
0
Just Rara
kenalan dulu aja sm bang neo ya alika☺️☺️
2022-02-24
0
Dwi setya Iriana
hedeeeeeh
2021-11-20
0