Memperingatkan

~Sikap bijaksana seseorang dapat terlihat dari seberapa adil orang tersebut dalam mengatasi suatu masalah~

Selamat Membaca...

•••••

Akan tetapi sebelum mereka ingin membela dirinya, Nadhira menghentikan mereka. Sekilas Nadhira tahu bahwa Clara dan Bagas mengkhawatirkan nya, tapi dia berbeda sekarang, dia tidak takut pada siapapun lagi, dan dia ingin menangani masalah ini sendiri. Dia berharap teman-teman nya mengerti dengan keputusannya, Nadhira akan membicarakan lagi masalah ini dengan kedua teman barunya itu.

Menghadap Yunita dan Mega, Nadhira tetap tenang. "Kalau begitu kau katakan pada ku mengapa kau terus menatap ku sepanjang waktu saat kau bercerita?"

Nadhira melakukan ini dengan sengaja untuk mengalihkan fokus Yunita.

Kemudian Yunita langsung membalas dengan tidak suka. "Karena memang mungkin kan seseorang itu adalah kau!! Apakah kau ingin menyangkalnya? Kau miskin, pastinya kau tidak dapat membeli berbagai macam produk perawatan yang membuatmu cantik. Kau tidak mampu membeli apa pun. Jadi ku tebak kau memang memiliki Sugar Daddy, dan...,"

Perkataan Yunita tiba-tiba berhenti, karena mulutnya terisi penuh dengan bola kertas.

Siapa yang melempar? Tentu saja itu adalah Nadhira yang melemparkannya dengan cepat, keras dan akurat.

Semua orang terkejut dan juga takjub.

Apa?

Apakah yang terjadi?

Apakah Nadhira yang melempar bola kertas ke mulut Yunita dengan jarak yang lumayan jauh?

Ya, aku yakin! Dia yang melemparkannya.

Betulkah? Itu tidak mungkin, pasti itu hanya kebetulan.

Mungkin!!?

Hampir semua siswa yang ada di kelas itu berbicara tentang apa yang telah mereka lihat di depan mata mereka dan sisa nya tetap diam. Semuanya terkejut tapu mereka juga menganggap itu hanyalah kebetulan semata.

Yunita hampir menelan bola kertas itu dan langsung memuntahkannya dengan jijik.

Meraung marah pada Nadhira, Yunita berteriak dengan nyaringnya. "Kau ******!! Beraninya kau!!" Nadhira tidak mengatakan sepatah kata pun, akan tetapi dia berjalan mendekati Yunita langkah demi langkah. Dia menatap lurus ke arah Yunita yang membuat Yunita ketakutan.

Setelah langkahnya dihentikan oleh meja Yunita, dia berhenti tepat di depan Yunita dengan di halangi oleh meja.

Sebelum Yunita bisa bereaksi, Nadhira mengangkat tangannya dan menampar wajah Yunita.

Plak!!!

Suara keras terdengar. Semua orang menjadi lebih dari kaget sekarang.

Nadhira langsung menampar Yunita?

Tidak hanya mempermalukan Yunita, dia juga telah menamparnya dengan kekuatan besar, Yunita yang di tampar langsung membisu dengan bekas telapak tangan di wajahnya.

"Nadhira kau sangat kasar dan kurang ajar, bagaimana bisa kau menampar Yunita!!" Pada saat itu Herman berpendapat seolah itu semua adalah kesalahan nya Nadhira.

Karena semua orang tahu bahwa Herman menyukai Yunita, dan dia akan membela Yunita tidak peduli apa yang di lakukan nya itu salah atau benar.

Sayangnya Yunita tidak menyukai nya. Meskipun Herman tinggi dan tampan akan tetapi dia berasal dari keluarga yang biasa saja, Yunita tidak akan menyukai anak laki-laki yang berasal dari keluarga yang lebih miskin dari pada miliknya.

Tapi bagaimana pun juga Yunita menikmati bahwa seseorang menyukainya dan merasa terlindungi akan hal itu. Dia merasa dirinya itu cantik dan berkarisma.

Dia tidak menolak Herman dan oleh sebab itu Herman masih percaya kalau dia masih punya kesempatan untuk mendapatkan hati Yunita.

"Bukankah dia yang terlalu kasar berkata dan mempermalukan ku?" Nadhira menjawab dengan santai.

"Akan tetapi dia tidak menampar mu," Bantah Herman lagi.

"Lalu artinya aku bisa mempermalukan nya juga?" Isabel mencibir.

"Kau.."

Tiba-tiba Yunita berteriak, "Nadhira berani nya kau memukul ku, kau itu terlalu menyebalkan," Yusnita berteriak-teriak kepada Nadhira dan mengangkat tangannya, sebelum tangannya mengenai Nadhira, Nadhira menangkap nya.

Semua orang sangat tercengang dengan kecepatan Nadhira, dia bisa menangkap tangan Yunita begitu cepat.

"Kau."

"Jika kamu berani memanggil ku ****** sekali lagi, aku akan membuat kau menderita lebih dari sekedar tamparan," Nadhira memperingati dengan sangat dingin.

Yunita segera merasa sangat tertekan dan takut, dia hanya menatap Nadhira dengan dengan tidak menyahut lagi.

Seluruh siswa di kelas terdiam juga, sejenak tidak ada yang berani mengucapkan sepatah kata pun.

Nadhira menghempas kan tangan Yunita dan kemudian dia kembali ke kursinya. Setelah beberapa saat Yunita baru sadar kalau dia baru saja di tampar dan juga di permalukan oleh Nadhira.

Setelah dia menenangkan diri dati ketakutannya Yunita kembali bersuara. "Nadhira apakah kau ingin pergi begitu saja setelah menampar ku?" Yunita berteriak lagi, dan juga melemparkan botol air di mejanya ke ke arah kepala Nadhira.

Melihat peristiwa ini semua orang menantikan sebuah drama baru lainnya. Memang setiap manusia pada umumnya menyukai sebuah drama, baik itu drama televisi, apalagi drama dalam kehidupan nyata.

Mereka pasti berbondong-bondong menyaksikannya. Tak ingin melewatkannya, mereka memasang telinga dan mata dengan segera.

Meskipun mereka tidak tahu sifat sebenarnya dari siswi baru yang bernama Nadhira ini, mereka masih memiliki pendapat yang rendah tentang nya. Di mata mereka tidak peduli bagaimana sifat sebenarnya dari Nadhira, dia tidak akan dapat mengubah fakta bahwa dia sebenarnya berasal dari keluarga yang miskin tanpa pengaruh apa pun.

Adapun Yunita, dia dilahirkan dari keluarga yang kuat dan juga kaya, Nadhira di takdir kan untuk tetap kalah pada akhirnya. Sangat mudah untuk keluarga Yunita untuk berurusan dengan masalah ini yang begitu kecil seperti Nadhira. Jadi apa pun yang baru saja di lakukan oleh Nadhira hanya bisa mengundang malapetaka bagi dirinya sendiri.

Tanpa di duga ternyata Nadhira berbalik dan memukul botol minuman itu kembali ke arah Yunita dan botol itu langsung mengenai dahinya Yunita, dan dahinya Yunita langsung bengkak.

Sekali lagi semua orang dibuat terkejut sekaligus kagum oleh Nadhira. Jika yang terkahir kali mereka pikir hanya kebetulan, tapi sekarang apa? Pendapat orang kepada Nadhira sedikit demi sedikit mulai berubah.

Tidak membutuhkan waktu yang lama mencerna keterkejutan, Yunita langsung berteriak.

"Nadhira, kau...," Herman kesal, dia mengepalkan tangannya dan berniat untuk membalaskan kemarahan Yunita terhadap Nadhira.

Tepat pada saat itu kepala sekolah masuk ke dalam ruangan. "Apa yang sedang terjadi?" Tanya kepala sekolah dengan serius.

Melihat kepala sekolah ada di sini, Herman langsung menjawab. "Ini pak, Nadhira menampar dan melemparkan botol kepada Yusnita pak," Herman langsung ingin melakukan serangan pendahuluan terhadap Nadhira, akan tetapi dia lupa bahwa kepala sekolah tidak pernah mengambil kesimpulan tanpa mengetahui semua fakta.

Jadi, kepala sekolah berbalik ke arah Nadhira dan bertanya. "Nadhira bisakah kamu menjelaskan semua ini?"

"Ya, aku mengakui jika aku telah menampar Yunita, itu karena dia telah menghinaku terlebih dahulu, aku tidak pernah pergi kemanapun, karema aku baru pindah kesini dari Kota D. Tetapi dia mengatakan kalau dia melihat saya di sebuah pusat perbelanjaan dengan seorang om om, dan dia menyimpulkan bahwa saya memiliki Sugar Daddy," jelas Nadhira.

"Dan aku hanya menggunakan bola kertas untuk menutup mulutnya, lalu dia memanggilku ******. saya sangat kesal jadi saya menamparnya dan dia melemparkan botol berisi penuh air ke arahku, dan aku mengangkat tangan ku untuk melindungi diri, tanpa di duga botol itu terlempar kembali ke arah nya dan langsung mengenai dahinya, itu saja pak," lanjut Nadhira menceritakan kronologi yang telah terjadi, tanpa kebohongan sama sekali, kecuali fakta dia memang sengaja mengarahkan botol air tepat mengenai dahi Yunita.

¤

¤

¤

Semoga Suka...

Terpopuler

Comments

Ay Novia

Ay Novia

copi dari novel sebelah yg cewek nya nama nya isabel

2023-10-15

0

Iyan Anderson

Iyan Anderson

isabel agi

2023-02-04

0

Jumsan Nande

Jumsan Nande

trus knp kalian penasaran bget sma yg namanya isabel,ribet amat klo mo baca ,baca aja ,ga usah ngeribetin ,helllooooow

2022-02-28

0

lihat semua
Episodes
1 Di khianati
2 Berita Kematian
3 Mengikuti
4 Aksi Tak Terduga
5 Niat Lain
6 Pergi Sekolah
7 Jangan Sok Akrab
8 Mencuri Uang Sendiri
9 Menyelamatkan
10 Kabar Melegakan
11 Orang Menyebalkan
12 Menggertak
13 Di usir
14 Trik licik
15 Ulangan Bulanan
16 Nilai Sempurna
17 Pindah Rumah
18 Sekolah Baru
19 Memberi Pelajaran
20 Memperingatkan
21 Tidak Sesuai
22 Tamparan Lagi
23 Pasar Barang Antik
24 Seratus Dua Puluh Juta
25 Melawan Perampok
26 Bos???
27 Menunjukkan keahlian
28 Pria Misterius
29 Lari Terusss
30 Gagal Total
31 Membeli Ponsel Baru
32 Tidak Sepatutnya
33 Penembak yang Meresahkan
34 Tidak Memahami
35 Gadis Normal
36 Terkejut
37 Misterius
38 Di Cegat
39 Melewati Batas Kesabaran
40 Terlalu Kejam
41 Faktanya
42 Kekaguman Para Guru
43 Sosok Kecil
44 Menang
45 Menemukan Barang Antik Asli
46 Mendapat Pendukung
47 Menolong dan Mendapat Teman
48 Teman Baru
49 Siswi Baru
50 Group WeChat Bersama
51 Pertemuan
52 Jangan sampai ketahuan
53 Ternyata Sepupu
54 Bertanya
55 Poster dan Selembaran
56 Undangan Konser
57 Tawaran
58 Nonton Konser
59 Reyhan
60 Kesepakatan Kelar
61 Pergi Ke Kota A
62 Pertolongan Pertama
63 Terkagum-kagum
64 Pasar Barang Antik Kota A
65 Menemukan Banyak Barang Antik
66 Arena Tembak
67 Sedikit Berbaik Hati
68 Masuk Kasino
69 Bermain dan Menang
70 Tiga Pria Bodoh
71 Rencana
72 Permulaan
73 Acara Lelang
74 Story
75 Story Off
76 Jenifer
77 Bertemu Cerry
78 Sosok yang sulit di pahami
79 Sosok Yang Sulit Dipahami
80 Latihan Tarung
81 Pembukaan Cafe
82 Ke Bioskop
83 Setengah Jujur
84 Masa Menegangkan
85 Malam tak Terlupakan
86 Mendatangi Alamat
87 Terlalu Cerewet
88 Diterima
89 Club Malam
90 Tuan Muda Kai
91 Pindah ke Mension Keluarga Ling
92 Aksi Kabur
93 Tidur Berjalan
94 Tidak Jadi Minta Maaf
95 New Student
96 Rencana Penyerangan
97 Penyerbuan
98 Bubarnya Geng BlackDragon
99 Janjian dengan Cerry
100 Kelulusan dan Perpisahan Sekolah
101 Pamit
102 Menjemput
103 Kenyataan Pahit
104 Iba
105 Berkenalan
106 Tidak Peka
107 Awal Kehidupan Baru
108 Permainan
109 Bosan
110 Mengajari Remaja Ingusan 1
111 Mengajari Remaja Ingusan 2
112 Bertemu Leo
113 'D' Derry
114 Kampus GALAKSI
115 Hari Pertama Ospek
116 Pembobolan
117 Perkelahian di SMA CENDRAWASIH
118 Aziel Ternyata Cerewet
119 Aziel Malu-Malu
120 Kedatangan Stiven di Kampus GALAKSI
121 Dijemput Ganendra dan Arlan
122 Lamaran Stiven
123 Mood Anjlok
124 Pengakuan Ganendra
125 Nadhira Gadis Biasa yang Bisa Malu Juga
126 Hari yang Melelahkan
127 Lamaran
128 Pernikahan
129 Penyerangan tak Terduga
130 Mohon Ganendra
131 Tertembak
132 Extra Part
Episodes

Updated 132 Episodes

1
Di khianati
2
Berita Kematian
3
Mengikuti
4
Aksi Tak Terduga
5
Niat Lain
6
Pergi Sekolah
7
Jangan Sok Akrab
8
Mencuri Uang Sendiri
9
Menyelamatkan
10
Kabar Melegakan
11
Orang Menyebalkan
12
Menggertak
13
Di usir
14
Trik licik
15
Ulangan Bulanan
16
Nilai Sempurna
17
Pindah Rumah
18
Sekolah Baru
19
Memberi Pelajaran
20
Memperingatkan
21
Tidak Sesuai
22
Tamparan Lagi
23
Pasar Barang Antik
24
Seratus Dua Puluh Juta
25
Melawan Perampok
26
Bos???
27
Menunjukkan keahlian
28
Pria Misterius
29
Lari Terusss
30
Gagal Total
31
Membeli Ponsel Baru
32
Tidak Sepatutnya
33
Penembak yang Meresahkan
34
Tidak Memahami
35
Gadis Normal
36
Terkejut
37
Misterius
38
Di Cegat
39
Melewati Batas Kesabaran
40
Terlalu Kejam
41
Faktanya
42
Kekaguman Para Guru
43
Sosok Kecil
44
Menang
45
Menemukan Barang Antik Asli
46
Mendapat Pendukung
47
Menolong dan Mendapat Teman
48
Teman Baru
49
Siswi Baru
50
Group WeChat Bersama
51
Pertemuan
52
Jangan sampai ketahuan
53
Ternyata Sepupu
54
Bertanya
55
Poster dan Selembaran
56
Undangan Konser
57
Tawaran
58
Nonton Konser
59
Reyhan
60
Kesepakatan Kelar
61
Pergi Ke Kota A
62
Pertolongan Pertama
63
Terkagum-kagum
64
Pasar Barang Antik Kota A
65
Menemukan Banyak Barang Antik
66
Arena Tembak
67
Sedikit Berbaik Hati
68
Masuk Kasino
69
Bermain dan Menang
70
Tiga Pria Bodoh
71
Rencana
72
Permulaan
73
Acara Lelang
74
Story
75
Story Off
76
Jenifer
77
Bertemu Cerry
78
Sosok yang sulit di pahami
79
Sosok Yang Sulit Dipahami
80
Latihan Tarung
81
Pembukaan Cafe
82
Ke Bioskop
83
Setengah Jujur
84
Masa Menegangkan
85
Malam tak Terlupakan
86
Mendatangi Alamat
87
Terlalu Cerewet
88
Diterima
89
Club Malam
90
Tuan Muda Kai
91
Pindah ke Mension Keluarga Ling
92
Aksi Kabur
93
Tidur Berjalan
94
Tidak Jadi Minta Maaf
95
New Student
96
Rencana Penyerangan
97
Penyerbuan
98
Bubarnya Geng BlackDragon
99
Janjian dengan Cerry
100
Kelulusan dan Perpisahan Sekolah
101
Pamit
102
Menjemput
103
Kenyataan Pahit
104
Iba
105
Berkenalan
106
Tidak Peka
107
Awal Kehidupan Baru
108
Permainan
109
Bosan
110
Mengajari Remaja Ingusan 1
111
Mengajari Remaja Ingusan 2
112
Bertemu Leo
113
'D' Derry
114
Kampus GALAKSI
115
Hari Pertama Ospek
116
Pembobolan
117
Perkelahian di SMA CENDRAWASIH
118
Aziel Ternyata Cerewet
119
Aziel Malu-Malu
120
Kedatangan Stiven di Kampus GALAKSI
121
Dijemput Ganendra dan Arlan
122
Lamaran Stiven
123
Mood Anjlok
124
Pengakuan Ganendra
125
Nadhira Gadis Biasa yang Bisa Malu Juga
126
Hari yang Melelahkan
127
Lamaran
128
Pernikahan
129
Penyerangan tak Terduga
130
Mohon Ganendra
131
Tertembak
132
Extra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!