~Jangan menganggap apa yang kita katakan selalu benar~
Selamat Membaca...
•••••
Setelah dua jam pelajaran, tibalah saatnya istirahat untuk makan siang.
Setengah jam cukup untuk siswa mengantri dan makan. Clara mengaitkan tangannya dengan tangan Nadhira untuk mengajaknya pergi ke kantin.
Setelah mengambil pesanan makanan, mereka pun mencari tempat duduk yang masih kosong.
"Ira, di mana kau sekolah sebelum nya?" Dia menyuapkan makanan dengan sendok ke mulutnya sesudah berbicara.
"Salah satu Sekolah Menengah Atas di Kota D," jawab Nadhira, sambil menyuapkan makanan ke mulut nya.
"Wow, itu pasti luar biasa, karena kau telah bersekolah di dua sekolah dan berbeda Kota lagi!" Clara tidak bermaksud mengejek. Dia hanya sedikit ke kanak-kanakan.
Tepat di seberang meja mereka, wajah seorang anak laki-laki yang berseri-seri menatap ke arah mereka, tepatnya ke arah Nadhira. Itu membuat hampir semua siswa perempuan di kantin menjerit karena terpesona oleh ketampanan Bagas Pertama, salah satu siswa laki-laki terpopuler di SMA JAYA.
"Hei, anak baru. Aku tahu nama kau adalah Nadhira Maharani, bukan? Ha ha!" Teriak Bagas kepada Nadhira.
Dia kemudian mengamati sekeliling sebelum mendekat ke arah Nadhira dan bertanya dengan berbisik. "Ketika di kelas tadi, aku yakin kau tak menyadari bahwa aku akan mengerjai mu dengan mengulurkan kakiku. Tapi bagaimana kau tahu dan menghindarinya? Kau luar biasa! Jangan bilang itu hanya kebetulan,"
Mendengar bisikan Bagas, Nadhira meliriknya sebelum melihat ke bawah untuk terus makan tanpa memberinya jawaban. Itu membuat bocah itu kesal tapi dia tidak berputus asa. "Hei, Clara, bantu aku bicara dengannya!"
"He he!" Clara terkekeh dengan tangan menutupi mulutnya dan menatap Nadhira. "Ira, jangan hiraukan dia. Dia bukan orang yang baik!"
Sepertinya mereka terlihat akrab, pikir Nadhira, tapi dia tak mempermasalahkannya, dia terus saja makan makanannya.
Saat mereka asik bicara, bukan mereka bertiga tapi hanya Bagas dan Clara, sedangkan Nadhira fokus pada makanannya saja. Tiba-tiba seorang perempuan langsung duduk di depan mereka bertiga.
"Hei, kau siswi baru ya?" Dari pertanyaan gadis tersebut, Nadhira tidak menemukan nada menghina, dia murni hanya bertanya.
"Mm," Nadhira mengangguk mengiyakan.
Bagas dan Clara langsung diam saat gadis itu duduk di depan mereka. Entah ada apa di anatar mereka, tapi terlihat hanya ada rasa takut, tapi bukan benci di mata Bagas dan Clara.
"Oh!" Setelah mendapat jawaban dari Nadhira dia langsung pergi meninggalkan mereka bertiga.
Setelah kepergian gadis itu Bagas dan Clara langsung menatap Nadhira.
"Kau harus hati-hati dengannya, dia adalah Rima gadis terkuat di sekolah ini. Dia sering membuat masalah dengan berkelahi, tapi sesering apapun dia masuk kantor, tidak ada yang berani mengeluarkannya dari sekolah ini," jelas Clara panjang lebar.
Nadhira nampak berpikir dan setelah itu di kembali fokus untuk menghabiskan makanannya.
Mereka berdua kembali ke kelas dam Bagas selalu mengikuti mereka bahkan dia selalu memanggil Nadhira dengan sebutan bos.
Begitu Nadhira masuk ke kelas dengan di ikuti oleh Bagas dan Clara semua orang memandang Nadhira dengan berbagai macam ekspresi. Namun Nadhira terlihat biasa saja.
Yunita dan teman nya merasa sangat kesal, bukannya Nadhira hanya lah gadis miskin yang beruntung dapat bersekolah di sekolahan elit ini, tapi mengapa lagi-lagi dia beruntung dengan berteman dengan Bagas dan Clara.
Yunita memperhatikan Nadhira sesekali, dia melihat seberapa cantiknya dia. "Lihat! Betapa sok cantiknya dia. Bagaimana bisa seorang gadis miskin memiliki kecantikan seperti itu. Apakah dia memiliki seseorang di belakangnya untuk perawatan? Misalnya Sugar Daddy?" Yunita berbicara dengan teman sebangkunya yaitu, Mega.
"Tepat, bisa jadi tu," Mega menyetujui perkataan Yunita.
"Mega, biarkan aku memberi tahu mu sesuatu," Yunita memanggil Mega, akan tetapi suaranya cukup keras sehingga seluruh kelas dapat mendengar nya dengan jelas. Semua orang akan langsung tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, dan mereka semua memasang pendengaran terbaik mereka.
"Tolong beritahu aku!" Mega berkata dengan tak sabar.
"Aku bertemu seseorang yang terlalu miskin untuk membeli sesuatu, akan tetapi aku melihatnya bergandengan dengan seorang om om, kau tahu apa maksudku kan?" Yunita berbicara kepada Mega, sambil melihat ke arah Nadhira sepanjang waktu, sangat jelas tergambarkan orang yang di maksudkan oleh mereka adalah Nadhira. Tidak ada yang meragukan apa yang di katakan oleh Yunita, akan tetapi mereka memandang Yunita tak suka, karena dia terlalu gamblang mengatakan itu.
Meskipun banyak dari mereka berasal dari keluarga yang kaya, tapi mereka menjalani kehidupan yang sederhana daripada Yunita yang notabennya anak dari seorang pengusaha dan desainer ternama di Kota B yaitu dari keluarga Wiguna.
"Tentu dia sangat ingin membeli sesuatu yang mahal, tapi dengan adanya sugar Daddy nya dia akan mampu membelinya kan," Mega merespon dengan sangat cepat dan semangat.
Clara dan Bagas melirik Nadhira dengan khawatir, dia tahu bahwa Nadhira mungkin tidak akan seperti itu, dan mereka sangat marah atas perilaku orang lain terhadap Nadhira. Terutama kepada Yunita dan Mega, mereka hanya kelompok yang iri kepada siapa saja yang memiliki kecantikan di banding mereka.
Clara dan Bagas merasa begitu lemah untuk menjelaskan dan membantah mereka, dia hanya menyimpan kemarahan untuk dirinya sendiri. Pasalnya meskipun keluarganya kaya, tapi satu tingkat di bawah keluarga Yunita.
"Yah, kupikir seseorang memang memiliki penampilan yang cantik, jika dia di rawat oleh Sugar Daddy nya, dan selama Sugar Daddy nya senang, dia akan mendapatkan nya," tambah Yunita.
Mendengar ini semua orang menatap ke arah Nadhira dengan pandangan yang aneh, seperti itu adalah kebenaran kalau Nadhira memang memiliki Sugar Daddy.
Bahkan Nadhira sendiri merasa tidak senang sekarang karena terus-terusan di serang dengan fitnah.
Dia melempar pandangan dingin kepada Yunita sampai Yunita merasa sangat terancam. Namun beberapa detik kemudian, Yunita merasa terganggu dengan tatapan Nadhira dan dia berteriak kepada Nadhira.
"Kau pikir siapa kau menatapku seperti itu hah? Aku tidak berbicara tentang mu, jika kau merasa datanglah kesini,"
"Oh... Apakah aku mengatakan kalau kau membicarakan tentang ku? Aku hanya ingin tahu kenapa kau terus menatapku saat kau bercerita? Apakah kau suka kepadaku? Maaf tapi aku gadis normal yang menyukai laki-laki bukan perempuan," Nadhira berbicara dengan nada serius dan muka datarnya
Seketika itu semua siswa di kelas tertawa terbahak-bahak
"Ha ha ha,"
"Hahahhahaha,"
Seketika itu juga Yunita merasa sangat malu, dia memukul meja dengan keras, dan berteriak kepada Nadhira. "NADHIRA TUTUP MULUTMU! Kau benar-benar tidak tahu malu! Aku tidak akan segan-segan merobek mulutmu ketika kau mengatakan itu lagi!!!." Sambil mengatakan itu, Yunita sepertinya siap untuk memukul Nadhira.
"Nadhira, kau gadis yang tidak tahu malu, menjauh lah dari Yunita," Mega membantu Yunita dan menatap marah ke arah Nadhira.
"Ira/bos," Clara dan Bagas memanggil nya dengan khawatir.
¤
¤
¤
Semoga Suka...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Yunita Nidatalia
nama gue dipake buat jadi org jahat, bener² tega
2021-08-27
0
Ara25
Ira= Gung Ning🤣🤣😆
2021-07-17
3
Kim YoAn
Rima = Irma hehe😁😄
2021-06-20
6