Nadhira mengikuti laki-laki itu dengan tenang, sampai dia berhenti di balik pintu yang sebelumnya telah masuk laki-laki yang dia ikuti.
Ketika dia akan membuka pintu, seorang dokter wanita muda yang mengenakan jas putih mendekat dan langsung saja Nadhira bersembunyi. "Mengapa aku bersembunyi?" Gumam Nadhira. Entahlah mengapa dia bersembunyi, tapi instingnya menyuruhnya untuk bersembunyi.
Dan benar saja ternyata dokter wanita itu masuk dimana Nadhira akan membuka pintu sebelumnya.
Setelah dokter wanita hilang di balik pintu dan suara langkahnya telah menjauh Nadhira kembali mendekati pintu dan telah masuk, tapi dia langsung bersembunyi karena di sana dokter perempuan maupun laki-laki tadi sedang berbicara.
Tempat ini adalah atap tertinggi atau balkon yang luas di rumah sakit yang ditempati Nadhira. Dia bersembunyi perlahan mendekat sesekali menyembunyikan dirinya agar tak ketahuan.
"Ada perlu apa ya anda memanggil saya kesini?" Tanya Dokter wanita muda yang ternyata datang ke sana karena di katakan dia di panggil oleh seorang pasien.
Terdengar Dokter wanita itu tersentak saat orang yang dikiranya pasien itu menodongkan pistol ke arahnya.
"Ada apa ini? Anda siapa? Dan mengapa anda menodongkan pistol ke saya?" tanya Dokter wanita itu dengan gemetar.
Terdengar suara tarikan pelatuk sebuah pistol dan suara seorang laki-laki sedang mengancam Dokter wanita itu.
Nadhira melihat bahwa laki-laki yang menabraknya sebelumnya sedang menodongkan pistol kearah dokter wanita muda itu disaat dia telah berhasil mendekat dan melihat mereka berdua.
"Berikan aku kompensasi karena telah terlalu lama mengejar mu dan kau tak menghiraukan aku," ucap laki-laki itu.
Nadhira mengernyit tak mengerti dia kembali mendengarkan percakapan anatar laki-laki penodong dan dokter wanita itu.
"Apa maksudmu? Aku tak mengenalmu!" Ucap dokter wanita itu dengan wajah yang terlihat seputih kertas, dia terlihat sangat takut.
Kemudian laki-laki itu menjawab. "Aku adalah Simon, aku teman sekelas mu saat duduk di bangku kuliah, kau tak pernah menanggapi ku saat aku memintamu untuk menjadi pacarku dan karena itu membuat ku hancur dan tak memiliki apa-apa lagi dan kau harus memberikanku kompensasi untuk itu," ucapnya dengan marah.
Heh apa dia gila, apa hubungannya dengan semua yang dia lakukan dan meminta kompensasi. Apa dia benar-benar sudah tidak waras.
"Berikan aku lima ratus juta sekarang," lanjutnya.
"Simon?"
"Ya Anna, sekarang kau mengingatku? Tapi sekarang tak ada kesempatan lagi jadi segeralah mentransfer uangnya ke rekening ku, cepat! Kalau tidak aku akan menembak mu," bentak Simon. Tangan yang memegang pistol itu mempererat pegangannya terhadap pistol.
Dokter Anna gemetaran ketakutan, dia menelan ludahnya dengan susah payah. "Aku tidak memiliki uang sebanyak itu, aku hanya memiliki dua ratus juta di rekeningku sekarang," ucap dokter Anna.
"Tidak bisa, aku ingin sebanyak lima ratus juta, kau telah membuat hidupku menderita selama ini. Aku akan hidup dengan uang itu," Simon nampaknya sangat marah dan sepertinya akan menembak kapan saja, kalau dokter Anna membuatnya semakin tak senang.
Sementara itu, dengan menutupi dirinya dibalik barang-barang tak terpakai di sana, Nadhira sudah berada sangat dekat dengan punggung laki-laki itu, dia hanya berjarak sekitaran dua meter lagi dari laki-laki itu. Melihat ekspresi pria itu sangat marah, Nadhira merasa sedikit khawatir dengan keadaan dokter Anna, kalau-kalau laki-laki itu akan menembak. Dia khawatir kalau pria itu akan menembak secara tidak sengaja.
Apa yang Simon lakukan hari ini adalah sesuatu yang tidak pantas dan tidak normal, bahkan dia memeras uang kepada korban nya sebanyak lima ratus juta akibat perbuatannya sendiri, dia pasti akan di hukum dengan berat jika tertangkap, dan dia tidak akan bisa menikmati hidup seperti yang dia inginkan. Bahkan kemungkinan akan lebih buruk.
Laki-laki itu kehilangan kendali karena marah, itu mungkin akan tanpa sengaja menarik pelatuk dan menembak dokter Anna.
Untungnya Dokter Anna cukup pintar untuk melihat keadaan Simon yang sedang emosional, dia melembutkan suara nya dan menghibur. "Tidak masalah saya akan mentransfer lima ratus juta rupiah kepadamu, akan tetapi sayang sekali untuk sekarang saya benar-benar tak memiliki uang sebanyak itu di rekeningku, hanya terdapat dua ratus juta di rekening saya, dan saya bisa meminta pada keluarga saya untuk sisa nya, bagaimana?"
Tangan Simon terlihat sedikit gemetar entah itu karena tak terbiasa memegang pistol atau hanya sekedar lelah karena terlalu lama mengangkatnya.
Tepat pada saat itu dia nampak sedikit menurunkannya untuk meregangkan pergelangan nya yang kaku. Tak membuang kesempatan Nadhira bergegas berlari tanpa suara kearah Simon dan menjatuhkannya dan menjatuhkan pistol di tangannya, membuat pistol tersebut terlempar sedikit jauh dari tempatnya.
Itu semua terjadi begitu cepat, Dokter Anna terkejut dan tanpa sadar ponsel yang berada dalam genggamannya terjatuh ke lantai. Tapi keterkejutan Dokter Anna masih berlanjut, saat dia melihat Simon dijatuhkan dan sedang di ikat oleh seorang gadis remaja.
Untuk berjaga-jaga Nadhira menyumpal mulut Simon dengan kain mencegahnya berteriak dan berbuat kegaduhan.
"Panggil polisi!" Nadhira memandang dan berteriak kepada Dokter Anna yang masih syok dengan kejadian itu untuk memanggil polisi.
"Oh! Baik baik." Dokter Anna akhirnya tersesat dan segera mengambil kembali ponselnya yang tadi terjatuh ke lantai dan memanggil seseorang.
"Hallo Ayah?"
"Anna sayang, kamu di mana sekarang? Kenapa suaramu bergetar?"
"Saya di balkon atap rumah sakit harapan hidup, akan ku ceritakan," Dokter Anna menceritakan apa yang terjadi lalu dia bertanya, "Ayah, apakah saya harus memanggil polisi?" Nadhira mengerutkan alisnya, dia sangat heran mengapa Dokter Anna menanyakan itu, memangnya apa lagi yang ingin dia lakukan selain menelpon polisi?
"Apa? Bagaimana mana mungkin ini bisa terjadi? Apakah kamu baik-baik saja sekarang?" Ayah Dokter Anna terdengar sangat khawatir.
"Ayah aku baik-baik saja sekarang," jawab Dokter Anna.
"Tunggu aku di situ. Ayah akan langsung ke sana sekarang, dan jangan panggil polisi dulu," Kata ayah Dokter Anna dan dia setuju dengan yang di katakan ayahnya lalu menutup telpon.
Nadhira memiliki pendengaran yang bagus, dia telah mendengar dengan jelas apa yang di katakan oleh ayah Dokter Anna.
Ketika Dokter Anna menyelesaikan panggilan nya, Nadhira bertanya dengan hati-hati, "Mengapa anda tidak memanggil polisi?" Tanya dengan sopan.
"Karena jika aku memanggil polisi, seluruh rumah sakit akan mengetahuinya. Orang-orang akan terkejut, bahkan kemungkinan mereka akan syok mendengarnya," Dokter Anna menjelaskan.
Nadhira berpikir kalau itu masuk akal, jadi dia hanya diam tanpa membalas lagi maupun bertanya lebih lanjut.
Dokter Anna menambahkan. "Akan tetapi dia akan tetap dikirim ke kantor polisi, dengan tenang tanpa diketahui orang-orang di rumah sakit ini. Aku juga sudah merekam percakapan di antara kami, sidik jarinya juga ada di pistol yang merupakan sebuah bukti juga."
Merekam? Bagaimana pun Nadhira harus memberikan dua jempol kepada Dokter Anna, karena meskipun dia berada dalam situasi berbahaya seperti itu, dia masih sempat untuk merekam.
"Ngomong-ngomong, terima kasih banyak karena telah menyelamatkan hidup ku," Dokter Anna berterima kasih kepada Nadhira dengan tulus, kemudian dia mengeluarkan cek dan pena dari pakaian nya, menuliskannya sebentar, lalu memberikannya kepada Nadhira.
¤
¤
¤
Semoga Suka...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Parth NSaint
persis novel sebelah IISAAABEELLAAA your boy friends here🤣🤣🤣
2022-07-11
0
MPAXII
hmmm novel terjemah slalu mudah di temui setelah membaca 5 eps
2022-07-07
0
Wulan Dy
iya sama ceritanya dgn alur sebelah..
2022-06-24
0