Niat Lain

~Memiliki rencana untuk masa depan itu sangat bagus, tapi jangan serakah akan hal akan kita raih nantinya. Ingat orang-orang yang masih berada di bawah jangan pandang kertas terus~

Selamat Membaca...

•••••

Dokter Anna melanjutkan perkataannya. "Aku tidak tahu bagaimana harus berterima kasih sebesar-besarnya kepadamu seperti apa. Tapi...," perkataan berhenti saat dia merogoh sesuatu dari balik saku jaz putihnya.

"Ini adalah cek seharga lima ratus juta, ini untuk mu," ucap Dokter Anna seraya menyerahkan selembar cek. Nadhira menatap cek itu dan dia mengerutkan alisnya.

Meskipun dia sangat membutuhkan uang saat ini, akan tetapi dia tidak ingin menerima nya. Dia punya prinsip sendiri, karena dia telah memberikan bantuan berupa inisiatif nya sendiri makanya dia tidak mengharapkan imbalan apa pun jadi Nadhira menolak dengan sangat sopan.

"Saya tidak menyelamatkan hidup anda demi uang, mohon ambil kembali cek nya," toh dia akan mengambil uangnya dulu saat dia masih hidup sebagai Maya.

Dengan cara apa?

Ya cara meretas lah atau bisa dikategorikan mencuri tapi di rekening sendiri. Dahulu Maya memiliki tabungan yang lumayan banyak sekitar dua milyar rupiah. Jadi sekarang dia masih memiliki uang untuk penunjang kebutuhannya sebelum mengisinya kembali.

Dokter Anna sangat terkejut. Akan tetapi dia bukannya ragu tapi dia bingung apakah karena nominal di cek itu kurang, tapi pikiran itu di tepisnya dan merasa bahwa itu murni kebaikan dari gadis remaja di depannya ini, jadi Anna tidak mau mempermalukan Nadhira maka dari itu dia mengambil kembali cek itu.

Tapi karena Nadhira telah menyelamatkan hidup nya dia juga merasa kalau dia tidak nyaman jika tidak melakukan apapun untuknya. Jadi setelah Dokter Anna mengambil cek itu, dia mengeluarkan kartu namanya dan menyerahkan kepada Nadhira.

"Jika kamu tidak mau mengambil cek ini, maka ambillah kartu nama saya ini. Jika kamu membutuhkan sesuatu di masa depan, jangan pernah ragu untuk menghubungi saya, selama saya bisa membantu tentunya saya akan berusaha membantu semampu saya,"

Di bandingkan dengan uang, pendukung jauh lebih berharga, jadi Nadhira tidak akan menolak yang satu ini. Bukan berarti dia serakah, akan tetapi Dokter Anna ingin berteman dengannya, jika kali ini dia tidak setuju juga, dia akan nampak tidak sopan dan sombong, jadi dia menerimanya dengan sopan.

Selain itu saat ini Nadhira juga membutuhkan teman dan juga pendukung, Nadhira tidak terlalu memikirkan dirinya sendiri, dan dia juga percaya kalau pendukung ini akan selalu membantu nya. Tentu saja dia tidak akan membuat orang lain melakukan sesuatu untuknya, itu sepenuhnya terserah kehendak orang itu.

"Baiklah kalau begitu aku akan menerimanya. Namaku Nadhira senang berkenalan dengan anda Dokter Anna" Nadhira langsung menerima kartu nama itu tanpa sungkan-sungkan kemudian berbalik pergi.

"Hei," Dokter Anna mencoba memanggil Nadhira untuk menghentikan dia pergi, karena dia belum memiliki nomor ponsel Nadhira. Akan tetapi Nadhira berjalan terlalu cepat, ketika Dokter Anna berlari ke pintu masuk, Nadhira sudah menghilang pergi. Sebenarnya Dokter Anna juga berniat untuk menyusul dan mengejar Nadhira tetapi Simon masih di sana, jadi Dokter Anna tidak bisa pergi jadi dia hanya pasrah saja.

Beberapa menit kemudian ada seseorang yang muncul di balkon terbuka, dia adalah pria paruh baya dengan memakai jas putih, dia berusia sekitaran lima puluh tahunan, dan juga di ikuti oleh dua dokter pria, yang berusia sekitar tiga puluh tahunan.

"Anna, apakah kamu baik-baik saja?" Pria paruh baya itu bergegas menuju arah Anna berdiri, dia bertanya dengan sangat khawatir.

"Ayah aku baik-baik saja," jawab Dokter Anna.

"Bagus, itu hebat," ayah Dokter Anna lega pada akhirnya, melihat kalau kondisi Anna aman. Dia kemudian melirik Simon yang masih tidak sadarkan diri dan tergeletak di lantai dalam keadaan terikat, dan dia tidak melihat orang lain, ayah Dokter Anna bertanya, "Di mana gadis yang telah menyelamatkan hidup mu?"

"Oh dia telah pergi karena dia takut kalau nanti ibu nya akan khawatir jika tidak melihat dia tidak ada di ruangan nya. Dan dia juga tidak ingin kalau polisi tau kalau dia terlibat dalam masalah ini," Dokter Aini memberi tahu ayahnya apa yang di katakan oleh Nadhira.

Ayah Dokter Anna terkejut saat mendengar cerita dari puteri nya tersebut mengenai penolakan Nadhira terhadap cek bernilai lima ratus juta. Sekarang dia sangat berterima kasih terhadap Nadhira. Jika pun Nadhira mengambil cek tersebut dia merasa itu tidak setimpal dengan nyawa anaknya yang dia selamatkan.

¤¤¤¤¤

Puspa telah kembali ke kamar pasien di mana Nadhira puteri nya di rawat lebih awal di bandingkan dengan Nadhira. Akan tetapi dia tidak menemukan puteri nya dan dia sangat khawatir. Dia menjatuhkan barang bawaannya dan pergi mencari puteri nya, tetapi begitu dia membuka pintu kamar pasien, Nadhira akhirnya kembali. Bu Puspa tahu dia bereaksi berlebihan, tapi itu dia karena sangat khawatir. Setelah dia mendengar penjelasan Nadhira dia pun merasa lega.

Hari berikutnya, hasil pemeriksaan dari Nadhira keluar, dikatakan bahwa Nadhira sehat dan boleh untuk meninggalkan rumah sakit.

Melihat hasilnya, Puspa sangat lega, dan bersiap untuk pulang. "Nadhira, aku di sini untuk mengunjungimu."

Tepat pada saat itu, suara seorang wanita terdengar di luar pintu. Itu adalah Dokter Anna. Nadhira agak bingung tapi tidak terlalu terkejut, karena apa yang terjadi kemarin, itu sangat normal bahwa Dokter Anna akan mengunjungi nya.

"Dokter Anna selamat datang," Nadhira berdiri dan menyambutnya.

"Ini pasti ibu mu?" Dokter Anna menatap ke arah Puspa.

"Ya!" Jawab Nadhira singkat.

"Senang bertemu dengan mu ibu Nadhira, nama ku Anna, saya temannya Nadhira," Dokter Anna menyapa Ibu Ningsih.

"Senang bertemu denganmu Dokter Anna," sapa bu Puspa. Meskipun dia merasa bingung kenapa Nadhira bisa memiliki teman yang jauh lebih tua darinya, tapi bu Puspa tidak akan repot-repot untuk berpikir terlalu jauh. Toh Dokter Anna masihlah terlihat awet muda meski umurnya sudah menginjak 26 tahun. Dia tidak membatasi Nadhira dalam berteman.

"Ini untuk Nadhira, semoga saja dia bisa cepat sehat kembali," Dokter Anna memberi kan hadiah kepada bu Puspa.

"Terima kasih Nona Anna, saya tidak tahu bagaimana caranya berterima kasih untuk ini," ibu Puspa merasa sedikit malu, karena dia tahu kalau hadiah yang di bawakan oleh Dokter Anna ini tidaklah murah.

Tapi pada akhirnya dia mengambil nya karena itu adalah hadiah dari seorang teman, dan dia juga tidak ingin menolak kebaikan orang lain.

Ibu Puspa menyimpan hadiah itu di meja di dekat tempat tidur, lalu menyerahkan secangkir air kepada Dokter Anna.

"Terima kasih banyak," Dokter Anna mengambil air tersebut dan berterima kasih.

"Nadhira! Bagaimana sekarang keadaan mu?" Tanya Dokter Anna.

"Oh aku sekarang sudah baik-baik saja dan sudah di perbolehkan untuk pulang ke rumah," jawab Isabel.

"Benarkah?" Dokter Anna ikut senang mendengar kabar baik dari Nadhira. "Selamat ya,"

"Terima kasih," jawab Nadhira Setelah beberapa saat Nadhira serta ibunya akan pulang dan Dokter Anna mengantar mereka keluar dari rumah sakit. Puspa merasa sedikit khawatir takut merepotkan Dokter Anna, tapi Dokter Anna bersikeras mengantar mereka bahkan menanggalkan taksi untuk mereka. Ibu Puspa merasa tidak cukup untuk hanya berterima kasih kepada Dokter Anna atas apa yang telah di lakukan olehnya.

¤

¤

¤

Semoga Suka...

Terpopuler

Comments

Nf@. Conan 😎

Nf@. Conan 😎

Ehh...
ganti nma thor, bikin bubur mrah sm ptih nggak thor 😬😬😁😁😁

2024-05-15

0

Nf@. Conan 😎

Nf@. Conan 😎

50%mrip

2024-05-15

0

Nf@. Conan 😎

Nf@. Conan 😎

Isabel spa lgi

2024-05-15

0

lihat semua
Episodes
1 Di khianati
2 Berita Kematian
3 Mengikuti
4 Aksi Tak Terduga
5 Niat Lain
6 Pergi Sekolah
7 Jangan Sok Akrab
8 Mencuri Uang Sendiri
9 Menyelamatkan
10 Kabar Melegakan
11 Orang Menyebalkan
12 Menggertak
13 Di usir
14 Trik licik
15 Ulangan Bulanan
16 Nilai Sempurna
17 Pindah Rumah
18 Sekolah Baru
19 Memberi Pelajaran
20 Memperingatkan
21 Tidak Sesuai
22 Tamparan Lagi
23 Pasar Barang Antik
24 Seratus Dua Puluh Juta
25 Melawan Perampok
26 Bos???
27 Menunjukkan keahlian
28 Pria Misterius
29 Lari Terusss
30 Gagal Total
31 Membeli Ponsel Baru
32 Tidak Sepatutnya
33 Penembak yang Meresahkan
34 Tidak Memahami
35 Gadis Normal
36 Terkejut
37 Misterius
38 Di Cegat
39 Melewati Batas Kesabaran
40 Terlalu Kejam
41 Faktanya
42 Kekaguman Para Guru
43 Sosok Kecil
44 Menang
45 Menemukan Barang Antik Asli
46 Mendapat Pendukung
47 Menolong dan Mendapat Teman
48 Teman Baru
49 Siswi Baru
50 Group WeChat Bersama
51 Pertemuan
52 Jangan sampai ketahuan
53 Ternyata Sepupu
54 Bertanya
55 Poster dan Selembaran
56 Undangan Konser
57 Tawaran
58 Nonton Konser
59 Reyhan
60 Kesepakatan Kelar
61 Pergi Ke Kota A
62 Pertolongan Pertama
63 Terkagum-kagum
64 Pasar Barang Antik Kota A
65 Menemukan Banyak Barang Antik
66 Arena Tembak
67 Sedikit Berbaik Hati
68 Masuk Kasino
69 Bermain dan Menang
70 Tiga Pria Bodoh
71 Rencana
72 Permulaan
73 Acara Lelang
74 Story
75 Story Off
76 Jenifer
77 Bertemu Cerry
78 Sosok yang sulit di pahami
79 Sosok Yang Sulit Dipahami
80 Latihan Tarung
81 Pembukaan Cafe
82 Ke Bioskop
83 Setengah Jujur
84 Masa Menegangkan
85 Malam tak Terlupakan
86 Mendatangi Alamat
87 Terlalu Cerewet
88 Diterima
89 Club Malam
90 Tuan Muda Kai
91 Pindah ke Mension Keluarga Ling
92 Aksi Kabur
93 Tidur Berjalan
94 Tidak Jadi Minta Maaf
95 New Student
96 Rencana Penyerangan
97 Penyerbuan
98 Bubarnya Geng BlackDragon
99 Janjian dengan Cerry
100 Kelulusan dan Perpisahan Sekolah
101 Pamit
102 Menjemput
103 Kenyataan Pahit
104 Iba
105 Berkenalan
106 Tidak Peka
107 Awal Kehidupan Baru
108 Permainan
109 Bosan
110 Mengajari Remaja Ingusan 1
111 Mengajari Remaja Ingusan 2
112 Bertemu Leo
113 'D' Derry
114 Kampus GALAKSI
115 Hari Pertama Ospek
116 Pembobolan
117 Perkelahian di SMA CENDRAWASIH
118 Aziel Ternyata Cerewet
119 Aziel Malu-Malu
120 Kedatangan Stiven di Kampus GALAKSI
121 Dijemput Ganendra dan Arlan
122 Lamaran Stiven
123 Mood Anjlok
124 Pengakuan Ganendra
125 Nadhira Gadis Biasa yang Bisa Malu Juga
126 Hari yang Melelahkan
127 Lamaran
128 Pernikahan
129 Penyerangan tak Terduga
130 Mohon Ganendra
131 Tertembak
132 Extra Part
Episodes

Updated 132 Episodes

1
Di khianati
2
Berita Kematian
3
Mengikuti
4
Aksi Tak Terduga
5
Niat Lain
6
Pergi Sekolah
7
Jangan Sok Akrab
8
Mencuri Uang Sendiri
9
Menyelamatkan
10
Kabar Melegakan
11
Orang Menyebalkan
12
Menggertak
13
Di usir
14
Trik licik
15
Ulangan Bulanan
16
Nilai Sempurna
17
Pindah Rumah
18
Sekolah Baru
19
Memberi Pelajaran
20
Memperingatkan
21
Tidak Sesuai
22
Tamparan Lagi
23
Pasar Barang Antik
24
Seratus Dua Puluh Juta
25
Melawan Perampok
26
Bos???
27
Menunjukkan keahlian
28
Pria Misterius
29
Lari Terusss
30
Gagal Total
31
Membeli Ponsel Baru
32
Tidak Sepatutnya
33
Penembak yang Meresahkan
34
Tidak Memahami
35
Gadis Normal
36
Terkejut
37
Misterius
38
Di Cegat
39
Melewati Batas Kesabaran
40
Terlalu Kejam
41
Faktanya
42
Kekaguman Para Guru
43
Sosok Kecil
44
Menang
45
Menemukan Barang Antik Asli
46
Mendapat Pendukung
47
Menolong dan Mendapat Teman
48
Teman Baru
49
Siswi Baru
50
Group WeChat Bersama
51
Pertemuan
52
Jangan sampai ketahuan
53
Ternyata Sepupu
54
Bertanya
55
Poster dan Selembaran
56
Undangan Konser
57
Tawaran
58
Nonton Konser
59
Reyhan
60
Kesepakatan Kelar
61
Pergi Ke Kota A
62
Pertolongan Pertama
63
Terkagum-kagum
64
Pasar Barang Antik Kota A
65
Menemukan Banyak Barang Antik
66
Arena Tembak
67
Sedikit Berbaik Hati
68
Masuk Kasino
69
Bermain dan Menang
70
Tiga Pria Bodoh
71
Rencana
72
Permulaan
73
Acara Lelang
74
Story
75
Story Off
76
Jenifer
77
Bertemu Cerry
78
Sosok yang sulit di pahami
79
Sosok Yang Sulit Dipahami
80
Latihan Tarung
81
Pembukaan Cafe
82
Ke Bioskop
83
Setengah Jujur
84
Masa Menegangkan
85
Malam tak Terlupakan
86
Mendatangi Alamat
87
Terlalu Cerewet
88
Diterima
89
Club Malam
90
Tuan Muda Kai
91
Pindah ke Mension Keluarga Ling
92
Aksi Kabur
93
Tidur Berjalan
94
Tidak Jadi Minta Maaf
95
New Student
96
Rencana Penyerangan
97
Penyerbuan
98
Bubarnya Geng BlackDragon
99
Janjian dengan Cerry
100
Kelulusan dan Perpisahan Sekolah
101
Pamit
102
Menjemput
103
Kenyataan Pahit
104
Iba
105
Berkenalan
106
Tidak Peka
107
Awal Kehidupan Baru
108
Permainan
109
Bosan
110
Mengajari Remaja Ingusan 1
111
Mengajari Remaja Ingusan 2
112
Bertemu Leo
113
'D' Derry
114
Kampus GALAKSI
115
Hari Pertama Ospek
116
Pembobolan
117
Perkelahian di SMA CENDRAWASIH
118
Aziel Ternyata Cerewet
119
Aziel Malu-Malu
120
Kedatangan Stiven di Kampus GALAKSI
121
Dijemput Ganendra dan Arlan
122
Lamaran Stiven
123
Mood Anjlok
124
Pengakuan Ganendra
125
Nadhira Gadis Biasa yang Bisa Malu Juga
126
Hari yang Melelahkan
127
Lamaran
128
Pernikahan
129
Penyerangan tak Terduga
130
Mohon Ganendra
131
Tertembak
132
Extra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!