~Jangan meremehkan seseorang~
Selamat Membaca...
•••••
Nisa melanjutkan perkataannya, seolah dia tidak sedang menghina Nadhira. "Bukan aku sombong, tapi aku sebagai peringkat satu di kelas, hanya mengingatkan dan menyarankan agar kau belajar lebih keras lagi," Nisa membusungkan dadanya percaya diri saat dia berbicara, seolah dia bersungguh-sungguh dengan apa yang dia katakan.
Sebelum dia bisa mengatakan lebih lanjut apa yang dia inginkan, seorang siswa berlari masuk melalui pintu.
Siswa itu berkata. "Wali kelas akan datang! Dia juga membawa amplop berwarna coklat yang kemungkinan berisi lembar hasil ulangan yang lalu. Bagaimana ini, aku sangat buruk dalam semua pelajaran! Apa yang harus aku lakukan?" Setiap hasil ulangan bulanan keluar, ada siswa yang ceria dan ada siswa yang lesu, karena masing-masing murid mendapat hasil yang mungkin di harapkan dan juga tidak. Dengan beberapa siswa yang mendapat nilai luar biasa, tentu saja ada juga siswa yang anjlok.
Siswa yang berpikir bahwa mereka telah melakukan dengan baik duduk dengan tenang di tempat mereka.
Nadhira duduk di tempatnya tanpa ada perubahan ekspresi sementara Nisa kembali ke tempat duduknya.
Guru memasuki kelas, semua siswa telah kembali ke tempat duduk masing-masing kursi mereka.
Ibu Norma yang mengenakan seragam khas seorang guru, menunjukkan wajah bahagia. Bahkan siswa yang gugup dapat dengan jelas merasakan suasana hatinya yang sedang dalam suasana hati sangat baik.
"Hasil ulangan kalian telah keluar," Ibu Norma memberi tahu kepada siswa kelas dengan tenang. Saat dia berdiri sambil sesekali melihat sekilas ke arah Nadhira yang duduk di paling belakang.
Kemudian dia melanjutkan perkataannya. "Semua orang tahu kalau ulangan bulanan ini adalah ulangan bersama seluruh sekolah di Kota D dengan tingkat kesulitannya lebih tinggi,"
Ibu Norma berbicara dengan nada berpura-pura tegang. "Kami menemukan siswa dari kelas ini dengan skor yang sangat bagus!"
Dia berhenti setelah memberikan petunjuk kepada siswa di kelasnya, tetapi tidak mengatakan secara langsung langsung, siapakah itu.
"Baiklah, ibu akan menyerahkan seluruh kertas ulangan kalian. Ketika nama kalian dipanggil, silakan melangkah maju untuk mengambil kertas ulangan kalian. Urutan nama kalian yang di panggil, tidak ada hubungannya dengan peringkat kalian. Mengerti?" kata Ibu Norma sambil mengambil tumpukan kertas dan memanggil satu demi satu nama yang telah di urut kan nya berdasarkan nomor absen kelas.
"Maria, nilai keseluruhan yang telah di total kan adalah 8, silahkan ambil lembarnya ke depan!"
"Dani, 7,"
"Dea, 8,5,"
Terus sampai pada nama Nisa Putri.
"Nisa Putri membuat kemajuan yang cukup besar kali ini, dia mendapat nilai 9! Tolong beri dia tepuk tangan," Ibu Norma mengatakan dengan bangga. Nisa pun berdiri dan maju ke depan dengan bangga.
Dia sangat senang dengan dirinya sendiri karena dia adalah juara satu di kelas sebelumnya dan wali kelas telah memujinya di depan seluruh kelas.
Nisa dengan sengaja menunjukkan kertasnya ke seluruh sudut sehingga ketika dia melewati setiap siswa dapat melihatnya.
Ekspresinya sangat sombong, seolah-olah dia takut kalau ada yang tidak tahu bahwa dia telah mencetak nilai 9.
Sebelum Nisa kembali ke kursinya, suara ibu Norma yang terdengar dengan gembira dia bergegas duduk dan ada rasa gugup di hatinya tapu dia menepisnya dan yang tidak ada yang nilai yang lebih tinggi darinya di kelas ini.
"Nilai teman sekelas kita berikutnya tidak di duga. Karena dia tidak hanya mendapat nilai sempurna dalam satu mata pelajaran, tetapi hampir di setiap mata pelajaran. Nilai maksimalnya adalah 10 dan dia mendapat nilai 10! Dia merupakan peringkat satu teratas dalam ulangan bersama seluruh sekolah di Kota D ini! Dia adalah Nadhira Maharani! Sekarang, untuk Nadhira ambillah kertas ulangan mu ke depan!"
Nisa yang baru saja dipuji karena peningkatannya tercengang, seluruh kelas sangat terkejut hingga mereka lupa bernafas.
Jenius luar biasa yang dikabarkan telah mengalahkan siswa-siswa dari sekolah bahkan SMA berbasis Internasional di pusat Kota D ada kelas mereka 'Nadhira Maharani?' Seorang siswi yang hampir di setiap ada ulangan mendapat peringkat terbawah di kelas? Itu tidak mungkin!
"Tidak mungkin! Ini tidak mungkin! Dia mendapat nilai sempurna di ulangan bulanan bersama seluruh sekolah di Kota D? Ini tidak mungkin!" Nisa berteriak tak percaya, menggenggam kertasnya yang bertuliskan "108" sampai menjadi bola kertas.
Masih dalam keadaan tak percaya di melanjutkan perkataannya. "Jelas-jelas dia hanya menghabiskan tidak lebih dari dua puluh menit untuk setiap mata pelajaran selama ulangan. Bagaimana semua jawabannya bisa benar? Pasti itu kesalahan dalam hal pemeriksaan. Atau mungkin dia curang! Ibu Norma, dia pasti curang! " Nisa dipenuhi dengan emosi yang campur aduk.
Meskipun demikian, ocehan Nisa diartikan secara berbeda oleh siswa lain. Oh, sekarang mereka ingat! Nadhira sebelum mengerjakan lembar jawaban dia telungkup lebih dulu sebelum dia bangun dan mengerjakannya dan hanya dalam waktu dua puluh menit di kembali menelungkup kan kepalanya fi atas meja dan kemungkinan tertidur.
Apakah itu berarti Nadhira dapat menjawab dan mendapatkan nilai sempurna dengan mudah?
"Kau sendiri yang mengatakan, bahwa aku harus meningkatkan nilai ku agar tidak mempermalukan kelas kita lagi karena mendapat nilai terendah. Aku tanya apakah ada siswa lain yang mendapat nilai sempurna di kelas ini selain aku? Atau apakah aku memiliki contekan dan menyalinnya dari buku atau catatan? Apakah aku bisa menyalin dan melihat kunci jawaban dalam waktu kurang dari dua puluh menit?"
Nadhira bukan tipe orang yang diam ketika dia dituduh. Dia menjawab dan membalas apa yang di tuduhkan Nisa terhadap dirinya.
Ibu Norma berdehem untuk meredakan suasana tegang di kelas, dan dia sepertinya setuju dengan apa yang baru saja di utarakan oleh Nadhira. Menganalisis jawaban semua siswa, dia dapat melihat dengan benar apakah mereka telah menulisnya sendiri atau menyontek atau menyalin dari buku.
Selanjutnya, seperti yang dikatakan Nadhira. Jika dia curang, bagaimana dia bisa menyalin dari orang lain, tidak ada seorang pun di kelas yang mendapat nilai sempurna selain dia. Bahkan jika dia menyalin dari buku, dia tidak akan bisa mencapai nilai sempurna di seluruh mata pelajaran!
Sejujurnya, ibu Norma lah yang paling terkejut saat hasil ulangan diumumkan. Bagaimana hasil seseorang bisa melompat dalam skala besar? Sedangkan dia bahkan mendapat nilai terendah dari ulangan-ulangan lalu.
"Baiklah, semua tenang, ibu akan menjelaskannya. Sekolah telah memverifikasi masalah ini dan telah menganalisis semua jawaban Nadhira. Kami yakin dia pasti tidak menyontek karena cara kerja matematika Nadhira, argumen dalam esai bahasa bahasa Inggris, dan proses berpikir dalam jawaban lainnya ditulis dengan sangat rinci. Pada dasarnya jawabannya setara dengan seorang mahasiswa!" Ibu Norma menghela napas dalam-dalam saat dia berbicara, keterkejutan yang melanda dirinya belum pulih sejak pertama kali menemukan nilai hasil ulangan Nadhira.
Seluruh teman kelas juga menarik napas dalam-dalam ketika mereka mendengar penjelasan ibu Norma.
Dan ketika mereka melihat Nisa lagi, tatapan mereka berubah yang mulanya kagum dan benci sekarang lebih membenci. Berbanding saat tatapan mereka ke Nadhira, ada rasa kagum di hati mereka, bagaimana seorang yang awalnya di peringkat terbawah sekarang menjadi terbaik sekota D? . Mereka sudah terbiasa dengan sikap sombong yang di tunjukkan Nisa tadi mereka tak bisa berbuat apa-apa, faktanya memang dulu Nisa selalu menjadi peringkat pertama di kelas.
¤
¤
¤
Semoga Suka...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Nadeak Ristaulina
baru mendapatkan nilai 90 aja uda sombong apalagi 10 uda bakal dia pikir dia yang paling hebat
2022-04-15
0
Oi Min
Wkwkwkwk...... Bknkah Nisa auto pengen nyelam dlm kubangan lumpur klo gini.....
2022-03-17
0
X i a a.
Lesu saat hasil pembagian ulangan, itulah saya
2022-03-02
1