Taman Bermain

"Kita sudah sampai" ucap Theo sesaat setelah memarkirkan mobilnya.

Aku terus melihat kagum apa yang ada di depanku. Sebuah taman bermain yang cantik, juga ramai. Sepertinya di dalam juga banyak permainan, membuatku tak sabar untuk keluar.

"Apa yang kamu lihat?" ucap Theo kembali sambil membukakan pintu mobil.

"Apa? Aku hanya terkejut saat kamu membawaku kesini" kataku masih heran dengan perilaku Theo.

"Terkejut bagaimana? Sudah aku bilang aku akan bawa kamu ke tempat seperti ini lagi asalkan kamu jangan meminta untuk pulang" ucap Theo sambil mengecup dahiku.

"Theo! Apa yang kamu lakukan!" kataku dengan. terkejut sambil memukul dadanya.

"Apa! Aku hanya mengecup seperti biasa?" tanya Theo dengan wajah tak bersalah.

"Ini tempat umum, banyak orang yang melihat" kataku malu, dengan melihat sekitar.

Aku lihat banyak orang yang mulai memerhatikan kami. Sungguh aku malu akan hal itu, tapi ini juga bisa menjadi kesempatan untuk aku minta tolong bukan?

Beberapa ada yang membawa anak, menggandeng tangan anak mereka dan segera menjauh dari kami. Beberapa pasangan lainya hanya tersenyum ke arah kami. Dan banyak orang dewasa yang melihat kami dengan tatapan dan senyuman nakal.

"Ha... Lupakan, jangan mencium atau mengecup di tempat umum itu memalukan" kataku dengan helaan nafas pelan.

Theo tak menjawab apapun, justru tersenyum dan mulai mendekatkan wajahnya.

"Bagaimana jika aku tak mau" ucap Theo seketika langsung membuka jaket yang dia pakai.

Dengan cepat Theo langsung melingkarkan jaketnya untuk menutupi wajahnya kami berdua. Dan saat itu sebuah ciuman di layangkan oleh bibir Theo dengan perlahan. Perlahan, dan benar Theo tak lama melakukan pagutan lalu mulai melepaskannya.

"Aku tak mau, ini milikku bukan? Kenapa harus ada yang mengaturnya saat aku berciuman?" tanya Theo dengan senyuman yang dia layangkan.

Sial, aku benar-benar tak bisa menahannya. Jujur aku suka sifat romantis dan manis dari Theo. Meskipun karena tingkah lakunya, beberapa orang mengeluarkan ponsel untuk memotret kami.

"Apa yang kalian lihat bodoh! Jika ingin lakukan sendiri" Kata Theo dengan aura marah dengan menatap beberapa remaja laki-laki yang melihat ke arah kami.

"Sudah aku duga, aku tak cocok saat pergi ke luar. Menyebalkan, saat aku sendiri tak bisa melakukan apa yang aku inginkan" ucap Theo kesal sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Pffft... Apakah kamu juga bisa merasa malu Theo?" tanyaku saat melihat wajah Theo yang sem memerah.

"He? Kamu mencoba untuk memancingku Emelin?" tanya Theo kembali memajukan wajahnya.

"Sudahlah! Kapan kita masuk, atau kita akan menghabiskan waktu di luar sini" kataku sambil mendorong tubuh Theo.

Dengan cepat aku berjalan di antara kerumunan, sungguh indah lama aku tak melihat gerombolan orang. Ingin aku meminta tolong di antara salah satu dari mereka, tapi rasanya aura Theo tetap menghantuiku.

"Emelin, kamu mau kemana?" cegat Theo cepat menahan tanganku.

Seketika nafasku tertahan, aku harap Theo tak menyadari aku tengah mencari kesempatan untuk kabur disini.

"Kita lupa untuk membeli tiket, kemarilah" kata Theo dengan cepat menggandeng tanganku untuk pergi ke tempat penjualan loket.

Theo benar-benar tak membuatku untuk pergi sendiri. Saat masuk pun, tangan Theo masih setia untuk menggandeng tanganku Rasanya berkeringat, entah kenapa. Meskipun begitu Theo berjalan seolah tak terjadi apa-apa.

"Ingin naik apa?" tanya Theo menatapku.

"Entahlah, aku tak tau aku baru sekali kesini" jawabku dengan penuh nada ragu.

Theo tak menjawab apapun, dia menatapku lekat sambil mendekatkan dirinya padaku.

"Theo! Jangan! Disini benar tempat umum!" kataku berbisik dengan nada yang sedikit meninggi.

"Kenapa? Tak masalah saat aku melakukannya sekali bukan?" tanya Theo balik justru memeluk pinggangku.

"Cukup Theo ini tak lucu!" kataku kembali menahan rasa malu.

Aku tak bisa menahannya, saat orang-orang yang berlalu-lalang melihat ke arah kami. Ingin aku melepaskan pelukan Theo, tapi tetap saja dia lebih kuat daripada aku.

"Ini licik, kenapa harus laki-laki yang lebih kuat dari perempuan? Andaikan aku lebih kita sedikit saja Theo aku tak akan merasakan malu seperti ini" kataku pasrah memeluk balik Theo.

Aku tak tau, tapi jika aku melawannya justru Theo akan lebih suka. Aku tau dia, Theo suka di lawan seperti ini menunjukkan kekuatan dan kekuasaan dia yang lebih kuat dariku.

"Kamu tak butuh jadi kuat jika ada aku" kata Theo dengan berbisik.

"Pakailah ini!" lanjut Theo dengan memakaikan jaketnya ke badanku.

"Kenapa aku harus memakainya?" tanyaku saat Theo kembali mengajakku jalan dengan menggandeng badanku.

"Pakaian kamu terlalu terbuka" kata Theo dengan santainya.

"He-! Apakah definisi pakaian terbuka untuk kamu Theo? Aku memakai casual biasa bahkan sampai lebih dari bawah lutut. Lagipula, tak ada yang terbuka" kataku dengan melihat pakaian yang aku pakai sendiri.

"Kamu tak tau ukuran kamu itu lebih besar dari yang kamu lihat!" ucap Theo dengan membenarkan jaketnya agar menutupi badanku, khususnya area dada.

"Ha-! Theo ka-"

"Sejujurnya aku lebih suka saat kamu tak memakai apa-apa, tapi aku lebih tak suka saat orang lain melihat apa yang aku lihat sebelumnya" sela Theo dengan bisikan, yang sukses membuat wajahku menjadi merah padam.

"Sial!" umpatku perlahan.

"Manis sekali! Aku harap saat pulang nanti kamu harus bersiap" kata Theo dengan tawaan.

Helaan nafas singkat dariku, tak sangka Theo juga bisa berperilaku seperti itu. Dia tertawa, pahatan yang sempurna. Sebenarnya Theo bisa memiliki perempuan yang lebih cantik, tinggi, putih dariku. Benar, yang lebih sempurna dan yang Theo suka. Mungkin aku hanyalah salah satu mainannya, yang akan Theo buang saat dia bosan.

Kami mulai mencoba beberapa wahana disini. Sungguh menyenangkan, sebuah degupan yang belum pernah aku rasakan. Ingin aku rasakan terus, aku bahkan lupa tujuanku kemari untuk mencari bantuan agar aku bisa pergi.

"Lelah?" tanya Theo saat kami tengah duduk.

"Sedikit, tapi sungguh menyenangkan" kataku dengan senyuman, di selingi dengan tegukan air jus yang telah kami pesan.

Ini adalah tempat duduk dimana ada beberapa pedagang yang mengelilingi kami.

"Lapar? Aku melihat ada makanan ringan, ingin aku ambilkan?" tanya Theo dengan menunjuk salah satu pedagang.

"Nanti saja, duduklah kamu juga lelah" kataku menahan tangan Theo yang akan pergi.

"Tidak, kita akan istirahat setelah aku membelinya. Setelah itu kita pulang, jadi tunggu di sini ya?" kata Theo pergi, tak lupa untuk kecupan singkat di dahi.

Aku tersenyum tulus. Benar-benar romantis, jika ada pasangan seperti Theo aku memang beruntung. Untuk sekarang pertanyaan ku bukan lagi cara kabur dari Theo, tapi aku takut jika Theo ada yang lainya. Pengkhianatan, itu pasti akan lebih membuat sakit kedepannya.

"Emelin?" sebuah tepukan pundak dari orang asing yang membuyarkan lamunanku.

.

.

.

.

.

...–––––AUTHOR–––––...

Halo Readers yang baik berbudiman baik hati dan tidak sombong. Ya pokoknya seperti itu, othor hanya bisa bilang makasih untuk kalian yang always support Othor dengan like ataupun komen cerita othor. Itu benar-benar membantu othor bngtt untuk naikin mood. Oke? Pokoknya jika kalian suka, dan menikmati alurnya silahkan atu itu tombol likenya di pencet ya? Buat bantu othor juga buat masuk banner rekomen. Tapi tak masalah, jika ada satu dua hal yang kalian tak suka atau kalian mau bantu baiki silahkan ada komen othor always buka open coment yang isinya saran dan kritikan, tentu saja dengan bahasa yang sopan. Mungkin segini aja,

SEE YOU NEXT PART!!

Terpopuler

Comments

ダンティ 妹

ダンティ 妹

pokok ya aku dukung kmu

2021-12-18

3

lihat semua
Episodes
1 Seorang penguntit
2 Mencari kunci
3 Are you remember me?
4 Seorang psychopath biasa
5 Hanya ada satu pilihan
6 Pilihan untuk kebebasan
7 Tempat yang berbeda
8 Sebuah senyuman perpisahan
9 Menunjukkan Sisi Lain
10 Perencanaan Untuk Kabur
11 Berdua di Tepi Danau
12 Hubungan Emelin Dengan Theo
13 Keluarga Theo Walcott
14 Awal Petemuan Theo dan Emelin
15 Pagi Ini Hanya Mereka Berdua
16 Bisakah Aku Pulang?
17 Taman Bermain
18 Kembali Seperti Dulu
19 Hukuman Untuk Theo
20 Hanya Dengan Berpagutan
21 Pasangan Yang Normal
22 Keributan Pagi Hari
23 Posisi Theo Yang Sebenarnya
24 Baby Raffyn Walcott
25 Tawaran Welmia Untuk Pergi
26 Sosok Dalam Diri Emelin
27 Kedatangan Dara
28 Tangisan Seorang Emeline
29 Mimpi Aneh Emelin
30 Laki-laki Itu Sebenarnya....
31 Flashback Cerita Theo
32 Kembalinya Sifat Theo Sebenarnya
33 Pertemuan Raffyn Dan Darrel
34 Pertengkaran Anak-Anak
35 Rencana Bocah TK
36 Dua Sisi Berbeda
37 Kamu Yang Membuatku Pergi, Theo
38 Kedatangan Welmia
39 Perasaan Darrel
40 Rencana Terbesar Theo
41 Awal Salju Di Tahun Ini
42 Kehidupan Baru Mereka Bertiga
43 [S2] Apakah Dia Calon Ayah?
44 [S2] Mama Emeline Adalah Mama Rara
45 [S2] Sikap Dave yang Berbeda
46 [S2] Perjanjian Pernikahan
47 [S2] Rahasia Masa Lalu Emeline
48 [S2] Perhatian Tuan Dave
49 [S2] Dia Sudah Melanjutkan Kehidupannya
50 [S2] Kebetulan Yang Mengejutkan
51 [S2] Layaknya Wanita Penghibur
52 [S2] Rencana Diana
53 [S2] Wajah Dave Yang Sebenarnya
54 [S2] Bayangan Akan Theo
55 [S2] Tragedi Tak Terduga
56 [S2] Beginilah Cara Kita Bertahan Hidup
57 [S2] Sama Tapi Berbeda
58 [S2] Kamu Mengetahui Semuanya
59 [S2] Siapa Kamu Sebenarnya?
60 [S2] Kebetulan Atau Keberuntungan
61 [S2] Tubuh Yang Rapuh
62 [S2] Rencana Sempurna Tuan Dave
63 [S2] Putri Kecil Ayah
64 [S2] Alasan Yang Sederhana
65 [S2] Perjanjian Apa?
66 [S2] Penerus Yang Sempurna
67 [S2] Hanya Seorang Bidak
68 [S2] Kenapa Kamu Tak Sadar?
69 [S2] Pelajaran Khusus Tuan Dave
70 [S2] Kemapuan Yang Tak Sama
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Seorang penguntit
2
Mencari kunci
3
Are you remember me?
4
Seorang psychopath biasa
5
Hanya ada satu pilihan
6
Pilihan untuk kebebasan
7
Tempat yang berbeda
8
Sebuah senyuman perpisahan
9
Menunjukkan Sisi Lain
10
Perencanaan Untuk Kabur
11
Berdua di Tepi Danau
12
Hubungan Emelin Dengan Theo
13
Keluarga Theo Walcott
14
Awal Petemuan Theo dan Emelin
15
Pagi Ini Hanya Mereka Berdua
16
Bisakah Aku Pulang?
17
Taman Bermain
18
Kembali Seperti Dulu
19
Hukuman Untuk Theo
20
Hanya Dengan Berpagutan
21
Pasangan Yang Normal
22
Keributan Pagi Hari
23
Posisi Theo Yang Sebenarnya
24
Baby Raffyn Walcott
25
Tawaran Welmia Untuk Pergi
26
Sosok Dalam Diri Emelin
27
Kedatangan Dara
28
Tangisan Seorang Emeline
29
Mimpi Aneh Emelin
30
Laki-laki Itu Sebenarnya....
31
Flashback Cerita Theo
32
Kembalinya Sifat Theo Sebenarnya
33
Pertemuan Raffyn Dan Darrel
34
Pertengkaran Anak-Anak
35
Rencana Bocah TK
36
Dua Sisi Berbeda
37
Kamu Yang Membuatku Pergi, Theo
38
Kedatangan Welmia
39
Perasaan Darrel
40
Rencana Terbesar Theo
41
Awal Salju Di Tahun Ini
42
Kehidupan Baru Mereka Bertiga
43
[S2] Apakah Dia Calon Ayah?
44
[S2] Mama Emeline Adalah Mama Rara
45
[S2] Sikap Dave yang Berbeda
46
[S2] Perjanjian Pernikahan
47
[S2] Rahasia Masa Lalu Emeline
48
[S2] Perhatian Tuan Dave
49
[S2] Dia Sudah Melanjutkan Kehidupannya
50
[S2] Kebetulan Yang Mengejutkan
51
[S2] Layaknya Wanita Penghibur
52
[S2] Rencana Diana
53
[S2] Wajah Dave Yang Sebenarnya
54
[S2] Bayangan Akan Theo
55
[S2] Tragedi Tak Terduga
56
[S2] Beginilah Cara Kita Bertahan Hidup
57
[S2] Sama Tapi Berbeda
58
[S2] Kamu Mengetahui Semuanya
59
[S2] Siapa Kamu Sebenarnya?
60
[S2] Kebetulan Atau Keberuntungan
61
[S2] Tubuh Yang Rapuh
62
[S2] Rencana Sempurna Tuan Dave
63
[S2] Putri Kecil Ayah
64
[S2] Alasan Yang Sederhana
65
[S2] Perjanjian Apa?
66
[S2] Penerus Yang Sempurna
67
[S2] Hanya Seorang Bidak
68
[S2] Kenapa Kamu Tak Sadar?
69
[S2] Pelajaran Khusus Tuan Dave
70
[S2] Kemapuan Yang Tak Sama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!