Seorang psychopath biasa

Aku cukup terkejut mendengar ucapannya, seolah melantur apalagi dengan pelukannya tiba-tiba membuatku tambah heran. Bukan hanya memeluk, tapi dia jugal menciumi tengkuk ku.

"Maaf... Bisakah kamu menghentikannya...." ujarku sambil menahan wajah Theo yang berada di leherku.

"Emelin... Masih ingatkah kamu?" tanya Theo kembali sambil memegangi tanganku, dan menjilati nya perlahan.

Dingin, juga terkejut membuatku sedikit bergidik ngeri dan berusaha untuk pergi. Tapi sayangnya, pelukan Theo sangat kuat bahkan aku sedikit kewalahan untuk itu.

"Tangan ini... Tangan yang sebelumnya telah mengusap pipiku... apakah kamu ingat itu?" tanya Theo kembali sambil mencium telapak tanganku.

Perkataan dari Theo semakin lama semakin absurd saja... Aku tidak mengenalnya, sungguh... bahkan aku tidak ingat kapan terakhir kali berinteraksi dengan seorang pria, apalagi mengusap pipinya.

"Aku merindukannya... Merindukan semuanya... Butuh banyak perjuangan untuk melihat senyum ini terjadi, tapi... Aku juga tak mau jika seseorang melihat senyuman mu juga...." kata Theo membalikkan badanku, dan mulai mengusap bibirku.

Rasanya aneh sekali, terlihat wajah Theo yang seperti sendu dan sedih saat mengucapkan semua itu. Tapi, jika di ingat lagi aku bahkan tidak pernah tersenyum pada seseorang laki-laki. Jangankan tersenyum, mendekatinya bahkan tidak.

Aku cukup canggung jika berada di dekat mereka. Tapi tidak untuk Theo, apakah benar aku melupakan sesuatu? Hingga ada seorang laki-laki yang bisa terlihat sangat merindukanku.

"Bolehkah..." kata Theo kembali sambil sedikit memajukan wajahnya.

Seketika aku paham apa yang ingin dia lakukan. Aku menahan wajahnya tempat di bagian bibirnya, paham apa yang akan Theo lakukan kedepannya.

"Ja-jangan... Jangan lagi..." ucapku panik sambil menggelengkan kepalaku kuat.

"Eh-? Jangan bilang ini yang pertama kalinya?" tanya Theo kebingungan.

Wajahku langsung memerah padam, mengalihkan pandangan dengan tangan yang masih menahan wajahnya. Sejujurnya memang ini yang pertama kali, jika kecupan tadi di hitung berarti ingi bukan yang pertama. Tapi tetap saja, Theo adalah orang yang pertama melakukannya.

"Tak apa... Biar aku mengajari nya..." ujar Theo kembali sambil menyingkirkan tanganku, dan menambah pelukannya.

Tak berselang lama, Theo mulai mengalihkan wajahku lalu menahannya. Semakin lama semakin dekat, dengan dia mulai memiringkan wajahnya.

"Maaf!" ucapku kuat dengan wajah yang memerah, sambil berusaha melepaskan tangan Theo dari wajahku.

Aku juga melihat Theo tersenyum simpul, Sambil sedikit terkekeh pelan.

"Maaf..." ucap Theo sambil mengacak rambutku.

"Kemarilah..." lanjut Theo Sambil membawaku ke pangkuannya.

"Eh-!" ujarku terkejut saat kaki ku yang di rantai mulai terasa perih saat di bawa untuk bergerak.

"Maaf... Aku tak sadar jika rantainya masih terikat, sini sebentar" kata Theo sambil mengangkat kakiku.

"Pelan-pelan... Seperti ini sering terluka" jawabku sambil meringis kesakitan.

"Memang sudah luka, apakah aku harus melepaskaskan?" tanya Theo menatap ke arahku penuh.

"Pertanyaan macam apa itu" kataku dengan sedikit kesal.

Hanya Kekehan pelan yang di lakukan Theo, lalu beranjak pergi dari ranjang. Membuka lemari yang cukup besar, lalu mengambil sebuah kotak dinsana.

"Disini, sebenarnya sangat dekat kamu tak perlu mencarinya di bawah meja seperti kemarin" ujarnya lagi sambil tersenyum.

Beberapa saat kemudian dia kembali, lalu mengusap kaki ku yang di rantai. Dengan pelan dia mulai membukanya.

"Theo.... Benar bukan? Nama kamu Theo" kataku memulai pembicaraan saat dia sedang membuka borgolnya.

Thoe berhenti sejenak, setelah itu melihat ke arahku dengan penuh.

"Ini pertama kalinya kamu memanggil namaku, aku merasa senang akan hal itu" ucapnya sambil memajukan wajahnya, hingga wajah kami saling dekat keduanya.

"Maaf...." ucapku malu sambil memalingkan wajah ku.

Kenapa dia selalu saja berperilaku aneh, membuat aku salah tingkah. Tapi bukan itu intinya, aku masih perlu banyak yang di tanyakan lagi kenapa laki-laki ini.

"Theo... Sejak kapan kamu mengenal ku?" ucapku penasaran.

Sejujurnya ini yang ingin aku tanyakan. Theo Walcott, di lihat-lihat dia lebih tua dariku. Siapakah dia, aku harus tau dengan benar cara mendekatinya. Mungkin dia sejenis psichopat gila, suka dan terobsesi dengan seseorang. Untuk saat ini menurut kepada perkataanya adalah jalan yang terbaik untuk bertahan hidup.

"Theo... Itu benar nama mu bukan?" tanyaku lagi saat dia tetap tidak menjawab apapun.

"Emelin... Ucapkan lagi, aku... Menyukainya...." kata Theo melantur sambil menahan tengkuk ku.

Ku mulai merasakan ada yang tidak beres di sini. Melihat bagaimana Theo bersiap untuk mencium ku, membuatku sedikit memerah malu dan berusaha untuk memalingkan wajah.

"Sudah aku bilang aku tak siap untuk itu..." ucapku malu-malu sambil bergumam perlahan dengan menutup mulut ku.

Sungguh aku tak akan melakukan itu, apalagi menyerahkan ciuman pertama ku. Rasanya aneh juga menjijikkan, entahlah di pikir lagi saat aku dan Theo saling bertukar saliva membuat wajah ku tambah memerah padam.

"Emelin... Apa yang kamu pikirkan hm? Itu lucu di saat bahkan aku tak berniat melakukan apapun kepada mu" kata Theo sambil berkekeh lalu memeluk ku.

Sesekali Theo juga mencium puncak kepala ku.

"Kak Theo? Biasakah anda menjawab pertanyaan ku?" tanyaku lagi mencoba untuk lebih sopan dengannya.

Aku masih penasaran kapan kita bertemu, dan membuat Theo jadi terobsesi dengan ku. Ini adalah pertama kalinya kami bertemu, tapi melihat caranya memperlakukan aku membuat ku sedikit ragu.

"Theo saja... Theo saja untuk mu, atau mungkin sesuatu yang lain" jawab Theo santai sambil bersender di tepi ranjang, dan membawa ku ke pangkuannya.

Sedikit aneh posisi sekarang, apalagi saat aku duduki tepat di atas milik Theo. Agak risik menurutku, apalagi dengan baju yang aku gunakan sekarang membuat milik kami bersentuhan tanpa sadar.

"Apa? Coba tanyakan lagi" kata Theo sambil sedikit memainkan rambutku.

"Maaf... Tapi sebelumnya apakah kita pernah bertemu?" tanya ku ulang karena penasaran.

Tingkah laku Theo seperti menyepelekan, bahkan untuk untuk saat ini dia tidak mendengar ku. Dia justru memainkan rambut ku, lalu sesekali memeluk ku, dan mencium aroma badan ku.

Aku bahkan belum mandi, ya aku tau tapi katakan itu dengan Theo. Ada hal yang harus aku lakukan untuk mendapatkan apa yang aku inginkan. Itu yang selalu terjadi, seorang psychopath tidak akan dengan mudahnya.

"Theo... Haruskah aku melakukan sesuatu agar kamu mau menjawab ku?" tanyaku sambil menahan wajah Theo dengan tangan ku.

Aku melihat wajahnya penuh, menahan dengan tulus pipi Theo. Berharap dia mau menjawabnya, tapi aku salah Theo tetaplah seorang psichopat pada umumnya. Dia tak akan mengatakan apapun kecuali di bayar dengan sesuatu.

Sebuah senyuman timbul dari bibirnya, menjelaskan bahwa apa yang aku Katakan itu benar. Ck, tak sangka aku sepintar itu melihat keadaan.

"Cium aku, dan saat itu aku akan mengatakan apa yang kamu tau...." ujar Theo sambil menahan wajah sangat dekat, hingga kami hampir saja berciuman.

Terpopuler

Comments

ダンティ 妹

ダンティ 妹

next

2021-09-25

1

vivian

vivian

thor up lg donk, semangat jill

2021-08-20

4

Iara19

Iara19

Annyeong author, aku balik lagi kesini wah seneng banget pas klik profil author ternyata bikin cerita baru lagi apalagi itu tentang psychopat. Semangat up nya ya author aku selalu nunggu hehe🥰💗

2021-08-10

2

lihat semua
Episodes
1 Seorang penguntit
2 Mencari kunci
3 Are you remember me?
4 Seorang psychopath biasa
5 Hanya ada satu pilihan
6 Pilihan untuk kebebasan
7 Tempat yang berbeda
8 Sebuah senyuman perpisahan
9 Menunjukkan Sisi Lain
10 Perencanaan Untuk Kabur
11 Berdua di Tepi Danau
12 Hubungan Emelin Dengan Theo
13 Keluarga Theo Walcott
14 Awal Petemuan Theo dan Emelin
15 Pagi Ini Hanya Mereka Berdua
16 Bisakah Aku Pulang?
17 Taman Bermain
18 Kembali Seperti Dulu
19 Hukuman Untuk Theo
20 Hanya Dengan Berpagutan
21 Pasangan Yang Normal
22 Keributan Pagi Hari
23 Posisi Theo Yang Sebenarnya
24 Baby Raffyn Walcott
25 Tawaran Welmia Untuk Pergi
26 Sosok Dalam Diri Emelin
27 Kedatangan Dara
28 Tangisan Seorang Emeline
29 Mimpi Aneh Emelin
30 Laki-laki Itu Sebenarnya....
31 Flashback Cerita Theo
32 Kembalinya Sifat Theo Sebenarnya
33 Pertemuan Raffyn Dan Darrel
34 Pertengkaran Anak-Anak
35 Rencana Bocah TK
36 Dua Sisi Berbeda
37 Kamu Yang Membuatku Pergi, Theo
38 Kedatangan Welmia
39 Perasaan Darrel
40 Rencana Terbesar Theo
41 Awal Salju Di Tahun Ini
42 Kehidupan Baru Mereka Bertiga
43 [S2] Apakah Dia Calon Ayah?
44 [S2] Mama Emeline Adalah Mama Rara
45 [S2] Sikap Dave yang Berbeda
46 [S2] Perjanjian Pernikahan
47 [S2] Rahasia Masa Lalu Emeline
48 [S2] Perhatian Tuan Dave
49 [S2] Dia Sudah Melanjutkan Kehidupannya
50 [S2] Kebetulan Yang Mengejutkan
51 [S2] Layaknya Wanita Penghibur
52 [S2] Rencana Diana
53 [S2] Wajah Dave Yang Sebenarnya
54 [S2] Bayangan Akan Theo
55 [S2] Tragedi Tak Terduga
56 [S2] Beginilah Cara Kita Bertahan Hidup
57 [S2] Sama Tapi Berbeda
58 [S2] Kamu Mengetahui Semuanya
59 [S2] Siapa Kamu Sebenarnya?
60 [S2] Kebetulan Atau Keberuntungan
61 [S2] Tubuh Yang Rapuh
62 [S2] Rencana Sempurna Tuan Dave
63 [S2] Putri Kecil Ayah
64 [S2] Alasan Yang Sederhana
65 [S2] Perjanjian Apa?
66 [S2] Penerus Yang Sempurna
67 [S2] Hanya Seorang Bidak
68 [S2] Kenapa Kamu Tak Sadar?
69 [S2] Pelajaran Khusus Tuan Dave
70 [S2] Kemapuan Yang Tak Sama
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Seorang penguntit
2
Mencari kunci
3
Are you remember me?
4
Seorang psychopath biasa
5
Hanya ada satu pilihan
6
Pilihan untuk kebebasan
7
Tempat yang berbeda
8
Sebuah senyuman perpisahan
9
Menunjukkan Sisi Lain
10
Perencanaan Untuk Kabur
11
Berdua di Tepi Danau
12
Hubungan Emelin Dengan Theo
13
Keluarga Theo Walcott
14
Awal Petemuan Theo dan Emelin
15
Pagi Ini Hanya Mereka Berdua
16
Bisakah Aku Pulang?
17
Taman Bermain
18
Kembali Seperti Dulu
19
Hukuman Untuk Theo
20
Hanya Dengan Berpagutan
21
Pasangan Yang Normal
22
Keributan Pagi Hari
23
Posisi Theo Yang Sebenarnya
24
Baby Raffyn Walcott
25
Tawaran Welmia Untuk Pergi
26
Sosok Dalam Diri Emelin
27
Kedatangan Dara
28
Tangisan Seorang Emeline
29
Mimpi Aneh Emelin
30
Laki-laki Itu Sebenarnya....
31
Flashback Cerita Theo
32
Kembalinya Sifat Theo Sebenarnya
33
Pertemuan Raffyn Dan Darrel
34
Pertengkaran Anak-Anak
35
Rencana Bocah TK
36
Dua Sisi Berbeda
37
Kamu Yang Membuatku Pergi, Theo
38
Kedatangan Welmia
39
Perasaan Darrel
40
Rencana Terbesar Theo
41
Awal Salju Di Tahun Ini
42
Kehidupan Baru Mereka Bertiga
43
[S2] Apakah Dia Calon Ayah?
44
[S2] Mama Emeline Adalah Mama Rara
45
[S2] Sikap Dave yang Berbeda
46
[S2] Perjanjian Pernikahan
47
[S2] Rahasia Masa Lalu Emeline
48
[S2] Perhatian Tuan Dave
49
[S2] Dia Sudah Melanjutkan Kehidupannya
50
[S2] Kebetulan Yang Mengejutkan
51
[S2] Layaknya Wanita Penghibur
52
[S2] Rencana Diana
53
[S2] Wajah Dave Yang Sebenarnya
54
[S2] Bayangan Akan Theo
55
[S2] Tragedi Tak Terduga
56
[S2] Beginilah Cara Kita Bertahan Hidup
57
[S2] Sama Tapi Berbeda
58
[S2] Kamu Mengetahui Semuanya
59
[S2] Siapa Kamu Sebenarnya?
60
[S2] Kebetulan Atau Keberuntungan
61
[S2] Tubuh Yang Rapuh
62
[S2] Rencana Sempurna Tuan Dave
63
[S2] Putri Kecil Ayah
64
[S2] Alasan Yang Sederhana
65
[S2] Perjanjian Apa?
66
[S2] Penerus Yang Sempurna
67
[S2] Hanya Seorang Bidak
68
[S2] Kenapa Kamu Tak Sadar?
69
[S2] Pelajaran Khusus Tuan Dave
70
[S2] Kemapuan Yang Tak Sama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!