PERHATIAN BARA.

Saat Kania terbangun dari tidurnya dia melihat seorang pria sedang duduk di sofa dengan leptop di depannya. Kania mengerjapkan matanya sebentar untuk menyesuaikan dengan cahaya yang ada di dalam ruan perawatannya. Kini dia dapat dengan jelas melihat wajah Bara yang sedang sibuk dengan leptop nya.

Wajah yang tampan dengan rahang yang kuat membuat pesona pria itu semakin kuat. Apa lagi di tambah dengan mata tang tajam dan bulu alis yang tertata rapi dengan guratan tegas semakin menyempurnakan ketampanannya.

"Apakah kau sudah puas melihat ketampananku...?" kata Bara tanpa mengalihkan wajahnya dari leptop yang ada di depannya. dan itu membuat Kania kaget dan malu

"Its...siapa juga yang melihat wajah anda Bos..." jawab Kania sambil nemalingkan wajahnya.

"Benarkah....? Sepertinya tadi ada yang menatap dan mengagumi wajah rupawanku sampai mengeluarkan liur tu..." goda Bara sambil menutup leptop nya dan berjalan kearah Kania.

"Yee...kepedean...." gumam Kania walau dalan hati membenarkan.

"Baiklah aku yang kepedean, tapi nggak masalah kalau ada yang sedang mengagumi ku...." kata Bara yang kini sudah duduk didekat ranjang Kania.

"Bos... Bos nggak pergi kekantor...?" tanya Kania sambil memandang Bara.

"Mana mungkin aku kekantor kalau kau seperti ini.." jawab Bara sambil menggenggam tangan Kania.

Kania membeku seketika ketika tangan besar Bara menggenggam lembut tangan kecilnya.

.

"Dari pada aku di kantor kepikiran kamu terus mendingan aku bekerja di sini sambil menungguimu ." kata Bara kembali.

"Tapi Bos..." belum selesai Kania berkata Bara sudah memotongnya.

"Sstt...nggak ada tapi- tapian , sekarang yang penting kesembuhan mu.." lanjut Bara memotong kalimat yang akan di ucapkan Kania.

"Baiklah Kania ngikut aja..." kata Kania pasrah. Kania berusaha melepas tangannya dari genggaman Bara, tapi Bara malah lebih erat memegang nya.

"Bos...bagaimana dengan paman dan bibik ..?" tanya Kania memecah kesunyian.

"Nanti si Mamat akan menjemput mereka.." jawab Bara .

"Boleh Kinan di bawa kesini Bos..." pinta Kania.

"Nanti sore mereka akan datang..." jawab Bara kembali . Bertepatan dengan itu seorang suster masuk dengan membawa makanan buat Kania.

"Assalamualaikum...." sapa suster itu ramah ketika masuk kedalam kamar milik si pemilik rumah sakit.

"Walaikum salam suster..." jawab Kania. Sedang Bara hanya menatap sekilas suster yang baru datang.

"Maaf tuan, Nona ini makan siang buat Nona.." kata suster itu sambil menaruh nampan yang berisi makan siang buat Kania di meja,.

"Trimakasih suster..." ucap Kania pelan.

"Sama- sama Nona..mari saya tinggal dulu..Asalamualaikum.." pamit suster itu sambil berjalan keluar..

"Walaikum salam..." jawab Kania.. Setelah suster itu keluar Bara segera mengambil makanan yang di sediakan buat Kania .

"Kau harus menghabiskan makanan ini.." kata Bara sambil mengambil makanan buat Kania. Bara mulai menyuapkan makanan kemulut Kania. Sebenarnya Kania merasa malu menerima suapan dari Bara. Tapi apa boleh buat keadaannya sekarang tidak memungkinkan dia untuk makan sendiri akhirnya dengan terpaksa dia menerima suapan dari Bara. Terlihat senyuman tipis di wajah Bara ketika Kania mau menerima pertolongan nya. Ingin rasanya Bara menghentikan waktu agar saat- saat seperti ini tidak berakhir. Tak berapa lama selesai sudah Bara menyuapi Kania. Dengan sabar Bara memberi minum dan mengusap mulut Kania . Kania merasakan malu teramat sangat.

'Ya Tuhan...masak gue di suapi ama Big Bos bagaimana para sahabatku jika tahu hal ini...teriak Kania dalam hati.

"Terimakasih Bos..." ucap Kania perlahan , Bara tersenyum melihat wajah Kania yang memerah. Wajah itu semakin cantik dan imut.

"Sama - sama..." jawab Bara

"Nach sekarang kau istirahat lah aku akan solat dulu di musolah. Kau akan di temani oleh Katerina disini.." kata bara sambil membetulkan selimut Kania.

"Baik..." jawab Kania sambil tersenyum.

Bara segera keluar dari ruangan Kania. Tak lama seorang gadis cantik dengan perawakan tinggi dan kuat masuk kedalam kamar Kania.

"Selamat siang Nona Kania..." sapa wanita itu.

"Siang...tolong jangan memanggilku denga sebutan Nona, cukup panggil namaku Kania..." Kata Kania tak senang

"Tapi Non saya nggak enak..." jawab gadis tadi.

"Kau takut dengan tuan Bara Kan...?" tebak Kania. Gadis itu mengangguk.

"Jangan khawatir aku yang akan bertanggung jawab..." janji Kania.

"Baiklah Nia..." jawab gadis itu.

"Bagus....siapa namamu..." tanya Kania bersahabat.

"Namaku Katerina, panggilannya Keti.."

"Okey Keti bisa kita bersahabat...?" tanya Kania.

"Itu pasti Nia..." jawab Keti.

"Maaf aku nggak bisa menjabat tanganmu..." seru Kania.

"Nggak masalah , aku yang akan memegang tanganmu..." seru Keti sambil berjalan kearah Kania dan memegang tangannya. Mereka berdua pun tertawa bersama. Tak lama terlihat keakrapan di antara mereka berdua.

Setelah solat Bara segera kembali keruangan Kania. Sebelum masuk dia menelfon Anton untuk membelikan makanan dan baju buat ganti. Setelah itu ia melangkah masuk kedalam kamar inap Kania. Sampai di dalam kamar dia melihat Kania sedang bercakap- cakap dengan Katerina.

"Tuan sudah selesai..." sapa Keti sambil menunduk.

"Keluarlah..." perintahnya datar.

"Baik..." jawab Keti dan segera beranjak keluar ruangan.

"Apakah suster sudah memberi obat..?" tanya Bara sambil duduk di dekat Kania.

"Sudah..baru saja mereka keluar.." jawab Kania.

"Ya sudah istirahatlah..." kata Bara lembut. Kania pun segera memejamkan mata. Memang setelah mendapatkan suntikan tadi mata Kania terasa berat untuk terbuka . serasa ingin cepat - cepat tidur lagi. Tak berapa lama terdengar dengkuran halus Kania. Bara tersenyum melihat wajah cantik itu kembali tertidur. Di usapnya perlahan pipi Kania.

"Kau harus menjadi milikku Kania... kaulah yang pantas menjadi ibu dari putra putriku. Aku tak akan pernah membiarkan siapapun memisahkan kita.." kata Bara perlahan. Bara kembali teringat pertemuan pertamanya dengan Kania.

Tok tok tok...

Terdengar ketukan pintu membuyarkan lamunan Bara.

"Masuk..."

Terlihat Anton masuk dengan membawa kotak makanan dan sebuah peper beg.

"Maaf Bar ini makan dan baju pesananmu.." seru Anton sambil menaruh kotak makanan dan peper beg di atas meja.

Bara segera mengambil baju ganti dan berjalan kearah kamar mandi.

"Jagain dia sebentar.." kata Bara sebelum masuk kamar mandi. Anton hanya bisa tercengang melihat perhatian Bara pada Kania.

"Iya akan aku jaga..." jawab Anton.

Tak lama terlihat Bara keluar dari kamar mandi dengan memakai pakaian ganti yang di beli si Asisten Anton. Dia mendekati Anton yang sedang menata kotak makanan buat Dia.

Bara segera duduk di sofa yang di depannya sudah ada kotak makanan yang di bawa oleh Anton tadi.

"Temani aku makan..." perintah Bara datar. Fuu.. untung tadi aku membeli beberapa kotak makanan.( seru Anton dalam hati sambil bernafas lega)

"Baik..." jawab Anton lalu mengambil kotak makanan di depan Bara.

"Setelah kau selesai makan suruh mereka mencari makan bergantian..." perintah Bara lagi.

Anton tahu siapa yang di maksud Bara. para bodyguard yang menjaga Kania.

"Baik...." jawab Anton.

Merek segera menyantap makanan yang di beli Anton. Ketika mereka sedang asyik makan tiba- tiba pintu terbuka. Seraut wajah tampan Kinan mengintip di pintu yang setengah terbuka.

"Papa...." kata bocah kecil itu perlahan.

"Kinan kau sudah datang..sini jangan berisik. ." kata Bara perlahan. Perlahan Kinan masuk kedalam bersama bik Siti. Dia menghampiri tempat Kania terbaring.

"Pa... Kak Kania sakit lagi ya..?" tanya bocil itu sambil berlinang air mata.

"Sstt jangan berisik Kinan...kak Kania tidur.." kata Bara perlahan.

"Kinan...." terdengar suara lembut menyebut nama Kinan. Dengan cepat Kinan menatap Kania.

"Kak Nia..."seru Kinan bahagia.

"Sayang...kau sudah datang...?" tanya Kania sambil tersenyum manis.

"Iya kak...kak Nia sakit lagi ya..." tanya balik Kinan.

"Iya sayang...tapi sekarang kak Nia sudah sembuh kok..." hibur Kania ketika melihat mata Kinan yang mulai di penuhi air mata.

"Hey...kenapa jagoan kak Nia nangis sich... " bujuk kania pada Kinan. Kania memang saat ini tidurnya agak miring kekiri karena luka yang derita Kania ada di punggung kanan nya. Bara yang sudah selesai makan segera menghampiri Kania dan Kinan. Bara segera duduk di sebelah Kania.

"Kinan...jangan nangis sayang...kasihan nanti kak Nia ikut nangis lo...Kinan mau kak Nia nangis juga..." kata Bara menghibur Kinan.

"Nggak Pa... Kinan nggak mau kak Nia nangis juga, Kinan sayang kak Nia.." ucapan si kecil membuat Kania terharu.

"Kalau begitu mau nggak Kinan kupasin buah kesukaan kak Nia..." pinta Kania ketika melihat parsel buah berada di atas meja, mengalihkan perhatian Kinan agar Kinan tak menangis lagi.

"Baik kak...Kinan akan mengupas jeruk untuk kak Nia..." seru Kinan bersemangat. Bara tersenyum melihat tingkah sang putra yang begitu sayang pada Kania.

Tak berapa lama rombongan dari rumah pak Asep datang. Pak Asep bik Monah , kak Rima dan bang Asep datang dengan wajah yang sangat khawatir.

"Sayang.....apa yang terjadi padamu ..." seru bik Monah sambil mendekat pada Kania yang sedang berbaring.

"Bibik...jangan nangis Nia nggak apa- apa kok..." bujuk Kania yang sudah melihat bik Monah menangis. Bara segera berdiri dari dekat Nia dan berjalan ke sofa memberi kesempatan untuk mereka melihat Kania.

"Nggak apa- apa gimana mukamu aja sampai pucat begini..." protes bik Monah.

"Bu...sudahlah , yang penting sekarang Kania dalam keadaan baik- baik saja...." sela pak Asep.

"Nia apa yang terjadi...?" tanya bang Jonet sambil menatap Kania.

"Aku terjatuh bang dan lukaku berdarah.." jawab Kania.

"Kau nggak bohong kan....?" kata bang Jonet tak percaya. Karena setahu bang Jonet Kania adalah gadis yang penuh kehati- hatian walau terkadang kecerobohan atau sifat barbarnya kambuh.

"Kagak bang....nggak percayaan amat sich..." jawab Kania sambil cemberut.

"Karena abang tahu itu bukan sifat elo.." kata bang Jonet lagi.

"He he si abang tahu aje..." jawab Kania sambil tertawa pelan. Entah kenapa tubuh Kania sekarang rasanya lemas sekali. Beda sekali ketika terluka pertamakali.

"Hey kak Rima, anak - anak nggak ikut..?" tanya Kania melihat kak Rima juga berada diantara mereka dengan wajah menangis.

"Kagak...mereka lagi pada keluar ketika kami tadi di jemput., biar besok aja mereka dateng kesini...?" jawab kak Rima.

"Kagak masalah kak..." kata kania sambil tersenyum. merekapun mengajak Kania berbincang untuk menghiburnya. dan mereka pun menyadari dan hanya bisa tersenyum ketika melihat seorang anak kecil dengan setianya tidur di dekat Kania sambil memegang tangannya. Tak lama bang Jonet mengajak Istri dan pak Asep serta bik Monah untuk keluar agar Kania busa beristirahat. setelah kepergian mereka Bara kembali mendekati Kania.

"Istirahat lah, apa kau lelah tidur seperti itu..?" tanya Bara.

"Apa nggak masalah kalau aku tidur terlentang...?" tanya Kania.

"coba kutanyakan dulu pada Sandy..." jawab Bara sambil mengeluarkan ponselnya dari saku celana.

"Asalamualaikum Bar ada apa...?" tanya Sandy dari sebrang.

"Walaikum salam apa nggak masalah kalau Nia tidur terlentang.." tanya Bara.

"Nggak masalah asal kau taruh kain agak tebal dekat luka Kania agar lukanya tak terlalu terkena tekanan dari tubuhnya.." jawab Sandy.

"Baiklah.." kata Bara dan mengakhiri panggilan .

"Ist di matikan...dasar Bara.." umpat Sandy yang merasa jengkel ketika Bara mematikan telfonnya tanpa perasaan. sedang Bara yang di umpat sedang membantu Kania berbaring. Bik Siti dan Anton yang melihat tingkah Bara pada melongo. sebab selama hidup mereka bersama Bara tak pernah melihat Bara dekat apa lagi sampai seperhatian itu pada perempuan.

"Apa benar ini Bos Bara yang dingin pada perempuan...?" gumam Anton.

"Ya Tuhan...manis banget perlakuan tuan Bara pada non Kania...semoga mereka menjadi suami istri, Aku seneng banget kalau Non Kania jadi ibunya den Kinan.." bik Siti ber doa dalam hati sambil tak bosan melihat perlakuan Bara pada Kania.

"Terimakasih Bos.." ucap Kania , terlihat semburat merah di wajah putih nya. dia semakin malu jika mengingat sejak tadi tanpa sengaja dia berada di dekapan Bara saat Bara membantu dia untuk tidur terlentang. karena Bara memberi ganjalan kain tipis pada punggungnya.

"Kenapa wajahmu memerah...? apa kau panas lagi..?" tanya Bara khawatir sambil menaruh tangannya di dahi Kania. nggak panas.(batin Bara)

"Ti..tidak Bos..." jawab Kania tergagab. rona merah kembali terlihat di wajah Kania. saat itulah Bara mulai sadar apa yang menyebabkan muka Kania memerah. Bara tersenyum melihat itu.

"Apa kau malu hmm..." goda Bara di dekat wajah Kania sambil membetulkan letak bantal Kania. terlihat kembali rona merah di wajah Kania. hingga membuat Bara gemas ingin mencium wajah cantik Kania. Apa lagi tanpa sengaja Kania menggigit bibirnya karena merasa gugup.

"Jangan kau gigit bibirmu...kau sengaja menggodaku ya..?" kata Bara sambil memalingkan muka.

"Apaan sich Bos..." kata Kania jengkel.

' Siapa juga yang menggoda dia..' teriak Kania dalam hati. melihat Kania cemberut Bara tertawa.

"Papa sana pergi, Kinan mau tidur dengan kak Kania..." seru Kinan yang sejak tadi terabaikan.

"Iya, iya..papa pergi, tapi jangan terlalu dekat dengan kak Kania ya...?" nasehat Bara pada sang putra.

"Iya Papa...Kinan tahu kok.." jawab Kinan diapun segera tidur di dekat Kania. tak lupa memeluk lengan Kania yang bebas dari infus. Bara tersenyum melihat tingkah Kinan . Setelah itu Bara mendekati Anton. mereka duduk berdua membahas soal kantor. sedang bik Siti keluar ruangan. Saat Bara sedang sibuk membahas masalah tiba - tiba pak Asep dan bik Monah masuk. mereka melihat sebentar Kania. lalu pak Asep mendekati Bara.

"Tuan..kami mau pamit dulu, nanti malam kami akan kembali lagi kemari.." kata pak Asep berpamitan.

"Pak Asep besok aja bapak datang kemari, biar saya yang akan menjaga Kania..." titah Bara pada pak Asep. Dia tahu keinginan kedua orang tua yang telah merawat Kania, tapi kasihan mereka sudah tua, lagian Bara tak ingin kedekatannya dengan Kania terganggu.

"Baiklah kalau begitu tuan, kamis mohon diri dulu. Assalamualaikum..." pamit pak Asep dan bik Monah.

"Walaikum salam..." jawab Bara dan Anton bersamaan. tak lama bang Jonet dan Kak Rina masuk juga untuk berpamitan pada Bara dan melihat sebentar keadaan Kania. Setelah kepergian mereka Bara segera melanjutkan pembahasan dengan Anton yang sempat terputus.

Udahan dulu ya...jangan lupa like dan komennya dong... kalian tahu nggak komen dan like kalian membuat semangat author membuat cerita semakin kuat. tapi author juga tak lupa mengucapkan banyak terimakasih pada kalian yang telah sudi memberi like pada karya author.😍

Bersambung.

Terpopuler

Comments

🍃🦂 Nurliana 🦂🍃

🍃🦂 Nurliana 🦂🍃

😊😊🤗

2024-04-15

1

Ellen Siahaan

Ellen Siahaan

visual nya thorrrrr...jgn lupaa

2022-03-09

3

Arni

Arni

visualnya mna thor???

2021-11-04

4

lihat semua
Episodes
1 PERKENALAN.
2 MENOLONG SEORANG PRIA.
3 KESEDIHAN KANIA.
4 KINAN.
5 MENGHADIRI PESTA
6 MENOLONG KINAN
7 KANIA TERLUKA.
8 RUMAH SAKIT 1
9 RUMAH SAKIT 2
10 RUMAH SAKIT 3.
11 PEMBUNUH BAYARAN.
12 KESEDIHAN KANIA .
13 Cerita Tentang KANIA.
14 PULANG DARI RUMAH SAKIT
15 KEMBALI KERJA.
16 KEDATANGAN BANG JONET.
17 TELFON DARI SIMON.
18 KANIA TERLUKA LAGI.
19 AVANYA.
20 PERHATIAN BARA.
21 KEDATANGAN AVANYA DI KANTOR BARA.
22 KISAH SEDIH KATERINA.
23 PULIHAN SULIT.
24 DI RUMAH BARA.
25 KAU ADALAH GADISKU
26 ITU HUKUMANMU.
27 KINAN YANG POSESIF.
28 KEMBALI MASUK KERJA
29 SIAPA ELISABET.
30 RUMOR ELISABET.
31 BUNDA KINAN.
32 BUNDA.
33 ULAH SI ELISABET.
34 SEKERTARIS SEKSI .
35 BODYGUARD BUAT KANIA.
36 Penyerangan di Tepat Parkir.
37 AUDISI FILM 1.
38 AUDISI FILM 2
39 AUDISI FILM 3.
40 TANDA TANGAN KONTRAK.
41 Yee..PAPA IRI TU..
42 KANIA DAN BARA.
43 Kerumah Paman Asep.
44 KERINDUAN BARA.
45 Bertemu Orang Tua Bara.
46 GANGGUAN DATANG.
47 BERTEMU DEBY.
48 KE INGINAN BARA
49 GAGALNYA PERJODOHAN
50 KELICIKAN DEBY.
51 SYUTING.
52 Keputusan Tuan Mahesa.
53 Bertemu Kakek Herlambang.
54 KEBENARAN TENTANG KANIA.
55 DEWI MAUT KEBAIKAN.
56 BERTEMU REZA.
57 BERTEMU FAREL KEMBALI.
58 TENTANG MAMA KINAN
59 SYUTING BERSAMA FAREL
60 KANIA TERLUKA.
61 KEPUTUSAN KAKEK HERLAMBANG.
62 TES DNA.
63 BERITA UNTUK DEBY.
64 KEBENARAN YANG TERUNGKAP
65 KEBENARAN YANG TERUNGKAP 2.
66 PENYESALAN SETYO HADI
67 PENOLAKAN KANIA.
68 LAMARAN UNTUK KANIA
69 Gadis penyebab Farel pergi
70 KETAKUTAN DEBY.
71 DI APARTEMEN.
72 Kepulangan Setyo Hadi
73 DATANG KE KANTOR
74 DEBY LAGI...
75 "DEBY DI KANTOR POLISI.
76 SIAPA LAGI AMELIA.
77 SIAPA AMELIA.
78 ULANG TAHUN PERUSAHAAN 1
79 ULANG TAHUN PERUSAHAAN 2
80 Menyelamatkan Nyonya Sinta.
81 KE INGINAN REZA.
82 CERITA SINTA.
83 KEMARAHAN SETYO HADI.
84 NASIB PINGKI DAN DEBY
85 PENDERITAAN PINGKI.
86 Keluarga Amelia ke Mension tuan Mahesa.
87 PESTA SYUKURAN.
88 PERNIKAHAN.
89 MAAF DARI MAMA SINTA.
90 MALAM PERTAMA.
91 BERTEMU RONI DAN TUTI.
92 KEJADIAN DI DALAM BUTIK.
93 MENGINAP DI HOTEL.
94 FITNAH AMELIA
95 MENJADI PUSAT GOSIP.
96 Berkunjung Kerumah Mertua.
97 SIMON SAHABAT BARA.
98 MENGEJAR JAMBRET.
99 KEMARAHAN BARA.
100 KEPUTUSAN PERISAHAAN.
101 MENOLONG WIDURI .
102 SAHABAT MAMA SINTA.
103 RENCANA AMELIA.
104 KARTU UNDAMGAN.
105 BERKUNJUNG KE MARKAS.
106 JEBAKAN AMELIA 1
107 JEBAKAN AMELIA 2
108 ISTRI BARA.
109 PERESMIAN BUTIK DAN SALAON.
110 BERTEMU EMILDA.
111 KELUARGA MALIK HANDOKO
112 EMILDA MAMA KINAN.
113 KEBAHAGIAAN KANIA.
114 ISTRI BARA ARIS. D.
115 KEHAMILAN KANIA.
116 EMILDA MENEMUI KANIA.
117 KAKEK TUA.
118 PENJAHAT DARI KOTA . K
119 KAKEK BUYUT.
120 KAKEK BUYUT 2
121 PESTA PERKAWINAN.
122 PENCULIKAN KINAN.
123 KANIA KOMA.
124 KANIA SADAR.
125 KEDATANGAN KELUARGA EMILDA
126 KESEMBUHAN JOHAN.
127 KEBWRANFKATAN KINAN.
128 pengumuman
Episodes

Updated 128 Episodes

1
PERKENALAN.
2
MENOLONG SEORANG PRIA.
3
KESEDIHAN KANIA.
4
KINAN.
5
MENGHADIRI PESTA
6
MENOLONG KINAN
7
KANIA TERLUKA.
8
RUMAH SAKIT 1
9
RUMAH SAKIT 2
10
RUMAH SAKIT 3.
11
PEMBUNUH BAYARAN.
12
KESEDIHAN KANIA .
13
Cerita Tentang KANIA.
14
PULANG DARI RUMAH SAKIT
15
KEMBALI KERJA.
16
KEDATANGAN BANG JONET.
17
TELFON DARI SIMON.
18
KANIA TERLUKA LAGI.
19
AVANYA.
20
PERHATIAN BARA.
21
KEDATANGAN AVANYA DI KANTOR BARA.
22
KISAH SEDIH KATERINA.
23
PULIHAN SULIT.
24
DI RUMAH BARA.
25
KAU ADALAH GADISKU
26
ITU HUKUMANMU.
27
KINAN YANG POSESIF.
28
KEMBALI MASUK KERJA
29
SIAPA ELISABET.
30
RUMOR ELISABET.
31
BUNDA KINAN.
32
BUNDA.
33
ULAH SI ELISABET.
34
SEKERTARIS SEKSI .
35
BODYGUARD BUAT KANIA.
36
Penyerangan di Tepat Parkir.
37
AUDISI FILM 1.
38
AUDISI FILM 2
39
AUDISI FILM 3.
40
TANDA TANGAN KONTRAK.
41
Yee..PAPA IRI TU..
42
KANIA DAN BARA.
43
Kerumah Paman Asep.
44
KERINDUAN BARA.
45
Bertemu Orang Tua Bara.
46
GANGGUAN DATANG.
47
BERTEMU DEBY.
48
KE INGINAN BARA
49
GAGALNYA PERJODOHAN
50
KELICIKAN DEBY.
51
SYUTING.
52
Keputusan Tuan Mahesa.
53
Bertemu Kakek Herlambang.
54
KEBENARAN TENTANG KANIA.
55
DEWI MAUT KEBAIKAN.
56
BERTEMU REZA.
57
BERTEMU FAREL KEMBALI.
58
TENTANG MAMA KINAN
59
SYUTING BERSAMA FAREL
60
KANIA TERLUKA.
61
KEPUTUSAN KAKEK HERLAMBANG.
62
TES DNA.
63
BERITA UNTUK DEBY.
64
KEBENARAN YANG TERUNGKAP
65
KEBENARAN YANG TERUNGKAP 2.
66
PENYESALAN SETYO HADI
67
PENOLAKAN KANIA.
68
LAMARAN UNTUK KANIA
69
Gadis penyebab Farel pergi
70
KETAKUTAN DEBY.
71
DI APARTEMEN.
72
Kepulangan Setyo Hadi
73
DATANG KE KANTOR
74
DEBY LAGI...
75
"DEBY DI KANTOR POLISI.
76
SIAPA LAGI AMELIA.
77
SIAPA AMELIA.
78
ULANG TAHUN PERUSAHAAN 1
79
ULANG TAHUN PERUSAHAAN 2
80
Menyelamatkan Nyonya Sinta.
81
KE INGINAN REZA.
82
CERITA SINTA.
83
KEMARAHAN SETYO HADI.
84
NASIB PINGKI DAN DEBY
85
PENDERITAAN PINGKI.
86
Keluarga Amelia ke Mension tuan Mahesa.
87
PESTA SYUKURAN.
88
PERNIKAHAN.
89
MAAF DARI MAMA SINTA.
90
MALAM PERTAMA.
91
BERTEMU RONI DAN TUTI.
92
KEJADIAN DI DALAM BUTIK.
93
MENGINAP DI HOTEL.
94
FITNAH AMELIA
95
MENJADI PUSAT GOSIP.
96
Berkunjung Kerumah Mertua.
97
SIMON SAHABAT BARA.
98
MENGEJAR JAMBRET.
99
KEMARAHAN BARA.
100
KEPUTUSAN PERISAHAAN.
101
MENOLONG WIDURI .
102
SAHABAT MAMA SINTA.
103
RENCANA AMELIA.
104
KARTU UNDAMGAN.
105
BERKUNJUNG KE MARKAS.
106
JEBAKAN AMELIA 1
107
JEBAKAN AMELIA 2
108
ISTRI BARA.
109
PERESMIAN BUTIK DAN SALAON.
110
BERTEMU EMILDA.
111
KELUARGA MALIK HANDOKO
112
EMILDA MAMA KINAN.
113
KEBAHAGIAAN KANIA.
114
ISTRI BARA ARIS. D.
115
KEHAMILAN KANIA.
116
EMILDA MENEMUI KANIA.
117
KAKEK TUA.
118
PENJAHAT DARI KOTA . K
119
KAKEK BUYUT.
120
KAKEK BUYUT 2
121
PESTA PERKAWINAN.
122
PENCULIKAN KINAN.
123
KANIA KOMA.
124
KANIA SADAR.
125
KEDATANGAN KELUARGA EMILDA
126
KESEMBUHAN JOHAN.
127
KEBWRANFKATAN KINAN.
128
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!