Malam itu setelah selesai makan malam dan bercerita pada bik Monah dan paman Asep Kania segera pamit masuk kedalam kamar untuk beristirahat. Setelah sampai di dalam kamar Kania segera mengambil ponselnya yang berada di atas meja kamarnya. Dia segera menghubungi bang Jonet.
"Halo Asalamualaikum Nia..." terdengar suara bang Jonet dari sebrang.
"Walaikum salam bang..." jawab Kania.
"Elo sekarang masi di rumah sakit ..?" tanya bang Jonet.
"Kagak bang...Nia udah di rumah sekarang..." jawab Kania.
"Syukur lah kalau elo udah ada di rumah besok abang kesono ame kakak dan adek- adek elo..." kata bang Jonet lagi.
"Tapi abang datengnya agak sorean .. sekalian nginep ya bang, soalnya gue pagi kerja..." jawab Kania .
"Nia .. elo tu baru sembuh kok udah masuk kerja sich..." kata bang Jonet heran.
"Nggak enak ame Bos bang ..soalnya gue udah satu minggu nggak masuk kerja, ntar gue di pecat.." bohong Kania.
"Iye, iye gue tahu siapa elo...." jawab bang Jonet yang sudah tahu watak Kania yang nggak betah diam di rumah.
"He he he itu abang udeh tahu..." tawa Kabar membahana.
"Dasar..." umpat bang Jonet.
"Oh ya bang aye denger sehari setelah kejadian penembakan gue, kelompok ular cobra ade yang ngancurin , ape itu ulah bang Jonet ...?" tanya Kania
"Elo tahu dari mana...?" tanya bang Jonet .
"Dari si Juki bang...."
"Iya itu gue ame anak - anak preman kota B dan kota J ada juga anak buah si Simon.. mereka marah ketika mereka mendengar elo ketembak .."jawab bang Jonet lagi.
"Lo ..emang kak Simon tahu bang kalau gue terluka...?" tanya Kania lagi.
"Pertamanya sich kagak..tapi baru kemaren dia tahu, tau tu dia dengar dari siape, dia nelfon gue nanyain soal elo, terpaksa aye cerita ame dia , katanye dia ngehubungin elo beberapa kali nggak bisa..mungkin kalau nggak hari ini atau besok dia pulang kemari.." jawab bang Jonet.
"Kok nggak bisa, Kenapa ya bang..." jawab Kania heran.
"Mana gue tahu dodol..." wah bang Jonet ketularan bahasa gue.batin kania tertawa.
"Oh ya bang, kate si Juki ade yang liat cuma beberapa orang doang yang datang, tapi kok ampe hancur tu markas mereka..." tanya Kania dengan nada heran.
"Ya terang aje Nia...yang gue bawa cuman para intinya doang..." jawab bang Jonet sambil tertawa .
Wah...terang aja mereka kalah yang maju orang- orang tak terkalahkan..seru Kania dalam hati.
"Si abang terang aja mereka hancur..." puji Kania . Jonetpun hanya menjawab dengan tertawa.
"Ya uda ya bang gue mau tidur dulu, besok gue tunggu kedatangan abang..." kata Kania lagi.
"Ya udah tidur sono, besok gue ame bini dateng kesono.." jawab bang Jonet.
"Iya bang Assalamualaikum..."
"Walaikum salam..." jawab bang Jonet mengakhiri panggilan. Kania pun segera menaruh ponselnya di atas nakas dekat tempat tidurnya. Setelah itu dia menarik selimut menutupi tubuhnya. Tak lama dia sudah terbang kealam mimpi.
****
Pagi sekali Kania sudah bangun , setelah solat subuh Kania segera mempersiapkan peralatan untuk bekerja. Setelah merapikan barangnya Kania segera mencari keberadaan bik Monah. Ketika sampai di dapur dia melihat sang bibik lagi membuat nasi goreng.
"Selamat pagi bik...." kata Kania sambil memeluk bik Monah dari belakang.
"Pagi sayang...." jawab bik Monah yang sudah biasa melihat tingkah Kania.
"Buat nasi goreng bik..." tanya Kania.
"Iya nak.... bukankah ini makanan kesukaanmu...?" lanjut bik Monah.
"Bik Monah emang yang paling baik..." seru Kania sambil mencium pipi bik Monah.
"Sudah, sudah bibik mau masak dulu.."
"Tapi bibik sayang...Kania mau minta di mandiin..." kata Kania manja.
"He he he bibik lupa kalau bibik punya bayi besar..." goda bik Monah sambil tertawa.
"Bibik ..." seru Kania sambil cemberut.
"Iya dech iya....tunggu sebentar bibik taro nasi ini di meja dulu, lalu kita kekamarmu.." kata bik Monah sambil membawa semangkok besar nasi goreng yang segera dia taruh di atas meja dapur. Setelah itu mereka melangkah ke kamar Kania. Setelah sampai di kamar ,Kania segera berjalan kekamar mandi di ikuti bik Monah. Setelah menyelesaikan ritual mandi dengan bantuan bik Monah Kania segera memakai seragam kerja.
"Lo Nia kau sekarang mau kerja..?" tanya bik Monah heran.
"Iya bik... Kalau Kania kelamaan cuti takutnya di pecat. ." jawab Kania .
"Apa kau sudah benar - benar sehat..?" tanya bik Monah lagi.
"Sudah bik, Kania sekarang sudah mulai sehat kok..." jawab Kania.
"Ya udah, hari- hati nanti kalau bekerja, jangan terlalu lelah, bibik tahu kamu belum sehat benar..." kata bik Monah bijak.
"Siap komandan...." canda Kania.
"Dasar awe'we' nakal..." kata bik Monah sambil membelai kepala Kania.
Kania pun hanya tertawa manja.
Setelah sarapan bersama pak Asep dan bik Monah Kania segera berangkat kerja . Ketika dia akan mengeluarkan sang motor yang ada di garasi samping rumahnya (karena Kania memiliki tiga motor kesayangannya pak Asep membuatkan garasi khusus motor Kania) dia kelihat motor yang dia kendarai ketika dia menolong Kinan.
"Lo paman kok motor ini uda ada di sini..?" tanya Kania heran.
"Oo...motor itu...tiga hari setelah kamu nggak pulang ada seorang pria yang datang kemari nganterin motor itu. Dia bilang kamu lagi ada tugas dari kantor.."
"Dia nggak ngomong apa - apa lagi paman....?" tanya Kania.
"Nggak , dia cuman ngomong itu saja.." jawab pak Asep.
Tiba- tiba percakapan mereka terhenti ketika terdengar teriakan bik Monah
"Kania....!" terdengar teriakan bik Monah dari luar.
"Ya bik...." jawab Kania sambil berjalan keluar bersama pak Asep.
"Ada apa bik , kok teriak -teriak..?" tanya Kania heran.
"Tu ada yang menjemput kamu..." jawab bik Monah sambil menunjuk pada seorang pria yang sudah berdiri di halaman.
"Bang Mamat...kok disini...?" tanya Kania heran.
"Iya neng...bang Mamat di suru nganterin non Kania pergi kekantor.." jawab bang Mamat super yang selalu mengantar Kinan bepergian.
"Lo siapa yang nyuruh bang..." ya ampun bodohnya gue, tentu saja tuan Bara.. Omel Kania pada diri sendiri karena bodoh.
"Tuan Bara Non...." jawab bang Mamat.
Tu kan bener...dasar otak bodoh , omel
Kania dalam hari.
"Aduh bang...nggak usah dech, Kania kan punya motor, lagian siapa yang nganterin den Kinan kalau abang nganterin Kania...bilang aja pada tuan Bara trimakasih atas niat baiktl tuan Bara tapi saya udah punya motor untuk pergi kerja..." tolak Kania.
"Nggak bisa Non...saya sudah di tugaskan untuk mengantar Nona pergi kerja, beliau bilang selama Non Kania belum sembuh benar Nona harus naik mobil kalau tidak saya nanti di pecat Non..." kata bang Mamat menjelaskan dengan wajah takut.
"Its..pemaksa...yaudah dech bang Kania ikutin kata si Bos..ini semua Kania lakukan agar abang nggak di pecat..." kata Kania dengan wajah jengkel.
"Udahlah Kania...ini juga demi kesembuhan mu nak..." kata pak Asep sambil tersenyum menghibur Kania.
"Ya udah Kania berangkat paman.." kata Kania sambil mencium tangan pak Asep dan bik Monah. Setelah itu dia mengikuti Mamat berjalan kearah mobil yang akan membawanya ke kantor. Terlihat mobil mewah warna merah berdiri dengan anggunnya di pinggir jalan.
"Bang Mamat mana mobilnya...?" tanya Kania bodoh.
"Ya ini Non..." jawab bang Mamat sambil membukakan pintu mobil yang terlihat mewah dan mengkilat.
"Mobil ini...?" tanya Kania tak percaya.
"Iya Non...tadi pagi mobil ini baru datang, terus tuan Bara menyuruh saya menjemput Non Kania untuk berangkat kerja.." kata bang Mamat menjelaskan.
"Kok Abang tahu rumah Kania...?" tanya Kania heran.
"Bang Mamat tahu saat mengembalikan motor den Kania bersama bang Sapri.." jawab bang Mamat.
"Ooo..." kok dia tahu gue mau berangkat kerja hari ini kata Kania dalam hati. Dia segera masuk dan duduk manis di dalam mobil. Tak lama mobil itupun berjalan menuju kantor PT. DI milik Bara.
" Bang...kalau abang sekarang nganterin Kania lalu siapa yang nganter Kinan sekolah...?" tanya Kania memecah kesunyian dalam mobil.
"Bang Sapri Non yang nganter den Kinan dan bik Siti..." jawab Mamat.
"Kok tuan Bara tahu Kania mau berangkat kerja...?" pertanyaan yang sejak tadi ada di fikiran Kania lolos dari mulutnya.
"Entahlah Non...yang bang Mamat tahu tadi pagi tiba - tiba tuan Bara memanggil saya dan beliau nenugaskan saya untuk menjemput Non Kania.." kata Mamat menjelaskan.
Hebat bener manusia es satu ini...dari mana dia tahu kalau gue akan berangkat kerja hari ini..pikir Kania.
Ah masa bodohlah mungkin setelah gue benar - benar sembuh dia akan menghentikan soal antar jemput ini..fikir Kania sendiri. Tak berapa lama sampailah Kania di kantor tempat dia kerja. Mamat segera memarkirkan mobil itu di parkiran kantor. perlahan Kania keluar dari mobil setelah melihat kanan kiri. Dia takut ada orang yang melihat dia keluar dari dalam mobil mewah itu. Mamat tersenyum melihat tingkah Kania. Dia tahu kenapa Kania bersikap seperti itu . setelah di rasa aman Kania segera berjalan masuk kedalam kantor. Ketika dia sampai di lobi kantor dia bertemu dengan Sonya yang juga baru masuk.
"Kania....." teriak Sonya sambil berlari kearah Kania. Teriakan Sonya membuat mereka menjadi pusat perhatian.
"Ya ampun Sonya ..kenapa elo teriak - teriak sich, malu tahu..." kata Kania yang malu menjadi perhatian orang.
"Biarin...gue kangen sama elo..." jawab Sonya sambil memeluk erat Kania.
"Aauuu...pelan dodol...luka gue belum benar- benar sembuh..." teriak Kania.
"Uff sory..habis gue kangen banget ame elo cantik..." jawab Sonya sambil melepas pelukannya.
"Yaudah yuk kita keruangan..." ajak Sonya. Merekapun segera berjalan kearah lift yang akan membawa mereka keruangan kerja . Sonya yang tahu luka di punggung Kania, melindungi bagian punggung Kania dengan tubuhnya agar tak tersentuh tubuh karyawan lain yang ada di dalam lift . Kania yang mendapat perlakuan dari sang sahabat tersenyum haru. Ya Tuhan... Walau hamba nggak mendapat kasih sayang dari kedua orang tua hamba. Tapi Engkau menggantikan nya dengan kasih sayang dari orang - orang terdekat hamba..ucap syukur Kania salam hati. Setelah sampai di lantai tempat ruang kerja mereka berada, Kania dan Sonya segera melangkah menuju ruang mereka. Ketika mereka sampai di muka pintu orang- orang yang ada di dalam pada menatap kedatangannya. sepontan terdengar teriakan dari mulut dua cewek sahabat Kania yang lain.
"Kaniaa...." teriakan mereka memenuhi ruangan. mereka berhamburan lari menuju Kania.
"Stop, stop....perlahan ye kalau mau memeluk my princes...." seru Sonya berdiri di depan Kania menghalangi para sahabat yang akan bertindak brutal memeluk Kania.
"Emang kenapa So....?" tanya si Ratih heran.
"Luka Kania belum sembuh benar sobatku...." kata Sonya menjelaskan..."
"Ya ampun...kasihan bener princes kita ini..." seru Karin sambil berjalan dan memeluk Kania hari - hati. Ratih pun mengikuti jejak Karin memeluk Kania dengan hari - hati pula. setelah saling melepas rindu mereka kembali kemeja masing - masing. ketika mereka asyik bekerja. tiba- tiba dua pria tampan masuk kedalam ruangan.
Ketika melihat keberadaan Kania kedua pria itu terkejut.
"Kania...." seru Beny sambil berjalan kearah Kania.
"Hay Beny ,Roby...."sapa Kania sambil tersenyum. Beny yang jalan duluan segera memeluk Kania . Perasaan rindu satu minggu tidak bertemu membuat Beny lupa keadaan. Kontan saja membuat Kania membeku. setelah kesadarannya datang Kania segera berucap.
"hey, hey hey...ada apa tuan Beny...apa kau sakit..?" tanya Kania sambil berusaha melepas pelukan Beny.
"Ben...hati- hati kau bisa melukai Kania.." seru Sonya menghawatirkan Kania.
Mendengar omongan Sonya Beny segera melepas pelukannya.
"Maaf Kania..." kata Beny menyesal. karena para sahabat Kania sudah pada tahu kalau Kania tertembak punggung nya karena menolong seorang anak. tapi mereka nggak tahu kalau anak itu adalah putra pemilik perusahaan tempat mereka kerja.
"Apa lukamu belum sembuh benar...?" tanya Beny khawatir.
"Mendingan sich, cuman kalau terkena tekanan masich sakit..." jawab Kania.
"Hey Nona cantik apa kabar..." sapa Roby sambil mengulurkan tangan.
"Alhamdulillah..masih hidup Rob..." kelakar Kania.
"Kau ini.. " kata Roby kesal mendengar
candaan Kania.
"Kania...kalau bisa jangan terlalu lelah..." kata Beny penuh perhatian.
"Ben...elo perhatian banget ame Kania...sekali - kali pada gue dong perhatian elo..." ngejeplak mulut si Sonya.
"So ..dasar mulut elo ye..." umpat Kania sebal .
"Habis dia perhatian nya hanya ame elo doang Nia .." goda Si Sonya .
"Dasar mulut bawel...." umpat Kania. dan itu membuat para sahabatnya tertawa.
"Sudah, sudah balik sono ke meja kalian masing- masing, ntar ada pak Marwan tahu rasa lo..." seru Kania memperingati.
pak Marwan adalah kepala divisi mereka. akhirnya mereka bubar kembali ke meja masing - masing. Tak lama merekapun di sibukkan oleh tugas mereka masing - masing. Ketika mereka sedang di sibukkan oleh tugas. tiba- tiba seorang gadis cantik dan seksi masuk kedalam ruangan Kania.
"Permisi...maaf bisa bertemu dengan mbak yang bernama Kania . ." kata manis keluar dari wanita cantik itu .
Kania yang merasa namanya di ucapkan gadis itu , dia segera mengeluarkan suaran.
"Saya mbak..." seru Kania sambil menatap gadis cantik yang juga menatap Wajahnya.
'Kok kayaknya dia sekertaris si Bos Dika' tebak Kania dalam hati.
Begitupun dengan para sahabatnya. mereka heran kenapa sekretaris si Bos mencari Kania.
"Mbak Kania di minta keruangan pak Dika.." kata sang sekertaris tersenyum ramah.
"Saya mbak....?" tanya Kania tak yakin.
"Iya anda...anda Nona Kania kan...?" jawab gadis cantik itu
"Iya, mbak..."
"Mari pergi bersama saya .." ajak wanita cantik itu. Kania menatap wajah para sahabatnya. mereka memandang Kania dengan raut wajah bagai bertanya.
Ada apa elo di panggil oleh pak Dika.. tapi Kania hanya mengangkat bahu seolah berkata . Mana gue tahu.. diapun segera mengikuti sang sekertaris untuk ikut menuju ruang Dika si Bos kedua setelah sang CEO Bara . dengan penuh tanda tanya Kania berjalan keruangaan Dika . sesampainya di sana Fani segera mengetuk pintu.
Tok tok tok .
" Masuk. .. .."suara lembut terdengar dari dalam ruangan. perlahan Fani membuka pintu.
"Tuan Nona Kania sudah datang...." kata Fani memberitahu.
"Suruh masuk..." jawab Dika sambil menutup leptopnya. Kania pun segera masuk kedalam.
"Selamat pagi tuan..." sapa Kania.
"Pagi Kania..tolong sekalian kamu tutup pintunya.." pinta Dika lembut.
"Baik Tuan...." Kania pun segera menutup pintu dengan hati- hati. Setelah itu dia berjalan kearah Dika dan duduk di kursi depan meja Dika .
"Maaf tuan, tuan memanggil saya . ?" tanya Kania setelah berhadapan dengan Dika .
"Iya... aku hanya ingin bertanya, kenapa kamu buru- buru masuk...? bukankah lukamu belum sembuh benar..?" tanya Dika sambil memandang Kania.
Sebelum menjawab Kania tersenyum manis. Duh senyum itu...jelas aja kak Bara tergila - gila pada gadis ini batin Dika dalam hati
"Maaf tuan saya merasa sakitnya sudah mendingan.. " jawab Kania lembut.
"Tapi seharusnya kamu masih istirahat di rumah..." nasehat Dika.
"Saya merasa sudah baikan tuan , jadi saya tak ingin menunda pekerjaan.." jawab Kania .
"Baiklah kau boleh bekerja tapi ingat kau harus menjaga kesehatanmu jangan bekerja terlalu berat. Kesehatanmu itu masih tanggung jawab kami.." kata Dika dengan nada bersahabat.
"Baik tuan.." jawab Kania dengan hormat.
"tolong kalau kita lagi berdua jangan kau panggil aku dengan sebutan tuan..." Pinta Dika.
"Tapi tuan..." jawab Kania bingung. kok si Bos ini sama kayak si tuan besar Bara nggak mau di panggil tuan. keluh kania dalam hati.
"Kau Bisa memanggil namaku atau kau juga bisa panggil aku kakak.." pinta Dika sambil tersenyum.
"Ingat itu perintah .." potong Dika ketika Kania ingin membantah.
"Baiklah tuan..." jawab Kania pasrah.
"Kania...." tegur Dika ketika Kania kembali memanggil nya tuan.
"Baik kak..." ralat Kania dengan perasaan takut dan malu.
"Bagus...anak pintar..." goda Dika. Kania pun memerah wajahnya. dan itu membuat Dika menjadi gemas.
ya ampuun...imut banget calon kakak ipar gue ini. tanpa setahu Kania Dika memotret Kania dan mengirimkannya ke ponsel sang Kakak. dengan caption Imutnya calon kakak iparku. setelah mengirim foto Kania Dika tertawa sendiri. dia yakin sang kakak uring - uringan.
"Ya udah kamu kembali lagi keruanganmu, ingat jangan kerja terlalu berat.. " kata Dika menasehati.
"Baik kak saya akan kembali keruangan saya.. Asalamualaikum..." pamit Kania mohon diri.
"Walaikum salam..." jawab Dika sambil menatap kepergian Kania. Kania pun kembali keruangannya dengan perasaan legah.. Sedang di ruang Dika terlihat ponselnya berbunyi. setelah melihat nama orang yang menelfonnya Dika tertawa.
"Assalamualaikum kak..." kata Dika seolah dia nggak merasa salah.
"Walaikum salam...jangan macam - macam kau Dik...." teriak Barang marah.
"Ha ha ha...emang apa salah gue kak..?"Tanya Dika menggoda.
"Apakah pesanan mobil sport Pininfarina Sergio Ferrari. harus aku batalin aja ya.." kata Bara Datar.
"Apa kak....beneran nich mobil itu akan jadi milikku....?" tanya Dika kegirangan.
"Asal kau jaga dia dengan baik..." jawab sang kakak.
"Beres kak.. akan ku jaga dia dengan baik.." jawab Dika dengan semangat 45.
"Ya udah masih banyak kerjaan, awas jaga dia dengan benar.."
"Siap kak..." jawab Dika .
" Assalamualaikum..."
"Walaikum salam..." Dika pun menutup sambungan telfon. terlihat wajahnya yang sedang berseri - seri. terbayang mobil mobil Pininfarina Sergio Ferrari akan segera dia miliki.
"Ya Tuhan...kakak iparku tersayang kau adalah kartu keberuntunganku..." seru Dika sendiri.
Segini dulu dech ceritanya. maaf jangan lupa like dan Komennya dong...
Bersamvungm
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
🍃🦂 Nurliana 🦂🍃
Ikutin alur aja
2024-04-08
1
Dhidin Abdiansyah
aku awal2 g tertarik baca, dan baca sampek sinipun aku skip2. klo menurutku si.. ceritanya jelas, tapi kadang agak bagimana gitu... kayak serasa baca novel anak smp dr sini aku menyimpulkan si author sering baca bovel , jdi dia bikin novel tapi bahasanya mungkin perlu di tata lagi. maksud dri bahasa di tata lagi lebih baik lihat contoh novel2 senior lainnya. maaf ini komemtarku
2023-01-28
2
Betty Sulianti
suka sama ceritanya
2022-02-25
1