Setelah lulus dari SMA Kania mendapatkankan beasiswa untuk masuk ke sebuah universitas ternama di kota J. Akhirnya dengan terpaksa mereka memutuskan kembali kekota J. Karena bik Minah dan pak Asep tidak tega membiarkan kania hidup sendiri di kota J. Mereka takut Kania bertemu kembali dengan Mama dan Papanya yang sangat membenci Kania. Dengan modal yang mereka bawa dari kota B mereka membeli sebuah rumah kecil yang agak dekat dengan Universitas tempat Kania kuliah. Dengan sisa uang habis beli rumah, mereka membuat warung gado- gado di depan rumah mereka .suatu keuntungan buat mereka karena memiliki rumah di pinggir jalan. Kaniapun tak tinggal diam, setelah pulang kuliah dia kembali menjajakan gado- gado dan ketoprak keliling komplek perumahan elit yang ada di sebelah kampungnya. Karena hubungannya dengan bang Jonet Kania mempunyai akses untuk di kenal oleh preman- preman di kota J. Dia di takuti dan di segani karena kemampuan bela dirinya. Mereka mengetahui siapa Kania ketika suatu hari Kania menolong seorang ibu yang sedang mengendarai mobil di hadang oleh beberapa orang penjahat. Dan Kania dengan mudah melumpuhkan mereka. Ketika bang Jonet mendengar itu dia segera datang kekota J. Dia mendatangi markas preman dan mengancam serta memperkenalkan Kania sebagai putrinya. Sejak saat itulah mereka segan dan takut pada Kania. Setelah lulus kuliah kania bersama beberapa teman dan empat sahabatnya mendaftar keperusahaan PT Dirgantara Infotemen (DI). cabang dari perusahaan DC perusahaan nomer satu se Asia. Dan suatu kebetulan dia dan ke empat sahabatnya di terima di sana. Tak terasa satu tahun sudah Kania bekerja di perusahaan itu. Gaji yang lumayan besar dan suasana kantor yang tenang membuat Kania betah bekerja di sana. Tak terasa motor metik model sekarang yang mampu di beli kania dengan uang hasil kerja beberapa bulan yang dia kumpulkan telah sampai di depan rumahnya. Ketika turun dari motor Kania melihat pak Asep yang baru keluar dari warung.
"Paman...." sapa Kania sambil mencium tangan pak Asep.
"Sudah pulang nak .." tanya pak Asep sambil tersenyum.
"Iya paman..Bibik mana...?"
"Itu di warung...udah kamu mandi dan solat dulu, nanti baru temuin bibikmu.." kata pak Asep lembut.
"Iya paman, Kania masuk dulu paman.." kata kania.
"Iya nak..." jawab pak Asep. Kaniapun segera berjalan masuk kedalam rumah. Setelah mandi dan Solat Kania segera berjalan keluar rumah menuju warung tempat bik Nah berjualan. Dia tak segan membantu pak Asep dan bik Monah berjualan. Warung bik Monah selalu ramai ketika sore sampai malam, Warung yang dulu hanya berjualan gado- gado dan ketoprak kini sudah menjual beberapa macam makanan. karena para pembeli merasakan enaknya masakan bik Monah dan mereka senang karena mereka tahu kalau yang menemani bik Nah dan pak Asep menjaga warung adalah seorang gadis yang berkulit putih halus dan berwajah sangat cantik menarik. Namun mereka tidak berani mengganggu. Karena mereka takut di hajar kalau nekat berbuat kurang ajar. Namun mereka tahu Kania akan ramah jika mereka bertindak sopan. mereka cukup puas bisa melihat senyuman dan tutur sapanya yang ramah. Bik Monah dan pak Asep sangat bangga pada Kania karena bisa menjaga diri . seperti saat ini ketika melihat Kania yang baru masuk kedalam warung dan membantu bik Monah mereka menyapa.
"Mbak Nia baru pulang kerja mbak..?" tanya bang Supri seorang pegawai kantor pajak menyapa Kania. Dia tahu Kania sudah bekerja di perusahaan besar kota itu.
"Iya bang Nia baru datang..." jawab Nia sopan.
"Mbak Kania hebat ya bisa masuk perusahaan besar..." kata Supri lagi.
"Alhamdulillah bang rejeki anak soleh..." jawab Kania sambil tertawa.
"Emang mbak Kania kerja di mana bang..?"tanya Ali teman sekerjanya.
"Di perusahaan besar PT DI ." jawab si Supri.
"Haa.. Yang bener bang...Bukankah sulit masuk ke perusahaan itu mbak...." tanya Ali heran pada Kania.
"Iya sich .. tapi Alhamdulillah Kania bisa masuk bang...mungkin rejeki anak soleh kali ya..." jawab Nia sambil tersenyum. Dan Kaniapun menjawab setiap pembeli yang bertanya padanya dengan sopan. Karena kecantikan dan keramahannya itulah yang membuat warung bik Minah semakin ramai dan banyak pembelinya. Karena semakin banyak pelanggan yang datang Kania mengusulkan pada pak Asep untuk menambah tenaga kerja. Walau sekarang sudah ada mbak Yuli dan mbak Vita yang membantu mereka.
Jam 8 malam ternyata dagangan bik Monah telah habis, memang sejak tadi pagi para pelanggan banyak yang datang. Setelah merapikan warung mbak Vita dan mbak Yuli pulang. Bik Monah dan Kania menyusul pak Asep yang sudah sejak tadi masuk kedalam rumah. Kania dan bik Monah duduk menemani pak Asep yang sedang menonton TV. Mereka duduk bertiga di depan TV sambil memakan cemilan yang mereka bawa dari warung.
"Nia..bukankah teman priamu yang waktu SMA dulu juga kuliah di sini...?" tanya bik Monah tiba- tiba. Bik Monah tahu kalau dulu Kania pernah dekat dan akrab dengan teman lelakinya saat SMA.
"Iya Bik...kami tidak satu kampus, tapi udah lama Kania nggak mendengar lagi kabar darinya bik....."jawab Kania.
"Lo bukankah kalian sangat dekat... siapa itu namanya...?" tanya bik Nah lagi.
"Reza bik...." jawab Kania.
"Iya si Reza...." kata bik Monah mengingat wajah si Reza.
"Entahlah Bik...sejak kami berpisah dulu Kania nggak pernah lagi mendapat kabar darinya, Kania sudah menelfon atau nge WA si Reza tapi nggak pernah ada respon darinya ..." jawab kania sedih
"Ya udah lah nak...kalau kalian jodoh pasti akan bertemu kembali. ." kata pak Asep menyela pembicaraan mereka.
"Iya pak..." namun perkataan Kania terhenti ketika bik Monah berteriak.
"Nia...bukankah itu si Reza ya....?" kata bik Monah sambil menunjuk pada layar TV . terlihat di layar TV seorang pria mudah yang memakai setelan jas hitam sedang menyematkan cincin pada jari manis seorang gadis cantik yang berpakaian bak seorang putri . pria tampan itu terlihat sangat bahagia.
"Saudara pemirsa, putra keluarga besar pengusaha properti Alex Firaus yaitu Simon Firaus kini sedang bertunangan dengan Deby Resti Herlambang putri tunggal dari pengusaha perhotelan Tuan Setyo Hadi Herlambang. Kami ucapkan selamat bahagia untuk anda berdua. ..." terdengar suara seorang Pembawa acara didalam TV.
Kania tak dapat mendengarkan lagi pembicaraan MC yang ada di TV. Perasaan kecewa, marah , luka mendera dalam hatinya. Orang yang telah merebut mama dan papanya kini juga merebut kekasihnya. Tuhan ...kenapa ini mesti terjadi lagi pada hamba terdengar ratapan hati Kania. Bik Monah dan pak Asep menatap sendu pada Kania. Mereka tahu apa yang sedang di rasakan pada Kania. mereka bisa melihat Deby yang tersenyum bahagia bersama Mama dan papa Kania . Tuhan...beri ketabahan hati pada putri asuh kami...batin bik Monah trenyuh. Perlahan bik Monah mendekati Kania dan memeluk nya.
"Sayang...yang tabah ya..." kata bik Monah perlahan.
"Bik...sebenarnya apa salah Kania hingga mama dan papa membuang Kania..." kata kania sendu.
"Kania nggak punya salah sayang.... Ini cobaan dari Tuhan agar Kania tabah menghadapi hidup ini nak..." kata bik Monah sambil berurai air mata.
"Bukan salah Kania lahir kedunia kan bik..." ucap kania sedih.
"Bukan sayang... Tuhan maha adil, mungkin Tuhan mempersiapkan sesuatu yang lebih berharga buat Kania..." jawab bik Monah haru.
"Sudah nak...jangan bersedih terus, masih banyak kebahagiaan yang akan kau peroleh Nia...." kata pak Asep sambil mengusap rambut Kania yang berada dalam pelukan bik Monah.
Tak lama Kania melepas pelukannya , lalu dia mengusap air mata yang masih berada di pipinya yang mulus.
"Benar kata Paman dan Bibik, untuk apa aku bersedih bukankah Paman dan Bibik adalah orang tuaku sejak dulu. Kalianlah orang - orang yang berharga buatku. Untuk apa Kania sedih, Ya udah paman Bibik Kania kekamar dulu. Bukankah besok Kania harus keliling kampung.." kata Kania semangat.
"Sudahlah Nia , kau nggak usah keliling kampung lagi...kau nggak malu menjual gado- gado keliling kampung...?" kata Bik Nah melarang Kania.
"Yee bibik..lalu kania ngapain hayo kalau nggak jualan, bukankah hari sabtu dan minggu Kania libur bik..." jawab Kania.
"Ya buat reparasing gitu, biar nggak jenu fikiran Kania.." kata bik Monah lagi.
"Refresing bibik...bukan reparasing..." kata kania meralat omongan bik Monah sambil tertawa (tawa palsu untuk menutupi sakit dalam hatinya).
"Ya pokoknya itu dech..." kata bik Nah malu. Sedang pak Asep juga ikut tertawa.
"Si bibik kalau nggak bisa ngomong mbok ya jangan ngomong to bu..." kata pak Asep sambil tertawa.
"Ya biar kelihatan gaul to pak e..." jawab bik Monah. Merekapun tertawa bersama.
"Itu juga sambil refresing bik...uda ah Kania masuk kamar dulu, selamat malam paman..bibik...." kata kania sambil berlalu meninggalkan mereka berdua. Bik Nah dan pak Asep menatap kepergian Kania dengan perasaan terharu. Ya Tuhan sampai kapan gadis kecil kami menerima cobaan darimu ucap bik Nah dalam hati sambil melihat kepergian Kania.
Udah dulu ya....
Jangan lupa tinggalkan jejak. Like dan komen nya selalu aku tunggu.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Runik Runma
bgus cerita nya
2024-05-07
1
🍃🦂 Nurliana 🦂🍃
Semoga ceritana ga bosenin 😊
2024-04-07
0
Dwi Setyaningrum
ngomong2 bik monah dan pak Asep kan punya anak tuh apa ga ada critanya gt mksdnya kan Kania dirawat tuh sm mereka apa ga pernah kumpul gt sama anak2nya pak Asep d bik monahnya
2023-12-08
2