10.Sore hari ketika Kania sedang menikmati kesendiriannya dengan merasakan sakit di seluruh badan terutama punggung sebelah kanannya tiba- tiba dia mendengar suara beberapa langkah sedang berganti di depan kamar inapnya. Tak berapa lama seseorang membuka pintu kamarnya. Terlihat pintu terbuka perlahan, seraut wajah mungil melongok kedalam ruangan. Wajah tampan dan cerah menatap kearah pembaringan.
"Kinan...." seru Kania gembira.
"Kak Kania...." teriak Kinan sambil berlari kedalam kamar menghampiri Kania.
"Kinan pelan sayang...." seru seseorang yang berada di belakang Kinan . terlihat wajah dingin Bara menatap Kinan yang kini sudah berada di sebelah Kania sambil memegang tangan Kania erat.
'Ya Tuhan. .kenapa tuan dingin ini datang lagi sich.' batin Kania.
"Kakak...apakah masih sakit luka kakak..?" tanya Kinan sambil menatap Kania sedih.
"Nggak sayang...." jawab Kania lembut. Sejujurnya saat ini Kania merasakan rasa sangat sakit di punggungnya . mungkin karena obat pernah sakit nya sudah hilang. Namun karena melihat wajah imut Kinan yang khawatir Kania menyembunyikan. Tapi Bara tahu Kania menahan sakit itu di depan Kinan.
"Sayang...biarkan kak Kania istirahat dulu ya...." bujuk Bara pada sang putra.
"Nggak Pa...Kinan mau bersama kak Kania..." kekeh Kinan.
"Nggak apa - apa Pak..." kata Kania sambil tersenyum lembut pada Kinan.
"Sini sayang duduk sini..." kata Kania sambil menepuk tempat tidur . Bara pun mengangkat Kinan untuk mendudukkan dekat Kania yang terbaring.
"Kakak aku kupaskan jeruk ya...." tanya Kinan dengan wajah berbinar.
"Iya sayang...." jawab Kania lembut.
Barapun mengambilkan jeruk yang ada di keranjang buah yang mereka bawa tadi dan diberikan pada kinan. Setelah itu dia berjalan kearah sofa dan duduk dengan tenang sambil memainkan pinselnya. Sesekali dia melihat interaksi antara Kinan dan Kania . terlihat kebahagian Kinan yang sedang bergurau sambil menyuapi Kania. Dia heran melihat Kepedulian Kinan terhadap Kania. Dia yang begitu cuek dan acuh terhadap orang selain pengasuhnya kini mau berbicara bahkan menghawatirkan keadaan Kania. Karena Kinan yang Diam dan dingin membuat orang menyangka dia menderita autis. Namun kini Bara mendengar dan melihat celoteh dan tawa putra kecilnya. Dia bahagia dan merasa lega melihat sang putra bahagia.
'Kania...apakah kau akan membuat kami berdua tergantung padamu.... Kami anak dan Papa memiliki hutang nyawa padamu..'ucap Bara dalam hati. Terlihat seulas senyum tipis terlihat di wajah dinginnya. Andai Dika melihat wajah sang kakak saat ini dia akan pingsan karena selama dia menjadi adik dari CEO tampa nan dingin ini tak sekalipun Bara memiliki ketertarikan pada seorang wanita.namun kini terlihat mata yang menatap Kania penuh dengan rasa cinta. Bara masih melihat Kania dan Kinan yang sedang tertawa gembira. Tak terasa malam telah menjelang , Kania sadar kalau dia berbincang dan bercanda dengan Kinan sudah terlalu lama. Dia segera mengingatkan Kinan untuk segera pulang, bukan karena dia tak mau Kinan berada di sana tapi dia tak Ingin Kinan sudah malam masih di Rumah sakit.
"Sayang...hari sudah malam Kinan pulang aja dulu ya, besok Kinan kemari lagi Oke..." kata Kania sambil mengusap pelan kepala Kinan.
"Tapi Kinan ingin bersama kak Kania..." jawab Kinan keberatan.
"Sayang dengarkan kakak... Anak kecil tidak boleh terlalu lama di dalam rumah sakit, kau tahu di rumah sakit itu banyak sekali kuman penyakit. Jadi lebih baik Kinan sekarang pulang dulu besok kembali lagi kemari menemui kak ..." bujuk Kania dengan lembut.
"Benar Kinan , kita sekarang pulang dulu besok kita akan kemari lagi..." sela Bara yang mendengar perkataan Kania, walau sebenarnya dia tak ingin meninggalkan Kania.
"Baiklah kak ...Kinan akan pulang dulu, besok Kinan akan kembali lagi kemari menjaga kakak...." kata Kinan lemah tak rela meninggalkan Kania.
"Jangan sedih ...bukankah besok kita akan bertemu lagi..." bujuk Kania sambil tersenyum manis. Dan senyum itu membuat Bara berdebar tak karuan.
"Iya dech iya Kinan akan pulang..tapi janji kakak akan cepat sembuh.." kata Kinan sambil cemberut dan memegang kedua pipi Kania. Kaniapun tertawa melihat tingkah Kinan .
"Iya sayang...kakak akan berusaha cepat sembuh.." jawab Kania sambil tersenyum manis. Bara yang melihat tingkah Kinan pada gadis pujaannya merasa gemas.
' Ya ampuun...apakah aku harus cemburu pada putraku sendiri...' batin Bara.
"Sayang ayo kita pulang..." kata Bara datar pada sang putra.
"Baiklah kak Kinan pulang dulu , besok Kinan datang lagi..sampai jumpa kak.." kata Kinan sambil mencium pipi Kania. Kania yang mendapatkan ciuman Kinan hanya bisa tertegun.
"Kami pulang dulu...besok kami akan kembali lagi, nanti bik Siti akan menemanimu di sini..." kata Bara sambil sekilas mengusap lembut pucuk kepala Kania. Sontak saja membuat Kania kaget. Bara dengan tenang berjalan meninggalkan kania sambil menggendong Kinan. Terlihat senyum tipis di bibir Bara ketika dia teringat wajah Kania yang kaget melihat tingkahnya.
Setelah kepergian Kinan dan Bara Kania menghembuskan nafas lega.
"Fuu....rasanya seperti berada di dalam kamar pendingin...." kata Kania pelan.
Tiba- tiba ponsel yang berada di atas nakas yang ada di sebelah pembaringan berbunyi. Perlahan dia mengambilnya. Terlihat nama Sonya tertera di layar ponselnya.
"Asalamualaikum..."
"Walaikum salam, kaniaaa...kenapa kau nggak masuk kantor tadi..." teriaknya.
Kania yang mendengar jeritan Sonya menjauhkan ponselnya dari telinga.
"Ya ampuun..jangan teriak Sonya..." kata Kania yang masih merasa lemas.
"Hey Nia..kenapa suaramu lemas kayak gini ..apa kau sakit..?" tanya Sonya kaget mendengar suara Kania yang terdengar lemas.
"Apa Ratih tak memberitahumu...?" jawab Kania.
"Maaf aku tadi tugas keluar...aku hanya tahu ketika aku berangkat tadi kamu nggak datang jadi aku fikir kamu nggak masuk kantor...." kata Sonya.
"Iya aku lagi sakit , tapi udah mendingan kok..." kata Kania.
"Beneran kamu sakit...?sekarang gimana..?" tanya Sonya khawatir.
"Udah mendingan sayang...." jawab Kania menghibur.
"Kenapa tadi nggak langsung nelfon aku..?kata Sonya dengan nada masih khawatir.
"Aku fikir Ratih akan memberitahukan padamu ..." jawab Kania.
"Ya udah kalau gitu cepat tidur gi , , cepat sembuh ya...Asalamualaikum.." kata Sonya dengan lembut.
"Walaikum salam.." Kania mengakhiri percakapannya dan menaruh kembali ponselnya di atas nakas. Tak berapa lama terlihat dua orang masuk kedalam kamarnya.
"Selamat malam Nona Kania..." sapa ramah Dokter Sandy pada Kania.
"Malam Dok...." jawab Kania.
"Gimana ada keluhan..."
"Punggung yang terluka mulai sakit Dok.." jawab Kania.
"Coba saya periksa dulu ya..."
Kaniapun segera memeringkan badannya. Setelah beberapa saat selesai sudah Dokter itu memeriksa Kania.
"Nggak apa- apa, itu karena obat bius nya udah hilang , nanti kalau sudah minum obat akan merendah rasa sakitnya. .." kata Dokter Sandy .
"Dok apa lukanya cukup para ...?" tanya Kania khawatir.
"Untuk proyektil peluru tidak mengengenai alat vital tubuh, jadi tidak usah khawatir Nona..." jawab Dokter Sandy lembut .
"Ya udah kami tinggal dulu Kania..."
"Iya Dokter terimakasih...." jawab Kania sambil tersenyum. Dokter Sandy tertegun melihat senyum Kania.
'Ya ampuun...manis banget senyumannya, terang aja si Bara merespon dia..' batin
"Dokter...ada apa..." tanya Kania menyadarkan Sandy yang menatap bengong Kania.
"Ach...nggak, nggak ada apa- aoa... baiklah Kania saya permisi dulu Asalamualaikum..." pamit Sandy dengan wajah merah.
"Walaikum salam ..." jawab Kania . Setelah kepergian mereka Kania segera memejamkan matanya untuk beristirahat.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
🍃🦂 Nurliana 🦂🍃
😊😊
2024-04-07
1
Seven8
ntar kalo JD judul sinetron JD saingan terberatku anak ku sendiri 😂🤣
2024-01-14
2
Pia
keren kamu thor 👍
2022-06-06
3