Pagi hari Juan terbangun saat matahari mulai meninggi. Hari ini dia memang hanya mempunyai satu mata kuliah di siang hari, sehingga pria tampan berusia 20 tahun itu dapat bangun lebih lambat dari biasanya.
"Hai Mom" sapa Juan pada sang bunda yang tengah duduk di sofa ruang keluarga, tak lupa dia juga mencium pipi Mommy tersayangnya itu.
"Kau tidak ada kuliah hari ini Juan?" tanya Via sang Mommy yang saat ini sedang sibuk mengelus elus kucing kecil yang tadi malam di bawa pulang oleh Juan.
"Ada siang nanti Mom" jawab Juan sembari menyambar apel yang berada di meja dan segera memasukkan ke mulutnya.
"Dari mana kau mendapatkan kucing ini?" tanya Via masih tetap mengelus kucing tersebut dengan lembut.
"Semalam saat aku sedang race tiba tiba kucing ini berhenti tepat di hadapanku, untung saja aku bisa dengan cepat mengerem kalau tidak mungkin kucing ini sudah tertabrak" jawab Juan jujur.
"Siapa yang tertabrak?" tanya Ziga sang ayah ketika Juan baru saja menyelesaikan kalimatnya.
Juan menelan ludah kasar, dia tak menyangka bahwa Daddynya akan muncul saat dia menjawab dengan jujur pertanyaan Mommynya.
"Ini loh Dad si Mozi" jawab Via yang membuat Juan bernafas lega.
Mozi, siapa lagi itu Mozi, fikir Juan.
"Siapa Mozi Mom?" tanya Ziga seperti yang juga ingin di tanyakan oleh Juan tapi tidak di utarakan oleh pemuda tersebut karena takut kebohongannya akan terbongkar.
"Ini sayang, kucing kecil yang lucu ini" jawab Via sambil membawa Mozi ke hadapan Ziga.
"Daddy baru tahu Mommy suka kucing" ujar Ziga.
"Kapan Mommy membelinya?" tanya Ziga pada sang istri.
"Mommy tidak beli Dad, Juan yang membawa Mozi karna semalam Juan menyelamatkan Mozi saat akan tertabrak" jelas Via.
"Oh, bagus Daddy senang kamu punya jiwa sosial yang tinggi" ucap Ziga sambil menepuk nepuk bahu putra bungsunya tersebut.
Via menyerahkan Mozi pada Juan sambil mengerlingkan matanya.
"Ingat janjimu pada Mommy" ucap Via pelan saat melintas di hadapan putra kesayangannya itu.
Juan menerima Mozi di gendongan lalu menepuk jidatnya sendiri, bagaimana mungkin dia bisa lupa bahwa dia mempunyai perjanjian dengan sang ibu. Dia berjanji untuk memenuhi permintaan Mommynya.
Ya Tuhan, semoga saja bukan permintaan yang mustahil, batin Juan.
Juan pun segera menyusul Mommy dan Daddynya ke ruang makan. Ziga sang Daddy memang selalu pulang untuk makan siang di rumah. Walaupun sibuk, dia selalu menyempatkan diri untuk pulang, karna dia tidak ingin Via istrinya makan sendirian mengingat ketiga putra dan putrinya sibuk dengan urusan mereka masing masing.
"Juan bagaimana kuliahmu?" tanya Ziga ketika mereka duduk di ruang makan.
"Baik Dad, semua berjalan lancar" jawab Juan sambil mengisi piringnya dengan makanan yang tersedia di meja.
"Lalu bagaimana hubunganmu dengan Monic?" tanya Ziga kembali.
Juan terdiam, Monic adalah mantan Juan dua bulan yang lalu. Ziga memang mengenalnya karena Monic adalah anak dari salah satu rekan bisnisnya.
"Kami sudah putus sejak dua bulan lalu Dad" jawab Juan jujur.
Ziga mengernyitkan alisnya, dia tidak menyangka akan jawaban putranya tersebut. Beberapa hari yang lalu rekan bisnisnya itu sempat membicarakan tentang hubungan anaknya dengan Juan, dia bahkan ingin Juan bertunangan dengan Monic anaknya.
"Dua bulan lalu?" tanya Ziga lagi.
Juan menganggukkan kepalanya, kemudian memulai makan siangnya dengan santai.
"Lalu mengapa Ayah Monic bicara pada Daddy ingin menjodohkan kalian ?" tanya Ziga sedikit kebingungan.
Juan mengendikkan bahunya acuh tak acuh, dia memang tidak perduli lagi tentang Monic. Mereka sudah putus sejak dua bulan lalu, bahkan Juan telah berganti pasangan dua kali. Jadi dia tidak menanggapi keinginan dari Ayah mantannya tersebut.
"Apa kau sudah tidak menyukai Monic" tanya Via yang kali ini ikut berbicara.
"Tidak Mom, Monic terlalu manja, dan aku tidak suka itu" jawab Juan masih dengan tetap meneruskan makan siangnya.
"Tapi, " belum sempat Ziga meneruskan kata katanya, Via menyentuh lembut tangan Ziga. Memberi tanda pada suaminya itu agar tidak melanjutkan pembicaraan. Ziga menurut, dan mereka pun melanjutkan makan siangnya dengan tenang.
Sementara itu di kampus Hara sudah mulai mengikuti mata kuliah yang di ambilnya sejak tadi pagi. Gadis tersebut memilih jurusan Teknologi Informasi di Polytechnic Tandon of New York University.
"Hara, do you want to go to the cafetaria (Hara, apakah kau mau pergi ke kantin)?" tanya Monic yang kini menjadi salah satu sahabat Hara di kampus.
Mereka saling mengenal saat pendaftaran kemarin. Sebenarnya Monic tidak terlalu berminat kuliah di sana, hanya saja mengetahui bahwa Juan juga menuntut ilmu di sana membuat Monic jadi bersemangat. Gadis cantik, manis yang tinggi badannya bak model tersebut memang masih sangat mencintai Juan walau mereka telah putus dua bulan lalu. Dia masih ingin mendapatkan Juan sebagai kekasihnya lagi. Maka dari itu Monic juga meminta pada Ayahnya agar membicarakan perjodohan mereka dengan orang tua Juan, hanya saja Ayah Monic juga tidak bisa terlalu memaksa. Bagaimanapun juga Ziga orang tua Juan adalah salah satu pengusaha tersukses di dunia, keluarga mereka adalah konglomerat kelas atas yang tidak akan terintimidasi oleh siapapun. Karna itu walaupun keluarga Monic juga termasuk kaya tapi Ayah Monic tidak dapat menyinggung perasaan Ziga dengan memaksakan perjodohan anak mereka.
Hara mengangguk, kemudian gadis itu berjalan menuju kantin di ikuti oleh Monic.
Kehadiran mereka di kantin menjadi pusat perhatian. Mahasiswa di sekitar mereka nampak memandang Hara dan Monic dengan tatapan mata yang sedikit membuat Hara tidak nyaman. Bagaimana mereka tidak menjadi pusat perhatian saat berjalan bersama, Hara yang terlihat cupu dengan kaca mata tebal dan poni rata yang menutupi dahinya berjalan dengan Monic seorang gadis cantik yang penampilannya mirip seorang model internasional. Ibaratnya bagaikan langit dan bumi perbandingan mereka.
"Excuse Me girls, may I sit here (permisi gadis gadis, boleh aku duduk di sini )?" tanya Jodie yang kini berada di hadapan Hara.
Hara menganggukkan kepalanya, sementara Monic agak sedikit riskan. Karna, walaupun Jodie tampan tapi penampilannya sedikit urakan. Pria tersebut memang lebih suka menggunakan kaos serta jeans belel yang membuatnya terlihat sedikit liar di mata Monic. Lain halnya dengan Hara dia telah mengenal pria itu sejak SMA dan mereka berasal dari negara yang sama Indonesia, jadi dia tidak terlalu ambil pusing dengan penampilan Jodie.
"Hara, kau tahu lawan yang kau kalahkan kemarin adalah macan USA, dia telah menjuarai berbagai perlombaan di negara ini" ucap Jodie, dia menggunakan bahasa Indonesia saat berbicara dengan Hara yang membuat alis Monic mengernyit karna tak mengerti apa yang di ucapkan oleh Jodie.
"Benarkah, pantas saja" gumam Hara.
"Kau hebat Hara, selama ini belum pernah ada yang bisa mengalahkannya" ucap Jodie antusias.
Hara kembali teringat kejadian di race waktu itu, dia berhasil menyalip Juan tapi dengan jarak yang masih terlalu dekat untuk di bilang unggul. Dan ketika Juan hampir merebut posisinya kembali tiba tiba pria itu mengerem mendadak,karna ada seekor kucing yang berdiri di lintasannya. Hara tersenyum melihat Juan saat itu yang terlihat begitu imut saat menghampirinya sembari menggendong seekor anak kucing.
Saat mereka asyik berbicara tiba tiba mata Jodie membelalak ketika melihat sosok yang sedang di bicarakannya sedang berjalan memasuki kantin bersama dengan seorang gadis cantik yang menggelayut mesra di lengannya. Monic yang melihat kejadian itu mengepalkan kedua tangannya, dia tidak menyangka akan melihat Juan membawa seorang wanita saat mereka baru putus dua bulan.
sedangkan Hara tidak tahu apa apa, karna posisi duduknya membelakangi pintu masuk kantin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Eha Ratnawati
ceritanya asik
2022-01-27
0
Iiq Rahmawaty
dsar juan pleyboy😆😆
2021-10-26
0
no name
takutnya s Monic jadi musuh dalam selimut 😌
2021-10-20
0