Orang yang kuat bukanlah orang yang tidak pernah menangis, melainkan orang yang selalu tegar ketika banyak yang menyakitinya.
~Ay Alvi~
Juan melajukan mobil miliknya dengan kecepatan maksimal, hari ini dia terburu-buru karena ada kelas di jam pertama.
"Bisakah kau pelankan sedikit mobilnya?" pinta Hara yang kini tengah ketakutan sambil memeluk tasnya karena Juan mengendarai mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata.
"Aku ada kelas di jam pertama, salahmu sendiri begitu lambat," jawab Juan tak perduli dengan Hara yang tengah ketakutan.
Tak sampai sepuluh menit mereka pun tiba di New York University, Hara langsung melangkah keluar begitu Juan menghentikan mobilnya.
"Hei Cupu!" panggil Juan pada gadis berkacamata dan berkuncir kuda tersebut.
Hara menoleh, walau ia tidak menyukai julukan yang di sematkan Juan untuknya, tetapi gadis itu tetap menoleh begitu mendengar Juan memanggilnya.
"Kau selesai jam berapa?" tanya Juan sembari berjalan menghampiri Hara yang telah berada di depan.
Hara mengendikkan bahu menjawab pertanyaan Juan, gadis itu memang belum mengetahui kapan jam kuliahnya akan berakhir.
Juan menaikkan kedua alisnya heran melihat jawaban Hara atas pertanyaannya.
"Tak perlu menungguku, aku bisa pulang sendiri," jawab Hara pada akhirnya.
Juan berjalan ke depan menghalangi langkah Hara, karena terkejut dengan kehadiran Juan yang tiba-tiba menghalangi langkahnya, Hara pun menabrak pemuda itu kemudian hampir saja terjatuh jika lengan kokoh Juan tak menarik gadis itu ke dalam pelukannya.
Jantung Hara berdegup lebih kencang saat Juan menariknya ke dalam pelukan. Walau itu juga adalah kesalahan dari Juan karena menghentikan langkah Hara yang tiba-tiba, namun tetap saja hal itu membuat Hara menjadi salah tingkah.
"Kenapa Kau tidak hati-hati!" gerutu Juan sembari melepaskan pelukannya.
Hara berdecak kesal, kalau saja Juan tidak menghalangi langkahnya secara tiba-tiba tentu saja Hara tidak akan berada di pelukan pemuda tersebut karena hampir saja terjatuh.
Gadis itu mendorong tubuh Juan, dengan perasaan kesal ia pun melangkah pergi meninggalkan pemuda tersebut. Namun, Juan tak menyerah, dia bergegas menyusul Hara dan berjalan berdampingan dengan gadis tersebut.
"Bukankah kau bilang ada kelas? Mengapa kau mengikutiku?" tanya Hara sambil mendengus kesal karena sedari tadi Juan terus saja mengganggunya.
"Kau belum menjawab pertanyaanku cupu," jawab Juan enteng.
"Pertanyaan apa?" Hara menghentikan langkahnya menatap serius ke arah Juan.
"Ya Tuhan, apa telingamu tidak berguna?" tanya Juan melotot marah ke arah Hara.
"Tentu berguna, tapi hanya untuk mendengarkan hal yang penting-penting saja," jawab Hara membuat Juan semakin kesal kepadanya.
"Maksudmu ucapanku tidak penting?!" Juan bertanya sembari terus berjalan maju ke depan sehingga membuat Hara mundur selangkah demi selangkah hingga tubuhnya menabrak dinding.
"Bu-bukan seperti itu," jawab Hara gugup, kini Juan telah mengunci pergerakan gadis itu dengan dua lengannya di sisi kiri dan kanan tubuh Hara.
Suasana kampus masih belum terlalu ramai, karena hari memang masih pagi, sehingga tidak banyak mahasiswa yang berlalu lalang di sekitar mereka.
"Lalu, apa maksudmu?" tanya Juan semakin mendekatkan wajahnya ke hadapan gadis tersebut.
"Aku ...."
"Juan!" pekik seorang gadis cantik menghentikan ucapan Hara sebelum gadis itu sempat menyelesaikan kalimatnya.
Juan menoleh, tampak olehnya gadis cantik dan manis bergaun biru yang kini tengah memandanginya dengan perasaan kagum.
"Ada apa Em?" tanya Juan melirik pada gadis cantik yang kini berdiri di sampingnya tersebut.
"Bukankah kau janji untuk menemaniku ke toko buku?" tanya Emily sembari bergelayut manja di lengan kekar Juan.
Juan menepuk keningnya, pemuda itu memang melupakan janjinya pada Emily karena sedari tadi sibuk dengan si cupu Hara.
"Maafkan aku sayang," ucap Juan menampilkan senyuman terbaiknya agar gadis yang baru kemarin menjadi incarannya tersebut luluh.
"Tak apa, aku mengerti." Emily mengucapkan dengan gaya manjanya membuat Hara muak mendengar perkataan gadis tersebut.
Namun, tentu saja tidak bagi Juan. Pemuda itu dengan santai menggandeng lengan Emily kemudian pergi begitu saja meninggalkan Hara tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada gadis itu.
Hara menghela nafas lega, sesungguhnya berdekatan dengan Juan membuat Hara merasa sesak nafas. Pesona pemuda itu begitu menakutkan, hingga gadis mana pun pasti akan lemah di hadapannya, termasuk juga dengan Hara.
Tidak dapat di pungkiri bahwa Hara juga tertarik pada Juan, hanya saja Hara tidak ingin pemuda itu mengetahui tentang apa yang di rasakannya. Bagaimanapun juga untuk Hara, Juan ibarat mutiara di tengah lautan yang tentunya akan sangat sulit untuk di dapatkan.
Hara menatap kepergian Juan bersama dengan Emily yang juga merupakan teman sekelasnya. Sepertinya akan banyak saingan jika Hara memang berniat untuk memiliki Juan, namun gadis itu sama sekali tak berniat.
Walaupun ia menyukai Juan, bukan berarti gadis itu ingin menjadi kekasih pemuda tersebut. Hara tidak ingin menjadi salah satu koleksi Juan yang biasanya hanya akan bertahan dalam satu bulan.
"Hai!" Jodi menepuk bahu Hara saat gadis itu tengah merapikan baju yang di kenakannya membuat gadis itu terkejut hingga hampir saja memukul Jodi dengan tas yang di bawanya.
"Bisakah kau tidak membuatku terkejut?!" tanya Hara kesal dengan perbuatan sahabatnya tersebut.
"Maafkan aku," ucap Jodi penuh sesal.
"Apa yang terjadi denganmu?" tanya Jodi yang melihat wajah Hara tampak kesal.
Hara menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan dari sahabat baiknya itu. Sangat tidak mungkin bagi gadis itu untuk bercerita tentang masalah yang terjadi antara dirinya dengan Juan.
Gadis itu memilih melangkah pergi memasuki ruang kelasnya yang masih tampak kosong. Jodi pun mengikuti langkah Hara, pemuda itu tidak banyak bertanya dan memilih untuk menemani Hara yang sepertinya sedang dalam mood yang buruk.
Hara menghempaskan tubuhnya duduk di kursi barisan belakang, begitu pula dengan Jodi yang langsung mengisi tempat kosong di sebelah gadis itu.
Sebenarnya sejak mereka masih SMA, Jodi memang menyimpan rasa untuk Hara. Hanya saja pemuda itu tidak berani untuk mengungkapkan perasaannya. Jodi takut jika ia bicara tentang perasaannya pada gadis itu akan membuat persahabatan mereka hancur. Jodi tidak ingin Hara menjauh darinya, maka dari itu Jodi memilih untuk menyembunyikan perasaannya hingga saat ini.
Yang dapat di lakukan oleh pemuda itu adalah selalu berada di sisi Hara, agar suatu saat nanti gadis itu akan menyadari betapa perdulinya dia.
Sementara itu Juan pergi mengantar Emily menuju toko buku seperti yang telah di janjikannya. Sebenarnya Juan tidak terlalu tertarik dengan Emily, namun karena sudah beberapa kali gadis itu terus mengutarakan perasaannya membuat Juan tidak enak hati untuk menolaknya. Maka dari itu hari ini dia telah berjanji pada Emily untuk menemani gadis itu yang mungkin bisa di bilang kencan pertama mereka.
******
Terimakasih telah membaca TERJERAT CINTA si CUPU, Ay juga mau ucapkan terimakasih untuk yang sudah memberikan like, coment dan juga votenya.
Jangan lupa untuk mampir di karya Ay yang lainnya.
•AKU MENCINTAIMU
•AKU MENCINTAIMU 2
•TAKDIR CINTA
Salam sayang dari Ay si Author recehan 😘😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
tijelclub
hmmhmm
2021-12-06
0
Dewi Kijang
lanjut
2021-11-11
0
Dewi Purnama Sari
kasihan jodi cintanya terpendam sama Hara thor.
2021-11-04
0