Sepuluh

"Abi kemana saja, sih?! Kita capek nunggu Abi dari tadi." Ucap Ainun kesal sambil melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Abi ada urusan sebentar tadi, nak." Jawab Pak Akmal.

"Ummi kan sudah bilang sama Abi. Kalau Abi sibuk, nggak usah ajak kami keluar, Abi." Timpal Bu Fatimah, tidak kalah ketus dengan Ainun.

"Astagfirullahal'adzim, Ummi. Abi cuma pergi lsebentar. Urusannya mendadak jadi tidak bisa ditunda."

"Abi itu banyak alasan. Nggak pernah mau ngaku salah. Bilang maaf, kek, biar kami tidak terlalu kecewa karena lama menunggu."

Pak Akmal masuk ke dalam mobil tanpa menghiraukan ocehan istrinya.

"Kamu lihat kan, Ainun. Abi mu tidak pernah merasa bersalah. Dia selalu merasa, dirinya yang paling benar."

"Sudahlah, Ummi. Biarkan saja. Ayo kita masuk, ini sudah mau masuk waktu ashar.

Bu Fatimah akhirnya menuruti ucapan putrinya dan masuk ke dalam mobil.

"Ummi sudah capek ngomel?" Ucap Pak Akmal dari balik kemudi tanpa menoleh.

"Belum. Tapi nggak ada yang mau dengar." Timpal Bu Fatimah sambil mendengus.

Pak Akmal menarik sebelah sudut bibirnya. "Nggak baik terlalu banyak omong, istriku. Nanti mulutmu yang indah itu berbusa."

"Abi memuji, tapi Abi juga merendahkan." Timpal Bu Fatimah ketus.

"Ayo kita pulang, Abi, Ummi. Kok, malah berdebat." Ucap Ainun.

"Abi mu yang memulainya duluan, nak!"

"Jangan berdebat lagi, Ummi." Timpal Ainun lagi.

Pak Akmal hanya tersenyum melihat kekesalan istrinya."Bismillahirrahmanirrahim,"

* * *

Ari merenung, duduk bersandar di dashboard tempat tidurnya. Ucapan Abinya memutar-mutar di memori otaknya. Apa iya, dia tertarik pada Santi. Dia mendongak, membayangkan wajah imut Santi. Tiba-tiba, senyumnya mengembang.

"Aku kenapa jadi memikirkannya, ya?" Ucapnya pada dirinya sendiri.

Ari kembali memperbaiki duduknya, kejadian-kejadian berbeda saat dia bersama gadis itu memutar di kepalanya. Dia menautkan alisnya saat mengingat, bagaimana dia menarik tangan gadis itu dan menggenggamnya dengan erat.

"Astagfirullah, apa yang sudah aku lakukan. Aku sangat tidak suka bersentuhan dengan lawan jenis jika tidak sedang darurat. Tapi, ini malah aku yang menggenggam tangannya dan menariknya tadi." Ucapnya lirih. "Apa benar aku kata Abi?" Sambungnya.

Ari tertawa kecil saat mengingat ekspresi Santi saat jatuh ke kolam tadi. "Kasihan juga dia. Aku juga, kenapa mendorongnya sampai seperti itu."

Ari mengubah posisinya lagi, tidur telungkup dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

Sementara itu..

Santi duduk di depan meja riasnya sambil menyisir rambutnya yang basah. Dia masih mengomel, kesal pada Ari yang menertawakannya tanpa beban tadi. "Dasar Kak Ari jahat. Awas saja, nanti aku akan balas perbuatan mu."

Santi menatap bayangannya di cermin sambil melamun. "Kenapa aku merasa bahagia saat dia menggenggam tanganku tadi? Kenapa jantung ini terasa mau meledak pas aku jatuh menindihnya tadi?"

Santi senyum-senyum sendiri. "Hus! Kamu apaan sih, Santi. Tau diri dong, siapa kamu dan siapa dia. Jangan terlalu berharap lebih." Ucapnya seraya menghembuskan nafasnya kasar.

Tok tok tok!

Santi langsung menoleh ke arah pintu. Siapa yang mengetuk pintu kamarnya. Jangan sampai Ari. Dia tidak mau di benci Bu Fatimah lagi, gara-gara Ari ada di depan pintu kamarnya.

"Santi, buka pintunya. Ini aku, Ainun."

Santi langsung bernafas lega dan segera membukakan pintu untuk Ainun.

"Kenapa lama sekali sih, buka pintunya?" Protes Ainun.

"Maaf, Mbak. Aku di kamar mandi tadi."

Ainun langsung masuk dan mengamati isi kamar Santi. Paper bag yang di tenteng di tangannya, lupa dia serahkan.

"Kak Ainun bawa apa itu?"

Ainun mengangkat paper bag itu. "Oh iya, aku lupa. Ini untuk kamu." Ucapnya sambil menyerahkan paper bag itu pada Santi. " Itu kamu pakai besok."

"Ini apa, Mbak?" Tanya Santi sambil menerima paper bag itu.

"Itu baju. Kamu coba dulu, mudahan bajunya pas di badan kamu."

Santi membuka paper bag itu dan mengeluarkan isinya. Dia agak terkejut melihat model baju yang di bawakan untuknya.

"Mulai sekarang, kamu harus terbiasa menggunakan baju tertutup seperti itu." Ucap Ainun untuk menjawab semua rasa penasaran Santi.

"Ini namanya baju apa, Mbak?"

"Itu namanya gamis, Santi. Nanti di pesantren, hanya baju itu yang boleh di pakai santri saat di luar ruangan asrama."

"Maksud Mbak Ainun?"

" Jika kamu sudah di pesantren, kamu tidak akan asing lagi dengan baju gamis seperti ini. Baju seperti ini adalah baju yang di pakai para santri sehari-hari." Jelas Ainun.

"Oh, begitu, Mbak."

"Iya. Kamu boleh pakai baju kaos atau celana. Tapi, kalau sedang di dalam ruangan asrama. Kalau di luar, ya harus pakai baju yang begini."

Santi manggut-manggut mendengar penjelasan Ainun. Terus, kalau shalat juga harus pakai ini?"

"Shalat pakai mukenah, Santi. Sama sih dengan di rumah. Tapi, kalau untuk bajunya boleh bebas. Soalnya kan tertutup oleh mukenah. Ayo kamu coba dulu. Aku tunggu di sini.

Santi mengangguk, lalu masuk ke kamar mandi.

Ainun menganga tak percaya melihat gadis cantik yang membaluti tubuhnya dengan gamis yang baru saja Ia serahkan padanya. "Subhanallah, kau terlihat sangat cantik, Santi." Ucapnya seraya menutup mulutnya yang masih menganga kagum.

Mendengar Ainun memujinya, Santi tersenyum sumringah. Dia berputar-putar di depan Ainun, menunjukkan keanggunan dirinya.

"Telingamu kenapa jadi lebar gitu, Santi?"

Santi berhenti memutar dan meraba telinganya. "Telingaku kenapa, Mbak?"

"Ha..ha..ha.. telingamu jadi lebar, kau tidak mengerti maksudku apa?"

Santi menggeleng. Dia mendekati meja riasnya untuk bercermin. "Aku nggak ngerti, Mbak. Tapi, telingaku masih seperti biasa. Tidak ada perubahannya sedikitpun.

"Itu hanya perumpamaan, Santi. Itu perumpamaan karena tadi, kau terlihat sombong saat aku memujimu."

Santi menyebikkan bibirnya. Tapi, dia tersenyum kembali. "Tapi, aku beneran terlihat cantik kan, Mbak."

Ainun menghembuskan nafasnya. "Iya, kau memang cantik, Santi."

"Terimakasih, Mbak. Kau memang orang yang paling baik di dunia ini." Ucap Santi sambil mencubit gemas pipi Ainun.

"Tapi, kamu menyiksaku, Santi."

Santi langsung menghentikan aktivitasnya-. "Ups, maaf, Mbak."

"Kamu itu ya, Santi. Kamu coba pakai jilbabnya dulu, ini."

"Ini, bagaimana cara pakainya, Mbak?"

"Ini jilbab instan, Santi. Kau tinggal memakainya seperti ini." Ainun mempraktekkan cara memakai jilbab instan pada Santi.

"Oh, gitu ya, Mbak." Santi langsung mempraktekkan.

"Iya, Santi." Ainun memperbaiki jilbab Santi yang masih berantakan.

Santi tersenyum sambil menatap Ainun. "Bagaimana, Mbak?" Ucapnya, berlari ke depan cermin.

"Subhanallah, kamu semakin terlihat cantik, Santi."

"Al.. Al..Alhamdulillah.."

"Kamu ini, sudah satu bulan belajar Islam. Bilang Alhamdulillah aja, masih tersendat."

"Sabar, Mbak. Namanya juga orang belajar."

Ainun hanya tersenyum menanggapinya.

"Oh iya, Mbak. Kemana kalian pergi liburan? Apakah jadi ke pantai?"

"Bukan kami, Santi. Tapi kita. Kamu harus ikut. Aku tidak mau lagi mendengar alasan apapun itu."

"Mbak Ainun ini, lama-lama kayak Kak Ari yang tidak suka dibantah. Iya, Mbak, aku akan ikut." Timpal Santi sambil mendengus

* * *

Episodes
1 Satu
2 Dua
3 Visual
4 Tiga
5 Empat
6 Lima
7 Enam
8 Tujuh
9 Delapan
10 Sembilan
11 Sepuluh
12 Sebelas
13 Dua belas
14 Tiga belas
15 Empat belas
16 Lima belas
17 Enam belas
18 Tujuh belas
19 Delapan belas
20 Sembilan belas
21 Dua puluh
22 Dua puluh satu
23 Dua puluh dua
24 Dua puluh tiga
25 Dua puluh empat
26 Dua puluh lima
27 Dua puluh enam
28 Dua puluh tujuh
29 Dua puluh delapan
30 Dua puluh sembilan
31 Tiga puluh
32 Tiga puluh satu
33 Tiga puluh dua
34 Tiga puluh tiga
35 Tiga puluh empat
36 Tiga puluh lima
37 Tiga puluh enam
38 Tiga puluh tujuh
39 Tiga puluh delapan
40 Tiga puluh sembilan
41 Empat puluh
42 Empat puluh satu
43 Empat puluh dua
44 Empat puluh tiga
45 Empat puluh empat
46 Empat puluh lima
47 Empat puluh enam
48 Empat puluh tujuh
49 Empat puluh delapan
50 Empat puluh sembilan
51 Lima puluh
52 Lima puluh satu
53 Lima puluh dua
54 Lima puluh tiga
55 Lima puluh empat
56 Lima puluh lima
57 Lima puluh enam
58 Lima puluh tujuh
59 Lima puluh delapan
60 Lima puluh sembilan
61 Enam puluh
62 Enam puluh satu
63 Enam puluh dua
64 Enam puluh tiga
65 Enam puluh empat
66 Enam puluh lima
67 Enam puluh enam
68 Enam puluh tujuh
69 Enam puluh delapan
70 Enam puluh sembilan
71 Tujuh Puluh
72 Tujuh puluh satu
73 Tujuh puluh dua
74 Tujuh puluh tiga
75 Tujuh puluh empat
76 Tujuh puluh Lima
77 Tujuh puluh enam
78 Tujuh puluh tujuh
79 Tujuh puluh delapan
80 Tujuh puluh sembilan
81 Delapan puluh
82 Delapan puluh satu
83 Delapan puluh dua
84 Delapan puluh tiga
85 Delapan puluh empat
86 Delapan puluh lima
87 Delapan puluh enam
88 Delapan puluh tujuh
89 Delapan puluh delapan
90 Delapan puluh sembilan
91 Sembilan puluh
92 Sembilan puluh satu
93 Sembilan puluh dua
94 Sembilan puluh tiga
95 Sembilan puluh empat
96 Sembilan puluh lima
97 Sembilan puluh enam
98 Sembilan puluh tujuh
99 Sembilan puluh delapan
100 Sembilan puluh sembilan
101 Seratus
102 Seratus satu
103 Seratus dua
104 Seratus tiga
105 Seratus empat
106 Seratus lima
107 Seratus enam
108 Seratus tujuh
109 Seratus delapan
110 Seratus sembilan
111 Seratus sepuluh
112 Seratus sebelas
113 Seratus dua belas
114 Seratus tiga belas
115 Seratus empat belas
116 Seratus Lima Belas
117 Seratus enam belas
118 Seratus tujuh belas
119 Seratus delapan belas
120 Seratus sembilan belas
121 Seratus dua puluh
122 Seratus dua puluh satu
123 Seratus dua puluh dua
124 Seratus dua puluh tiga
125 Seratus dua puluh empat
126 Seratus dua puluh lima
127 Seratus dua puluh enam
128 Seratus dua puluh tujuh
129 Seratus dua puluh delapan
130 Seratus dua puluh sembilan
131 Seratus tiga puluh
132 Seratus tiga puluh satu
133 Seratus tiga puluh dua
134 Seratus tiga puluh tiga
135 Seratus tiga puluh empat
136 Seratus tiga puluh lima
137 Seratus tiga puluh enam
138 Seratus tiga puluh tujuh
139 Seratus tiga puluh delapan
140 Seratus tiga puluh sembilan
141 Seratus empat puluh
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Satu
2
Dua
3
Visual
4
Tiga
5
Empat
6
Lima
7
Enam
8
Tujuh
9
Delapan
10
Sembilan
11
Sepuluh
12
Sebelas
13
Dua belas
14
Tiga belas
15
Empat belas
16
Lima belas
17
Enam belas
18
Tujuh belas
19
Delapan belas
20
Sembilan belas
21
Dua puluh
22
Dua puluh satu
23
Dua puluh dua
24
Dua puluh tiga
25
Dua puluh empat
26
Dua puluh lima
27
Dua puluh enam
28
Dua puluh tujuh
29
Dua puluh delapan
30
Dua puluh sembilan
31
Tiga puluh
32
Tiga puluh satu
33
Tiga puluh dua
34
Tiga puluh tiga
35
Tiga puluh empat
36
Tiga puluh lima
37
Tiga puluh enam
38
Tiga puluh tujuh
39
Tiga puluh delapan
40
Tiga puluh sembilan
41
Empat puluh
42
Empat puluh satu
43
Empat puluh dua
44
Empat puluh tiga
45
Empat puluh empat
46
Empat puluh lima
47
Empat puluh enam
48
Empat puluh tujuh
49
Empat puluh delapan
50
Empat puluh sembilan
51
Lima puluh
52
Lima puluh satu
53
Lima puluh dua
54
Lima puluh tiga
55
Lima puluh empat
56
Lima puluh lima
57
Lima puluh enam
58
Lima puluh tujuh
59
Lima puluh delapan
60
Lima puluh sembilan
61
Enam puluh
62
Enam puluh satu
63
Enam puluh dua
64
Enam puluh tiga
65
Enam puluh empat
66
Enam puluh lima
67
Enam puluh enam
68
Enam puluh tujuh
69
Enam puluh delapan
70
Enam puluh sembilan
71
Tujuh Puluh
72
Tujuh puluh satu
73
Tujuh puluh dua
74
Tujuh puluh tiga
75
Tujuh puluh empat
76
Tujuh puluh Lima
77
Tujuh puluh enam
78
Tujuh puluh tujuh
79
Tujuh puluh delapan
80
Tujuh puluh sembilan
81
Delapan puluh
82
Delapan puluh satu
83
Delapan puluh dua
84
Delapan puluh tiga
85
Delapan puluh empat
86
Delapan puluh lima
87
Delapan puluh enam
88
Delapan puluh tujuh
89
Delapan puluh delapan
90
Delapan puluh sembilan
91
Sembilan puluh
92
Sembilan puluh satu
93
Sembilan puluh dua
94
Sembilan puluh tiga
95
Sembilan puluh empat
96
Sembilan puluh lima
97
Sembilan puluh enam
98
Sembilan puluh tujuh
99
Sembilan puluh delapan
100
Sembilan puluh sembilan
101
Seratus
102
Seratus satu
103
Seratus dua
104
Seratus tiga
105
Seratus empat
106
Seratus lima
107
Seratus enam
108
Seratus tujuh
109
Seratus delapan
110
Seratus sembilan
111
Seratus sepuluh
112
Seratus sebelas
113
Seratus dua belas
114
Seratus tiga belas
115
Seratus empat belas
116
Seratus Lima Belas
117
Seratus enam belas
118
Seratus tujuh belas
119
Seratus delapan belas
120
Seratus sembilan belas
121
Seratus dua puluh
122
Seratus dua puluh satu
123
Seratus dua puluh dua
124
Seratus dua puluh tiga
125
Seratus dua puluh empat
126
Seratus dua puluh lima
127
Seratus dua puluh enam
128
Seratus dua puluh tujuh
129
Seratus dua puluh delapan
130
Seratus dua puluh sembilan
131
Seratus tiga puluh
132
Seratus tiga puluh satu
133
Seratus tiga puluh dua
134
Seratus tiga puluh tiga
135
Seratus tiga puluh empat
136
Seratus tiga puluh lima
137
Seratus tiga puluh enam
138
Seratus tiga puluh tujuh
139
Seratus tiga puluh delapan
140
Seratus tiga puluh sembilan
141
Seratus empat puluh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!