Tiga belas

Santi berlari kecil mendekati ruangan asrama Ainun. Dia ingin menanyakan sesuatu padanya. Tangan kanannya membawa kitab suci Al-Qur'an.

"Hei Santi, kamu mau kemana?" Tanya salah seorang santri yang sedang duduk bergerombol di sepanjang jalan yang dia lalui.

"Aku mau ke ruangan Mbak Ainun." Jawabnya singkat.

"Mbak Ainun sedang kedatangan tamu. Lebih baik kamu kembali, tidak baik mengganggu pembicaraan orang."

"Memangnya tamunya siapa? aku cuma mau menanyakan sesuatu padanya. Aku akan kembali jika dia benar-benar tidak bisa diganggu."

"Apa aku boleh ikut?" Tanya santri itu lagi.

"Kamu itu, tadi melarang orang kesana. Sekarang, malah bilang mau ikut." Timpal salah satu santri yang lain.

"Aku hanya penasaran, ingin melihat lebih dekat adiknya Kak Ainun yang katanya sangat tampan itu."

Santi menautkan alisnya mendengar ucapan santri itu. "Maksud kamu, tamunya Mbak Ainun itu Kak Ari?"

"Apa kamu mengenal Kak Ari?" Tanya santri itu antusias.

"Tentu saja. Kak Ari adalah malaikatku. Aku tinggal di rumah mereka sebelum aku di bawa ke pondok pesantren ini."

Para santri yang duduk di depan Santi menganga tak percaya.

"Aku pergi dulu, silahkan lanjutkan obrolan kalian." Ucap Santi sambil berlalu. Baru beberapa langkah, dia kembali lagi.

"Kenapa kamu kembali lagi?"

"Aku lupa mengucapkan salam. "Assalamualaikum," Santi tersenyum, kembali melanjutkan langkahnya.

"Wa'alaikumsalam, seorang mualaf yang rajin menebar salam." Ucap santri yang tadi mau ikut.

Sampai di depan ruangan Ainun...

"Assalamualaikum, Mbak Ainun, aku datang."

"Wa'alaikumsalam, adik manis. Wah, kamu terlihat semakin bahagia saja sekarang. Apa kabar?" Ucap Ari basa basi, menundukkan kepalanya, agar Santi tidak bisa melihat wajahnya.

"Hah, kak Ari! benarkah ini Kak Ari?!" Santi menepuk pundak Ari dengan keras.

"Hei, sakit! tanganmu kenapa keras sekali, Santi?!" Ari menoleh dan menatap Santi yang masih berdiri di belakangnya.

"Akhirnya, Kak Ari menyerah juga."

"Kamu apa kabar, dek?"

"Wah, Kak Ari panggil aku adik sekarang?"

"Karena kita sedang di asrama sekarang. Peraturan disini, yang lebih dewasa, memanggil yang lebih kecil dengan 'Adik'. Kamu paham kan, dek?"

"Iya, Kak Ari."

"Sudah berapa hari ya, kita tidak bertemu?"

"Sudah sepuluh hari, Kak. Terakhir kita bertemu saat di majelis ta'lim, saat aku resmi menjadi seorang Muslim."

Ainun yang baru keluar dari kamarnya di asrama, langsung menyela perbincangan dua orang itu. "Santi, kamu ada disini? ada apa, ada yang ingin kamu tanyakan?"

"Iya, Mbak. Ini ayat Al-Qur'an surat Al Baqarah ayat dua ratus lima puluh lima, apakah benar disebut ayat kursi?"

Ainun dan Ari tersenyum mendengar pertanyaan Santi. "Apa ada yang menanyakan itu padamu?" Tanya Ari sambil menepuk pelan kepala Santi.

Sontak, tindakannya membuat Santi mundur beberapa langkah.

"Aku sudah peringatkan pada Kak Ari untuk tidak melakukan hal itu lagi padaku." Ucap Santi lirih.

"Astagfirullah, maafkan aku, Santi. Aku benar-benar lupa."

"Iya, Kak. Tidak apa-apa."

Ainun menatap Ari dengan kesal. "Kakak sudah peringatkan kamu, Ari. Jaga sikapmu jika datang kesini. Tapi, kamu masih saja tidak ada perubahan. Masa hukuman kamu karena pelanggaran yang bulan lalu saja, belum kamu selesaikan. Jangan buat masalah baru lagi."

"Iya, Kak. Ari minta maaf."

"Santi, sini, duduk di dekat kakak. Jaga jarak dengan Ari. Kita sedang di asrama sekarang."

"Kak Ainun berlebihan." Ucap Ari lirih.

"Jangan protes, Ari. Kakak mendengar semua ocehan mu."

Sedangkan Santi yang sudah ambil posisi aman, duduk di dekat Ainun, tersenyum mendengar Ari dimarahi oleh Kakaknya sendiri.

"Coba kamu baca dulu ayat ini." Ainun meminta Santi membaca Al Baqarah yang dia sebut tadi.

"Memangnya, Santi sudah bisa baca Al Qur'an, Kak?" Tanya Ari.

"Dengarkan saja. Jangan sampai kamu tidak bisa berkedip saat mendengar suaranya nanti."

Ari hanya menelan ludahnya mendengar jawaban kakaknya.

"Ayo, Santi. Baca ayatnya sekarang. Jangan lupa baca bismillah dulu."

Santi memulai bacaannya. Benar kata Ainun, Ari hampir tidak bisa berkedip saat mendengar gadis itu membaca ayat suci Al Qur'an.

"MasyaAllah! kau benar-benar membacanya dengan fasih, Santi. Kau memang luar biasa. Kau baru sepuluh hari jadi mualaf dan kamu sudah bisa membaca Al Qur'an dengan benar. Pencapaian yang luar biasa." Ucap Ari antusias diiringi dengan tepuk tangan.

"Santi tersenyum simpul. "Terimakasih, Kak. Tapi, aku memang sudah belajar baca Al Qur'an sejak masih di rumah Kak Ari."

"Aku jelaskan dulu ya, maksud ayat yang kamu baca tadi." Ainun menyela percakapan dua manusia di depannya.

"Iya, Mbak." Jawab Santi, mulai khusyuk mendengar penjelasan Ainun.

Ari duduk terdiam, memperhatikan Santi yang sedang mendengarkan penjelasan Ainun.

"Jadi, kalau temanmu memberikan soal lagi, jawab dengan jawaban yang tidak bisa mereka bantah kebenarannya."

"Baik, Mbak. Kalau begitu, aku mau kembali ke asrama dulu, Mbak. Nanti mereka mencari ku."

"Iya, hati-hati."

Santi tersenyum..

"Kamu tidak mau berpamitan denganku?" Tanya Ari yang merasa dirinya diabaikan.

"Astagfirullah, Santi lupa, Kak. Maaf ya.."

"Tunggu, Santi."

Santi berbalik lagi, saat mendengar Ainun memanggilnya.

"Ada apa, Mbak?"

"Aku lupa memberitahumu kalau besok, aku dan Ari akan pulang."

"Kenapa kalian akan pulang? A..apa aku tidak diajak?"

Ainun dan Ari saling pandang.

"Dua minggu lagi, acara pernikahanku dan Kak Ismail akan di gelar. Jadi, kami harus pulang, Santi. Acaranya akan digelar disini. Tapi, aku harus pulang dulu untuk mempersiapkan diri." Jelas Ainun.

"Apa kalian tidak akan kembali lagi kesini?"

"Astagfirullah, kamu salah paham, Santi. Kami akan pulang beberapa hari saja. Kak Ainun akan menetap disini karena dia akan menikah dengan anak pemilik Pondok Pesantren ini. Jadi kamu jangan khawatir kalau kami akan meninggalkanmu." Jelas Ari panjang lebar.

"Jadi, Kak Ismail yang sering Mbak Ainun ceritakan itu, anak dari pemilik Pondok Pesantren ini, Mbak?"

"Iya, Santi. Jadi, kamu tidak keberatan kan, kalau kami pulang beberapa hari saja."

"Tapi, Kak Ari juga akan kembali kan?"

"Iya." Jawab Ari sambil tersenyum.

"Kak Ari terlihat berbeda kalau berpenampilan seperti ini." Santi memperhatikan Ari dari ujung kaki sampai ujung kepala.

"Maksud kamu?" Ucap Ari ikut memperhatikan penampilannya.

"Di rumah, Kak Ari tidak pernah pakai sarung seperti ini."

"Di rumah kan beda, Santi."

"Berapa hari kalian akan pulang?" Tanya Santi lagi.

"Mungkin, satu minggu."

Santi tersenyum dengan terpaksa. "Aku pasti akan sangat merindukan kalian."

"Assalamualaikum!"

Suara ucapan salam membuat mereka semua menoleh serentak ke arah pintu.

"Wa'alaikumsalam."

"Kenapa kamu kesini, Nara?" Ucap Ari lebih mendekat pada wanita yang masih berdiri di depan pintu.

"Aku merindukanmu, Kak. Kamu kenapa tidak pernah menghubungiku lagi."

Santi mundur beberapa langkah mendengar ucapan wanita yang di panggil Nara itu.

"D..dia siapa, Mbak?" Tanyanya pada Ainun yang terlihat tidak suka dengan kedatangan gadis itu.

Gadis itu menatap ke arah Santi dengan tatapan mengintimidasi. "Kenapa gadis mualaf itu ada disini, Kak?" Tanyanya pada Ari yang masih menatapnya.

"Kamu jangan cemburu. Dia kesini mau mencari Kak Ainun dan dia juga tinggal di rumah kami sebelumnya."

"D..dia siapa, Mbak?" Tanya Santi sekali lagi pada Ainun yang masih diam.

"Dia kekasihnya Ari yang tidak tau malu. Yang membuat Ari sampai berurusan dengan pihak pesantren karena meladeni keinginan wanita ini." Jawab Ainun, menunjuk Nara, yang berdiri beberapa langkah di depannya.

"Apa yang membuat Kak Ainun tidak menyukaiku?" Tanya Nara, menatap Ainun dengan tatapan menantang.

"Aku bukan tidak menyukaimu, Nara. Aku hanya tidak melihat cara licik mu menjebak adikku."

"Lihat, Kak. Kak Ainun begitu membenciku. Apa kamu tidak mau memberikan pembelaan mu untukku?" Adu Nara pada Ari.

"Tidak, Nara. Aku tidak mau membuat masalah lagi. Aku sudah berjanji pada Abi dan Ummi untuk menjadi anak yang baik mulai sekarang."

"Jadi, Kak Ari tidak mau lagi membawaku keluar dari tempat ini lagi."

"Keluar kamu, Nara. Jangan pernah kamu berani lagi menginjakkan kaki di ruangan ku."

"A..aku permisi, Mbak." Santi langsung meninggalkan ruangan Ainun tanpa memperdulikan lagi kehadiran Ari disana.

"Aku mengusir Nara, Santi. Bukan kamu." Ainun sedikit berteriak untuk menghentikan langkah Santi. Tapi, Santi sudah berlalu dan berlari kecil ke asramanya.

Nara hanya tersenyum ketus, mencium pipi Ari sekilas lalu pergi begitu saja tanpa menghiraukan Ainun.

* * *

Terpopuler

Comments

☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜

☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜

santi cemburu itu makanya langsung kabur🤭🤭🤭

2022-04-05

0

☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜

☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜

waaah parah nara, berani cipiki didepan ainun🤭🤭🤭

2022-04-04

0

lihat semua
Episodes
1 Satu
2 Dua
3 Visual
4 Tiga
5 Empat
6 Lima
7 Enam
8 Tujuh
9 Delapan
10 Sembilan
11 Sepuluh
12 Sebelas
13 Dua belas
14 Tiga belas
15 Empat belas
16 Lima belas
17 Enam belas
18 Tujuh belas
19 Delapan belas
20 Sembilan belas
21 Dua puluh
22 Dua puluh satu
23 Dua puluh dua
24 Dua puluh tiga
25 Dua puluh empat
26 Dua puluh lima
27 Dua puluh enam
28 Dua puluh tujuh
29 Dua puluh delapan
30 Dua puluh sembilan
31 Tiga puluh
32 Tiga puluh satu
33 Tiga puluh dua
34 Tiga puluh tiga
35 Tiga puluh empat
36 Tiga puluh lima
37 Tiga puluh enam
38 Tiga puluh tujuh
39 Tiga puluh delapan
40 Tiga puluh sembilan
41 Empat puluh
42 Empat puluh satu
43 Empat puluh dua
44 Empat puluh tiga
45 Empat puluh empat
46 Empat puluh lima
47 Empat puluh enam
48 Empat puluh tujuh
49 Empat puluh delapan
50 Empat puluh sembilan
51 Lima puluh
52 Lima puluh satu
53 Lima puluh dua
54 Lima puluh tiga
55 Lima puluh empat
56 Lima puluh lima
57 Lima puluh enam
58 Lima puluh tujuh
59 Lima puluh delapan
60 Lima puluh sembilan
61 Enam puluh
62 Enam puluh satu
63 Enam puluh dua
64 Enam puluh tiga
65 Enam puluh empat
66 Enam puluh lima
67 Enam puluh enam
68 Enam puluh tujuh
69 Enam puluh delapan
70 Enam puluh sembilan
71 Tujuh Puluh
72 Tujuh puluh satu
73 Tujuh puluh dua
74 Tujuh puluh tiga
75 Tujuh puluh empat
76 Tujuh puluh Lima
77 Tujuh puluh enam
78 Tujuh puluh tujuh
79 Tujuh puluh delapan
80 Tujuh puluh sembilan
81 Delapan puluh
82 Delapan puluh satu
83 Delapan puluh dua
84 Delapan puluh tiga
85 Delapan puluh empat
86 Delapan puluh lima
87 Delapan puluh enam
88 Delapan puluh tujuh
89 Delapan puluh delapan
90 Delapan puluh sembilan
91 Sembilan puluh
92 Sembilan puluh satu
93 Sembilan puluh dua
94 Sembilan puluh tiga
95 Sembilan puluh empat
96 Sembilan puluh lima
97 Sembilan puluh enam
98 Sembilan puluh tujuh
99 Sembilan puluh delapan
100 Sembilan puluh sembilan
101 Seratus
102 Seratus satu
103 Seratus dua
104 Seratus tiga
105 Seratus empat
106 Seratus lima
107 Seratus enam
108 Seratus tujuh
109 Seratus delapan
110 Seratus sembilan
111 Seratus sepuluh
112 Seratus sebelas
113 Seratus dua belas
114 Seratus tiga belas
115 Seratus empat belas
116 Seratus Lima Belas
117 Seratus enam belas
118 Seratus tujuh belas
119 Seratus delapan belas
120 Seratus sembilan belas
121 Seratus dua puluh
122 Seratus dua puluh satu
123 Seratus dua puluh dua
124 Seratus dua puluh tiga
125 Seratus dua puluh empat
126 Seratus dua puluh lima
127 Seratus dua puluh enam
128 Seratus dua puluh tujuh
129 Seratus dua puluh delapan
130 Seratus dua puluh sembilan
131 Seratus tiga puluh
132 Seratus tiga puluh satu
133 Seratus tiga puluh dua
134 Seratus tiga puluh tiga
135 Seratus tiga puluh empat
136 Seratus tiga puluh lima
137 Seratus tiga puluh enam
138 Seratus tiga puluh tujuh
139 Seratus tiga puluh delapan
140 Seratus tiga puluh sembilan
141 Seratus empat puluh
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Satu
2
Dua
3
Visual
4
Tiga
5
Empat
6
Lima
7
Enam
8
Tujuh
9
Delapan
10
Sembilan
11
Sepuluh
12
Sebelas
13
Dua belas
14
Tiga belas
15
Empat belas
16
Lima belas
17
Enam belas
18
Tujuh belas
19
Delapan belas
20
Sembilan belas
21
Dua puluh
22
Dua puluh satu
23
Dua puluh dua
24
Dua puluh tiga
25
Dua puluh empat
26
Dua puluh lima
27
Dua puluh enam
28
Dua puluh tujuh
29
Dua puluh delapan
30
Dua puluh sembilan
31
Tiga puluh
32
Tiga puluh satu
33
Tiga puluh dua
34
Tiga puluh tiga
35
Tiga puluh empat
36
Tiga puluh lima
37
Tiga puluh enam
38
Tiga puluh tujuh
39
Tiga puluh delapan
40
Tiga puluh sembilan
41
Empat puluh
42
Empat puluh satu
43
Empat puluh dua
44
Empat puluh tiga
45
Empat puluh empat
46
Empat puluh lima
47
Empat puluh enam
48
Empat puluh tujuh
49
Empat puluh delapan
50
Empat puluh sembilan
51
Lima puluh
52
Lima puluh satu
53
Lima puluh dua
54
Lima puluh tiga
55
Lima puluh empat
56
Lima puluh lima
57
Lima puluh enam
58
Lima puluh tujuh
59
Lima puluh delapan
60
Lima puluh sembilan
61
Enam puluh
62
Enam puluh satu
63
Enam puluh dua
64
Enam puluh tiga
65
Enam puluh empat
66
Enam puluh lima
67
Enam puluh enam
68
Enam puluh tujuh
69
Enam puluh delapan
70
Enam puluh sembilan
71
Tujuh Puluh
72
Tujuh puluh satu
73
Tujuh puluh dua
74
Tujuh puluh tiga
75
Tujuh puluh empat
76
Tujuh puluh Lima
77
Tujuh puluh enam
78
Tujuh puluh tujuh
79
Tujuh puluh delapan
80
Tujuh puluh sembilan
81
Delapan puluh
82
Delapan puluh satu
83
Delapan puluh dua
84
Delapan puluh tiga
85
Delapan puluh empat
86
Delapan puluh lima
87
Delapan puluh enam
88
Delapan puluh tujuh
89
Delapan puluh delapan
90
Delapan puluh sembilan
91
Sembilan puluh
92
Sembilan puluh satu
93
Sembilan puluh dua
94
Sembilan puluh tiga
95
Sembilan puluh empat
96
Sembilan puluh lima
97
Sembilan puluh enam
98
Sembilan puluh tujuh
99
Sembilan puluh delapan
100
Sembilan puluh sembilan
101
Seratus
102
Seratus satu
103
Seratus dua
104
Seratus tiga
105
Seratus empat
106
Seratus lima
107
Seratus enam
108
Seratus tujuh
109
Seratus delapan
110
Seratus sembilan
111
Seratus sepuluh
112
Seratus sebelas
113
Seratus dua belas
114
Seratus tiga belas
115
Seratus empat belas
116
Seratus Lima Belas
117
Seratus enam belas
118
Seratus tujuh belas
119
Seratus delapan belas
120
Seratus sembilan belas
121
Seratus dua puluh
122
Seratus dua puluh satu
123
Seratus dua puluh dua
124
Seratus dua puluh tiga
125
Seratus dua puluh empat
126
Seratus dua puluh lima
127
Seratus dua puluh enam
128
Seratus dua puluh tujuh
129
Seratus dua puluh delapan
130
Seratus dua puluh sembilan
131
Seratus tiga puluh
132
Seratus tiga puluh satu
133
Seratus tiga puluh dua
134
Seratus tiga puluh tiga
135
Seratus tiga puluh empat
136
Seratus tiga puluh lima
137
Seratus tiga puluh enam
138
Seratus tiga puluh tujuh
139
Seratus tiga puluh delapan
140
Seratus tiga puluh sembilan
141
Seratus empat puluh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!