Dua

Ari bingung, mau membawa kemana wanita yang pingsan di atas pangkuannya itu. Dia sudah kehabisan tenaga kalau harus menggendongnya lagi. Sudah sekitar satu jam Santi pingsan. Namun, Ari tidak tau harus berbuat apa. Sebenarnya, Ari kasihan melihat gadis itu. Luka di wajahnya terlihat agak membengkak. Tetapi kalau dia membawanya ke rumah sakit. Dimana dia akan mendapatkan uang untuk membayar administrasi nanti. Sedangkan dia saja masih minta uang pada orang tuanya.

"Ya Allah, apa yang harus hamba lakukan sekarang?" Gumam Ari sambil merintih. Luka bekas goresan pohon bonsai di lengannya terasa perih. Dia melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Waktu subuh sebentar lagi tiba. Dia harus membawa Santi ke tempat yang aman. Sebelum orang-orang berperasangka buruk padanya. Melihat kondisi mereka yang sangat berantakan. Tentu, akan membuat orang lain berfikir yang tidak-tidak tentang mereka.

Ari mencoba bangkit, mengumpulkan kembali sisa-sisa tenaganya. Dengan susah payah, dia berhasil menaikkan Santi ke atas punggungnya. Santi menggelayut lemas di sana. Untung saja tubuh Ari tinggi besar. Entah, bagaimana jadinya kalau postur tubuhnya tidak seperti itu.

Ari terus berjalan, walaupun langkahnya agak tertatih karena kecapekan. Dia tidak berani, walaupun hanya untuk berhenti sejenak. Hanya matanya yang celingukan, karena dia sudah memasuki komplek perumahannya.

Ari menggedor-gedor gerbang rumahnya dengan sebelah tangannya, agar satpam segera membukakan pintu. Takut, keberadaannya dilihat tetangga. Apalagi dengan situasinya yang sedang menggendong seorang wanita seperti ini. Dia hanya tidak mau merusak nama baik keluarganya.

"Siapa yang bertamu sepagi ini." Gerutu Pak Parjo sambil mengucek matanya yang masih mengantuk.

Betapa kagetnya Pak Parjo melihat Ari yang berjalan masuk sambil menggendong seorang gadis.

"T..tuan muda. Siapa yang anda bawa ini, Tuan?"

"Jangan bertanya, Pak. Bantu aku membawanya ke ruang tamu." Ucap Ari, dengan nafas ngos-ngosan.

"Ta..tapi, bagaimana dengan Tuan besar dan Nyonya, Tuan?"

"Aku sudah bilang, jangan bertanya, Pak. Kalau Pak Karjo bertanya lagi, aku sumpal mulut Bapak." Ucap Ari, sedikit menggertak, agar Pak Parjo tidak bertanya lagi.

Pak Parjo tidak berani membantah lagi. Dia lansung membantu Ari menurunkan Santi. Pak Parjo membelalakkan matanya, terkejut saat melihat wajah Santi yang penuh dengan luka lebam.

"Astagfirullahal'adzim, a..apa yang terjadi dengannya, Tuan?"

Ari menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Aku sudah bilang sama Bapak, jangan bertanya. Kenapa Bapak masih bertanya juga, Pak?" Ari mengeratkan giginya karena kesal

Pak Parjo langsung diam. Dia melanjutkan langkahnya untuk membawa Santi sesuai dengan permintaan Tuannya.

Pak Parjo membaringkan Santi di sofa ruang tamu sesuai dengan permintaan Ari. Dia langsung berpamitan setelah tugasnya selesai.

Menyimpan rasa penasarannya yang teramat sangat. Dia lansung meninggalkan ruang tamu dan kembali ke post jaganya.

* * *

Pagi ini, keributan tidak bisa dihindari di rumah Pak Akmal. Bagaimana tidak, Pak Akmal sangat tidak menduga, putranya sampai berani membawa anak gadis orang ke dalam rumahnya. Bahkan, Pak Akmal sampai membatalkan jadwal rapatnya pagi ini, karena mengurus masalah ini.

"Ari mohon, Abi, Ummi. Bawa gadis ini ke Rumah Sakit. Kasihan dia, lukanya sudah membengkak. Dia bahkan belum sadar sejak tadi malam."

"Kau sungguh tidak tau malu, Ari. Semalam, kau pergi begitu saja tanpa menghiraukan nasihat kami. Dan sekarang, kau tiba-tiba muncul dengan membawa anak orang dalam keadaan seperti ini. Kau apakan anak orang, Nak?!" Tanya Pak Akmal berapi-api. Rahangnya mengeras, menandakan dia benar-benar sedang marah. Berulang kali kepalan tangannya melayang ke muka Ari.

"Demi Allah, Abi. Ari tidak pernah menyentuhnya. Ari hanya menyelamatkannya!" Jawab Ari sedikit berteriak, tidak terima dengan tuduhan Abinya.

"Alasan apa itu, Ari?!"

"Sungguh, Abi. Ari benar-benar tidak pernah melewati batasan. Ari memang meminta kebebasan pada Abi dan Ummi. Tapi, bukan kebebasan yang seperti ini, Abi."

Pak Akmal hanya mendengus tanpa mau menatap anaknya. Ari yang sudah berlutut sejak tamparan pertama Abinya melayang, hanya pasrah. Bingung, mau menjelaskan apa lagi, agar Abinya mempercayai semua ucapannya.

Bu Fatimah yang dari tadi terisak dalam pelukan putrinya, bangkit. Dia mencoba menatap gadis yang belum sadarkan diri di sofa depannya. "Kalau bukan kamu, siapa yang membuatnya seperti ini, Nak?" Tanyanya. Suaranya putus-putus karena Isak tangisnya.

"Ari tidak sekejam itu, Ummi."

"Lalu?!" Tanya Ainun dengan ketus.

"Aku menyelamatkannya dari kekejaman Ayahnya."

"Kenapa kamu mencampuri urusan pribadi orang, Nak ? Ummi mohon, Nak. Bawalah dia kembali pada keluarganya."

"Dia yang mendatangiku, Ummi. Dia juga yang memintaku, untuk membawanya kabur."

"Apa kamu bisa mempertanggung jawabkan semua yang kamu katakan tadi?" Timpal Pak Akmal.

Ari mengangguk mantap. "Ari berkata jujur, Abi. Ari tidak pernah ada niat untuk menyembunyikan sedikitpun sesuatu yang Ari dan wanita ini lakukan." Ucapnya sambil mengalihkan perhatiannya pada Santi yang masih belum sadarkan diri.

"Kenapa tidurnya sangat pulas? Dia bahkan tidak terganggu dengan perdebatan ini." Ucap Ainun tiba-tiba, heran melihat Santi yang tidak pernah mengubah posisi tidurnya.

"Aku sudah jelaskan dari awal. Dia tidak tidur, Kak. Tapi, dia pingsan."

Ainun langsung membelalakkan matanya. "Astagfirullahal'adzim, kasihan sekali dia, Dek."

"Itulah mengapa aku memohon pada Abi dan Ummi untuk membawanya ke Rumah Sakit. Semalam, aku berniat untuk membawanya. Tapi, aku tidak bawa apa-apa."

"Bawa dia sekarang!" Perintah Pak Akmal tiba-tiba.

Ari mengembangkan senyumnya. "Terimakasih, Abi."

"Mmm.." Jawab Pak Akmal singkat.

"Ummi, Aku mau berangkat ke kantor. Suruh sopir untuk segera mempersiapkan mobil." Perintah Pak Akmal.

"Biar Ainun, Abi. Ummi akan membantu Ari membawa wanita itu ke Rumah Sakit." Ucap Ainun, bergegas meninggalkan ruangan itu.

* * *

"Bagaimana keadaannya, Dokter?" Tanya Bu Fatimah pada dokter yang menangani Santi.

"Luka anak ibu sangat parah. Dari hasil visum, beberapa bagian yang memar di tubuhnya adalah hasil pukulan benda keras. Bahkan, ada luka sayatan di lengannya."

Bu Fatimah menautkan alisnya, terkejut mendengar penuturan dokter itu. "Maaf, Dok. Gadis itu bukan anak saya. Tadi malam, anak saya menemukannya dalam keadaan pingsan di pinggir jalan."

Dokter itu hanya mengangguk. Namun, enggan mengomentari pengakuan Bu Fatimah.

"Apa dia membutuhkan perawatan yang lebih serius, Dokter?"

"Kita observasi dulu, Bu. Tapi, sepertinya dia akan dirawat inap."

"Lakukan yang menurut dokter terbaik. Kami hanya akan mengikuti instruksi dari dokter saja."

Dokter itu mengangguk. "Baik, Bu."

"Terimakasih, Dokter."

"Sama-sama, Bu."

Bu Fatimah meninggalkan ruangan itu. Dia kembali untuk menengok keadaan Santi.

"Bagaimana keadaannya, Nak Pi cm?" Tanya Bu Fatimah pada Ainun yang duduk di dekat brankar Santi.

Sedangkan Ari, terlihat duduk agak jauh dari mereka.

"Tadi dia batuk, Ummi. Tapi, Aku kaget karena mulutnya mengeluarkan darah." Tutur Ainun. "Kata perawat yang menanganinya tadi, ada luka dalam yang harus segera ditangani."

Bu Fatimah menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Semoga Allah selalu melindunginya."

"Amiinn.." Jawab Ari dan Ainun serentak.

Ari menguap. Tubuhnya benar-benar butuh istirahat. Semalaman beraktivitas, membuat tubuhnya terasa lemah. Dia mendekati Bu Fatimah dan Ainun.

"Boleh aku titip dia sebentar, Kak." Tanyanya, menepuk pundak kakaknya.

"Kamu mau kemana, Dek? Bagaimana kalau nanti dia sadar dan mencari kamu ?"

"Aku hanya mau istirahat sebentar, Kak. Boleh, ya. Kepalaku pusing sekali."

Ainun berfikir sejenak. "Iya, deh. Tapi kalau kamu sudah merasa baikan, segera kembali kesini. Kakak kan belum kenal sama dia. Mau bilang apa nanti kakak kalau sampai dia sadar ?"

"Terimakasih, Kak."

"Iya. Sudah, pulang sana."

Ari dan Bu Fatimah meninggalkan Rumah Sakit. Menyisakan Ainun yang duduk termenung, menatap wanita yang belum ada tanda-tanda akan segera sadar.

* * *

Terpopuler

Comments

☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜

☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜

kasian knp dia sampe luka2 begitu parah, ayahnya parah🤬

2022-03-31

0

lihat semua
Episodes
1 Satu
2 Dua
3 Visual
4 Tiga
5 Empat
6 Lima
7 Enam
8 Tujuh
9 Delapan
10 Sembilan
11 Sepuluh
12 Sebelas
13 Dua belas
14 Tiga belas
15 Empat belas
16 Lima belas
17 Enam belas
18 Tujuh belas
19 Delapan belas
20 Sembilan belas
21 Dua puluh
22 Dua puluh satu
23 Dua puluh dua
24 Dua puluh tiga
25 Dua puluh empat
26 Dua puluh lima
27 Dua puluh enam
28 Dua puluh tujuh
29 Dua puluh delapan
30 Dua puluh sembilan
31 Tiga puluh
32 Tiga puluh satu
33 Tiga puluh dua
34 Tiga puluh tiga
35 Tiga puluh empat
36 Tiga puluh lima
37 Tiga puluh enam
38 Tiga puluh tujuh
39 Tiga puluh delapan
40 Tiga puluh sembilan
41 Empat puluh
42 Empat puluh satu
43 Empat puluh dua
44 Empat puluh tiga
45 Empat puluh empat
46 Empat puluh lima
47 Empat puluh enam
48 Empat puluh tujuh
49 Empat puluh delapan
50 Empat puluh sembilan
51 Lima puluh
52 Lima puluh satu
53 Lima puluh dua
54 Lima puluh tiga
55 Lima puluh empat
56 Lima puluh lima
57 Lima puluh enam
58 Lima puluh tujuh
59 Lima puluh delapan
60 Lima puluh sembilan
61 Enam puluh
62 Enam puluh satu
63 Enam puluh dua
64 Enam puluh tiga
65 Enam puluh empat
66 Enam puluh lima
67 Enam puluh enam
68 Enam puluh tujuh
69 Enam puluh delapan
70 Enam puluh sembilan
71 Tujuh Puluh
72 Tujuh puluh satu
73 Tujuh puluh dua
74 Tujuh puluh tiga
75 Tujuh puluh empat
76 Tujuh puluh Lima
77 Tujuh puluh enam
78 Tujuh puluh tujuh
79 Tujuh puluh delapan
80 Tujuh puluh sembilan
81 Delapan puluh
82 Delapan puluh satu
83 Delapan puluh dua
84 Delapan puluh tiga
85 Delapan puluh empat
86 Delapan puluh lima
87 Delapan puluh enam
88 Delapan puluh tujuh
89 Delapan puluh delapan
90 Delapan puluh sembilan
91 Sembilan puluh
92 Sembilan puluh satu
93 Sembilan puluh dua
94 Sembilan puluh tiga
95 Sembilan puluh empat
96 Sembilan puluh lima
97 Sembilan puluh enam
98 Sembilan puluh tujuh
99 Sembilan puluh delapan
100 Sembilan puluh sembilan
101 Seratus
102 Seratus satu
103 Seratus dua
104 Seratus tiga
105 Seratus empat
106 Seratus lima
107 Seratus enam
108 Seratus tujuh
109 Seratus delapan
110 Seratus sembilan
111 Seratus sepuluh
112 Seratus sebelas
113 Seratus dua belas
114 Seratus tiga belas
115 Seratus empat belas
116 Seratus Lima Belas
117 Seratus enam belas
118 Seratus tujuh belas
119 Seratus delapan belas
120 Seratus sembilan belas
121 Seratus dua puluh
122 Seratus dua puluh satu
123 Seratus dua puluh dua
124 Seratus dua puluh tiga
125 Seratus dua puluh empat
126 Seratus dua puluh lima
127 Seratus dua puluh enam
128 Seratus dua puluh tujuh
129 Seratus dua puluh delapan
130 Seratus dua puluh sembilan
131 Seratus tiga puluh
132 Seratus tiga puluh satu
133 Seratus tiga puluh dua
134 Seratus tiga puluh tiga
135 Seratus tiga puluh empat
136 Seratus tiga puluh lima
137 Seratus tiga puluh enam
138 Seratus tiga puluh tujuh
139 Seratus tiga puluh delapan
140 Seratus tiga puluh sembilan
141 Seratus empat puluh
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Satu
2
Dua
3
Visual
4
Tiga
5
Empat
6
Lima
7
Enam
8
Tujuh
9
Delapan
10
Sembilan
11
Sepuluh
12
Sebelas
13
Dua belas
14
Tiga belas
15
Empat belas
16
Lima belas
17
Enam belas
18
Tujuh belas
19
Delapan belas
20
Sembilan belas
21
Dua puluh
22
Dua puluh satu
23
Dua puluh dua
24
Dua puluh tiga
25
Dua puluh empat
26
Dua puluh lima
27
Dua puluh enam
28
Dua puluh tujuh
29
Dua puluh delapan
30
Dua puluh sembilan
31
Tiga puluh
32
Tiga puluh satu
33
Tiga puluh dua
34
Tiga puluh tiga
35
Tiga puluh empat
36
Tiga puluh lima
37
Tiga puluh enam
38
Tiga puluh tujuh
39
Tiga puluh delapan
40
Tiga puluh sembilan
41
Empat puluh
42
Empat puluh satu
43
Empat puluh dua
44
Empat puluh tiga
45
Empat puluh empat
46
Empat puluh lima
47
Empat puluh enam
48
Empat puluh tujuh
49
Empat puluh delapan
50
Empat puluh sembilan
51
Lima puluh
52
Lima puluh satu
53
Lima puluh dua
54
Lima puluh tiga
55
Lima puluh empat
56
Lima puluh lima
57
Lima puluh enam
58
Lima puluh tujuh
59
Lima puluh delapan
60
Lima puluh sembilan
61
Enam puluh
62
Enam puluh satu
63
Enam puluh dua
64
Enam puluh tiga
65
Enam puluh empat
66
Enam puluh lima
67
Enam puluh enam
68
Enam puluh tujuh
69
Enam puluh delapan
70
Enam puluh sembilan
71
Tujuh Puluh
72
Tujuh puluh satu
73
Tujuh puluh dua
74
Tujuh puluh tiga
75
Tujuh puluh empat
76
Tujuh puluh Lima
77
Tujuh puluh enam
78
Tujuh puluh tujuh
79
Tujuh puluh delapan
80
Tujuh puluh sembilan
81
Delapan puluh
82
Delapan puluh satu
83
Delapan puluh dua
84
Delapan puluh tiga
85
Delapan puluh empat
86
Delapan puluh lima
87
Delapan puluh enam
88
Delapan puluh tujuh
89
Delapan puluh delapan
90
Delapan puluh sembilan
91
Sembilan puluh
92
Sembilan puluh satu
93
Sembilan puluh dua
94
Sembilan puluh tiga
95
Sembilan puluh empat
96
Sembilan puluh lima
97
Sembilan puluh enam
98
Sembilan puluh tujuh
99
Sembilan puluh delapan
100
Sembilan puluh sembilan
101
Seratus
102
Seratus satu
103
Seratus dua
104
Seratus tiga
105
Seratus empat
106
Seratus lima
107
Seratus enam
108
Seratus tujuh
109
Seratus delapan
110
Seratus sembilan
111
Seratus sepuluh
112
Seratus sebelas
113
Seratus dua belas
114
Seratus tiga belas
115
Seratus empat belas
116
Seratus Lima Belas
117
Seratus enam belas
118
Seratus tujuh belas
119
Seratus delapan belas
120
Seratus sembilan belas
121
Seratus dua puluh
122
Seratus dua puluh satu
123
Seratus dua puluh dua
124
Seratus dua puluh tiga
125
Seratus dua puluh empat
126
Seratus dua puluh lima
127
Seratus dua puluh enam
128
Seratus dua puluh tujuh
129
Seratus dua puluh delapan
130
Seratus dua puluh sembilan
131
Seratus tiga puluh
132
Seratus tiga puluh satu
133
Seratus tiga puluh dua
134
Seratus tiga puluh tiga
135
Seratus tiga puluh empat
136
Seratus tiga puluh lima
137
Seratus tiga puluh enam
138
Seratus tiga puluh tujuh
139
Seratus tiga puluh delapan
140
Seratus tiga puluh sembilan
141
Seratus empat puluh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!