Sembilan

Kamu harus ikut, Santi." Ari menekan pundak gadis yang masih tetap pada pendiriannya itu.

"Nggak, Kak. Aku tidak mau merusak liburan kalian dengan kehadiranku di sana."

"Tidak, Santi. Pokoknya, kamu harus ikut. Tidak ada tawar menawar lagi." Ucap Ari tegas.

"Tapi, aku..."

"Kalau kamu tidak mau, aku akan mengatakan pada Abi, kalau kamu menolak ajakannya."

"Katakan saja, Kak. Aku nggak mau merepotkan kalian lebih dari ini." Jawab Santi sambil melempar pakan ikan ke dalam kolam mini di depannya.

"Kapan kamu merepotkan kami, Santi?"

"Dengan tinggal di rumah kalian. Bukankah itu namanya merepotkan kalian."

"Tidak ada yang merasa direpotkan dengan kehadiranmu disini. Kenapa kamu keras kepala sekali, Santi?!" Sanggah Ari yang sudah mulai kesal dengan Santi.

Santi menatap pria yang duduk di sampingnya dengan heran. "Kenapa Kak Ari memaksaku?" Tanyanya lirih.

Ari membalas tatapan Santi. Pandangan mereka bertemu. Lama pada posisi seperti itu tanpa ada yang mau merubahnya. "Kamu mau tau kenapa?"

Santi mengangguk. Namun, dia tetap pada posisinya, menatap pria tampan di depannya.

"Karena aku perduli padamu." Jawab Ari.

Santi langsung mengalihkan pandangannya. "Untuk apa Kak Ari perduli padaku. Sedangkan, orang tuaku saja mencampakkan ku seperti ini."

"Aku bukan mereka, Santi. Aku adalah orang yang akan menentang perbuatan buruk mereka padamu, jika itu semua terulang lagi."

Santi kembali menatap Ari.

"Apa?" Tanya Ari, melihat Santi yang menatapnya dengan tatapan yang berbeda.

"Apa alasan Kak Ari melakukan itu semua untukku?"

Ari menautkan alisnya mendengar pertanyaan Santi. "Apa ya? Aku juga nggak tau. Aku cuma ingin melindungi mu." Jawab Ari seraya menatap Santi kembali. "Kamu terlihat semakin manis sekarang." Sambungnya.

"Apaan sih, Kak?!"

"Nggak ada apa-apa. Kita jalan-jalan, yuk! Kamu kan tidak pernah keluar rumah." Ucap Ari mengalihkan pembicaraan.

Santi menggeleng. "Aku nggak mau, Kak."

"Kenapa? Apa kamu tidak bosan di rumah terus?"

"Kalau tetap di rumah aku tidak akan merasa terancam. Tapi, kalau aku keluar, aku takut bertemu ayah dan dipaksa kembali lagi ke rumahnya."

"Aku kan sudah berjanji akan melindungimu, Santi."

"Aku cari aman saja, Kak. Kalau sudah nyaman di sini, ngapain cari susah?"

Ari menepuk-nepuk kepala Santi. Gadis itu terkejut dan membelalakkan matanya, dadanya berdebar-debar.

"Kenapa?" Tanya Ari, tersenyum.

"Nggak apa-apa. Aku masuk dulu, Kak." Ucap Santi sambil bangkit.

"Kenapa terburu-buru. Duduk saja dulu di sini. Kalau Abi dan Ummi sudah pulang, nanti kita tidak diizinkan seperti ini."

"Om dan Tante kemana, Kak?"

"Ummi dan Abi pergi jalan-jalan, sama Kak Ainun juga. Makanya, kamu duduk dulu. Kita ngobrol santai."

"Nggak, Kak. Justru karena mereka tidak ada di rumah, aku takut dikira memanfaatkan waktu. Kita juga kan dilarang berduaan, Kak. Apa Kak Ari tidak takut pada Tuhan?"

Ari tersenyum. "Siapa yang tidak takut sama Allah, Santi. Aku takut. Tapi, aku kan tidak ngapa-ngapain dengan kamu. Aku kan, cuma mengajakmu ngobrol santai. Kita tidak sedang bercinta kok."

"Tetap saja, Kak."Ucap Santi, langsung berbalik meninggalkan Ari.

"Jangan pergi, Santi!" Ucap Ari tiba-tiba, seraya meraih tangan Santi yang sudah beranjak.

"Lepaskan, Kak! Jangan sampai ada yang melihat perbuatan kita ini." Santi menarik tangannya yang di genggam Ari.

"Temani aku, Santi. Aku kesepian sekarang."

"Aku mau masuk, Kak. Jangan seperti ini." Ucap Santi lagi.

Ari masih bersikukuh menggenggam tangan Santi, walaupun gadis itu menarik tangannya sekuat tenaga. "Duduk sini!" Ari menarik lebih kuat tangan Santi dan..

"Ahh!!" Santi jatuh ke dalam pelukan Ari. Dia menindih tubuh pria itu.

Ari diam, tertegun menatap wanita yang berjarak hanya beberapa sentimeter di atasnya. Dia menyibak anak rambut yang menutupi wajah cantik wanita itu.

Santi juga tertegun, tidak menyadari posisinya sekarang. Dia sama seperti Ari, menatap kagum pria yang sedang menahan berat badannya. Lama dalam posisi seperti itu. Sampai salah satu dari mereka menyadari..

Santi membelalakkan matanya. "Astaga, Kak! Apa yang kita lakukan?!" Ucapnya sambil bangkit.

Ari juga terbelalak, reflek langsung mendorong tubuh Santi dan..

Byurr!!

Santi tercebur ke dalam kolam karena tidak bisa menahan dorongan Ari tadi.

"Astagfirullahal'adzim! Santi!" Ari berusaha meraih tangan Santi dari atas kolam.

Santi duduk di pinggir kolam setelah berhasil naik. Dia mengatur nafasnya yang masih ngos-ngosan.

"Kamu tidak apa-apa kan?!" Tanya Ari panik.

Santi mengangguk. "Aku baik-baik saja, Kak. Tapi, itu.."

"Apa ada yang sakit?" Tanyanya lagi, semakin terlihat panik.

"Ikan-ikan itu." Jawab Santi, menunjuk ikan yang lalu lalang di dalam kolam.

"Ikannya kenapa?"

"Mereka menggelitik tubuhku. Aku kan jadi geli, Kak."

Ari tertawa, "Bu hahaha!!"

"Aaa..!! Dasar, Kak Ari jahat!" Ucap Santi sambil memukul-mukul tubuh Ari yang masih menertawakannya.

Bukannya minta maaf, Ari malah mengacak-acak rambut Santi. " Rambutmu bau amis, Santi. Huek, huek!!"

"Aaa..!! Kenapa kamu nyebelin sekali sih, Kak?! Ini semua gara-gara Kak Ari. Dasar, Kak Ari jahat. Pergi sana! jangan dekat-dekat!"

Tawa Ari semakin pecah, dia benar-benar terhibur oleh Santi. "Kamu terlihat lucu sekali, Santi. Ha..ha..ha.."

Santi hanya diam, tidak menanggapi lagi olokan Ari. Dia hanya menatap kaku ke arah belakang Ari.

"Hei, Santi, apa kamu marah? Maaf aku cuma bercanda." Ari mendekat, meraih tangan Santi yang terlihat semakin kaku.

Santi berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Ari. "Lepaskan, Kak."

"Hei, kamu marah. Aku kan sudah minta maaf, Santi. Kamu kok, jadi ngambek, sih?"

"Lepas, Kak."

"Kamu kenapa menatapku seperti itu, Santi?"

"Aku tidak menatapmu, Kak." Jawab Santi dengan suara pelan.

"Lalu?"

"A..aku m..melihat.."

"Apaan, sih?" Ari menoleh ke belakang. Matanya langsung terbelalak kaget. "A..abi."

Pak Akmal menatap putranya sambil bersedekap. "Apa yang kalian lakukan di sini?" Ucapnya dengan ekspresi yang tidak bisa di tebak.

Ari langsung menunduk, tidak berani menatap mata Abinya.

"Jawab Ari! Kenapa kamu diam."

"K..kapan Abi pulang?"

"Aku tidak menyuruhmu bertanya, Ari!"

Ari mengangkat wajahnya. " Kami hanya sedang bercanda, Abi."

"Lalu, kenapa Santi terlihat seperti itu? Kau apakan anak orang, sehingga dia seperti itu."

Santi mengangkat wajahnya. Tapi, dia kembali menunduk saat mengetahui Pak Akmal sedang menatapnya.

Ari menoleh ke arah Santi. Dia menahan tawanya melihat wajah kusut Santi. "Tadi dia tercebur ke kolam, Abi."

"Kenapa dia sampai tercebur?" Tanya pak Akmal lagi, masih tanpa ekspresi.

"Aku kan sudah bilang sama Abi, kami sedang bercanda."

"Bukan begini caranya Ari. Kau lihat, wajah Santi sangat terlihat buruk."

"Jawab dengan jujur, Ari. Kenapa Santi sampai tercebur?"

Ari menatap Abinya dengan heran. "Kenapa Abi menanyakan hal itu berulang kali?"

"Karena Abi belum mendapatkan jawaban yang sebenarnya dari kamu."

Ari menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Aku tidak sengaja mendorongnya hingga dia jatuh tadi, Abi."

"Santi, kamu masuk, nak. Bersihkan tubuhmu dan hias wajahmu agar semakin cantik."

Santi terkejut mendengar ucapan Pak Akmal. Dia hanya mengangguk seraya berlalu, masuj ke dalam rumah.

Setelah kepergian Santi, Pak Akmal kembali menatap putranya. "Kenapa kamu sampai seperti itu, nak?"

"Maksud Abi, apa?"

"Abi melihat semua yang kamu lakukan pada gadis itu, Ari. Kamu lupa, kalau Abi selalu memantau kegiatan siapapun di rumah ini melalui ini." Pak Akmal menunjukkan smartphonenya pada Ari.

"Semua sudut di rumah ini sudah dilengkapi dengan cctv. Apa kamu lupa, nak?"

Ari hanya diam, tidak merespon penjelasan Abinya.

"Dia itu gadis baik, nak. Apa kau merasa tertarik padanya, sehingga kau menariknya seperti itu tadi."

"Maksud Abi."

"Apa kau mencintai gadis itu, Ari?"

"Tidak, Abi. Ari hanya mengajaknya untuk menemani Ari ngobrol tadi. Tapi, dia bersikeras untuk masuk ke dalam. Itulah mengapa Ari menarik tangannya, agar dia tidak pergi."

"Kamu tidak menjaga batasan mu pada yang bukan muhrim, nak."

Ari menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Ini bukan Pondok, Abi."

"Seharusnya, di manapun kamu berada. Namanya yang haram itu harus selalu di hindari, nak. Kalau kamu memang tertarik padanya, Abi akan menikahkan kamu dengannya."

Ari menautkan alisnya. "Abi ngomong apa, sih. Ari belum cukup umur untuk menikah. Lagipula, Santi juga berbeda kan, Abi."

"Dia juga akan mengikuti kita, kan."

"Iya sih, Abi. Tapi, aku tetap tidak mau menikah."

"Kalau kamu tidak mau, jaga sikapmu, nak. Jangan ulangi perbuatan yang seperti tadi."

Ari menyebikkan bibirnya. "Iya, Abi."

Pak Akmal menepuk pundak anaknya. "Kamu masuk sekarang, nak. Kamu masuk ke kamar kamu. Jangan keluyuran ke kamar yang lain."

Ari kembali menyebikkan bibirnya. "Ari tidak sebejat itu, Abi."

"Baguslah kalau kamu sadar. Masuk sana! Abi mau menjemput Ummi mu dulu." Ucap Pak Akmal.

"Mm.. Ternyata Abi rela pulang duluan, hanya untuk menggangguku."

"Masuk, Ari!"

"Iya, Abi."

* * *

Terpopuler

Comments

☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜

☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜

jempol banyak untuk abi akmal

2022-04-04

1

Hafizah MiniGirl

Hafizah MiniGirl

abinya top banget..

2021-10-05

0

lihat semua
Episodes
1 Satu
2 Dua
3 Visual
4 Tiga
5 Empat
6 Lima
7 Enam
8 Tujuh
9 Delapan
10 Sembilan
11 Sepuluh
12 Sebelas
13 Dua belas
14 Tiga belas
15 Empat belas
16 Lima belas
17 Enam belas
18 Tujuh belas
19 Delapan belas
20 Sembilan belas
21 Dua puluh
22 Dua puluh satu
23 Dua puluh dua
24 Dua puluh tiga
25 Dua puluh empat
26 Dua puluh lima
27 Dua puluh enam
28 Dua puluh tujuh
29 Dua puluh delapan
30 Dua puluh sembilan
31 Tiga puluh
32 Tiga puluh satu
33 Tiga puluh dua
34 Tiga puluh tiga
35 Tiga puluh empat
36 Tiga puluh lima
37 Tiga puluh enam
38 Tiga puluh tujuh
39 Tiga puluh delapan
40 Tiga puluh sembilan
41 Empat puluh
42 Empat puluh satu
43 Empat puluh dua
44 Empat puluh tiga
45 Empat puluh empat
46 Empat puluh lima
47 Empat puluh enam
48 Empat puluh tujuh
49 Empat puluh delapan
50 Empat puluh sembilan
51 Lima puluh
52 Lima puluh satu
53 Lima puluh dua
54 Lima puluh tiga
55 Lima puluh empat
56 Lima puluh lima
57 Lima puluh enam
58 Lima puluh tujuh
59 Lima puluh delapan
60 Lima puluh sembilan
61 Enam puluh
62 Enam puluh satu
63 Enam puluh dua
64 Enam puluh tiga
65 Enam puluh empat
66 Enam puluh lima
67 Enam puluh enam
68 Enam puluh tujuh
69 Enam puluh delapan
70 Enam puluh sembilan
71 Tujuh Puluh
72 Tujuh puluh satu
73 Tujuh puluh dua
74 Tujuh puluh tiga
75 Tujuh puluh empat
76 Tujuh puluh Lima
77 Tujuh puluh enam
78 Tujuh puluh tujuh
79 Tujuh puluh delapan
80 Tujuh puluh sembilan
81 Delapan puluh
82 Delapan puluh satu
83 Delapan puluh dua
84 Delapan puluh tiga
85 Delapan puluh empat
86 Delapan puluh lima
87 Delapan puluh enam
88 Delapan puluh tujuh
89 Delapan puluh delapan
90 Delapan puluh sembilan
91 Sembilan puluh
92 Sembilan puluh satu
93 Sembilan puluh dua
94 Sembilan puluh tiga
95 Sembilan puluh empat
96 Sembilan puluh lima
97 Sembilan puluh enam
98 Sembilan puluh tujuh
99 Sembilan puluh delapan
100 Sembilan puluh sembilan
101 Seratus
102 Seratus satu
103 Seratus dua
104 Seratus tiga
105 Seratus empat
106 Seratus lima
107 Seratus enam
108 Seratus tujuh
109 Seratus delapan
110 Seratus sembilan
111 Seratus sepuluh
112 Seratus sebelas
113 Seratus dua belas
114 Seratus tiga belas
115 Seratus empat belas
116 Seratus Lima Belas
117 Seratus enam belas
118 Seratus tujuh belas
119 Seratus delapan belas
120 Seratus sembilan belas
121 Seratus dua puluh
122 Seratus dua puluh satu
123 Seratus dua puluh dua
124 Seratus dua puluh tiga
125 Seratus dua puluh empat
126 Seratus dua puluh lima
127 Seratus dua puluh enam
128 Seratus dua puluh tujuh
129 Seratus dua puluh delapan
130 Seratus dua puluh sembilan
131 Seratus tiga puluh
132 Seratus tiga puluh satu
133 Seratus tiga puluh dua
134 Seratus tiga puluh tiga
135 Seratus tiga puluh empat
136 Seratus tiga puluh lima
137 Seratus tiga puluh enam
138 Seratus tiga puluh tujuh
139 Seratus tiga puluh delapan
140 Seratus tiga puluh sembilan
141 Seratus empat puluh
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Satu
2
Dua
3
Visual
4
Tiga
5
Empat
6
Lima
7
Enam
8
Tujuh
9
Delapan
10
Sembilan
11
Sepuluh
12
Sebelas
13
Dua belas
14
Tiga belas
15
Empat belas
16
Lima belas
17
Enam belas
18
Tujuh belas
19
Delapan belas
20
Sembilan belas
21
Dua puluh
22
Dua puluh satu
23
Dua puluh dua
24
Dua puluh tiga
25
Dua puluh empat
26
Dua puluh lima
27
Dua puluh enam
28
Dua puluh tujuh
29
Dua puluh delapan
30
Dua puluh sembilan
31
Tiga puluh
32
Tiga puluh satu
33
Tiga puluh dua
34
Tiga puluh tiga
35
Tiga puluh empat
36
Tiga puluh lima
37
Tiga puluh enam
38
Tiga puluh tujuh
39
Tiga puluh delapan
40
Tiga puluh sembilan
41
Empat puluh
42
Empat puluh satu
43
Empat puluh dua
44
Empat puluh tiga
45
Empat puluh empat
46
Empat puluh lima
47
Empat puluh enam
48
Empat puluh tujuh
49
Empat puluh delapan
50
Empat puluh sembilan
51
Lima puluh
52
Lima puluh satu
53
Lima puluh dua
54
Lima puluh tiga
55
Lima puluh empat
56
Lima puluh lima
57
Lima puluh enam
58
Lima puluh tujuh
59
Lima puluh delapan
60
Lima puluh sembilan
61
Enam puluh
62
Enam puluh satu
63
Enam puluh dua
64
Enam puluh tiga
65
Enam puluh empat
66
Enam puluh lima
67
Enam puluh enam
68
Enam puluh tujuh
69
Enam puluh delapan
70
Enam puluh sembilan
71
Tujuh Puluh
72
Tujuh puluh satu
73
Tujuh puluh dua
74
Tujuh puluh tiga
75
Tujuh puluh empat
76
Tujuh puluh Lima
77
Tujuh puluh enam
78
Tujuh puluh tujuh
79
Tujuh puluh delapan
80
Tujuh puluh sembilan
81
Delapan puluh
82
Delapan puluh satu
83
Delapan puluh dua
84
Delapan puluh tiga
85
Delapan puluh empat
86
Delapan puluh lima
87
Delapan puluh enam
88
Delapan puluh tujuh
89
Delapan puluh delapan
90
Delapan puluh sembilan
91
Sembilan puluh
92
Sembilan puluh satu
93
Sembilan puluh dua
94
Sembilan puluh tiga
95
Sembilan puluh empat
96
Sembilan puluh lima
97
Sembilan puluh enam
98
Sembilan puluh tujuh
99
Sembilan puluh delapan
100
Sembilan puluh sembilan
101
Seratus
102
Seratus satu
103
Seratus dua
104
Seratus tiga
105
Seratus empat
106
Seratus lima
107
Seratus enam
108
Seratus tujuh
109
Seratus delapan
110
Seratus sembilan
111
Seratus sepuluh
112
Seratus sebelas
113
Seratus dua belas
114
Seratus tiga belas
115
Seratus empat belas
116
Seratus Lima Belas
117
Seratus enam belas
118
Seratus tujuh belas
119
Seratus delapan belas
120
Seratus sembilan belas
121
Seratus dua puluh
122
Seratus dua puluh satu
123
Seratus dua puluh dua
124
Seratus dua puluh tiga
125
Seratus dua puluh empat
126
Seratus dua puluh lima
127
Seratus dua puluh enam
128
Seratus dua puluh tujuh
129
Seratus dua puluh delapan
130
Seratus dua puluh sembilan
131
Seratus tiga puluh
132
Seratus tiga puluh satu
133
Seratus tiga puluh dua
134
Seratus tiga puluh tiga
135
Seratus tiga puluh empat
136
Seratus tiga puluh lima
137
Seratus tiga puluh enam
138
Seratus tiga puluh tujuh
139
Seratus tiga puluh delapan
140
Seratus tiga puluh sembilan
141
Seratus empat puluh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!