Tiga

Menjelang sore, Arianto kembali ke rumah sakit. Dia membawakan baju ganti dan juga cemilan untuk menghindari rasa bosan. Dia berniat untuk menggantikan kakaknya yang sendirian sejak tadi pagi.

"Assalamualaikum, Kak. "

Ainun yang mendengar suara salam adiknya langsung mengangkat kepalanya. "Wa'alaikumsalam, Dek. Kenapa kamu lama sekali. Kakak kesepian disini, Dek."

"Maaf, Kak. Tadi aku shalat ashar dulu biar nggak shalat disini." Ari mengalihkan perhatiannya pada gadis yang memejamkan mata di dekat kakaknya. "Bagaimana keadaannya, Kak? Apa dia sudah sadar?"

"Sudah sih tadi, Dek. Tapi, dia cuma mengigau saja."

"Dia bilang apa, Kak." Tanya Ari seraya duduk di di sofa.

"Dia kayak orang trauma gitu, Dek." Ucap Ainun, antusias bercerita. "Dia berteriak-teriak histeris, Dek. Dokter sampai ikut menenangkannya tadi."

Ari terdiam mendengar penuturan kakaknya.

"Sebenarnya, apa yang kamu lihat semalam. Kenapa lukanya separah ini, Dek ?"

"Ari juga kurang tau, Kak. Dia yang tiba-tiba mendatangi Ari dengan keadaan yang sudah seperti ini. Ari sempat mengira dia hantu semalam."

Ainun membelalakkan matanya tak percaya. "Terus, kenapa kamu bilang, dia disiksa ayahnya pada Ummi dan Abi, Dek?"

"Itu memang kenyataannya, Kak."

Ainun menautkan alisnya, tidak mengerti maksud adiknya.

Ari menatap kakaknya. "Semalam, ketika dia sedang ngobrol dengan Ari. Tiba-tiba, ayahnya berteriak-teriak memanggilnya. Mukanya langsung pucat pasi, dia memintaku untuk membawanya pergi dari sana. Aku berfikir, apa iya, membawa anak orang kabur dari orang tuanya. Tapi, melihat kondisinya yang terlihat sangat memperihatinkan. Aku jadi kasihan melihatnya, Kak."

"Kenapa dia siksa, ya?"

"Sebenarnya, Ari juga penasaran, Kak. Tapi, tidak baik juga mencari tau urusan pribadi orang."

Perhatian mereka teralihkan pada Santi yang tiba-tiba merintih.

"Aku sakit, Ayah. Aku mohon, berhenti." Santi menggeliat.

Ainun dan Ari saling pandang. Mereka mendekati Santi.

Gadis itu terlihat membuka matanya. "A..aku dimana?" Gumamnya. Melirik jarum infus yang tertancap di punggung tangannya.

"Aurora, apa kamu sudah sadar?" Tanya Ari, sedikit membungkukkan badan.

Santi memperhatikan wajah Ari, mencoba mengingat, siapa laki-laki di depannya ini.

Ainun menarik lengan Ari, agar sedikit menjauh dari wanita itu. "Jaga jarak, Dek. Dia bukan muhrim kamu."

"Aww!! pelan-pelan, Kak. Lenganku sakit."

"Lenganmu kenapa, Dek?"

"Ada sedikit luka. Makanya, kakak jangan menyentuhnya."

Muka Ainun berubah khawatir. "Bekas apa, Dek?"

"Cuma tergores sedikit, Kak."

Ainun menyingkap lengan baju Ari. Mata Ainun terbelalak lebar. "Astagfirullahal'adzim, Dek. Ini bukan sedikit namanya. Lukanya dalam sekali." Ainun membolak balik lengan adiknya.

"Pelan-pelan, Kak. Sakit!" pekik Ari.

"Ayo, kita ke IGD sekarang." Ainun menarik tangan adiknya untuk keluar dari ruangan itu.

"Nggak usah, Kak. Ini cuma luka kecil."

Ainun memghentikan langkahnya. "Jangan bilang itu luka kecil, Dek. Luka kamu itu terbuka. Bagaimana kalau terjadi infeksi? Apalagi kalau Abi sampai tau. Bisa panjang ceritanya, Dek."

"Makanya aku menyembunyikannya. Jangan sampai Abi tau. Kalau Abi tau, itu berarti Kak Ainun yang mengadu pada Abi."

Ainun melongos. "Dasar kamu, Dek."

Ari hanya cengengesan.

Ainun menarik kembali tangan adiknya mendekati Santi. Mereka menatap Santi yang terlihat sedang melamun. Tampak, air matanya mengalir dengan sendirinya.

Ainun menatap iba wanita malang itu. Pelan, dia mendekati Santi dan menggenggam tangannya. "Bagaimana keadaanmu?" Tanyanya dengan suara pelan.

Ari hanya menatap kelakuan kakaknya.

"M..maaf. A..anda siapa?" Santi balik bertanya. Menarik tangannya dari genggaman Ainun.

Ainun tersenyum ramah. "Saya Ainun, kakaknya Ari."

"A..Ari? Apakah dia yang membawa saya kesini?"

Mendengar namanya disebut, Ari lebih mendekat kepada Santi. "Bagaimana keadaanmu sekarang, Aurora?" Tanyanya pelan.

Santi menggelengkan kepalanya. "J..jangan panggil aku Aurora, Ari. Tapi, panggil aku Santi."

"Kenapa?" Tanya Ainun yang sudah sangat penasaran dengan masalah yang dihadapi Santi.

"A..aku hanya lebih nyaman dipanggil Santi."

Ainun berfikir keras. Bagaimana caranya, agar Santi mau menceritakan masalahnya tanpa dia bertanya.

"Apa kamu sudah lebih baik sekarang, Santi?" Tanya Ari, langsung mengalihkan pandangannya. Takut, Ainun menegurnya lagi.

"Aku sudah baikan. Ari..."

Ari kembali menatap Santi. "Iya, ada apa?"

"T.. terimakasih, sudah mau membawaku pergi dari tempat itu."

Ari tersenyum. "Sama-sama. Tapi, apakah aku boleh menanyakan sesuatu padamu, Santi?"

Santi mengangguk. "Iya, silahkan."

"Sebenarnya, apa yang terjadi semalam? Kenapa kamu memintaku untuk membawamu pergi dari ayahmu?"

Santi terdiam, tatapannya terlihat kosong.

"Aku tidak akan memaksamu untuk menceritakannya. Namun, kami juga butuh keterangan darimu, agar kami bisa menentukan tindakan yang akan kami ambil selanjutnya."

Santi menatap Ainun dan Ari secara bergantian. "T..tapi, kalian harus berjanji, kalau kalian akan melindungiku darinya."

Ari dan Ainun mengangguk.

Santi menceritakan kekejaman ayahnya selama ini. Tangisnya pecah, air matanya mengalir deras.

Ainun duduk, mencoba menenangkan gadis malang itu. "Sudah, jangan menangis lagi. Kami mengerti alasan kamu ingin meninggalkannya sekarang." Ainun menghapus air mata Santi dengan ibu jarinya.

"A..aku mohon pada kalian. Jangan bawa aku kembali lagi ke rumahnya. Lebih baik, kalian meninggalkanku di jalanan daripada kalian membawaku lagi padanya." Ucap Santi sambil terisak.

"Tinggal saja di rumah kami." Ucap Ainun tiba-tiba.

"Tapi, Kak?" Timpal Ari.

"A..aku takut, tidak bisa menyesuaikan diri di lingkungan kalian." Jawab Santi yang memahami arti kata tapi dari ucapan Ari.

"Kalau sudah biasa pasti bisa." Timpal Ainun.

"Bukan begitu, Kak. Tapi.." Ucap Ari lagi.

"Kenapa?"

"Aku berbeda dengan kalian."Jawab Santi.

"Maksud kamu?" Tanya Ainun.

"Aku non Muslim."

Ainun membelalakkan matanya. "Maksud kamu. Kamu berbeda keyakinan dengan kami, Santi?"

Ari mengusap mukanya kasar. "Itulah alasanku tidak berani meminta pada Abi untuk mengajaknya tinggal di rumah kita."

Ainun langsung terduduk lesu. "Maafkan aku, Santi."

Santi tersenyum hambar. "Seharusnya aku yang minta maaf, Mbak. Aku yang menyusahkan kalian. Aku mau, kok jadi pembantu di rumah kalian. Yang penting aku aman dari Ayah."

Ainun dan Ari kembali saling tatap. Mereka saling memberi isyarat lewat mata, untuk menyetujui atau tidak permintaan Santi.

"Kita akan bicarakan dulu pada Abi dan Ummi. Nanti, apapun jawaban Abi, kami akan langsung memberi tahukan padamu." Ucap Ainun, agar tidak mengecewakan Santi.

"Terimakasih, Mbak. Terimakasih, Ari."

Ainun dan Ari mengangguk sambil tersenyum.

"Sama-sama, Santi. Semoga kamu cepat pulih." Ucap Ainun. Dijawab dengan anggukan oleh Santi.

"Mmm.., Kak. Ari keluar sebentar ya."

"Kamu mau kemana, Dek?"

"Ada yang harus Ari urus sebentar."

"Jangan lama-lama, Dek."

"Iya, Kak."

Ari langsung keluar. Sebenarnya, dia bosan di dalam ruangan itu. Belum lagi, kalau harus menjaga wanita yang bukan muhrimnya. Itu yang membuatnya tidak betah berlama-lama di dalam. Dia pergi ke kafe di depan Rumah Sakit itu untuk sejenak menenangkan pikirannya.

Kepalanya benar-benar pusing. Bagaimana tidak, kasusnya di pesantren belum kelar. Eh, malah sekarang dihadapkan dengan kasus yang lebih rumit.

Sambil menunggu pesanannya datang, Ari menelungkupkan wajahnya di atas meja.

"Tolong hamba, ya Allah." Gumamnya lirih.

* * *

Terpopuler

Comments

Nur hikmah

Nur hikmah

lnjut......

2021-10-06

0

lihat semua
Episodes
1 Satu
2 Dua
3 Visual
4 Tiga
5 Empat
6 Lima
7 Enam
8 Tujuh
9 Delapan
10 Sembilan
11 Sepuluh
12 Sebelas
13 Dua belas
14 Tiga belas
15 Empat belas
16 Lima belas
17 Enam belas
18 Tujuh belas
19 Delapan belas
20 Sembilan belas
21 Dua puluh
22 Dua puluh satu
23 Dua puluh dua
24 Dua puluh tiga
25 Dua puluh empat
26 Dua puluh lima
27 Dua puluh enam
28 Dua puluh tujuh
29 Dua puluh delapan
30 Dua puluh sembilan
31 Tiga puluh
32 Tiga puluh satu
33 Tiga puluh dua
34 Tiga puluh tiga
35 Tiga puluh empat
36 Tiga puluh lima
37 Tiga puluh enam
38 Tiga puluh tujuh
39 Tiga puluh delapan
40 Tiga puluh sembilan
41 Empat puluh
42 Empat puluh satu
43 Empat puluh dua
44 Empat puluh tiga
45 Empat puluh empat
46 Empat puluh lima
47 Empat puluh enam
48 Empat puluh tujuh
49 Empat puluh delapan
50 Empat puluh sembilan
51 Lima puluh
52 Lima puluh satu
53 Lima puluh dua
54 Lima puluh tiga
55 Lima puluh empat
56 Lima puluh lima
57 Lima puluh enam
58 Lima puluh tujuh
59 Lima puluh delapan
60 Lima puluh sembilan
61 Enam puluh
62 Enam puluh satu
63 Enam puluh dua
64 Enam puluh tiga
65 Enam puluh empat
66 Enam puluh lima
67 Enam puluh enam
68 Enam puluh tujuh
69 Enam puluh delapan
70 Enam puluh sembilan
71 Tujuh Puluh
72 Tujuh puluh satu
73 Tujuh puluh dua
74 Tujuh puluh tiga
75 Tujuh puluh empat
76 Tujuh puluh Lima
77 Tujuh puluh enam
78 Tujuh puluh tujuh
79 Tujuh puluh delapan
80 Tujuh puluh sembilan
81 Delapan puluh
82 Delapan puluh satu
83 Delapan puluh dua
84 Delapan puluh tiga
85 Delapan puluh empat
86 Delapan puluh lima
87 Delapan puluh enam
88 Delapan puluh tujuh
89 Delapan puluh delapan
90 Delapan puluh sembilan
91 Sembilan puluh
92 Sembilan puluh satu
93 Sembilan puluh dua
94 Sembilan puluh tiga
95 Sembilan puluh empat
96 Sembilan puluh lima
97 Sembilan puluh enam
98 Sembilan puluh tujuh
99 Sembilan puluh delapan
100 Sembilan puluh sembilan
101 Seratus
102 Seratus satu
103 Seratus dua
104 Seratus tiga
105 Seratus empat
106 Seratus lima
107 Seratus enam
108 Seratus tujuh
109 Seratus delapan
110 Seratus sembilan
111 Seratus sepuluh
112 Seratus sebelas
113 Seratus dua belas
114 Seratus tiga belas
115 Seratus empat belas
116 Seratus Lima Belas
117 Seratus enam belas
118 Seratus tujuh belas
119 Seratus delapan belas
120 Seratus sembilan belas
121 Seratus dua puluh
122 Seratus dua puluh satu
123 Seratus dua puluh dua
124 Seratus dua puluh tiga
125 Seratus dua puluh empat
126 Seratus dua puluh lima
127 Seratus dua puluh enam
128 Seratus dua puluh tujuh
129 Seratus dua puluh delapan
130 Seratus dua puluh sembilan
131 Seratus tiga puluh
132 Seratus tiga puluh satu
133 Seratus tiga puluh dua
134 Seratus tiga puluh tiga
135 Seratus tiga puluh empat
136 Seratus tiga puluh lima
137 Seratus tiga puluh enam
138 Seratus tiga puluh tujuh
139 Seratus tiga puluh delapan
140 Seratus tiga puluh sembilan
141 Seratus empat puluh
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Satu
2
Dua
3
Visual
4
Tiga
5
Empat
6
Lima
7
Enam
8
Tujuh
9
Delapan
10
Sembilan
11
Sepuluh
12
Sebelas
13
Dua belas
14
Tiga belas
15
Empat belas
16
Lima belas
17
Enam belas
18
Tujuh belas
19
Delapan belas
20
Sembilan belas
21
Dua puluh
22
Dua puluh satu
23
Dua puluh dua
24
Dua puluh tiga
25
Dua puluh empat
26
Dua puluh lima
27
Dua puluh enam
28
Dua puluh tujuh
29
Dua puluh delapan
30
Dua puluh sembilan
31
Tiga puluh
32
Tiga puluh satu
33
Tiga puluh dua
34
Tiga puluh tiga
35
Tiga puluh empat
36
Tiga puluh lima
37
Tiga puluh enam
38
Tiga puluh tujuh
39
Tiga puluh delapan
40
Tiga puluh sembilan
41
Empat puluh
42
Empat puluh satu
43
Empat puluh dua
44
Empat puluh tiga
45
Empat puluh empat
46
Empat puluh lima
47
Empat puluh enam
48
Empat puluh tujuh
49
Empat puluh delapan
50
Empat puluh sembilan
51
Lima puluh
52
Lima puluh satu
53
Lima puluh dua
54
Lima puluh tiga
55
Lima puluh empat
56
Lima puluh lima
57
Lima puluh enam
58
Lima puluh tujuh
59
Lima puluh delapan
60
Lima puluh sembilan
61
Enam puluh
62
Enam puluh satu
63
Enam puluh dua
64
Enam puluh tiga
65
Enam puluh empat
66
Enam puluh lima
67
Enam puluh enam
68
Enam puluh tujuh
69
Enam puluh delapan
70
Enam puluh sembilan
71
Tujuh Puluh
72
Tujuh puluh satu
73
Tujuh puluh dua
74
Tujuh puluh tiga
75
Tujuh puluh empat
76
Tujuh puluh Lima
77
Tujuh puluh enam
78
Tujuh puluh tujuh
79
Tujuh puluh delapan
80
Tujuh puluh sembilan
81
Delapan puluh
82
Delapan puluh satu
83
Delapan puluh dua
84
Delapan puluh tiga
85
Delapan puluh empat
86
Delapan puluh lima
87
Delapan puluh enam
88
Delapan puluh tujuh
89
Delapan puluh delapan
90
Delapan puluh sembilan
91
Sembilan puluh
92
Sembilan puluh satu
93
Sembilan puluh dua
94
Sembilan puluh tiga
95
Sembilan puluh empat
96
Sembilan puluh lima
97
Sembilan puluh enam
98
Sembilan puluh tujuh
99
Sembilan puluh delapan
100
Sembilan puluh sembilan
101
Seratus
102
Seratus satu
103
Seratus dua
104
Seratus tiga
105
Seratus empat
106
Seratus lima
107
Seratus enam
108
Seratus tujuh
109
Seratus delapan
110
Seratus sembilan
111
Seratus sepuluh
112
Seratus sebelas
113
Seratus dua belas
114
Seratus tiga belas
115
Seratus empat belas
116
Seratus Lima Belas
117
Seratus enam belas
118
Seratus tujuh belas
119
Seratus delapan belas
120
Seratus sembilan belas
121
Seratus dua puluh
122
Seratus dua puluh satu
123
Seratus dua puluh dua
124
Seratus dua puluh tiga
125
Seratus dua puluh empat
126
Seratus dua puluh lima
127
Seratus dua puluh enam
128
Seratus dua puluh tujuh
129
Seratus dua puluh delapan
130
Seratus dua puluh sembilan
131
Seratus tiga puluh
132
Seratus tiga puluh satu
133
Seratus tiga puluh dua
134
Seratus tiga puluh tiga
135
Seratus tiga puluh empat
136
Seratus tiga puluh lima
137
Seratus tiga puluh enam
138
Seratus tiga puluh tujuh
139
Seratus tiga puluh delapan
140
Seratus tiga puluh sembilan
141
Seratus empat puluh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!