"Mungkin Nayra akan cari kerja, jadi gak mungkin Nayra akan tinggal disini terus. Nayra juga tidak mau menjadi beban buat kak Maya maupun kak Devan." ungkap Nayra.
"Jadi Nayra memutuskan akan cari kerja, setelah mendapatkan pekerjaan dan tempat tingga, Nayra akan pindah dari sini." lanjutnya membuat Maya dan Devan terkejut.
Apalagi Devan, dia merasa ada yang hilang di dirinya saat Nayra bilang akan pindah jika sudah mendapatkan pekerjaan.
Ada apa dengan Devan sebenarnya?
Ini bukan yang biasa dikenal.
"Kenapa Nay? bukannya kamu sudah mau untuk tinggal disini bersama kami?" Maya kesal karena menurutnya Nayra itu tidak pernah konsisten dengan ucapannya.
"Bukan begitu, kak." Nayra mencoba menjelaskan ke Maya.
"Nayra gak mau hidup satu atap dengan sebuah keluarga yang tidak Nayra kenal dan juga kita bukan saudara. Nayra takut akan menjadi benalu atau bahkan akan merusak pernikahan Kak Maya dengan Kak Devan." Jelas Nayra.
"Maksud kamu apa merusak pernikahan ku dengan Devan?" tanya Maya
"Apa kamu suka sama Devan?" tanya Maya lagi dengan nada lebih tinggi.
"Bukan begitu kak maksud Nayra, Nayra takut akan omongan tetangga tentang Nayra yang bukan siapa-siapa kakak tapi tinggal satu atap dengan kalian." Nayra masih mencoba menjelaskan
"Nayra juga tidak mau kisah lama Nayra terulang kembali." ucap Nayra lirih membuat Maya, Devan dan Romi mengerutkan dahi mereka masing-masing.
"Kisah lama terulang kembali." cicit Devan pelan
"Maksud kamu gimana, Nay?" tanya Maya yang sudah bisa mengontrol emosinya.
"Nggak apa kak, gak ada maksud apa-apa." kata Nayra mencoba tersenyum.
"Oh ya kak May..." Nayra mengambil nafas sebelum melanjutkan ucapannya, kemudian dibuangnya pelan.
"Apa tawaran kakak beberapa hari yang lalu masih berlaku buat Nayra?" pertanyaan Nayra membuat Maya mengerutkan dahinya. Tawaran apa, pikirnya.
"Kalau masih berlaku, Nayra minta beberapa syarat." ucapan Nayra benar-benar membuat Maya bingung.
"Tawaran yang mana sih, Nay?" tanya Maya penasaran
Nayra memejamkan mata sebelum menjawab pertanyaan Maya.
"Tawaran yang kakak beritahu ke aku waktu di restoran xxx." jawaban Nayra membuat Maya terkejut.
Dia langsung menatap Nayra serius.
"Apa kamu mau?" tanya Maya yang masih belum percaya.
Nayra mengangguk, "Nayra mau, asal Nayra boleh mengajukan beberapa syarat." ujar Nayra.
"Apa syarat nya?" Maya begitu antusias penuh semangat.
Sedangkan Devan dan Romi masih diam akan keterkejutan mereka.
Apalagi Devan, dia masih belum percaya dengan apa yang diucapkan Nayra tadi.
Devan tersenyum dalam hati.
Apakah itu artinya dia akan.......
Devan tak bisa menyembunyikan rasa bahagia lewat pancaran matanya yang berbinar meski dia masih diam tak mengeluarkan suara dengan ekspresi dinginnya.
"Nayra minta beberapa syarat, dan juga di tulis di atas materai yang bertanda tangan dari ketiga pihak dan juga saksi, biar bisa dipertanggung jawabkan secara hukum bila ada pelanggaran." pinta Nayra
"Baiklah, itu jauh lebih baik." Maya setuju
" Romi, siapkan semuanya." perintah Maya
Romi melirik Devan, dan yang dilirik mengangguk samar.
Dengan segera dia mengambil laptop yang ada diruang kerja Devan.
"Baiklah Nay, kamu sebutkan apa saja syarat yang kamu minta." perintah Maya saat Romi sudah menyiapkan apa yang diminta Maya tadi. Untung di ruang kerja Devan tadi ada beberapa materai, jadi Romi tidak perlu keluar beli materai.
Pertama
Pihak ketiga harus dinikahi dulu baik secara hukum (sah) atau hanya secara agama (siri).
Kedua
Pihak pertama hanya boleh melakukan hubungan badan saat masa subur saja, yaitu awal bulan pertama pernikahan.
Setelah dinyatakan hamil, pihak pertama tidak boleh melakukan hubungan badan lagi sama pihak ketiga sampai lahiran.
"Apa maksudnya tidak boleh melakukan lagi setelah hamil?" pertanyaan Devan membuat Maya, Nayra, dan Romi heran dan bahkan terkejut.
"Karena pihak ketiga hanya ibu pengganti yang di sewa rahimnya untuk mengandung anak dari pihak pertama dan juga kedua." jawab Nayra santai.
"Aku tidak setuju dengan syarat yang kedua." ujar Devan cepat.
"Maksud kamu apa Devan?" Maya terlihat kesal saat Devan membahas tentang hubungan badan dengan Nayra. Jujur saja dia cemburu, siapa sih yang tidak cemburu suaminya membahas hal ranjang dengan wanita lain di hadapannya sendiri.
"Dia kan nantinya juga bakal jadi istri ku,Maya. Apa salah seorang suami meminta hak ke istrinya? Bukankah kalau menolak itu sama saja dia menambah dosa untuk dirinya sendiri?" tanya Devan tanpa beban
"Iya tapi itukan..."
"Apa kau cemburu Maya?" potong Devan cepat
"Apa maksud kamu Devan? Mana ada aku cemburu." Maya mengalihkan pandangannya kesembarang arah.
Devan menyeringai, "Bagaimana Nayra?" tanya Devan menatap Nayra tajam begitupun Nayra juga menatap Devan tajam.
"Baiklah tidak apa." jawaban Nayra membuat senyum Devan makin mengembang dan Maya makin kesal pada mereka berdua, terutama pada Devan.
"Tapi nanti setelah anaknya lahir, jangan harap Anda bisa menemuinya Tuan Devan" Devan terkejut saat Nayra berbicara formal kepadanya, seprti bukan Nayra yang dia lihat kemarin. Siapa Nayra sebenarnya, batin Devan.
"Kamu mau menantangku Nayra?" Devan sudah terlihat marah
"Bisa dibilang begitu. Kalaupun Anda tidak mau, ya sudah cari saja yang lain." Nayra bersiap untuk berdiri dan pergi dari sana.
"Nayra tunggu." tahan Maya.
"Devan" Maya menatap tajam ke Devan
"Kenapa kamu tidak setuju saja sih, Dev? Waktu kita tinggal 11 bulan lagi atau bahkan tinggal 10 bulan lagi. Apa kamu mau benar-benar bercerai sama aku, hah?" bentak Maya yang sudah mulai menangis mengingat perjanjiannya dengan ayah mertuanya, jika dalam setahun lagi Maya tidak hamil maka Maya harus menceraikan Devan.
Devan memejamkan matanya sejenak, jujur dia tidak tahu kenapa dia menolak syarat kedua yang diajukan Nayra. Yang dia tahu dia menginginkan Nayra. "Baiklah, lanjutkan syaratnya."
Ketiga
Jika terlahir kembar, ijinkan pihak ketiga mengasuh salah satu bayinya.
Keempat
Setelah jasa sewa rahimnya selesai, pihak ketiga meminta pada pihak pertama untuk tidak menceraikannya dan membiarkan pihak ketiga pergi jauh dari kehidupan pihak pertama dan pihak kedua dan juga jangan mencarinya.
Jikapun bertemu secara tidak sengaja, anggap saja bertemu orang asing dan tidak saling mengenal.
Kelima
Ijinkan pihak ketiga tetap bekerja.
"Aku tidak setuju" tolak Devan
"Aku sudah setuju dengan syarat mu yang kedua, tapi tidak dengan yang kelima." kata Devan
"Aku tidak mau membahayakan calon anakku nanti" ucap Devan dilanjut dan juga kamu Nayra, batin Devan.
"Terus kalau gak kerja aku dapat uang darimana?" pertanyaan polos Nayra membuat suasana yang tadi nya tegang mencair sudah. Mereka tertawa mendengar pertanyaan Nayra.
"Kamu akan dibayar perbulan Nayra, dan juga nanti setelah melahirkan kamu juga akan mendapat bonus lebih besar lagi." jawab Maya
"Apa ada tambahan syarat lagi?" tanya Romi
Keenam
Pihak pertama boleh mencium perut pihak Ketiga selama hamil
Syarat keenam yang diajukan Devan langsung disetujui oleh mereka berdua, Maya dan Nayra. Mereka berfikir ini mungkin untuk pertama dan terakhir untuk Devan.
.........
Assalamualaikum Readers,
Author mau memberitahukan mungkin untuk beberapa hari kedepan Author akan jarang up. Tapi akan Author usahakan untuk tetap up.
Author minta doanya yaa, Author mau pergi berobat untuk program kehamilan. Semoga penantian Author dan suami selama 4th terakhir ini segera terwujud. Aamiin Ya Rabbalalamin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
EndRu
Devan kok malah terkesan menginginkan Nayra. hahaha 😍🥰🥰
2023-09-09
0
Ꮪིᥰ⃝֟.𝄠༅𝕾𝖆𝖓𝖎𝖞𝖆𝐿 𝗦⃝⃟🦁
aamiin ya Allah.....
2021-11-04
0
Iis Setya
😀😀😀 devaaan devan blm apa2 dh bucin ma nayra
2021-08-08
0