Syarat

Setelah dua minggu yang lalu Devan mengatakan akan mengajak Maya untuk pindah sementara ke Turki. Hari ini Maya mengajak Devan ke rumah orang tuanya, berhubung weekend dan Devan libur kerja jadi mereka bisa menginap disana.

"Kamu kenapa sayang?" Devan melirik ke arah Maya, satu tangannya memegang kemudi dan tangan lainnya mengelus lembut kepala Maya

"Kenapa diam saja dari tadi." lanjutnya

"Aku gak apa kok yank." Maya mencoba tersenyum ke arah Devan, dia tidak mau Devan melihatnya bersedih.

"Kalau tidak apa apa kenapa diam saja? Jarang sekali loh kamu diam begini kalau lagi sama aku?" tangan yang tadinya mengelus kelapa Maya kini beralih menggenggam lembut tangan Maya

"hmmmmm" Maya ragu mau mengatakan ke Devan.

Tapi kalau dia tidak bilang, akankah Devan kecewa sama Maya, pikir Maya.

"ada apa hemmm.." Devan mencium tangan Maya yang dia genggam tadi.

"Sebenarnya....." Maya tidak melanjutkan ucapannya.

Devan masih diam menantikan kata selanjutnya yang akan diucapkan Maya.

Tapi beberapa menit hening yang terjadi di dalam mobil yang sedang melaju pelan dipadatnya jalan lalu lintas kota metropolitan itu.

"Sebenarnya apa sayang??" setelah beberapa menit hening akhirnya Devan bertanya ke Maya.

Huffffff

Terdengar Maya menghela nafas panjang untuk menetralkan rasa gugupnya.

"Sebenarnya aku sudah bilang ke ayah dan ibu kalau kita akan menetap sementara di Turki selama setahun" akhirnya Maya mengatakan juga apa yang tadi ingin dia katakan.

"Terus mereka bilang apa?" tanya Devan karena Devan merasa ada yang tidak beres dengan sikap Maya.

"hhmmmm......Ayah sama ibu gak mengijinkan Maya ikut, apalagi sekarang kondisi Ibu lagi ngedrop. Ayah gak ngijinin aku ikut kamu ke Turki." Maya menesteskan air mata kala mengingat kondisi ibunya.

Tangan Devan dengan lembut menghapus air mata yang membasahi pipi istrinya itu.

Devan sebenarnya sudah tahu kalau mertuanya itu tidak mengijinkan anaknya ikut bersamanya ke Turki disaat kondisi Ibu mertuanya lagi drop. Tapi bagaimanapun, seorang istrikan harus ikut kata semua, kalau itu terbaik untuk keluarga.

"Gak apa, nanti aku akan bicara sama Ayah dan Ibu. Aku akan meyakinkan mereka, dan Ibu kemarin juga sudah diperiksa ke dokter yang lebih ahli. Jadi kamu tenang saja yaaa" Devan berusaha menenangkan istrinya itu.

Maya mengangguk dan menghapus sisa air matanya yang ada dipipinya itu.

"terimakasih ya sayang." Maya melempar senyum ke Devan.

Devan tersenyum. "you are welcome, honey." Devan mengerlingkan matanya.

...................

Setelah perjalan yang biasanya ditempuh dalam waktu 30 menit di hari biasa kini menjadi 45 menit karena padatnya kendaraan.

Akhirnya mereka sampai dirumah orang tua Maya.

"Assalamualaikum" ucap Devan dan Maya bersamaan

Tok tok tok

Devan mengetuk pintu rumah

Terdengar jawaban dari dalam rumah, itu suara Ayah. pikir Maya.

Ceklek,

Dan benar saja ayah Maya yang membukakan pintu.

Ayah Maya yang bernama Wardani atau biasa dipangil Ayah Dani mempersilahkan anak dan menantunya masuk.

"Ibu mana, Yah?" Maya menanyakan dimana Ibunya

"Ada didapur lagi bikinin masakan kesukaan kamu." jawab Ayah Dani.

"Kalau begitu Maya kedapur dulu, kamu mau minum apa sayang?" Maya mengalihkan pandangannya ke Devan.

"Apa saja yang penting dingin." jawab Devan singkat

"Kalau Ayah" kini Maya beralih ke Ayah Dani

"Bawa saja yang ada di meja dapur, tadi Ayah lagi bikin minum" Ayah Dani memberi tahu anaknya itu.

Maya bergegas menuju dapur.

"Apa kabar, Ayah" Devan memulai pembicaraan

"Baik." jawab ayah Dani singkat

"Alhamdulillah kalau begitu."

"Aku tau apa tujuanmu kesini, cepat katakan gak usah basa-basi." Ayah Dani langsung menanyakan maksud kedatangan Devan.

"Santai saja ayah gak usah buru-buru, minumnya aja belum datang." jawab Devan tenang.

Ayah Dani mendengus kesal.

"Ayah gak capek ya?" tanya Devan

"Apa maksud kamu? tanya Ayah Dani balik

"Ayah pasti tahu apa maksud Dave." Devan tersenyum saat melihat istrinya masuk ke ruang tamu membawakan minuman.

"Ini sayang" Maya meletakkan segelas orange jus dimeja depan Devan dan juga secangkir teh hijau milik Ayahnya.

"Terimakasih" ucap Devan pelan ke Maya dan dibalas senyum olehnya.

"Maya ke dapur lagi ya, mau bantuin Ibu." Maya lalu kembali ke dapur.

Terjadi keheningan beberapa saat setelah Maya pergi ke dapur.

"Apa Ayah akan tetap melanjutkan rencana Ayah?" Devan menyenderkan tubuhkan di sofa dan mengangkat sebelah kakinya lalu dia tumpukan dengan kaki lainnya, satu tangan dimasukkan ke saku celana dan tangan lainnya dibiarkan bersandar di sisi sofa.

"Apa Ayah gak takut akan ketahuan sama Maya?" Devan masih dalam mode tenang

"Apa maksud kamu?" Ayah Dani terlihat kesal

"Ayah pasti tahu kalau aku sudah tahu rencana Ayah."

Ayah Dani terlihat kaget, pasalnya dia sudah menutup rapat semua rencananya agar tidak ada yang tahu, kenapa Devan bisa tahu? sial, Ayah Dani makin kesal saja.

"Jika Ayah tetap melanjutkan rencana ayah, aku akan bawa Maya pergi jauh dari keluarga ini dan tidak akan aku biarkan dia menemui ataupun menghubungi Ayah dan Ibu." Devan memberi ancaman.

"Bukankah Maya itu putri yang engkau sayangi? bahkan engkau tak tega melihatnya menangis ataupun terluka." Devan memberi jeda sebelum melanjutkan ucapannya.

"Dan sekarang kau tega memanfaatkan nya hanya karena ambisimu belaka yang haus akan kekuasaan." lanjut Devan

"Aku melakukan itu hanya untuk Maya." akhirnya Ayah Dani mengeluarkan suaranya juga.

Devan yang mendengar itu hanya menyeringai.

"Kalau untuk Maya kenapa anda menyakiti Ibunya. Padahal anda tahu kalau Maya sangat menyayangi Ibunya." Devan sudah mengeluarkan aura dinginnya.

"Kamu itu gak tau apa-apa Devan. Kamu hanya orang luar yang kebetulan masuk dalam keluarga ini." Ayah Dani geram melihat Devan

"Anda benar, saya memang orang luar."

"Dan perlu anda tahu...orang luar yang anda maksud bisa menghancurkan anak kesayangan anda."

"Tapi sayang, dia terlalu berharga untuk saya sakiti."

"Tidak seperti anda yang tega menyakiti anak kesayangan anda sendiri."

Devan semakin mengintimidasi ayah Dani.

Ayah Dani merasa tersudut, dia tak tahu harus melakukan apa. Pasalnya kalau Devan sudah tahu rencananya pasti semua akan gagal. Tidak mungkinkan dia memanfaatkan putrinya lebih jauh lagi apalagi melihat kondisi istrinya yang sekarang karena ulah ketidak sengajaannya.

"Apa mau kamu Devan?" Ayah Dani akhirnya menyerah, entah nanti apa yang terjadi dia tak peduli, daripada sang anak dibawa pergi jauh oleh Devan dan mereka tidak bisa menemuinya lagi.

"Saya mau anda mengijinkan Maya ikut saya ke Turki. "Dan jangan khawatir, pengobatan Ibu mertua akan tetap saya tanggung."

"Anda juga masih bisa menghubungi Maya, dan sesekali kita akan mengunjungi anda."

"Dan juga, jangan meminta Maya untuk melakukan sesuatu yang membahayakan dia. Kalau anda mau kekuasaan, saya akan kasih satu hotel untuk anda kelola." Ayah Dani yang tadinya muram kini tampak semangat mendengar Devan akan memberikan satu hotel miliknya.

"Tapi dengan satu syarat....."

Terpopuler

Comments

EndRu

EndRu

masih teka teki. tapi menarik

2023-09-09

0

Ester Oktaviana

Ester Oktaviana

Mampir thor

2021-08-10

0

Ester Oktaviana

Ester Oktaviana

Mampir thor

2021-08-10

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Syarat
3 Dokter Kemal
4 tanggung jawab
5 Kecelakaan
6 Perpustakaan kota
7 Amarah Devan
8 Aku sudah menemukannya
9 Kamu mau kan?
10 Kita bantu...
11 Pingsan
12 Tunjukkan jalan-Mu
13 Nayra selamat
14 Menerima Tawaran
15 Salah mengira
16 Cantik
17 Tidak mau menjadi beban
18 Enam Syarat
19 Romi
20 Devan kesal
21 Pergi ke makam
22 Apakah aku sanggup?
23 Pesan Ayah
24 Ikhlas merelakan
25 Belum Siap
26 Suasana canggung
27 Mencium Tangan Suami
28 Baru tangan yang dipegang
29 Sampai Semua Keinginanku Terwujud.
30 Rencana gagal
31 Saya suaminya
32 Keterkejutan Salma
33 Belum mau cerita
34 Aturan dan Hukuman
35 Memar
36 Kalau gak pintar berarti........
37 Beraninya Cuma Mengancam
38 Dimulai Kembali
39 Sudah Menjadi Candu
40 Ingin Segera Hamil
41 Bimbang
42 Flashback 1
43 Flashback 2
44 Susu
45 Kram Diperut
46 Kenapa Kamu Mencintainya...?
47 Apa gak salah?
48 Jangan harap bisa melihat kami
49 Kak Faiz
50 Penyesalan Carol
51 Kedatangan Orang Tua Devan
52 Bermuka Dua
53 Dasar Tuan Muda.......
54 Class Yoga khusus
55 Aku tahu faktanya
56 Bersedekah
57 Melanjutkan rencana yang sempat tertunda
58 Ketenangan sebelum badai melanda
59 Penyatuan Terakhir
60 Belum Pulang
61 Tak Percaya
62 Kamu bukan manusia Devan
63 Terungkap
64 Terancam dan Tersudutkan
65 Anggap Saja Itu Karma
66 Siapa Rara Arasyid??
67 Mangsa Baru
68 Cinta Pertama
69 Pelukan Hangat
70 Menunggu Target
71 Target Masuk Perangkap
72 Apakah ini akhir...???
73 Kebenaran
74 Dimana Nayra
75 Menuju Dubai
76 Suara teriakan
77 Selalu dan Selalu
78 Fokus
79 Milip akuh...
80 Kangen
81 Memang ini saatnya
82 Keputusan Nayra
83 Sayembara
84 Rujuk
85 Lawan mereka dan jangan mudah dibodohi
86 belum bisa tidul belempat
87 Kebahagiaan dan Keceriaan itu Mendamaikan Hati
88 Aku akan membantumu
89 ikan Mas
90 tidul disini, Ma?
91 Masa depan
92 hamil lagi
93 Akta nikah
94 wanita hebat
95 Siapkan diri kalian
96 Apa kamu sudah siap Devandra Ayasi....?
97 Anatomi tubuh
98 Kitab Fathul Izar
99 Ngerjain Papa...
100 Suami ku, Ustadz ku..!!
101 Pergulatan panas
102 Kami ingin mandiri
103 Mengutamakan kenyamanan istri
104 "Sabun, aku datang!!"
105 Aku ingin mendengar
106 Balon
107 Belum Puas
108 Kiala gak mau adik
109 Ganas dan Liar
110 Dimakan apa Diminum
111 Apa ini gak salah???
112 the best, tak ada duanya
113 Kapan Papa menanamnya? Kok sudah tumbuh?
114 Nasi Padang
115 Anggap saja kita mau demo
116 Kadonya didalam perut Mama
117 Romi dan Linda
118 Bajunya murah, diskon lagi
119 Sungguh luar biasa
120 Doanya Romi manjur
121 Riasan tebal
122 Romi dan Linda Part 2
123 Romi dan Linda Part 3
124 Yakin Mamanya gak ingin...
125 Cemburu
126 Liburan di empang
127 Serasa dunia milik berdua
128 Keduanya hancur karena keluarga Arasyid
129 Mengincar Keluarga Arasyid
130 Diculik
131 Papa kemana
132 Musuh dalam selimut
133 Sayang,.tolong bantu aku!!
134 Siapa orangnya?
135 Agen rahasia cilik
136 Apa yang kamu inginkan?
137 Gila kamu, Ilyas
138 Semoga ini cukup
139 Mama mana, Pa?
140 Kamu datang
141 Cincin
142 Hanya takdir Allah
143 Performa nanti malam
144 Dikerjai anaknya Devan
145 Membuat jalan lahir
146 Kapan Mama bangun, Papa?
147 Anak Mama memang pintar
148 Maafkan Kiara, Ma
149 Memberi Nama
150 Foto Bersama
151 Novel Baru
152 Novel Baru
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Prolog
2
Syarat
3
Dokter Kemal
4
tanggung jawab
5
Kecelakaan
6
Perpustakaan kota
7
Amarah Devan
8
Aku sudah menemukannya
9
Kamu mau kan?
10
Kita bantu...
11
Pingsan
12
Tunjukkan jalan-Mu
13
Nayra selamat
14
Menerima Tawaran
15
Salah mengira
16
Cantik
17
Tidak mau menjadi beban
18
Enam Syarat
19
Romi
20
Devan kesal
21
Pergi ke makam
22
Apakah aku sanggup?
23
Pesan Ayah
24
Ikhlas merelakan
25
Belum Siap
26
Suasana canggung
27
Mencium Tangan Suami
28
Baru tangan yang dipegang
29
Sampai Semua Keinginanku Terwujud.
30
Rencana gagal
31
Saya suaminya
32
Keterkejutan Salma
33
Belum mau cerita
34
Aturan dan Hukuman
35
Memar
36
Kalau gak pintar berarti........
37
Beraninya Cuma Mengancam
38
Dimulai Kembali
39
Sudah Menjadi Candu
40
Ingin Segera Hamil
41
Bimbang
42
Flashback 1
43
Flashback 2
44
Susu
45
Kram Diperut
46
Kenapa Kamu Mencintainya...?
47
Apa gak salah?
48
Jangan harap bisa melihat kami
49
Kak Faiz
50
Penyesalan Carol
51
Kedatangan Orang Tua Devan
52
Bermuka Dua
53
Dasar Tuan Muda.......
54
Class Yoga khusus
55
Aku tahu faktanya
56
Bersedekah
57
Melanjutkan rencana yang sempat tertunda
58
Ketenangan sebelum badai melanda
59
Penyatuan Terakhir
60
Belum Pulang
61
Tak Percaya
62
Kamu bukan manusia Devan
63
Terungkap
64
Terancam dan Tersudutkan
65
Anggap Saja Itu Karma
66
Siapa Rara Arasyid??
67
Mangsa Baru
68
Cinta Pertama
69
Pelukan Hangat
70
Menunggu Target
71
Target Masuk Perangkap
72
Apakah ini akhir...???
73
Kebenaran
74
Dimana Nayra
75
Menuju Dubai
76
Suara teriakan
77
Selalu dan Selalu
78
Fokus
79
Milip akuh...
80
Kangen
81
Memang ini saatnya
82
Keputusan Nayra
83
Sayembara
84
Rujuk
85
Lawan mereka dan jangan mudah dibodohi
86
belum bisa tidul belempat
87
Kebahagiaan dan Keceriaan itu Mendamaikan Hati
88
Aku akan membantumu
89
ikan Mas
90
tidul disini, Ma?
91
Masa depan
92
hamil lagi
93
Akta nikah
94
wanita hebat
95
Siapkan diri kalian
96
Apa kamu sudah siap Devandra Ayasi....?
97
Anatomi tubuh
98
Kitab Fathul Izar
99
Ngerjain Papa...
100
Suami ku, Ustadz ku..!!
101
Pergulatan panas
102
Kami ingin mandiri
103
Mengutamakan kenyamanan istri
104
"Sabun, aku datang!!"
105
Aku ingin mendengar
106
Balon
107
Belum Puas
108
Kiala gak mau adik
109
Ganas dan Liar
110
Dimakan apa Diminum
111
Apa ini gak salah???
112
the best, tak ada duanya
113
Kapan Papa menanamnya? Kok sudah tumbuh?
114
Nasi Padang
115
Anggap saja kita mau demo
116
Kadonya didalam perut Mama
117
Romi dan Linda
118
Bajunya murah, diskon lagi
119
Sungguh luar biasa
120
Doanya Romi manjur
121
Riasan tebal
122
Romi dan Linda Part 2
123
Romi dan Linda Part 3
124
Yakin Mamanya gak ingin...
125
Cemburu
126
Liburan di empang
127
Serasa dunia milik berdua
128
Keduanya hancur karena keluarga Arasyid
129
Mengincar Keluarga Arasyid
130
Diculik
131
Papa kemana
132
Musuh dalam selimut
133
Sayang,.tolong bantu aku!!
134
Siapa orangnya?
135
Agen rahasia cilik
136
Apa yang kamu inginkan?
137
Gila kamu, Ilyas
138
Semoga ini cukup
139
Mama mana, Pa?
140
Kamu datang
141
Cincin
142
Hanya takdir Allah
143
Performa nanti malam
144
Dikerjai anaknya Devan
145
Membuat jalan lahir
146
Kapan Mama bangun, Papa?
147
Anak Mama memang pintar
148
Maafkan Kiara, Ma
149
Memberi Nama
150
Foto Bersama
151
Novel Baru
152
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!