"Iya kak, makanya Nayra sudah putuskan kalau Nayra akan membantu Kak Maya sama Kak Devan." Maya dan Devan saling pandang kemudian mengendihkan bahu.
"Nayra memutuskan...." Nayra menghentikan ucapannya sejenak untuk menghirup nafas menghilangkan rasa gugupnya.
"Nayra menerima tawaran kak Maya." ucap Nayra cepat.
"Alhamdulillah kalau kamu mau menerima tawaran kakak." Maya senang akhirnya Nayra menerima tawaran bantuan dari nya.
"Aku kira semalam kamu gak mau saat aku tawari untuk tinggal disini untuk menemaniku. Tapi syukurlah kalau kamu berubah pikiran. Jadi kalau Devan kerja kan aku ada kamu Nay yang nemeni aku." senyum Maya mengembang dengan sempurna
"I-iya Kak." Nayra tersenyum canggung.
Jadi Maya mengira dia menyetujui apa yang dia tawarkan semalam saat dia mau tidur, pikir Nayra
............
Flashback On
Saat mendengar suara mobil milik Devan, Maya yang saat itu ada di ruang TV dan belum tidur menuju pintu depan untuk membukakan pintu untuk Devan. Saat pintu terbuka dia terkejut melihat siapa yang ada di samping Devan. Apalagi melihat pakaian Nayra yang sedikit berantakan dan rambutnya juga sedikit acak-acakan. Maya berlari mendekat ke arah Nayra.
"Sayang...Nayra kenapa?" terlihat Maya yang begitu khawatir melihat penampilan Nayra.
"Nanti aku jelasin di dalam." diangguki Maya.
"Bawa Nayra masuk dulu." perintah Devan.
Maya menggandeng tangan Nayra untuk masuk ke dalam rumah dan duduk di ruang tamu.
"Kamu kenapa Nay?" dipegangnya tangan Nayra yang sedari tadi bergetar ketakutan.
Nayra menunduk dan air matanya kembali menetes, dia menangis tanpa suara.
"Eh...kenapa menangis?" Maya malah bingung sendiri, ada apa dengan Nayra, pikirnya. Dia melirik Devan yang dilirik hanya diam saja.
"Ada apa sih sayang, sebenarnya?" bukannya menjawab Devan justru meminta Maya untuk membawa Nayra ke kamar tamu. Lalu Devan pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri.
"Ayo Nay ke kamar dulu, bersihkan dirimu lalu istirahat." ajak Maya ke kamar tamu.
"Kamu bersihkan badan kamu dulu, itu kamar mandinya?" Maya menunjukkan pintu disebelah almari pakaian.
"Aku ambilkan baju dulu untukmu, kamu bisa mandi dulu" Nayra hanya mengangguk.
Maya keluar dari kamar tamu menuju kamanya bersama Devan di lantai 2.
Ceklek
Dilihatnya Devan yang baru keluar dari kamar mandi.
"Sayang, Nayra kenapa sih?" Maya masih penasaran, pasalnya Devan maupun Nayra belum ada yang mau cerita.
"Nayra.....kenapa kamu malah di sini? Apa Nayra sudah tenang?" Devan bukannya menjawab, malah dia yang tanya ke Maya.
"Aku mau mengambil baju buat Nayra. Nayra belum begitu tenang, dia masih diam dan sesekali ketakutan." jawab Maya
"Ya sudah, kamu tenangkan dia dulu. Nanti aku janji akan cerita ke kamu." ujar Devan
"Baiklah" Maya mengambil 3 baju yang sekiranya pas dibadan Nayra.
Devan juga ikut turun ke lantai satu, tapi dia memilih duduk di ruang TV membiarkan Maya yang mencoba menenangkan Nayra, dan berbicara dari hati-ke hati.
"Nay,..Kamu belum selesai mandinya?" teriak Maya saat dia masuk ke kamar tamu dan tidak mendapati Nayra disana.
Nayra yang masih berada di dalam kamar mandi hanya diam mematung menatap pantulan dirinya dicermin setelah membersihkan diri tadi dengan sesekali menghapus air mata yang tanpa permisi jatuh membasahi pipinya.
Tok tok tok
"Nayra.." terdengar lagi suara Maya yang memanggil Nayra membuatnya menyudahi acara menangisnya.
Ceklek
"Kamu gak apa?" karna melihat mata Nayra yang merah seperi habis nangis.
"Gak apa kak." jawab Nayra
"Ya sudah ini bajunya, kamu ganti dulu biar gak kedinginan." Maya menyodorkan 3 baju ke Nayra dan diambilnya baju itu oleh Nayra.
Nayra masuk lagi ke kamar mandi untuk memakai baju.
Maya menunggu Nayra, dia duduk di atas ranjang dengan pikiran ada apa sebenarnya dengan Nayra. Tidak biasanya sesedih itu kalau ada masalah.
"Kak Maya gak tidur" akhirnya suara Nayra terdengar juga setelah dia keluar dari kamar mandi dengan memakai pakaian yang diberikan Maya tadi.
Maya menoleh dan tersenyum "Tidur, tapi nanti dulu." kata Maya.
Nayra mendekat dan duduk di dekat Maya.
"Terimakasih kak bajunya." Maya tersenyum kembali
"Sama-sama, maaf ya bukan baju baru?"
"Gak apa kak."
Hening beberapa saat.
"Kamu kenapa Nay? Gak biasanya kamu bersedih berlarut seperti ini kalau ada masalah." tanya Maya
Nayra menunduk, "Nayra diusir dari rumah kakek oleh bibi Nayra sendiri kak." mata Nayra mulai memanas kembali.
"Diusir" ulang Maya diangguki Nayra.
"Ya sudah gak apa jangan bersedih. Kamu tinggal disini aja temani aku." tawar Maya dengan semangat.
"Nggak kak, Nayra gak mau ganggu kak Maya sama Kak Devan." tolak Nayra halus.
"Gak apa Nay, gak ada yang merasa terganggu. Justru Devan akan senang karna aku ada temannya dirumah." jelas Maya
"Kamu mau kan tingga disini temani aku?" tanya Maya "Apalagi kalau kamu mau dengan tawaranku yang sebelumnya." lanjutnya
"Kak" Nayra diam beberapa saaf
"Boleh Nayra tinggal hanya beberapa hari disini?" Maya menyeritkan keningnya.
"Nanti kalau Nayra sudah dapat tempat tinggal yang baru Nayra akan segera pindah." kata Nayra.
"Kamu mau tinggal disini sesuka kamu, berapapun yang kamu mau tidak masalah. Aku makin senang kalau kamu beneran tinggal disini." jelas Maya
"Nggak kak, Nayra mungkin akan tinggal disini 2-3 hari habis itu Nayra akan pergi." kata Nayra
"Ya sudah terserah kamu, yang penting kamu jangan terlalu bersedih." Nayra mengangguk dan menampilkan sedikit senyum.
"Aku harap kamu mau merima tawaran aku tadi yaa?"
"Iya kak"
"Ya sudah kamu tidur gih, akan aku temani disini sampai kamu tidur baru aku keluar." Nayra mengangguk dan meposisikan diri berbaring di ranjang. Baru beberapa menit akhirnya dia tertidur."
Flashback Off
.............
"Nay, makasih ya kamu mau menemani aku untuk tinggal disini?" saat ini mereka lagi mencuci piring dan gelas bekas makan tadi.
"Iya..Kak"
"Nanti kita keluar yuk cari baju buat kamu?" ajak Maya.
"Nggak usah kak, Nayra pakai ini aja." tolak Nayra halus.
"Gak apa aku yang beliin, jadi kamu gak boleh nolak." kata Maya mutlak dan diiyakan Nayra.
"Aku ke Devan dulu yaaa...sebentar lagi dia akan berangkat." Nayra menganggukkan kepala dan melanjutkan kegiatannya.
"Sayang, nanti aku ijin keluar sama Nayra yaaa?" ijin Maya ke Devan saat mengantar Devan ke teras depan rumah untuk berangkat kerja.
"Mau kemana?"
"Mau belikan Nayra baju. Bolehkan?? Nayra kan gak bawa baju waktu kamu ajak kesini." jelas Maya.
"Baiklah, hati-hati. Aku berangkat dulu." Devan mencium kening Maya.
"Assalamualaikum"
"Walaikumsalam."
Nayra yang melihat Maya dan Devan dari jendela dapur merasa tidak enak. Apalagi Maya tadi salah mengira saat Nayra menerima tawaran yang dia berikan kepadanya.
"Akankah nanti aku dianggap pelakor saat tinggal satu atap dengan sepasang suami istri?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
EndRu
mulai nyesek 😭
2023-09-09
0
Humaira
pergi aja Nay klau takut
2021-08-08
0
Erma Wahyuni
sedih😭😭😭
2021-08-01
0