Dokter Kemal

"Tapi dengan satu syarat." Devan menjeda ucapan nya

"Anda harus bisa menaikkan hasil pendapatan di hotel tersebut 100% dalam waktu 2 bulan. Jika anda tidak bisa, jangan harap kalian akan bisa menemui Maya lagi." lanjut Devan

"Sial.!! Jadi dia memberikan hotel yang hampir sekarat kepadaku. Kurang ajar kau Devan." batin Ayah Dani kesal.

"Jangan berfikir hotel yang saya berikan itu hotel yang hampir sekarat, justru itu hotel paling bonafit. Anda hanya memastikan jika dalam jangka waktu dua bulan hotel itu harus lebih unggul lagi dan harus mencapai 100% pendapatan." Devan seperti mengetahui apa yang dipikirkan ayah Dani.

"Baiklah. Tapi kamu kemarin juga janji akan memberikan ku 15% saham yang kau punya diperusahaan Ayasi, jika anakku bisa mengandung dan memberimu keturunan." Ayah Dani mengingatkan Devan akan perjanjiannya beberapa hari yang lalu.

"Anda tenang saja, saya tidak akan pernah mengingkari janji yang saya buat. Saya akan menepati janji saya." terang Devan tenang

"Apa kamu jadi melakukan program bayi tabung di sana?" tanya Ayah Dani.

"Insha Allah jadi, saya juga sudah mengkonfirmasi dokter spesialis disana." jawab Devan dengan sendu

"Tapi Ayah jangan bilang ke Maya, saya takut dia nanti kepikiran dan kecewa lagi." pinta Devan

Ayah Dani mengiyakan. Dia juga tidak mau membuat anaknya kecewa lagi. Apalagi nanti kalau program bayi tabungnya berhasil, dia akan mendapatkan keuntungan yang berlipat-lipat.

.........................

Setelah pertemuannya dengan keluarga mertuanya dua minggu yang lalu, kini Devan dan Maya berada di ruang tunggu bandara menunggu boarding pass. Yaa Maya gak mau naik jet pribadi, dia ingin mencoba pesawat komersial.

Awalnya Devan sempat menentang keinginan sang istri yang terbilang aneh, sudah disiapkan jet pribadi malah lebih memilih pakai pesawat komersial.

"Sayang, kamu mau kan aku ikut kamu ke Turki?" tanya Maya, tapi Devan diam saja karena kesal pada istrinya.

"Kalau iya, kamu harus nurut sama aku. Kita kesana naik pesawat komersial saja. Kalau kamu memaksa pakai jet pribadi gak apa kok."

Devan tersenyum mendengar ucapan Maya, tapi sedetik kemudian dia kembali kesal ke istrinya setelah Maya mengucapkan

"Tapi aku gak ikut kamu ke Turki."

Akhirnya Devan pun menuruti keinginan istrinya itu. Kapan lagi naik pesawat komersial, pikir Devan.

Tapi yang namanya Devan, dia tetap memesan class business, bahkan dia memesan beberapa kursi agar tidak ada yang mengganggu ketenangannya dan sang istri. Huffff sultan mah bebas.

"Sayang, ini masih ada waktu setengah jam lagi. Kamu gak mau berubah pikiran gitu buat naik jet?" tanya Devan memastikan kalau Maya berubah pikiran.

Maya menggelengkan kepalanya mantap.

Lagi lagi Devan hanya bisa menghela nafas panjang.

Setelah beberapa menit mereka menunggu akhirnya kini mereka sudah berada di dalam pesawat.

"Kamu jadi beli kursi sebanyak ini, sayang?" tanya Maya dikiranya Devan bercanda ternyata tidak.

Devan membeli 9 kursi untuk privasinya

"hmm...ayo cepat duduk, bentar lagi kita take off."

Maya akhirnya duduk disamping Devan.

............

Setelah menempuh waktu kurang lebih 14-15 jam akhirnya Devan dan Maya sampai di bandara Ankara Turki

"Sayang, katanya kemarin kita langsung ke Istanbul, kok kita di Ankara sih?" tanya Maya heran, katanya kemarin meraka akan tinggal di Istanbul, ternyata mampir dulu di Ankara.

"Aku ada kerjaan disini sayang. Nanti kalau sudah selesai kita baru ke Istanbul." Devan menggandeng tangan Maya keluar dari bandara menuju mobil yang sudah disiapkan asistennya.

"Lho..Romi kok juga ada disini?" tanya Maya, pasalnya tadi dia berangkat cuma bersama Devan, kok sudah ada Romi disini.

"Dia berangkat kesini satu hari sebelum kita berangkat." jawab Devan

Mereka lalu memasuki mobil dan segera pergi dari bandara menuju tempat tinggal sementara mereka di Ankara.

Sesampai mereka di apartemen, Devan dan Maya langsung bersih bersih dan mengistirahatkan tubuh mereka yang masih jetlag.

Apalagi Devan tidak bisa tidur selama di pesawat. Ada aja yang dia keluhkan. Akhirnya dia memilih tidur dan menunda pekerjaan yang seharusnya dia kerjakan hari itu juga.

.................

"Sayang bangun, itu Romi sudah nunggu kamu dari tadi." Maya mencoba membangunkan Devan yang tadi setelah sholat subuh tidur lagi.

"Ya udah kalau gitu, aku pulang aja ke Indonesia." ancam Maya

"Ehhh jangan sayang" Devan bangun dari tidurnya lalu memegang tangan Maya agar tidak pergi.

"Ini aku udah bangun, udah dong jangan ngambek. Makin jelek tauk." cup. Devan mencium singkat bibir Maya.

"Kalau jelek kenapa cium cium." Maya memasang mode garang, dia melototkan matanya ke arah Devan dengan tangan dia silangkan ke dada dan mengangkat tinggi dagunya.

Devan tertawa melihat kelakuan istri nya itu.

"Kenapa tertawa hemm"

"Gak apa sayang, kamu lucu." cup. Devan mencium kembali bibir Maya lama dan sedikit memberi *******.

"Manis." Devan melempar senyum ke Maya.

Lalu dia beranjak dari ranjang menuju kamar mandi.

"Sayang aku lupa bawa handuk" teriak Devan dari dalam kamar mandi.

Maya tertawa melihat kebiasaan suaminya, kalau mandi selalu lupa bawa handuk. Untung Maya sudah hafal kebiasaan suaminya, jadi dia sudah menyiapkan handuk sebelum Devan teriak-teriak meminta diambilkan handuk.

"Handuknya sudah aku taruh di lemari bawah wastafel, sayang" teriak Maya dari dalam kamar.

Setelah hampir satu jam Romi menunggu sang bosnya itu selesai bersiap akhirnya Devan muncul ke ruang tamu menemui asistennya itu.

"Apa kamu sudah siapkan semua, Romi." tanya Devan saat dia sudah sampai di ruang tamu.

"Sudah bos. Anda sudah ditunggu beliau."

"Baiklah, ayo berangkat." Devan menoleh ke Maya

"Aku berangkat dulu ya sayang, nanti kalau kerjaan ku sudah selesai aku langsung pulang." cup, Devan mencium kening Maya.

"Iya, sayang. Hati-hati ya." Maya mencium tangan suaminya.

"Assalamualaikum."

"Walaikumsalam."

........................

Devan dan Romi menuju rumah sakit terbesar yang ada di Ankara. Devan akan menemui seorang dokter yang sudah dia hubungi beberapa bulan yang lalu.

Sesampai di rumah sakit Devan yang sudah ditunggu sama Dokter Kemal langsung menuju ruangan beliau.

"Assalamualaikum" ucap Devan dan Romi

"Walaikumsalam."

"Mari Tuan Devan, Tuan Romi silahkan duduk." Dokter Kemal mempersilahkan mereka duduk di sofa.

"Maaf Dokter, kemarin saya membatalkan janji." ucap Devan segan karna membatalkan janji seenaknya.

"Gak apa Tuan Devan, saya tahu anda pasti masih jetlag karena kemari sore baru sampai." Dokter Kemal tahu karena kemarin sudah diberitahu Romi.

"Baiklah...Kapan rencananya mau melakukan program?" tanya Dokter Kemal

"Kalau bisa kita cek saat dia dalam keadaan menstr**si di hari pertama, biar saya dan tim dokter bisa memprediksinya kapan waktu yang tepat untuk pelaksanaan program itu." jelas Dokter Kemal.

"Kalau saya maunya secepatnya Dok." jawab Devan

"Soal menstr**si nanti saya tanyakan ke istri saya." karena Devan gak begitu hafal kapan Maya mendapatkan palang merah. Soalnya selalu berubah-ubah jadi dia tidak hafal.

"Nanti kalau sudah tahu kapannya, tolong segera hubungi saya biar saya bisa segera mengetahui kondisinya." saran Dokter Kemal.

"Baik, Dok. Kalau begitu kami permisi dulu."

Devan dan Romi pergi setelah mereka berpamitan.

Episodes
1 Prolog
2 Syarat
3 Dokter Kemal
4 tanggung jawab
5 Kecelakaan
6 Perpustakaan kota
7 Amarah Devan
8 Aku sudah menemukannya
9 Kamu mau kan?
10 Kita bantu...
11 Pingsan
12 Tunjukkan jalan-Mu
13 Nayra selamat
14 Menerima Tawaran
15 Salah mengira
16 Cantik
17 Tidak mau menjadi beban
18 Enam Syarat
19 Romi
20 Devan kesal
21 Pergi ke makam
22 Apakah aku sanggup?
23 Pesan Ayah
24 Ikhlas merelakan
25 Belum Siap
26 Suasana canggung
27 Mencium Tangan Suami
28 Baru tangan yang dipegang
29 Sampai Semua Keinginanku Terwujud.
30 Rencana gagal
31 Saya suaminya
32 Keterkejutan Salma
33 Belum mau cerita
34 Aturan dan Hukuman
35 Memar
36 Kalau gak pintar berarti........
37 Beraninya Cuma Mengancam
38 Dimulai Kembali
39 Sudah Menjadi Candu
40 Ingin Segera Hamil
41 Bimbang
42 Flashback 1
43 Flashback 2
44 Susu
45 Kram Diperut
46 Kenapa Kamu Mencintainya...?
47 Apa gak salah?
48 Jangan harap bisa melihat kami
49 Kak Faiz
50 Penyesalan Carol
51 Kedatangan Orang Tua Devan
52 Bermuka Dua
53 Dasar Tuan Muda.......
54 Class Yoga khusus
55 Aku tahu faktanya
56 Bersedekah
57 Melanjutkan rencana yang sempat tertunda
58 Ketenangan sebelum badai melanda
59 Penyatuan Terakhir
60 Belum Pulang
61 Tak Percaya
62 Kamu bukan manusia Devan
63 Terungkap
64 Terancam dan Tersudutkan
65 Anggap Saja Itu Karma
66 Siapa Rara Arasyid??
67 Mangsa Baru
68 Cinta Pertama
69 Pelukan Hangat
70 Menunggu Target
71 Target Masuk Perangkap
72 Apakah ini akhir...???
73 Kebenaran
74 Dimana Nayra
75 Menuju Dubai
76 Suara teriakan
77 Selalu dan Selalu
78 Fokus
79 Milip akuh...
80 Kangen
81 Memang ini saatnya
82 Keputusan Nayra
83 Sayembara
84 Rujuk
85 Lawan mereka dan jangan mudah dibodohi
86 belum bisa tidul belempat
87 Kebahagiaan dan Keceriaan itu Mendamaikan Hati
88 Aku akan membantumu
89 ikan Mas
90 tidul disini, Ma?
91 Masa depan
92 hamil lagi
93 Akta nikah
94 wanita hebat
95 Siapkan diri kalian
96 Apa kamu sudah siap Devandra Ayasi....?
97 Anatomi tubuh
98 Kitab Fathul Izar
99 Ngerjain Papa...
100 Suami ku, Ustadz ku..!!
101 Pergulatan panas
102 Kami ingin mandiri
103 Mengutamakan kenyamanan istri
104 "Sabun, aku datang!!"
105 Aku ingin mendengar
106 Balon
107 Belum Puas
108 Kiala gak mau adik
109 Ganas dan Liar
110 Dimakan apa Diminum
111 Apa ini gak salah???
112 the best, tak ada duanya
113 Kapan Papa menanamnya? Kok sudah tumbuh?
114 Nasi Padang
115 Anggap saja kita mau demo
116 Kadonya didalam perut Mama
117 Romi dan Linda
118 Bajunya murah, diskon lagi
119 Sungguh luar biasa
120 Doanya Romi manjur
121 Riasan tebal
122 Romi dan Linda Part 2
123 Romi dan Linda Part 3
124 Yakin Mamanya gak ingin...
125 Cemburu
126 Liburan di empang
127 Serasa dunia milik berdua
128 Keduanya hancur karena keluarga Arasyid
129 Mengincar Keluarga Arasyid
130 Diculik
131 Papa kemana
132 Musuh dalam selimut
133 Sayang,.tolong bantu aku!!
134 Siapa orangnya?
135 Agen rahasia cilik
136 Apa yang kamu inginkan?
137 Gila kamu, Ilyas
138 Semoga ini cukup
139 Mama mana, Pa?
140 Kamu datang
141 Cincin
142 Hanya takdir Allah
143 Performa nanti malam
144 Dikerjai anaknya Devan
145 Membuat jalan lahir
146 Kapan Mama bangun, Papa?
147 Anak Mama memang pintar
148 Maafkan Kiara, Ma
149 Memberi Nama
150 Foto Bersama
151 Novel Baru
152 Novel Baru
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Prolog
2
Syarat
3
Dokter Kemal
4
tanggung jawab
5
Kecelakaan
6
Perpustakaan kota
7
Amarah Devan
8
Aku sudah menemukannya
9
Kamu mau kan?
10
Kita bantu...
11
Pingsan
12
Tunjukkan jalan-Mu
13
Nayra selamat
14
Menerima Tawaran
15
Salah mengira
16
Cantik
17
Tidak mau menjadi beban
18
Enam Syarat
19
Romi
20
Devan kesal
21
Pergi ke makam
22
Apakah aku sanggup?
23
Pesan Ayah
24
Ikhlas merelakan
25
Belum Siap
26
Suasana canggung
27
Mencium Tangan Suami
28
Baru tangan yang dipegang
29
Sampai Semua Keinginanku Terwujud.
30
Rencana gagal
31
Saya suaminya
32
Keterkejutan Salma
33
Belum mau cerita
34
Aturan dan Hukuman
35
Memar
36
Kalau gak pintar berarti........
37
Beraninya Cuma Mengancam
38
Dimulai Kembali
39
Sudah Menjadi Candu
40
Ingin Segera Hamil
41
Bimbang
42
Flashback 1
43
Flashback 2
44
Susu
45
Kram Diperut
46
Kenapa Kamu Mencintainya...?
47
Apa gak salah?
48
Jangan harap bisa melihat kami
49
Kak Faiz
50
Penyesalan Carol
51
Kedatangan Orang Tua Devan
52
Bermuka Dua
53
Dasar Tuan Muda.......
54
Class Yoga khusus
55
Aku tahu faktanya
56
Bersedekah
57
Melanjutkan rencana yang sempat tertunda
58
Ketenangan sebelum badai melanda
59
Penyatuan Terakhir
60
Belum Pulang
61
Tak Percaya
62
Kamu bukan manusia Devan
63
Terungkap
64
Terancam dan Tersudutkan
65
Anggap Saja Itu Karma
66
Siapa Rara Arasyid??
67
Mangsa Baru
68
Cinta Pertama
69
Pelukan Hangat
70
Menunggu Target
71
Target Masuk Perangkap
72
Apakah ini akhir...???
73
Kebenaran
74
Dimana Nayra
75
Menuju Dubai
76
Suara teriakan
77
Selalu dan Selalu
78
Fokus
79
Milip akuh...
80
Kangen
81
Memang ini saatnya
82
Keputusan Nayra
83
Sayembara
84
Rujuk
85
Lawan mereka dan jangan mudah dibodohi
86
belum bisa tidul belempat
87
Kebahagiaan dan Keceriaan itu Mendamaikan Hati
88
Aku akan membantumu
89
ikan Mas
90
tidul disini, Ma?
91
Masa depan
92
hamil lagi
93
Akta nikah
94
wanita hebat
95
Siapkan diri kalian
96
Apa kamu sudah siap Devandra Ayasi....?
97
Anatomi tubuh
98
Kitab Fathul Izar
99
Ngerjain Papa...
100
Suami ku, Ustadz ku..!!
101
Pergulatan panas
102
Kami ingin mandiri
103
Mengutamakan kenyamanan istri
104
"Sabun, aku datang!!"
105
Aku ingin mendengar
106
Balon
107
Belum Puas
108
Kiala gak mau adik
109
Ganas dan Liar
110
Dimakan apa Diminum
111
Apa ini gak salah???
112
the best, tak ada duanya
113
Kapan Papa menanamnya? Kok sudah tumbuh?
114
Nasi Padang
115
Anggap saja kita mau demo
116
Kadonya didalam perut Mama
117
Romi dan Linda
118
Bajunya murah, diskon lagi
119
Sungguh luar biasa
120
Doanya Romi manjur
121
Riasan tebal
122
Romi dan Linda Part 2
123
Romi dan Linda Part 3
124
Yakin Mamanya gak ingin...
125
Cemburu
126
Liburan di empang
127
Serasa dunia milik berdua
128
Keduanya hancur karena keluarga Arasyid
129
Mengincar Keluarga Arasyid
130
Diculik
131
Papa kemana
132
Musuh dalam selimut
133
Sayang,.tolong bantu aku!!
134
Siapa orangnya?
135
Agen rahasia cilik
136
Apa yang kamu inginkan?
137
Gila kamu, Ilyas
138
Semoga ini cukup
139
Mama mana, Pa?
140
Kamu datang
141
Cincin
142
Hanya takdir Allah
143
Performa nanti malam
144
Dikerjai anaknya Devan
145
Membuat jalan lahir
146
Kapan Mama bangun, Papa?
147
Anak Mama memang pintar
148
Maafkan Kiara, Ma
149
Memberi Nama
150
Foto Bersama
151
Novel Baru
152
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!