"Apa kamu terbiasa memaksakan kehendak mu pada orang lain?"
Lana Lan tampak begitu kesal, menatap wajah Tristan dengan dongkol
"Kau ini lucu sekali, meminta seseorang datang bersama mu tapi dengan cara yang sangat tidak sopan"
Lana membuang pandangannya, berniat pergi berlalu dari hadapan Tristan, tapi seperti biasa laki-laki itu menarik tubuhnya, menahan nya ke dinding dan mengunci gerakan nya disana.
bugg
"Akhh"
ringis nya pelan saat Tristan mendorong tubuhnya dengan kasar ke dinding
"Yakkk breng..sek"
jerit nya kesal
"Tidak bisakah kamu sesekali mendengar kan perintah ku huh?"
bisa dibayangkan betapa dongkolnya Tristan mesti harus berdebat dengan Lana lan bahkan di saat begini.
"Kau bukan siapa-siapa aku, kenapa aku harus repot-repot mendengar kan perintah mu"
pekik nya kesal
seketika Tristan memejamkan matanya, mencoba menahan perasaan nya, kedua tangannya masih menahan kiri kanan tubuh Lana Lan, Tubuh nya sedikit menjongkok.
"Kau benar-benar membuat akal waras ku mulai menghilang, aku peringatkan kau Lana Lan,jangan sampai aku berbuat nekat pada mu karena sikap mu"
Seketika Lana Lan memicingkan matanya
"Yang benar saja"
dengusnya kesal, dengan cepat menggenggam pergelangan tangan Tristan dengan kasar.
"Aku bilang menyingkir dari hadapan ku brengsek"
seketika bola mata Tristan menggelap, genggaman Lana Lan jelas terasa sakit dan mencabik-cabik harga dirinya, dalam sekali hentakan Tristan tanpa sengaja mencekik leher Lana Lan.
"Breng. .sek"
umpat nya kesal
Bukannya takut, Lana Lan seakan siap menunggu Tristan untuk mencekiknya lebih dalam lagi.
"Kau... hanya perlu menuruti perintah ku, apakah itu begitu sulit hah?"
"Tristan, apa yang kau lakukan?"
Helena tiba-tiba masuk kedalam, tampak terkejut dengan kelakuan Tristan, memukul laki-laki itu dengan sangat keras. Seketika Tristan mengendurkan pegangan nya.
"Katakan pada gadis sialan ini, bersikap baiklah jika tidak ingin menyesali nya dikemudian hari, aku hanya minta dia menuruti tiap kata-kata ku"
"Kau benar-benar gila"
Helena tampak terlihat begitu marah, mencoba melihat leher Lana Lan Yang memerah.
Gadis itu terbatuk sesaat.
"Kau tahu istilah? pada dasarnya anjing yang terbiasa memakan kotoran manusia, akan tetap memakan kotoran manusia meskipun kau mendidiknya mati-matian"
Lana Lan bicara kesal sambil menekan dada Tristan
"Begitu juga kamu, akan tetap memperlakukan siapa pun sama meskipun orang-orang telah berbuat baik pada mu, kau akan tetap menjadi iblis yang nekat melakukan apapun sesuai kemauan mu"
"Dan aku! tidak Sudi menuruti kemauan mu ba..jingan"
seketika Tristan ingin melesatkan tangannya ke arah wajah Lana Lan, tapi suara seseorang mengejutkan nya.
"Tristan"
kakek tua Xavier menatap wajahnya penuh amarah
plakkk
kali ini pria tua itu yang menampar wajah Tristan
"Jaga sikap mu terhadap seorang gadis"
jangan ditanya betapa marahnya Tristan, dia merasa dipermalukan, menatap Lana Lan dengan sejuta kebencian.
Tristan mendengus
"Apa kau tidak bisa bersikap lebih lembut pada seorang gadis? bukan begitu cara membujuk seseorang, kau benar-benar keterlaluan"
kakek tua Xavier bicara kesal ke arah Tristan, mengusir laki-laki itu dengan perasaan kesal.
Seketika Tristan mengepalkan tangan kanan nya, membuang pandangannya kemudian berlalu dari hadapan semua orang.
"Maafkan dia Lana, dia hanya terbiasa hidup di garis keras, tidak paham bagaimana bersikap lembut kepada seorang gadis dan perempuan"
kakek tua Xavier bicara sambil mengelus lembut kepala Lana Lan
"Sebenarnya dia orang yang begitu hangat dan lembut, hanya saja waktu mengubah wataknya menjadi keras dan pemarah"
********
"Bisakah aku tidak datang?"
Lana Lan bicara pada Helena, bertanya sambil menahan nafas karena wajahnya sejak tadi entah tengah di apakan. Kakek benar-benar hebat dalam membujuk seseorang, bahkan dia malah tanpa sadar berkata ia tadi.
Oh sialan
umpat Lana kesal didalam hatinya.
"Terpaksa datang"
jawab Helena pelan.
"Apa tidak merasa aneh? aku fikir Laura sedang merencanakan sesuatu"
Lana Lan bicara sambil merapikan rambutnya.
Helena menarik nafasnya pelan kemudian mencoba mengencangkan resleting gaun Lana.
"Aku tidak bisa menolak permintaan kakek, dia yang meminta"
Lana Lan ikut menghela nafas, tapi terasa sedikit berat.
"Oke kita selesai"
setelah berkata begitu, Helena menatap lama wajah Lana Lan.
"Kamu begitu sempurna sayang"
ucapnya kemudian sambil menyentuh hangat wajah Lana Lan
"Maafkan aku sudah melibatkan kamu disini"
ucapnya pelan
melihat kejadian tadi membuat dia sedikit ciut, merasa bersalah dan ingin mengakhiri permainan ini secepatnya. Helena Takut Tristan berbuat nekat terhadap Lana Lan dikemudian hari.
"Kita hanya butuh membuat Laura dan Madeline turun dan mengakui semua kejahatannya, membuat kamu mendapatkan kembali saham milik Gideon, setelah itu kamu dan shain bisa melanjutkan hubungan kalian"
Lana Lan melebarkan senyuman terbaiknya
"Aku akan membujuk kakek untuk menunda pernikahan kalian, bahkan jika bisa menukar pernikahan nya"
"mungkin butuh waktu, tapi aku yakin kita bisa membuat semua orang mengulurkan waktu nya"
Ucap Helena pelan.
"Hmm"
Lana Lan mengangguk
"Lana Lan, apa kau sudah siap"
Suara seseorang terdengar begitu kencang dari arah tangga
"Si pencari perhatian sudah datang"
Lana Lan memutar enggan bola matanya
"Aku pergi dulu"
"Berhati-hatilah, shain akan mengawasi mu dari kejauhan"
seketika senyuman Lana Lan mengambang lebar, perasaan kesal yang tadi tiba-tiba berubah menjadi perasaan yang sedikit berdebar-debar tiap kali Helena bicara soal shain.
Laki-laki itu mengawasi dirinya, itu artinya dia bisa sedikit bernafas dengan baik.
Lana Lan melesat cepat menuju ke arah tangga, menemui sang sepupu Laura yang sejak tadi menanti dirinya dengan ketidak sabaran.
Seketika bola mata Laura membulat, dia sedikit tercengang dan..
what? kenapa dia berdandan cantik sekali?
pekik Laura dalam hati
ingin sekali dia menekan Lana Lan seperti biasanya, membuat gadis itu berbalik kembali kekamar agar mengubah semua penampilan Nya, tapi apalah daya sang kakek tua Xavier ada disana, menunggu mereka di ujung bawah tangga.
"Cucu ku sangat cantik sekali"
kakek tua Xavier bicara sambil tertawa pelan, mengulur kan tangan nya menunggu Lana LAN turun dari atas.
Sejenak bola mata Tristan menangkap sosok Lana Lan, lantas dia membuang pandangan nya dengan dongkol.
*******
jelas saja kepalanya terasa pusing tiba-tiba sebab begitu berdiri di sini, Lana Lan bagaikan orang asing yang tidak mengenal satu sosok siapapun disana Tapi Seketika bola mata indah nya membulat saat menyadari siapa gadis cantik berhijab yang ada di ujung sana.
"oh tuhan..."
pekik nya senang
Lana Lan berlarian kecil kearahnya, melonjak senang seakan-akan mendapatkan angin segar ketika melihat wajahnya.
"Oh kakak aku tidak menyangka kamu disini"
dia terus memeluk Ayana sang kakak angkat nya dengan penuh kegirangan
Lana melepaskan pelukannya
"Oh...indah nya menggunakan hijab, mereka melarang ku menggunakan nya, mereka bilang aku pasti sudah gila karena pindah keyakinan"
dia mulai mengeluh dan curhat, menatap bola mata Ayana sambil berkaca-kaca
"Gunakan lah, tidak ada yang bisa menghalangi kepercayaan kita Lana, itu adalah milik hati kita"
"Yang risih lama-lama akan terbiasa"
ucap gadis itu pada nya
Lana Lan hanya diam lantas mengangguk pelan
"Dimana kakak ipar?"
dia bertanya cepat
"Itu dia"
Lana tampak menoleh, langsung tersenyum lebar sambil melambaikan tangan pada laki-laki pemilik hillatop itu, gaohan.
"Kakak ipar"
ucap nya sambil mengambang kan senyum yang menawan, Gao tampak menatap tajam ke arah mereka, menjulurkan tangannya yang berisi minuman lantas menyesap nya hingga akhir.
Di sisi berbeda tampak Tristan mengerutkan dahinya, menatap Lana Lan yang tiba-tiba memeluk seseorang yang lucu nya adalah perempuan yang pernah Tristan inginkan,pernah Tristan culik dan nyaris dia perkosa dulu.
Oh breng..sek
umpat Tristan.
"Kenapa mereka bisa saling mengenal?"
Tristan bertanya pada Ali sang asisten pribadinya
Bahkan jelas dia menaikkan alisnya, menatap ekspresi Lana Lan yang tiba-tiba melambaikan tangannya ke arah....
Dalam sekali gerakan dia memindah posisi tatapan mata nya
Gao?
Lana Lan tertawa riang menatap Gao, melambaikan tangannya sambil mengucapkan sesuatu yang dia tidak tahu apa.
"Ada apa ini? Sejak kapan mereka saling mengenal?"
Jelas Tristan membeku seketika, dia tahu betul siapa Lana Lan, gadis itu bahkan tidak punya banyak teman karena lama tinggal di Manhattan, gadis itu bukan orang ramah yang bisa tersenyum manis dengan siapapun, hanya gadis lemah lembut yang suka cari perhatian terhadap keluarga besarnya.
"Aku tidak mengenal siapapun disini, hanya kakak dan kakak ipar bisik Lana Lan cepat"
"InsyaAllah semua akan baik-baik saja"
Ayana bicara sambil mengelus lembut wajahnya.
Disisi lain Laura tampak terkekeh, bicara dnegan sang pembawa acara untuk memulai aksinya.
"kau yakin sayang?"
"oh tentu saja"
ucap Laura sambil mengembangkan senyumnya semanis mungkin.
Habis sudah riwayat mu malam ini, Lana Lan.
ucapnya dalam hati
Tidak lama Terdengar suara seseorang dari stage depan mengumumkan sesuatu.
Lana Lan yang tengah asik mengobrol bersama Ayana seakan tidak peduli dengan ocehan sang pembawa acara.
"Karena ini adalah ulang tahun Miss Sanna, maka kami meminta salah satu tamu terhormat kita untuk mempersembahkan sebuah lagu dengan permainan pianonya"
sejenak pembawa acara diam
"Miss Lana Lan dari keluarga Gideon"
"Ya?"
Lana tampak terkejut,menoleh ke arah panggung dan Seketika dia mengerutkan dahinya.
oh sialan gadis itu ingin menjebak ku.
"Dan perwakilan dari tuan rumah hillatop, bisa siapapun yang menemani"
"Yang benar saja, Laura sialan itu ingin mempermalukan ku"
pekik Lana Lan tertahan
"Ya?"
Ayana menaikkan alis nya
seketika Lana Lan berbisik pada Ayana
"Dia itu begitu tidak menyukai ku, kamu tahu kak? dia selalu berfikir untuk menyingkirkan ku"
"Dia seakan tahu aku sama sekali tidak bisa bermain piano, dia pasti sudah merencanakan semuanya ini sejak awal"
Kemudian lana Lan mengembangkan senyumnya, berbisik di balik telinga Ayana
"Dia lupa sedang bermain-main dengan siapa, aku Lara Tan bukan Lana Lan"
Ayana tampak tersenyum, menatap bola mata Lana
"Lalu, mau kakak bantu?"
Lana lan kembali mengambang senyumnya, begitu manis dan penuh pesona, menatap dalam bola mata Ayana.
"Katakan"
sejenak Ayana berbisik
"God idea"
Jawab Lana Lan sambil tersenyum senang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Budiwati
lanjut
2023-03-21
0
Nailott
ayo sayang d saatnya kamu. tunjukkan kehebatanmu. love love you sayang, muach. ah,
2022-11-21
0
Siti Khumaira Rahma
salah sasaran si Laura 🤭🤭🤣🤣
2022-10-27
0