Bersabarlah hati "Eliot"

Tristan mondar-mandir sejak tadi di ruangan kerjanya, dia sama sekali tidak bisa fokus pada 1 hal pun saat ini. Kepalanya terasa mau pecah saat mengingat bagaimana sikap Lana Lan.

Jika kemarin dia gila karena Ayana, gadis milik gaohan hillatop, kali ini di menggila dengan cara berbeda dengan Lana Lan.

"Demi tuhan aku tidak jatuh cinta dengan nya brengsek, aku menjadi sangat emosi pada nya kali ini"

"Jangan terlalu membenci nya, nanti takut nya berubah menjadi cinta"

Tristan melotot

"Kau memberi saran pada ku hah?"

oh God

Eliot hanya bisa menarik nafas nya dalam-dalam, dia ingin menangis sebenarnya mendengar keluhan tristan, bukan menangis karena Tristan nya tapi menangisi dirinya sendiri yang harus menjadi pendengar setia dari manusia berhati es dan berwajah sedatar iblis itu tanpa dia inginkan.

Jika dia lari maka dapat dipastikan, kematian akan menghampiri dirinya saat ini juga.

Sejenak Eliot mencoba bersandar dikursi sofa yang dia duduki, masih berusaha mendengar kan ucapan Tristan dengan sungguh-sungguh.

"Lalu apa yang harus kita lakukan pada dia?"

Eliot bertanya cepat

Tristan langsung menoleh

"Kau meminta saran pada ku? aku yang harusnya mendengarkan saran dari mu"

pekik Tristan kesal

Salah lagi

umpat Eliot

saat dia mengingatkan nya katanya dia memberi saran, saat dia mencoba bertanya kata nya malah meminta saran, lalu dia harus bagaimana?

Tuhan, bisakah berikan hamba mu kesabaran mendalam? bubuhkan bubuk-bubuk cinta di hati sang iblis jahanam ini, agar aku bisa terbebas dari perasaan tersiksa yang terus mendera. Tidak bisakah engkau membuat diri sang iblis jatuh sekali saja? hingga aku bisa bebas melanglang buana mencari cinta sejati ku juga di luar sana?

ucap Eliot dalam hati penuh doa, berharap penuh dengan wajah memelas luar biasa.

"Kau mengabaikan ku, Eliot?"

Tristan membentak nya

Damn it

"Tentu saja tidak Kris, come coba kita minum ice di kafe bawah, atau kita benar-benar harus mencari menu baru sejenis bekicot atau lebah atau bahkan kalajengking untuk meredakan perasaan kesal mu Kris"

sebenarnya dia ingin mengajak laki-laki itu bercanda, tapi apa daya laki-laki itu selalu sangat serius dalam hidupnya.

'Kau sedang mengejekku?"

salah lagi

Eliot rasanya ingin sekali melompat dari atap paling tinggi di gedung Xavier company, agar setelah kematian nya datang, maka kedamaian akan menyertai nya. Tapi seketika dia ingat bukankah laki-laki ini terkenal dengan julukan seorang iblis? tentu saja iblis satu ini sangat bisa mencabut nyawa dan mengembalikan nyawa nya sesuai dengan kemauannya.

"Oh come Kris, aku fikir sebaiknya kamu memasukkan kembali Lana Lan ke perusahaan hingga kamu bisa menekannya kapan saja"

ok ini ide paling gila menurutnya, tapi dengan begitu bukankah dia bisa sedikit bernafas dengan lega? ketika Tristan mengamuk pada Lana Lan,dia bisa menghadapi gadis itu secara langsung tanpa harus mengeluarkan semua amarah nya ke diri nya.

Sejenak Tristan berfikir, mengerutkan dahi nya sejenak kemudian tiba-tiba senyuman iblis itu muncul di balik wajahnya.

"Baik, itu juga ide yang cukup cemerlang"

Jelas saja Eliot kegirangan

Lana Lan sayang maafkan aku yang lancang ini, terpaksa memberikan iblis ini ide paling gila sedunia, belajar lah mensyukuri apapun yang terjadi setelah ini sayang ku.

batin Eliot pelan

Oh tuhan bagaimana Eliot harus mengatakan nya?baginya mungkin sesungguhnya Tuhan masih sangat sayang pada nya, sehingga doa nya yang terucap tiba-tiba langsung terkabul begitu saja.

"Kita akan membuat nya berada dikantor ini"

Eliot langsung mengembangkan senyumnya semanis mungkin, rasa syukur bertengger di hatinya.

"Pastikan dia masuk kekantor besok pagi dan menghadap ku bagaimanapun caranya, jika tidak maka aku akan memastikan kematian mu yang akan semakin mendekat setelah ini"