Tubuhnya terasa begitu berat dan sakit, dengan berlahan dia mencoba membuka berlahan bola matanya, awalnya terasa sangat berat namun dia terus mencoba membuka nya secara berlahan, mencoba membiasakan diri dengan silaunya cahaya lampu dan ruangan yang dominan berwarna putih hingga akhirnya dia mulai terbiasa dengan semua nya.
Tampak beberapa orang menatap wajahnya sendu, ini aneh dia mengerutkan pelan dahinya, tidak ada satu orang pun yang dia kenal dari pada mereka kecuali seorang perempuan yang lebih tua 4-5 tahun dari nya yang sempat dia lihat di jalanan hutan atas bukit malam itu, yang bahkan sempat meneriaki nama kembaran nya dengan cara yang begitu histeris.
Dia fikir apakah mereka berhubungan sangat baik? dilihat dari caranya, seperti nya mereka sangat dekat.
Malam itu? kapan malam itu terjadi? Lara tampak panik, apa yang terjadi pada Lana sang kembaran fikirnya?
Dia bahkan tidak bisa berkata apa-apa malam itu, seketika tubuhnya tumpang dan dia jatuh pingsan
"Apa kamu baik-baik saja, Lana?"
Suara seseorang wanita berusia 45 tahunan memecah keadaan
Lana? apa tidak salah?orang itu memanggilnya Lana?
Dia tampak mengerutkan dahinya, menoleh ke arah perempuan yang berdiri tidak jauh di depannya, perempuan itu yang tahu soal kenyataan yang sebenarnya.Dia berharap perempuan itu menjawab perkataan tidak masuk akal dari wanita hampir paruh baya itu.
"Bagaimana perasaan mu, sayang?"
alih-alih menjelaskan kenyataan, perempuan itu malah mendekati nya, mencium hangat keningnya sambil bertanya sesuatu yang tidak masuk akal
"kamu membuat semua orang khawatir, katakan pada ku, siapa yang mengancam mu hingga hampir mencelakai diri mu, Lana?"
Lara masih tetap mengerutkan dahi nya, menatap dalam bola mata perempuan itu
"Sayang ada apa?"
Seorang pria tua menggunakan kursi roda yang duduk di hadapan nya bertanya sambil menggenggam erat tangan nya
"kenapa? kau bingung harus meletakkan kebohongan mu dimana"
tiba-tiba seorang pria masuk ke dalam ruangan itu
lara menoleh, dia fikir pria itu sosok yang tampan tapi aura nya tampak begitu dingin dan tidak mengenakkan
"Kali ini permainan apa lagi yang akan kamu lakukan, Lana Lan?"
tanya nya kemudian langsung duduk di atas kursi sofa yang ada di sudut ruangan
"Tristan"
sang pria tua seakan tidak suka dengan ucapan pria muda itu
Lara fikir pria itu bergaya terlalu sok berkuasa
"Bukankah aneh,kek? setelah menghilang 2 hari lebih, kenapa tiba-tiba kembali dengan keadaan sekacau ini? bisa jadi dia sedang bersenang-senang dengan kekasihnya"
tanyanya lagi
Lana memperhatikan pria itu, Kemudian membuang pandangannya kembali menatap perempuan tadi
"Siapa kalian?"
Pertanyaan itu meluncur begitu saja dari bibir lara masih terus mengerutkan dahinya
Tentu saja, siapa memangnya mereka? tidak satu pun yang dia kenal di antara mereka
"Apa?"
Sang pria tua yang dipanggil kakek tampak terkejut, wanita yang ada di hadapannya dengan cepat berlarian keluar memanggil dokter
"Kau... tidak mengenal kami?"
kakek itu bertanya dengan nada gemetaran
"Tidak, aku tidak mengenal satu pun di antara kalian"
Jawab lara lagi
"Aku fikir terjadi...."
Belu sempat dia bicara, perempuan yang ada di hadapannya itu dengan cepat menggenggam tangan lara, menatap dalam bola mata lara
"Kau tidak bisa mengenali aku Lana? ini aku Helena, sayang jangan membuat semua orang takut, bahkan semua orang menunggu kepulangan mu"
perempuan itu bicara sambil terus menatap wajah lara, seakan berkata tolong berpura-pura lah menjadi Lana
"Meskipun tidak bisa mengingat satu pun di antara kami, tolong pulang lah kerumah, hmm"
"Apa kau yakin dia lupa ingatan?"
pria angkuh tadi masih bertanya dengan suara dingin nya
"Dia bukan nya begitu pandai berakting?"
lara Langsung menoleh ke arah pria itu
"Kau siapa tuan? kenapa hidup anda seakan-akan begitu punya banyak masalah terhadap saya? cihh ini lucu sekali"
lara berkata sambil membuang pandangannya
"Tidak bisakah dia keluar saja dari sini? dia semakin membuat kepala ku sakit"
bentak lara kesal
"Apa?"
tampak semua orang kaget dengan ocehan lara, seorang dokter dan beberapa perawat yang datang ikut mematung. sang pria Tristan langsung melotot menatap lara
"Kau bilang apa?"
"Aku bilang keluar dari sini, kau membuat kepala ku semakin pusing".
lanjut lara kembali,lantas melotot kesal ke arah Tristan
"Apa kau tuli?"
seketika rahang Tristan mengeras, tampak kilatan amarah dari balik bola matanya
"Berani sekali kau terhadap calon suami mu sendiri"
nada bicara Tristan terdengar begitu mengerikan
"Apa?"
lara tampak terkejut
"Kau bilang apa?
tanya nya kemudian dengan tatapan tidak percaya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Lisa Icha
seru Lara dapat lawan Tristan
2024-01-20
0
Budiwati
hahahaha
2023-03-20
1
Nailott
ha ha,,mampus. kau tristsn,!!!""permainan baru di mulai,hanya helens yg. tahu.,
2022-11-19
0