Arumi Bakhtiar tak kuasa menahan isak tangisnya kala mendapati perselingkuhan suaminya di hari pertama pernikahannya .Wanita itu merasa terkhianati karena kelakuan Raihan. Saat menjadi janda , ia sering menerima bulian dari teman sekantornya. Hingga ia bertemu dengan seorang loper koran yang akan membuat cintanya kembali menyala.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wahyuning, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Pagi itu Arumi buru - buru berangkat ke kantornya karena wanita itu bangun kesiangan. Bahkan ketika melewati meja makan , wanita itu tidak ikut bergabung dengan Mahesa dan sang istri , karena ada meeting mendadak yang harus ia hadiri pagi itu.
"Kamu tidak sarapan dulu Sayang ?",tanya Reva saat sang putri turun dari kamarnya dan berpamitan kepadanya beserta sang suami sebelum berangkat ke kantor .Arumi tidak melupakan kebiasaan lamanya yang mencium tangan kedua orang tuanya saat hendak pergi dari rumah.
"Arumi sarapan di mobil aja Ma ,Pa ! Arumi tadi bangun kesiangan Ma jadi ga sempet sarapan deh .Lagian pagi ini ada meeting urgent Ma dengan klien penting yang harus aku hadiri ",jawab Arumi seraya mencomot roti tawar dan memberi selai strawberry kesukaannya dan hendak mengunyah roti tersebut didalam mobil nanti untuk menghemat waktu karena ia tidak terbiasa menyetir sendiri nanti. Selalu ada Mang Bejo yang menjadi supir pribadinya yang siap mengantarnya kemana - mana.
Kedua orang tuanya hanya geleng - geleng kepala melihat tingkah Arumi. Mereka berharap Arumi bisa melewati masa insecure yang dirasakannya selama ini. Mereka berdua tahu bahwa putri mereka sedang tidak baik - baik saja meskipun Arumi bisa menyembunyikan hal itu didepan orang tuanya.
"Kasihan Arumi ya Pa ! Semoga kedepannya putri kita mendapat jodoh yang lebih baik dari Raihan. Jujur ,Mama sangat sedih melihat putri kita hancur Pa ! Seandainya Dasta ada disini pasti dia akan membela kakaknya mati - matian ",ucap Reva yang terlihat berkaca - kaca.
Desta adalah adik Arumi satu - satunya. Laki - laki itu memang masih menjalani masa akhir perkuliahannya di Amerika hingga tidak bisa hadir diacara pernikahan Arumi.
"Mama jangan khawatir ! Papa yakin putri kita kuat menjalani semua ini", hibur Mahesa pada istrinya dan kemudian keduanya melanjutkan sarapan pagi yang sempat tertunda.
Saat Arumi keluar , Pak Bejo sudah memanasi mesin mobilnya dan telah siap mengantar Arumi ke kantor.
"Non Arumi sudah siap ?",tanya laki - laki paruh baya yang berbadan gembur namun berhati tulus itu pada Arumi. Mang Bejo sudah mengabdi pada keluarga Arumi lebih dari sepuluh tahun . Laki - laki yang punya dua anak dan satu istri di kampung itu merasa nyaman dan betah kerja dirumah Arumi karena kebaikan Mahesa sekeluarga.
"Sudah Mang ! Kita ke kantor sekarang ya Mang soalnya bentar lagi ada meeting di kantor ! ",jawab Arumi pada sang sopir pribadinya tersebut.
Mang Bejo dengan terburu - buru segera membuka pintu mobil untuk sang majikan .
"Silahkan Non Arumi ",ucap Bejo sesaat setelah ia membuka pintu jog mobil bagian belakang pada Arumi.
"Makasih Mang ",jawab Arumi dengan hormat. Meskipun di kantor Arumi terkenal keras dan disiplin ,namun saat dirumah ia memperlakukan ART dan para supir dengan baik , hal yang diajarkan oleh sang Mama tercinta .
Sesampainya didalam , Arumi segera memasang seatbelt miliknya , sementara Mang Bejo segera menempati kursinya dan kemudian bergegas mengantar Arumi ke kantor Mahesa Group.
Perjalanan pagi itu cukup macet. Kalau bukan macet apalagi saat jam kerja berlangsung , bukan kota metropolitan namanya . Mang Bejo selalu mematuki peraturan lalu lintas yang berlaku dan selalu berhati - hati dalam bekerja agar majikannya selamat dan nyaman dengan mobil yang ia jalankan .
Seperti saat itu, Mang Bejo menghentikan mobilnya saat ada lampu merah menyala.
Arumi selalu melirik kearah arloji yang dipakainya saat itu , merasa khawatir bila ia akan terlambat menghadiri meeting penting yang akan ia pimpin . Wanita itu sangat menghargai waktu dan tidak pernah sekalipun terlambat dalam menghadiri acara apapun di kantornya tersebut.
Saat pikiran Arumi berkecamuk , tiba - tiba ada ketukan dari luar yang menawarinya koran.
" Mari korannya Bu, Pak " , tawar seseorang yang tidak begitu asing padanya karena mereka berhenti pada saat lampu merah menyala. Dan biasanya waktu itu dimanfaatkan oleh para loper koran menjajakan korannya.
Mang Bejo mengatakan tidak pada Si penjual koran karena tahu majikannya sedang terburu - buru .
Netra Arumi bergerak mengikuti sumber suara yang menawarkan koran tadi dan ternyata laki - laki itu adalah OB yang sempat ia bentak kemarin .
Mata keduanya saling menatap satu sama lain .
Pandangan Reza teralihkan kala Arumi memotong tatapan mereka yang saling beradu.
Untuk mengurangi rasa kegugupannya , Reza pun menyapa Arumi.
" Eh Bu Bos rupanya , maaf ya Bu Bos karena menghadang perjalanan Anda " , ucap Reza seraya tersenyum simpul pada Arumi. Laki - laki itu tidak mengira bahwa mobil tersebut adalah mobil bosnya di kantor . Reza memang memiliki jatah masuk pukul 08.00 WIB hari ini .
Arumi tidak menanggapi ucapan Reza , bersikap cuek dan dingin seperti es balok .
Rupanya Arumi masih kesal pada sikap Reza yang berani menceramahinya kemarin.
Laki-laki itu hanya tertawa renyah dalam hati.Hal itu karena melihat wajah bosnya yang selalu cemberut .
Tia ternganga.
Tak percaya dengan ancaman yang baru dilontarkan Michael padanya.
Jadi..Tia ikut atau menolak ?
Baca novelnya "MENGEJAR CINTA KAKAK KELAS"
Klik aja akun ini..
Selamat membaca 😘
bagus
semangat