"Ternyata, orang yang aku kira menyayangi ku, adalah orang yang mengharapkan kematian ku, " ujar jiwa Ciara lurus di atas salju yang dingin.
"Tuhan... jika aku di beri kesempatan untuk hidup kembali, aku mohon Tuhan, ijinkan aku untuk membalas semua rasa sakit ini.. " ujar Ciara kembali.
Cetasss..
Jleederrr..
jleedeerrr..
"Aku tau Tuhan, kau mendengar semua ucapan ku, ".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Makmisshalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab-10. Pesta Bunga
 Gambaran Ciara, Mak bingung nyari photo nya🤧.
"Kurang ajar... kenapa wanita bodoh itu bisa berubah? kenapa dia harus tampil secantik itu? ini tak bisa di biarkan, aku tak mau dia tampil sempurna seperti itu, " monolog Sania dalam hati, dia menatap Ciara penuh kebencian serta penuh rasa iri.
"Maaf Adik, Kakak membuat mu lama menunggu, " ujar Ciara.
"Tak masalah Kakak, aku juga baru keluar, " ujar Sania kembali berwajah lembut, yang berperan baik dalam kepura-puraan.
"Adik kau cantik sekali, " ujar Ciara memuji Sania.
Seketika Sania terlihat bahagia mendengar pujian itu, karna Sania memang gila akan pujian.
"Dari dulu sekarang kau sama saja Adik, kau hanyalah orang yang haus akan pujian, " monolog Ciara dalam hati.
"Kakak mulut mu manis sekali, " ujar Sania.
"Kau memang cantik Adik, karna kau memang yang tercantik," ujar Ciara terus memuji Sania.
"Kakak hentikan, nanti aku terbang jika Kakak terus berbica manis seperti itu, " ujar Sania.
"Kalian, kenapa masih disini saja, apa kalian tak takut terlambat? ayo cepat segeralah kalian pergi, " ujar Mariana.
"Baik Ibu kita akan pergi, " ujar Sania.
"Ingat.. jaga Kakak mu, jangan sampai dia di tindas orang lain, " ujar Mariana.
"Ibu jangan khawatir, Kakak akan selalu berada di sisi ku, aku akan menjaga nya seperti biasa, " ujar Sania.
"Bibi tenang saja, selama ada Sania aku akan selalu aman, " ujar Ciara.
…………………………………………
"Rupanya dia akan menghadiri pesta bunga itu, " ujar seseorang.
"Ya Tuan, dia akan hadir kesana bersama Adik dari Paman angkat nya itu, " ujar pengawal setia nya.
"Seperti nya akan ada pertunjukan menarik lagi, aku jadi tak sabar untuk melihat nya, " ujar sang Tuan.
"Apakah Tuan akan kesana?" tanya Pengawal nya.
"Tentu, bukan kah Tuan rumah telah mengundang ku, maka dari itu aku tak kan menyia-nyiakan undangan tersebut, " jawab sang Tuan.
"Kalau begitu saya akan siapkan hadiah untuk Tuan rumah, " ujar Pengawal.
"Tunggu!!" ujar sang Tuan menghentikan langkah Pengawal nya itu.
"Ada apa Tuan?" tanya Pengawal.
"Siapkan hadiah lain nya, hadiah yang di sukai para wanita, tentunya hadiah nya harus hadiah yang paling bagus, namun jangan terlalu mencolok, " jawab sang Tuan.
"Untuk siapa hadiah itu Tuan? apakah ada orang yang khusus di pesta itu?" tanya Pengawal.
"Kau cukup siapkan semuanya dengan benar, nanti disana kau akan tau sendiri hadiah itu untuk siapa, " jawab sang Tuan.
"Baik Tuan, " ujar Pengawal lalu pergi untuk menyiapkan semuanya.
"Jika kau bisa lepas dari masalah seperti di masa lalu, maka aku akan memberikan hadiah itu langsung ke tangan mu, " ujar sang Tuan itu.
(Hayo... siapa coba dia?)
………………………………………
"Ternyata semua nya nampak sama seperti dulu, riasan nya yang megah, bunga-bunga yang cantik berjejer rapih, semua tamu yang bersaing dalam penampilan yang sama, pastinya mereka juga adalah orang yang sama, yaitu orang-orang yang menertawakan kebodohan ku, aku ingin lihat.. apakah hari ini kalian juga akan menertawakan ku seperti dulu? menghina ku? mencibir ku? dan terus mengatai ku sebagai orang bodoh tanpa henti?" monolog Ciara dalah hati, memandangi pesta bunga dari jendela kereta kuda.
"Kakak, apakah penampilan ku sudah bagus?" tanya Sania membuyarkan lamunan Ciara.
"Kau selalu tampil cantik Adik, jadi bagaimana pun penampilan mu, semua nya akan selalu nampak bagus, aku yakin pasti akan banyak orang yang mengagumi kecantikan mu itu, " jawab Ciara.
"Kakak kau selalu saja bermulut manis, " ujar Sania bahagia atas pujian Ciara.
"Kita telah sampai Adik, " ujar Ciara.
"Ayo Kakak, Kakak terus ikuti aku, jangan sampai jauh-jauh dariku, karna aku tak ingin Kakak di tindas orang lain, " ujar Sania berjalan lebih dulu di depan Ciara.
"Adik kau yang terbaik, " ujar Ciara.
"Ini semua demi Kakak, " ujar Sania.
"Mari kita lihat pertunjukkan nya, tiga.. dua.. " gumam lirih Ciara menghitung mundur, Ciara ingin tau, apakah ucapan Sania juga akan sama seperti dulu.
"Akhirnya kamu datang juga Sania, " ujar Lani.
"Hah... ucapan yang sama, aku ingin lihat ucapan apa yang akan kau katakan setelah melihat ku nanti, apakah akan sama juga?" monolog Ciara dalam hati.
"Maafkan aku datang terlambat, kamu tau sendiri aku harus menunggu Kakak ku dulu, " ujar Sania sama dengan yang dia ucapkan di masa lalu.
"Tidak apa-apa, Kamu ini terlalu baik, sudah tau Kakak mu bodoh seperti... Sania apakah ini Kakak mu, " ujar Lani terkejut melihat penampilan Ciara.
Seruan Lani begitu keras, hingga semua orang yang ada di ruangan itu menoleh, dan mereka semua juga sama terkejut nya seperti Lani, hingga bisik-bisik pun terdengar.
"Apakah benar dia itu Nona pertama kediaman Cang?"
"Seperti nya bukan, "
"Dia cantik sekali, "
"Bukan kah Nona pertama keluarga Cang itu seperti badut, lalu siapa dia?"
"Itu memang dia, lihatlah postur tubuh nya, "
"Ya itu memang dia, hanya saja kali ini dia tak menggunakan bedak tebal di wajah nya, "
"Memang nya kenapa kalau dia cantik, ingat dia itu bodoh, "
"Kau berbicara seperti itu, hanya merasa iri atas kecantikan nya bukan?"
Bisikan-bisikan itu terus terdengar, ada yang memuji, ada juga yang masih menghina Ciara, sementara Sania... dia mengepalkan tangan nya kuat, hingga jari kuku nya sampai memutih.
"Kurang ajar, dia merebut posisi ku, bukan ini yang aku harapkan, " gumam Sania dalam hati penuh kemarahan.
"Sania ayo nikmati acara nya, bawalah Kakak mu duduk, " ujar Lani.
"Berubah, semuanya benar-benar berubah, Adik aku yakin kamu pasti saat ini sedang menggerutu dalam hati, " gumam lirih Ciara yang hanya bisa di dengar dirinya sendiri.
"Terimakasih Lani, dan ya dia Kakak ku, aku sengaja menyiapkan segalanya, agar Kakak ku ini tampil dengan sempurna, " ujar Sania yang tetap ingin mendapatkan pujian.
"Jadi itu karna mu, hm.. pantas saja penampilan nya berubah, kamu memang Adik yang baik Sania, " puji Lani.
"Kamu tau sendiri kan Kakak ku seperti apa?" tanya Sania memberikan jalan untuk menghina Ciara.
"Hum, aku tau, dia jauh berbeda dengan mu, kau itu pintar sedangkan dia.. " ujar Lani menggantung ucapan nya.
"Jangan berbicara seperti itu, mau dia seperti apapun dia tetap Kakak ku, dan aku sangat menyayangi nya, " ujar Sania.
"Sungguh Adik yang baik, "
"Beruntung sekali kalau aku punya saudara seperti Nona Sania, "
"Kecantikan wajah sekaligus kecantikan hati, ".
Kembali bisikan itu terdengar, dan kali ini bisikan memuji kebaikan Sania.
"Ternyata begitu caramu, baiklah Adik, aku akan mengikuti semua permainan mu, " monolog Ciara dalam hati.
"Menarik, seperti yang aku katakan, pesta kali ini.. pasti tak akan membosankan seperti pesta yang lain nya, " ujar seseorang yang dari tadi memperhatikan Ciara.
Yah... Bersambung.
lanjut thorr
lanjut up lagi thor💪💪💪💪