NovelToon NovelToon
Menantu Licik, Pembalasan Istri Yang Tersakiti

Menantu Licik, Pembalasan Istri Yang Tersakiti

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:38.2k
Nilai: 5
Nama Author: Reni Juli

Setelah dua tahun menikah, Laras tidak juga dicintai Erik. Apapun dia lakukan untuk mendapatkan cinta suaminya tapi semua sia-sia. Laras mulai lelah, cinta Erik hanya untuk Diana. Hatinya semakin sakit, saat melihat suaminya bermesraan dengan Dewi, sahabat yang telah dia tolong.
Pengkhianatan itu membuat hatinya hancur, ditambah hinaan ibu mertuanya yang menuduhnya mandul. Laras tidak lagi bersikap manja, dia mulai merencanakan pembalasan. Semua berjalan dengan baik, sikap dinginnya mulai menarik perhatian Erik tapi ketika Diana kembali, Erik kembali menghancurkan hatinya.

Saat itu juga, dia mulai merencanakan perceraian yang Elegan, dibantu oleh Briant, pria yang diam-diam mencintainya. Akankah rencananya berhasil sedangkan Erik tidak mau menceraikannya karena sudah ada perasaan dihatinya untuk Laras?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10. Tuduhan Tak Berdasar

Mobil hitam yang membawa Laras dan Dewi berhenti tepat di depan gedung kaca menjulang milik Nugraha Group. Modern, elegan, dan terlalu mewah untuk dibandingkan dengan kantor Wijaya Corp. Dewi bahkan tak bisa menyembunyikan tatapan takjubnya.

“Jagalah sikapmu, jangan membuat malu,” ucap Laras dingin sambil membuka pintu.

Dewi hanya mendengus, berusaha tetap anggun meskipun hatinya mulai tak tenang. Hari ini, dia harus membuktikan diri. Bukan hanya pada Erik, tapi juga pada Laras.

Mereka disambut dengan baik, lalu dibawa ke lantai tertinggi oleh seorang asisten pribadi yang sopan dan kaku. Aroma kopi mahal dan kesegaran udara dari tanaman indoor menyambut mereka ketika pintu ruang utama terbuka.

Dan di sanalah Briant Nugraha berdiri.

Tinggi. Tegap. Setelan abu-abu armani membungkus tubuh atletisnya dengan sempurna. Wajahnya bersih dan tajam, dengan rahang kokoh dan senyum yang berbahaya.

Begitu Laras dan Dewi masuk, pria itu menoleh. Sekilas, matanya berhenti lama di wajah Laras. Namun senyumnya berkembang saat melihat Dewi. Wanita itu berhenti sejenak, terpesona dengan ketampanan serta kegagahan pria itu.

"Selamat siang, Pak Nugraha. Kami diutus oleh perusahaan Wijaya untuk membahas bisnis denganmu," ucap Laras sopan.

"Aku sudah tahu itu," Briant melangkah menghampiri.

“Laras Wijaya,” ucap Laras datar. Satu tangannya disodorkan. Briant menjabat tangannya dengan profesional.

“Dewi.” Wanita itu menyebut namanya dengan nada menggoda, sambil menyentuh tangan Briant sedikit lebih lama daripada yang seharusnya.

Briant menatapnya, lalu menarik tangannya dengan cepat. “Silakan duduk.”

Mereka bertiga duduk menghadap jendela besar yang menampilkan panorama kota. Briant membuka pembicaraan langsung, suaranya dalam dan tegas. “Saya sudah pelajari proposal dari Wijaya Corp. Menarik, tapi belum cukup membuat saya yakin.”

"Aku membawakan proposal baru, Tuan Nugraha," Sahut Dewi, mengeluarkan proposal yang memang sudah dia siapkan.

"Bagus, aku suka dengan rencana cadangan," Briant mengambil berkas miliknya. Dewi tersenyum, dia melirik Laras untuk mengejek.

"Lihatlah, aku yang akan mendapatkannya," bisiknya.

Laras hanya tersenyum, dia duduk dengan tegak apalagi Briant sempat melirik. Sepertinya pria itu mendengar apa yang Dewi bisikkan. Sungguh wanita bodoh, tapi dia akan memberikan kesempatan.

Beberapa menit, suasana hening. Briant sibuk dengan proposal milik Dewi tapi baru memeriksa beberapa lembar, dia sudah menutupnya kembali.

"Bagaimana, Tuan Nugraha. Apa proposal itu sudah bagus?" Dewi tampak bersemangat.

"Bagus, yeah. Tapi tidak sebagus proposal awal," Briant tersenyum. Proposal itu pun dikembalikan.

"Apa? Tidak mungkin! Cobalah periksa dengan teliti," Protesnya. Nada bicaranya pun sedikit tinggi. Dia tidak terima karena dia mempersiapkan proposal itu dengan sungguh-sungguh.

"Dewi, kau sungguh tidak sopan!" Ucapan Laras membuat Dewi melotot. Wanita itu pasti ingin mempermalukan dirinya.

"Maafkan rekan saya, Pak Nugraha. Dewi belum pernah bertemu dengan klien, ini perdana baginya."

"Oh, bisa aku lihat. Tidak perlu tidak enak hati, aku memaklumkan."

“Terima kasih atas pengertiannya. Aku membawa proposal yang sudah direvisi dari penawaran sebelumya. Lebih fleksibel, dan profit sharing-nya kami sesuaikan sesuai evaluasi pasar terkini.” Laras mengeluarkan berkas tambahan yang sudah ia siapkan.

"Tolong diperiksa terlebih dahulu," Laras tersenyum, Dewi melihat senyuman itu seperti sebuah penghinaan bagi dirinya.

Kedua tangan mengepal dibawah meja. Seharusnya dia meminta bantuan Erik saat menyiapkan proposal itu, mungkin dia sudah mendapatkan perhatian dari Briant Nugraha.

Sementara Laras berbicara lancar dan profesional, Dewi hanya bisa diam. Sesekali mencoba menyisipkan komentar, tapi setiap kali ia berbicara, Laras langsung memotongnya. Dia tidak akan membiarkan pengkhianat itu mengacaukan semuanya.

Briant hanya tersenyum sopan, namun kembali fokus ke Laras. Dewi bergerak gelisah, berusaha menggoda pria itu. Terkadang, dia memperlihatkan senyuman genitnya, untuk mengalihkan perhatian Briant dari proposal milik Laras.

Tapi pria itu tidak peduli, dia justru serius berbicara dengan Laras. Dan terlihat cukup jelas, Briant Nugraha tampak tertarik dengan Laras.

“Menarik sekali. Saya suka cara berpikirmu, Bu Laras,” kata Briant sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi. “Kau terlihat seperti seseorang yang tahu apa yang diinginkan… dan tahu bagaimana mendapatkannya.”

Dewi menyela, mencoba merebut perhatian. “Kami akan bekerja keras untuk membuat kerja sama ini menguntungkan. Tentu saja, saya pribadi sangat menantikan kolaborasi ini, Pak Briant.”

Briant melirik sekilas, tersenyum ramah. “Saya yakin itu.”

Tapi tatapannya kembali tertuju pada Laras.

“Apakah Anda yang akan memimpin proyek ini jika kami setuju?” tanyanya langsung pada Laras.

“Tentu saja, Pak Nugraha. Saya tidak mau mengecewakan, apalagi Pak Nugraha klien penting kami,” jawab Laras tanpa ragu.

“Sempurna.” Briant tersenyum lagi. Kali ini, senyumnya lebih dalam, mengandung sesuatu yang hanya bisa dimengerti oleh wanita yang terbiasa menghadapi pria.

Dewi merasakan jantungnya berdegup tak nyaman. Tidak. Seharusnya dia yang mendapat perhatian itu. Dirinyalah yang paling memikat, paling menarik. Tapi sejak tadi... Briant bahkan tidak memperhatikannya. Dan yang paling membuatnya kesal adalah, Laras yang mendapatkan kerja sama itu.

"Ini kartu nama saya," Laras memberikan kartu namanya, "Pak Nugraha bisa menghubungi saya kapan saja jika masih ada yang kurang dalam proposal itu."

"Tentu. Aku akan memberi kabar secepatnya."

"Terima kasih," Laras berdiri, "Senang dapat bertemu dengan pak Nugraha," Laras mengulurkan tangan, dan tersenyum.

"Begitu juga dengan aku," Briant menyambut uluran tangannya. Dia menggenggamnya lama, tangan lembut yang sedikit sulit dilewatkan.

Dewi memandangi gelagat itu dengan curiga. Dia bisa melihat ada ketertarikan dari tatapan mata pria itu terhadap Laras. Apakah Laras telah bertemu dengan pria itu sebelumnya dan menggodanya? Sebab itulah dia sudah tahu proposal awal tidak disukai sehingga membawa yang sudah direvisi?

Jangan-jangan memang itulah yang terjadi. Mungkin saja Laras sudah tidur dengannya. Seharusnya dia curiga sejak awal, kenapa Laras begitu percaya diri.

Pertemuan selesai. Mereka pamit, dan Briant sendiri yang mengantarkan mereka ke lift.

“Saya pasti akan memberikan keputusan dalam waktu dekat,” ucapnya sambil menatap Laras, bukan Dewi. “Tapi saya rasa, kita akan sering bertemu.”

Laras hanya mengangguk, lalu masuk ke lift tanpa sepatah kata pun. Dewi tersenyum, pada Briant yang masih berdiri di depan lift tapi lagi-lagi tatapan pria itu tidak berpaling dari Laras.

Wajahnya berubah menjadi masam. Ketertarikan yang ditunjukkan secara terang-terangan, apa pria itu tidak tahu Laras istri Erik?

Dewi menatap pantulan wajahnya di pintu logam mengilap yang sudah tertutup. Pujiannya begitu kecil, tak berarti. Dan jelas, tak sebanding dengan perhatian yang Briant berikan pada Laras.

Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Dewi merasa tersingkir. Dan itu... membuatnya panas. Dia akan memanfaatkan itu untuk mengadu domba Erik dan Laras.

***

Di dalam mobil, Laras menyandarkan kepala ke kursi. Jantungnya masih berdebar. Walau dia bersikap tenang, tapi dia sedikit gugup.

"Rupanya kau sudah merencanakan semuanya," Desis Dewi, sambil menyilangkan kedua tangan.

"Merencanakan apa?" Laras meliriknya dengan malas.

"Kau pasti sudah merayunya terlebih dulu, kan? Kau telah menemuinya, sebab itu kau membawa proposal yang sudah direvisi dan sengaja mengajak aku serta. Kau ingin mempermalukan aku karena kau sudah tahu sejak awal, pria itu tidak akan menerima proposal milikku."

"Cih, tuduhan yang tak berdasar!" Ucap Laras malas.

"Apanya yang tidak berdasar? Kau telah merayunya terlebih dahulu dengan tubuhmu!"

"Jaga ucapanmu, Dewi!" Laras menatap tajam, "Aku tidak seperti dirimu, begitu mudah naik ke ranjang seorang laki-laki untuk mendapatkan apa yang kau inginkan. Lagipula, apa kau tahu siapa Briant Nugraha?" Laras kembali bersandar di kursi.

"Dia bukan pria seperti Erik, yang dapat kau goda dengan mudah bahkan dia tidak tertarik dengan tubuh murahanmu itu. Kau sudah melihatnya tadi, kan?"

"Kau?" Dewi menahan diri untuk tidak membalas. Rupanya Laras tahu, apa yang dia lakukan.

"Hng, aku memang salah. Pria itu tidak mungkin tertarik padamu!" Dewi mengibaskan rambutnya.

Briant Nugraha bukan pria biasa. Dia tidak bisa menggoda pria seperti itu, apalagi Laras.

1
Ma Em
Semoga Laras segera tau siapa yg menabrak Laras .
Dewi Ariyanti
Erick kau mendekati Laras hanya ingin memberikan ibumu cucu nanti setelah itu kau pasti kau berselingkuh lagi ck ck itu tidak akan mungkin terjadi karena laras akan pergi meninggalkan mu sebelum usahamu tercapai
Ikoh Jenggung
Erik mungkin penasaran aja karna belum mencicipi laras makanya mau melakukan apapun
Mr Lie 🍇✰͜͡v​᭄
Erik pede sekali bisa bobo n menghasilkan cucu buat emaknya 🤣
hayuu Erik n Ratna cemuuuunguut utk tujuan kalian yg bersebrangan 🤣🤣
Sunaryati
Segera Laras jangan sekedar rencana
Sunaryati
Mintalah pada Laras pasti dikasih
mery harwati
Ayo Ratna berusahalah lebih keras lagi untuk mengambil buku nikah Erik & Laras agar rencanamu semakin mulus untuk mengesahkan perceraian Erik & Laras 💪😛
Mr Lie 🍇✰͜͡v​᭄
Laras seakan memberikan Erik sayap utk terbang tinggi ternyata sayapnya rapuh, Erik jatuh lagi gubrak 🤣🤣
semangat utk mendapat luka Erik 🤣
Lianty Itha Olivia
kasihan juga lihat perjuangan Erik KLO SDH begini
Ikoh Jenggung
ssekarang biarin Erick terbang nanti hempaskan sampai titik paling dalam
Dewi Ariyanti
💪💪💪Laras biarkan Erick merasa terbang tinggi dan berbunga bunga dan setelah itu kau hempaskan seperti angin biar dia merasakan apa yang kau rasakan dulu
🌈Yulianti🌈
nanti pas s Diana datang mana janji mu mana sumpah mu yg pernah kau ucapkan dahulu pokoknya mpreet lah kau erik
Ma Em
Laras emang kamu yg terbaik biarkan si Erik berusaha sendiri untuk berubah dan perbaiki dirinya paling nanti lama2 selingkuh lagi .
Susan Susanti
semangat briant 💪
mery harwati
Istri orang lebih menantang Briant 😄
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾
Go go pebinor🤣🤣👍👍
lyani
istri org lebih menggoda y bre
lyani
sedangkan kau suami tak tahu berterima kasih Rik,dah capek kak Reni cariin istri sebegitu sempurna masih aja cari selingkuhan...heran dehhh
🌈Yulianti🌈
istri orang memang sebuah tantangan briant tp sayang Laras juga blm tentu memilih kamu bisa jd Laras juga trauma akan sebuah penghianatan dan perselingkuhan
Mr Lie 🍇✰͜͡v​᭄
masalah nya Laras ogah memperbaiki n itu menjadi peluang buat Briant 🤭
hayuuu Briant gaskeun 😁
buat Erik kebakaran jenggot 🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!