Meski telah menikah puluhan tahun Dara tidak mampu merebut hati sang suami Hadi Prayoga.
karena mereka menikah karena perjodohan yang diatur oleh keluarga mereka atas usulan dari Dara.
Dara mencintai Hadi sejak pertemuan pertama mereka yang membuat Dara meminta pada orang tuanya untuk mengatur perjodohan mereka.
waktu perjalan selama 14 tahun pernikahan mereka sudah dikaruniai anak yang menginjak usia remaja. tapi cinta yang Dara harapkan tak kunjung datang.
Dara terus mengejar cinta suaminya hingga melupakan kewajibannya sebagai orang ibu yang membuat anak Dara, Davin membencinya.
Bagaimana kisah rumah tangga antara Dara dan Hadi apakah ada keajaiban sehingga Hadi dapat mencintai istrinya? atau Dara menyerah karena Hadi tak dapat membuka hatinya untuk Dara?
saksikan kelanjutan ceritanya dan mohon support untuk karya pertamaku Terima Kasih 🙏🏻
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Biokunai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29.
"Ada apa ini ? Kenapa ribut-ribut seperti ini?"Tanya mama Alina kepada kedua menantunya.
"Aku juga tak mengerti kenapa Jihan sampai seperti ini." Ucap Dara santai mengarah pandangannya pada Jihan yang tengah mengatur nafas mereda emosinya yang tiba-tiba tak terkendali.
"Ada apa Jihan? Kenapa kalian sampai ribut seperti ini? Apa kalian tidak malu pada anak-anak, bukan mencontoh yang baik malah ribut seperti ini?!"Omel mama Alina pada kedua memantunya.
"Maaf ma,-"Dara menunduk mendengar omelan dari mertuanya.
"Maaf ma, Jihan salah."Timpal Jihan juga menunduk tak berani menatap ibu mertuanya.
"Bi, temani anak-anak bermain di belakang. Saya ada urusan dengan mereka. Dan jangan sampai anak-anak tau tentang ini." Ucap Alina kepada pembantunya yang langsung menyusul anak-anak menuju taman belakang.
"Kalian berdua ikut mama." Ajak mama Alina menuju ruang kerjanya diikuti Dara dan Jihan di belakangnya.
***
Di ruang kerjanya mama Alina duduk berhadapan dengan kedua menantunya.
"Siapa dulu yang mau menjelaskan, kenapa kalian sampai ribut seperti tadi?"Tegas Alina.
"Ini salah Dara ma, Karena tidak peka dengan perasaan Jihan. Tadinya Dara khawatir dan bertanya ada apa dengan keadaan Jihan yang tengah murung duduk sendirian di ruang tengah.
Tapi sepertinya Jihan terganggu jadi dia agak tak bisa mengontrol emosinya. Ini salah Dara, maafkan aku ya Jihan."Terang Dara menatap Jihan.
Jihan menganggukan kepalanya mendengar Dara yang meminta maaf padanya. "Sama-sama Dara, maafkan aku juga yang tak bisa mengendalikan emosiku sampai marah-marah dan membentakmu tadi." Ucap Jihan yang juga tak enak karena lepas kendali karena banyak pikiran jadilah Dara jadi sasaran amarahnya. Jihan benar-benar tak enak pada kakak iparnya itu.
"Tak apa aku paham, apalagi kau kini tengah hamil jadi pasti mood mu tak baik karena hormon kehamilan." Ucap Dara.
"Terima Kasih Dara karena mau mengerti kondisiku, dan aku benar-benar minta maaf atas kejadian tadi." Balas Jihan.
"Sudah tak apa kita lupakan saja yang tadi ya." Ucap Dara tak mau memperpanjang.
"hemn... Baguslah jika semua sudah selesai dengan baik. Tapi mama berpesan kejadian ini tak terulang lagi kedepannya. Karena ada anak-anak, apa jadinya jika anak-anak yang melihat tindakan kalian tadi dan menirunya. Jadi pandai-pandai lah bersikap dan menahan diri, mengerti?" Ucap mama Alina menasihati kedua menantunya.
"Mengerti ma,-"Ucap Jihan.
"Mengerti ma, Dara janji kejadian tadi adalah yang terakhir kalinya." Ucap Dara yang mendapatkan anggukan dari Alina.
"Dan khusus untuk kamu Jihan, mama mengerti kondisi kamu yang tengah mengandung dan mengalami perubahan suasana hati yang tak menentu. Tapi mama tekankan posisi kamu sebagai ibu, istri dan menantu dari keluarga Prayoga. Jadi mama berharap kejadian tadi tak terjadi lagi.
Apa jadinya jika hal tadi sampai dilihat orang luar. Itu akan mencoreng nama baik keluarga ini. Marah boleh tapi jangan sampai seperti orang tak sadar diri seperti tadi." Nasehat Alina pada Jihan yang lebih mirip sindiran pada tingkah Jihan yang memang kelewatan.
"baik ma, maaf kan Jihan, lain kali Jihan janji tidak akan melakukannya lagi."Ucap Jihan yang takut dan bersalah karena apa yang dia lakukan itu memang salah dan ia mengakuinya.
"bagus memang seharusnya seperti itu." Setelah itu mereka keluar dari ruang kerja mama Alina bergantian.
Jihan keluar lebih dulu meninggalkan Dara dan Alina yang masih diruang kerjanya.
"Semakin hari tingkah Jihan itu semakin membuat mama sakit kepala." Keluh Alina saat hanya Dara disana.
"Mungkin karena dia sedang hamil ma, makanya sikapnya berubah." Sahut Dara membela Jihan.
"Dari sebelum hamil pun dia sudah seenaknya sendiri, dar." Bantah Alina tak setuju dengan pembelaan Dara pada Jihan.
"Apa kamu tak ingat dia yang selalu menolak nasehat mama untuk merubah diri dan bergaul dengan istri-istri dari para pengusaha agar mempermudah Liam dalam bisnisnya.
Tapi apa dia selalu menolak dengan dalih tak nyambung dengan mereka. Semua juga tak ada yang senang hati bergaul dengan nyonya-nyonya yang bermuka dua itu. Tapi demi lancarnya usaha suaminya harusnya dia mengerti dan membantu.
Tapi apa? Dia lebih suka berkumpul dengan para pembantu dan mengabaikan penampilannya yang tak mencerminkan istri dari Ceo perusahaan besar." Alina memijit keningnya yang pusing memikirkan tingkah Jihan selama ini.
"Ya mau bagaimana lagi ma, Kita tau Jihan berasal bukan dari kalangan ini. Banyak wanita dari kalangan yang sama seperti kita saja tak mampu bertahan di lingkungan istri-istri para pengusaha itu. Tentang penampilan, Jihan memang nyamannya seperti itu jadi mau bagaimana lagi yang pentingkan sopan ma." Ucap Dara masih terus membela Jihan di depan mertuanya itu.
"Tentang sikapnya hari ini dan sebelumnya kita lupakan saja mungkin dia sedang banyak pikiran. Terlebih sekarang dia tengah hamil. Jadi maklumi saja ma." Sambung Dara.
"Kau ini membelanya terus Dar, padahal dia sudah bersikap kurang ajar padamu hari ini." Ucap Alina mengingatkan sikap Jihan pada Dara.
"Sudahlah ma, lupakan saja aku tidak apa-apa." Balas Dara.
Tidak tau saja di dalam hati Dara tengah mentertawakan Jihan yang kini posisinya makin dibenci oleh Alina.
Itu memang tujuan Dara menjadikan Jihan buruk dimata yang lain dan dia akan dipandang sebagai orang yang ditindas oleh Jihan. Yang menyebabkan ia mendapatkan cinta dan simpati orang-orang.
Walaupun dia sudah tau Hadi tak akan pernah berpihak padanya dan menjauhi Jihan. Tapi dia akan buktikan pada Hadi dan terutama untuk Jihan kalau dukungan dari banyak orang padanya akan ia manfaatkan untuk menghancurkan Jihan.
"Kau ini, terlalu baik padanya." Alina kalah berdebat dengan Dara.
"Aku tak sebaik itu ma." Balas Dara dengan senyum kearah mertuanya
"Terima kasih ma, karena selalu baik padaku dan selalu mendukungku. Dan maaf karena kebaikan mama ini aku manfaatkan untuk membalas perbuatan mas Hadi dan Jihan padaku. Aku harap mama mengerti dan memaafkan ku." Gumam Dara dalam hati karena mengingat betapa baiknya mertuanya selama ini padanya.
***
Di bandara seorang pria baru keluar dari gate bandara dengan seorang wanita yang mengimpit tangannya pada lengan sang pria.
"Kenapa kita pulang cepat sekali sih ka? Padahalkan kita belum jalan-jalan ke tempat yang aku mau!"Gerutu sang wanita menggoyangkan lengan si pria dengan kesal.
"Kalau kau mau disana aku tak ada urusannya denganku. Kau pun datang kesana tanpa sepengetahuanku." Ucap sang pria dengan nada dingin dan wajah datar yang diarahkan pada wanita yang bergelayut manja pada lengannya.
"Aku menyusul karena mau memberi kakak surprise. Dan lagi kita kan jarang keluar negeri bersama sejak kakak menikah. Jadi ini adalah kesempatan yang baik kan untuk kita senang-senang dan bernostalgia seperti dulu."Ucap Wanita tak tau malu itu.
"Terserah kau saja."Karena malas berdebat dengan si wanita yang tak mau kalah. Pria itu memilih berjalan menuju luar bandara untuk pergi karena jemputannya sudah menunggu sesari tadi.
"Kak Liam tunggu aku." Ucap Vina pada Liam.
Ya perempuan dan pria itu adalah Liam dan Vina yang baru sampai dari London.
Liam tak mengindahkan panggilan Vina, ia terus melangkah meninggalkan Vina yang di belakangnya dan tengah mengejarnya seraya memanggil namanya.
"Menyusahkan saja."Gumam Liam muak dengan tingkah Vina yang selalu menempelinya kemanapun dia pergi.
...----------------...
Liam
Vina
.
.
.
Lanjut? Jangan lupa berikan vote, like, point, dan komennya dulu, ya.
.
.
.
.
Tbc.
mlh perusahaan bpk nya hancur.
wanita kl bucin mang cenderung bodoh.
beda dng selingkuhan bucin tp pinter tak tik.
baru kl ini pemeran utamane goblok bnget.
Sekarang ya nikmati saja kekalahanmu. mau Berubah mnyesal wes terlambat anak dah besar dan gk pernh di perhatikan ya sdh wasalam.
aku lbih suka wanita pinter tau lakinya gk bner bangkit bawa anaknya trus bls dendam dng elegant.
anak egois semoga di masa depan lo punya anak anak lo juga masa depan nya lebih mengerikan dari pada ibu lo