Kalista langsung jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Julio, kakak dari sahabatnya yang merupakan seorang CEO muda. Selain memiliki ketampanan dan kerupawanan, Julio juga memiliki karakter yang sangat baik, penyayang dan tidak suka memandang rendah seseorang. Kalista jatuh hati padanya, terutama pada ketampanannya, maka bagaimanapun jalan yang harus ditempuh, Kalista akan mengejar Julio.
Ketampanan dia tidak boleh disia-siakan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Candradimuka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9.
Sergio dibuat bertanya-tanya. Bukannya tidak tahu, tapi ia heran. Kalista suka yang lebih tua? Sergio lebih tua dari Kalista. Kalista suka cowok tinggi kekar? Sergio tinggi dan kekar. Kalista suka cowok ganteng? Sergio jelas-jelas punya fans club yang menyembah ketampanannya.
Lantas kenapa dia tidak melihat ke sini dan berkata 'Sergio, ajarin gue ciuman' kalau memang dia mau? Kenapa harus Agas yang bahkan sudah menghilang entah ke mana?!
"Gak ada." Kalista menjawab cuek. "Gue suka yang gue suka. Kayak Kak Agas sama Kak Julio. Tapi Kak Julio menang, hehe."
Sergio benci pada dirinya yang masih saja menyukai perempuan ini.
*
Beberapa hari setelah itu, Kalista kurang bisa mengagumi ketampanan Julio sebab Bapak Julio yang Super Duper Tampan dan Yummy sibuk keluar masuk kantor di jam acak. Apalagi, Sergio juga mulai mengajak Kalista bekerja denganya sekalipun dia selalu menyuruh Kalista mengerjakan pekerjaan yang 'tidak terlalu penting'.
Gara-gara itu, Kalista jadi tidak semangat.
Bukan cuma Kalista, Sergio belakangan juga dibuat super duper bete. Setiap kali ia melihat Kalista duduk, dia cuma memandangi foto-foto Julio di ponselnya yang bahkan dia edit menjadi video. Sergio syok saat menemukan salah satu akun fanclub-nya Julio ternyata dipegang oleh Kalista.
Gara-gara itu, Sergio badmood siang malam.
"What's eating you?" tanya Julio saat kebetulan Sergio masuk ke ruangannya untuk mengantar berkas. "Kamu kayak Mami kalo lagi bete karena bajunya mendadak kekecilan."
"Haha, funny."
"Serius, kamu kenapa? Enggak enak banget ngeliat muka orang mengkerut siang malem."
Sergio berdecak. Sebenarnya ia juga bete karena hal semacam ini mengganggunya tapi demi Tuhan Sergio tidak bisa berhenti memikirkan itu. Kenapa sih Kalista tidak melihatnya? Kenapa?
"Kenapa sih Kalista demen banget sama kamu sementara enggak sama aku? I mean like, apa yang kamu punya aku enggak punya? Nothing!"
Julio membuka mulutnya tapi tertahan dari mengatakan apa-apa.
Ia mau mengatakan kalau Sergio sangat terobsesi pada Kalista sebagaimana Kalista sangat teribsesi pada Julio, tapi anak ini pasti akan sibuk menyangkal walau ujung-ujungnya itu benar.
"Mungkin dia enggak ngerasa kamu orang asing," jawab Julio setelah memikirkannya baik-baik. "Kamu sama Kalista pisah tiga taun tapi itu enggak bikin dia ngerasa kamu bukan kamu lagi. Dia enggak asing sama kamu so kamu ya tetep kamu."
"Terus? Itu bikin dia buta kalo aku ini sebenernya pacar yang dia idam-idamin di hidupnya?" balas Sergio jengkel walau bukan pada Julio. "Aku cuma, ugh! I can't stop thinking about it!"
"Sergio, listen to me." Julio menghela napas, mau tak mau harus memberi dia sedikit saran sebagai kakaknya. "Perempuan itu makhluk aneh."
"Kak, trust me, aku tau semua jenis keanehan cewek karena aku kepentok sama cewek paling aneh di dunia."
"Maksud aku, Sergio," Julio menekan nadanya baik-baik agar anak ini berhenti gelisah dan setidaknya sedikit mendengarkan nasehat, "perempuan itu suka laki-laki yang brengsek. Kamu tau, kayak badboy or whatever you named it. Mereka suka sama orang yang jelas-jelas enggak peduli sama mereka dan itu yang bikin mereka aneh."
Sergio mengerutkan bibir. "Yah, emang, sih."
"Kamu terlalu terang-terangan suka sama Kalista."
Julio menyandarkan punggungnya pada kursi, menatap adiknya itu lelah.
"Kamu bikin Kalista tau kalo kamu sayang banget sama dia. Makanya dia enggak ngerasa dia harus ngelakuin sesuatu buat kamu. Because ... ngapain? Tanpa harus ngelakuin sesuatu, dia udah dapet kamu. So there's nothing special about you, specifically for her."
Sergio seketika terdiam. Tapi tak lama kemudian ia menyangkal. "Terus kenapa cewek selalu ngeluh kalo cowoknya cuek?"
"Karena kamu bukan cowoknya."
Jawaban yang makjleb.
"Sergio, udah aku bilang perempuan itu aneh. Sebelum jadian, mereka malah suka orang cuek. Setelah jadian, mereka enggak mau dicuekin. Kalo kamu mikirin alasannya apa, seribu tahun pun enggak cukup."
Sergio mau tak mau berpikir bahwa itu benar. Satu-satunya yang membedakan antara Sergio dan Julio juga Agas dulu adalah ... Sergio menyukai Kalista sementara Agas dan Julio tidak.
"Stupid," umpat Sergio tak habis pikir. "Ngapain juga gitu dia repot-repot ngejar orang yang enggak suka sama dia padahal udah jelas ada yang terjamin?"
"Sergio." Julio menepuk lengan adiknya prihatin. "Makanya mereka dibilang 'perempuan'."
"Terus apa? Terus maksudnya aku mesti bilang 'Kalista, I'm over you so you can go dan kiss my brother' gitu?"
"Maybe?" Julio beranjak. "Terus terang aku juga rada enggak nyaman kalo pacar kamu malah terobsesi sama aku, as your brother. Jadi gimana kalau sekarang aku yang jadi sahabatnya Kalista dan kamu yang jadi 'cowok dingin untouchable'nya?"
"What do you mean?"
Julio mengangkat bahu, tak menjawab karena sebentar lagi juga Sergio akan mengerti.
*
Julio adalah tipe kakak yang perhatian dan sebenarnya sangat peduli pada adiknya, jadi sekalipun itu merepotkan, Julio bersedia untuk meluangkan waktu agar hubungan cinta adiknya sedikit berkembang.
Juga, Julio sudah muak jadi tempat curhat Sergio bertahun-tahun tentang Kalista tidak suka balik padanya. Maka dari itu Julio menyuruh Sergio fokus pada training-nya, sementara Julio mengajak Kalista makan berdua.
Tentu saja, Kalista langsung berbinar-binar.
"Kak Julio—maksud aku—eh, maksud saya, Pak Julio serius mau makan siang berdua sama saya?" tanya gadis itu seolah itu kemustahilan.
Padahal kan Julio pernah mengajak dia makan siang bersama Sergio juga.
"Serius." Julio tersenyum. "Enggak usah manggil Pak. Enggak ada yang bangkrut juga kalo satu anak magang manggil bosnya Kak."
Kalista makin meleleh akan pesona Julio. Kayaknya apa pun yang keluar dari mulut Julio itu akan membuat Kalista tergila-gila. Dia terlihat bisa menghabiskan sebakul nasi tanpa lauk pauk asal ada Julio.
Fokus Kalista sepenuhnya tertuju pada Julio. Bahkan saat mereka tiba di restoran untuk memesan menu makan siang, Kalista cuma asal tunjuk makanan agar bisa kembali melihat wajah Julio lekat-lekat.
"Aku seganteng itu buat kamu?" Julio tidak bisa pura-pura tidak sadar Kalista memandanginya karena jelas-jelas mata gadis itu lurus tertuju padanya. "Kamu enggak bosen gitu ngeliat muka aku?"
Kalista dengan mata dimabuk asmara menggelengkan kepalanya pasti. "Enggak, Kak." Gadis itu malah menautkan tangan dan seperti menyembah. "Kakak tuh ganteng banget. Udah level maksimal."
"Oke, thank you." Saking seringnya dengar, Julio hanya bisa menertawakan itu. "Kalo gitu kamu mau enggak temenin aku ke pesta temen aku? Nanti malem, kebetulan."
Kalista mau menganga saking terkejutnya tapi ia sadar kalau melakukan itu pasti dirinya bakal terlihat sangat jelek, maka Kalista berusaha terkejut dengan cara yang cantik.
"S-serius, Kak? Kak Julio ngajak aku? Serius?"
"Serius dong, ngapain bercanda? Kamu enggak mau?"
"Mau! Mau banget, mau!"
Julio tersenyum manis. Di pesta nanti teman-teman Julio yang masuk jajaran super ganteng seharusnya hadir, jadi mari lihat bagaimana reaksi anak gadis ini.
*
aaaahhhh sedihnya akuu
knpa harus yg terakhir ini😥😥😪😪
gmna nanti klanjutannya
ganas juga julio kalau dikasurrrr ya
biar uppp😊😃😁😂
plissssss up lagiiii
gmna reaksi sergiooooo😭😭😭😢