Trio Kancil

Hari ini Fatih pulang ke lndonesia setelah lama merantau di negeri orang. Tentu saja Cantika dan si Trio Kancil ikut menjemput di bandara bersama orang tuanya Fatih.

     Dilihatnya laki-laki berwajah tampan dihiasi senyuman bejalan sambil melambaikan tangannya ke arah mereka. Dan sontak saja disambut dengan si Trio Kancil yang berhamburan berlari kearahnya. Semua minta digendong, dan membuah Fatih kewalahan.

"Aduh ini jagoan kesayangan Om, sudah besar semua. Jadi sulit menggendong kalian bersamaan!" Fatih terkekeh saat Trio Kancil memeluk di kanan kiri dan punggungnya, kebiasaan dari kecil saat mereka minta digendong.

"Sayang, kalian jangan seperti itu. Kasihan Om Fatih nya masih capek!" Cantika mengingatkan Trio Kancil.

"Sini sama Opa saja kalau mau minta digendong," kata Papa Khalid--ayahnya Fatih--sambil merentangkan tangannya. Dan disambut dengan baik oleh Bintang. 

                   * * * * * * *

     Mereka semua telah berkumpul di rumah Papa Khalid bersama disana juga ada Alif bersama keluarga kecilnya, Gaya, dan yang membuat Cantika terkejut ada seorang gadis cantik berhijab lebar bersama keluarganya.

 "Wah calon mantu Mama sudah datang!" Aurora memeluk gadis berhijab itu. Ya, gadis itu adalah calon istrinya Fatih , yang terlambat dinikahi karena dia harus pergi ke Swedia. Sedangkan sang calon istri masih belum selesai kuliahnya. Akhirnya disepakati oleh kedua belah pihak keluarga pernikahan akan dilaksankan begitu Fatih sudah kembali ke Indonesia.

"Zahra ...!" Cantika gantian memeluknya. Gadis cantik berhijab ini sudah dianggap sebagai adiknya.

"Sudah siap nich, mau di ijab qobul?!" Cantika menggoda Zahra, dan membuat gadis itu merona malu.

"Udah siap dong! Sekarang juga hayu-hayu aja." Fatih semangat menggoda calon istrinya itu. Zahra yang makin malu, langsung berlari memeluk Umminya karena terlalu malu.

"Huh, ini cowok ngak sabaran banget. Pingin cepat-cepat halalin." Gaya mengeplak lengan Fatih yang berdiri disisinya.

"Nggak apa-apa kali ... biar cepat-cepat bisa di ajak pergi berduaan." Fatih menunjukan cengiran di bibirnya. Yang menurut Gaya, bibirnya Fatih itu seksi.

"Jadi bener nih, mau langsung ijab qobul hari ini juga?!" tanya kiyai Ahmad, ayahnya Zahra.

"Kalau Abah ngizinin, Fatih mau banget!" Dengan tidak tau malunya Fatih bicara, seolah-olah dia sudah tidak sabar ingin halalin Zahra.

"Emang Zahra-nya mau?" Cantika menggoda mantan bosnya itu.

"Ya pasti maulah. Iyakan Dek!" Fatih kini beralih melihat Zahra yang berada disisinya yang masih dalam dekapan ibunya.

"Tuh lihat kayaknya, dia ngak mau?!" Kali ini Alif ikut menggoda Fatih.

"Dek, kamu ngak mau aku nikahin?" Fatih bertanya seolah ikut mendramatisir, ingin menggoda sang calon bidadari surganya itu.

"Mau ... aku mau dinikahi oleh kakak," jawab Zahra masih dalam dekapan Umminya. Mendengar jawaban dari Zahra, yang malu-malu itu sontak saja membuat yang ada disana tersenyum.

     Dan akhirnya ijab qobul bisa di ucapkan oleh Fatih pada malam hari ini. Yang di hadiri keluarga besar Hakim, dan Kiyai Ahmad. Sebenarnya ini tidak dadakan, karena waktu di Swedia, Fatih meminta orang tuanya untuk menyiapkan pernikahannya. Dia begitu pulang, ingin langsung meminang pujaan hatinya itu. Seharusnya, dia menikah begitu Zahra selesai wisuda. Namun, Fatih harus mengurus cabang perusahaan Papanya yang lagi bermasalah. Sementara untuk acara resepsinya akan di adakan seminggu lagi di pesantren Kiyai Ahmad. Dan bulan depan resepsi akan di adakan di Hotel milik keluarga Hakim.

     Terlihat jelas pancaran kebahagiaan dari pasangan pengantin itu. Tapi tidak berlangsung lama Zahra ikut pulang dulu bersama orang tuanya. Ya, lagi - lagi Fatih harus menahan rindu.

     Jam sepuluh malam semua tamu sudah pada pulang, kecuali si Trio Kancil yang diminta nginap disini oleh Mamanya, Aurora. Dan mereka bertiga milih tidur di kamar Fatih. Untung kasurnya besar dan luas sehingga mereka berempat bisa berbaring disana. 

       Fatih yang belum bisa tidur malah duduk di sofa sambil membuka handphonenya, karena seharian ini tidak memeganginya. Ternyata banyak pesan masuk dari teman-temannya dan saudaranya, Alex.

Dia membalas semua pesannya, dan juga memberitahukan soal pernikahannya. Dan disambut bahagia oleh saudaranya itu. Akhirnya mereka malah telepon-teleponan sambil membicarakan masa lalu. Tidak terasa sudah satu jam lebih mereka berbicara. Dan Fatih mengakhirinya karena mau tidur.

     Tapi netranya menangkap tumpukan album foto miliknya. Dibuka album itu satu persatu, banyak kenangan yang diukirnya bersama sepupunya itu, karena mereka dibesarkan bersama oleh Mamanya, Aurora. Karena mommy-nya Al, meninggal dikala dia masih kecil. Dia juga mendapatkan perlakuan kejamnya dari ibu tirinya, yang akhirnya mendekam di penjara, karena dilaporkan oleh Daddy-nya.

     Fatih mengerutkan keningnya, karena terasa sangat familiar wajah Alex di waktu kecil, tapi senyumannya berbeda. Dia coba kembali mengingat-ingat siapa yang wajahnya mirip Alex waktu kecil. Begitu melihat ke arah kasur tempat Trio Kancil itu, Fatih cepat-cepat berjalan untuk memastikan dugaannya. Sambil di bawanya album foto itu dia membandingkan wajah Alex waktu kecil sama dua bocah cowok yang lagi tidur itu.

"Sial ...! Kenapa baru sadar sekarang?!" Fatih merutuki dirinya sendiri.

     Begitu terkejut dirinya mendapatkan kenyataan ini. Dibuka lagi album fotonya itu, karena ada beberapa foto yang diabadikan oleh Mamanya saat dia dan Al tertidur. Dan benar ada beberapa foto hasil kejahilan mamanya yang memperlihatkan dua anak kecil yang tidur berbagai gaya, dan posisi, yang menurut ibunya itu lucu dan menggemaskan.

"Mana mungkin, Al bisa melakukan hal itu?!" teriaknya dengan frustasi.

     Dia coba mengingat merangkai kejadian hari itu. Kalau kamar baru yang ditempati oleh Cantika pada malam itu tepat di samping kamar Alex.

     Fatih langsung menghubungi Cantika, ingin menanyakan perihal laki - laki yang menghamilinya itu.

      Karena selama ini Cantika tidak pernah memberi tau siapa pun laki-laki yang menghamilinya. Yang menghamilinya orang bule aja diketahui saat bayinya lahir. Kalau bayi-bayinya mirip banget Cantika dan ngak ada jejak bapaknya, ngak akan ketahuan kalau yang menghamilinya itu orang asing.

"Cantika apa kamu tahu laki-laki yang menghamilimu itu?" tanya Fatih to the point.

     Sontak saja dibantah oleh Cantika, karena saat itu dirinya dalam keadaan tidak sadar.

"Apa kamu pernah ada perkiraan yang terlintas di pikiranmu siapa laki-laki itu?" tanya lagi.

     Agak lama Cantika terdiam, sepertinya dia sedang mengingat-ingat sosok laki-laki itu.

"Aku tidak yakin, tapi kayaknya pernah berpapasan di Hotel tempat kita menginap." Akhirnya Cantika bicara.

    Fatih juga mengingat-ingat apa dia pernah mengenalkan Al pada Cantika. Tapi kayaknya belum, karena begitu sampai ke Bali Cantika selalu disibukan oleh pekerjaan. Bahkan membuatnya sakit.

     Fatih pun mengakhiri pembicaraannya, karena ngak mau terlalu lama mengganggu waktu istirahat Cantika. Tak lama dia pun ke luar kamar menuju kamar orang tuanya.

"Ma, ada yang mau Fatih bicarakan," kata Fatih begitu, Mamanya membuka pintu kamar. 

     Di dalam kamar Fatih dan kedua orang tuanya membahas praduga yang di pikirkan Fatih. Dia juga membandingkan foto milik Angkasa dan Langit dengan foto Al waktu masih kecil. Karena ngak bisa dipungkiri kalau si kembar Trio Kancil ini wajah begitu mirip Alex sewaktu dia kecil.

"Fatih besok akan pergi ke Amerika, untuk mencari kebenarannya."

* * * * * * *

Jangan lupa like, favorit, hadiah, sama vote nya. Biar aku makin semangat lagi.