Menikah adalah keinginan semua orang, Tentu begitupun dengan Raisa Dirani, apalagi menikahi orang yang sangat ia cintai sejak dulu, akan tetapi pernikahan jauh dari yang ia bayangkan, suaminya yang ia pikir menikahi nya dengan cinta ternyata menancapkan luka dalam untuknya.
Akankah dia bertahan untuk rumah tangga nya?
simak kisah nya dalam
CINTA dan BENCI
Kisah ini di terbitkan atasa izin Noveltoon MaNisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili noveltoon itu sendiri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Srii Ulinna Sembiringg, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8. Tidak Tau Diri
Claudya tersenyum menatap ponselnya, ia baru saja mencari tau tentang Marcel di social media ternyata ada kabar mengejutkan untuknya, ia Baru mengetahui bahwasanya Marcel seorang duda sekarang, istrinya baru meninggal beberapa bulan lalu.
"hahahaha... Marcel.. Marcel.. Kau sengaja menipuku karna ingin membuat ku cemburu kah?? Sampe berbohong bilang kau sudah bahagia?? Apanya yang bahagia, istri mu pun saja mati."
"ternyata semesta berpihak kepada ku kali ini hahahha.." Tawa Claudya menggelegar, ia bahagia karna mengetahui istri Marcel sudah meninggal, walau awalnya ia marah karna mengetahui Marcel benar benar sudah menikah.
Tapi ternyata istri bahkan sudah meninggal, ini kesempatan bagus untuk mendekati Marcel kembali pikirnya, bagaimana pun ia harus menjadi nyonya Adiguna, karna keinginan nya pernah tertunda karna kebodohan nya dulu, sekarang ia menyesali nya, ia percaya diri Marcel pasti akan kembali padanya.
Ditempat lain Marcel tampak sibuk berkutat didepan komputer, kacamata bertengger di hidung mancungnya, membuat kesan dewasa di wajahnya yang sangat tampan.
Sebenarnya beberapa waktu lalu ia mendapat laporan, anak buahnya melihat wanita mirip istrinya di kota xxx, tapi sampai saat ini mereka belum menemukan nya.
beberapa bulan setelah istrinya meninggal, ia melakukan pencarian, karna menurut penyeledikan polisi waktu itu ada kejanggalan atas meninggal nya istrinya, wajahnya yang penuh luka sehingga ia tak begitu mengenali waktu itu, yang membuat ia yakin dia adalah istri nya, karna sang jenazah tersebut memakai kalung peninggalan orang tua nya, dan di tas terdapat kartu pengenal milik istrinya.
Tapi setelah diselidiki, mayat tersebut memiliki tahi lalat di atas mata kanan, sementara setau Marcel istrinya tak memiliki tahi lalat disana, ia ingat betul karna istri nya sering dekat dengannya saat ia memasangkan dasi untuknya. Tapi ia tak mau media tau berita ini, karna Marcel ingin pencarian di lakukan secara diam-diam.
sampai hari ini Marcel masih yakin jika sang istri masih hidup, dan ia terus berdoa semoga dipertemukan kepada sang istri dan meminta maaf padanya.
Jam menunjukan pukul 2 Siang,
"Ceklek.."
pintu ruangannya ke dibuka paksa dari luar, menampilkan sosok yang selalu ingin ia hindari.
"Maaf tuan.. Saya sudah melarang nona ini masuk tapi ia memaksa." Ujar Dion tampak tergesa gesa.
Kau keluarlah!" Ucap Marcel kepada "asistennya.
Claudya masuk, seperti biasa ia selalu mengenakan pakaian kurang bahan, membuat marcel merasa tak nyaman.
"Haii celll... Aku tau kau belum makan siang kan, jadi aku bawakan makan siang untukmu. Aku kebetulan mas-"
Mau apa kau kemari?!" Potong Marcel dingin.
"
"Emmm.. cel bisakah kau jangan begini padaku cel.." Claudya menunjukan raut sedihnya dihadapan Marcel.
"Aku hanya ingin menagih janjimu padaku cel, aku bahkan sudah meninggal kann suami ku untukmu, tapi kenapa kau memperlakukan ku seperti ini cel.. hiks... Hiks..."
Claudya mulai mengeluarkan air matanya
Marcel diam menatap Claudya.
Claudya tersenyum di sela tangisnya.
Aku berhasil membuat marcel iba padaku. Claudya bergumam dalam hati.
"Janji ya?" Marcel bersuara.
"Iya cell.. kau ingat kan kau berjanji menunggu ku. Aku tau kau takkan mengingkari nya.."
"Ahahahaha.." Tawa Marcel menggelegar, membuat bulu kuduk Claudya merinding.
"Ada apa dengannya? Kenapa dia malah tertawa? Batin Claudya bingung
"Asal kau tau Claudya, hal yang paling aku sesali adalah mencintai mu dulu, jadi aku takkan mengulanginya lagi, cukup sekali saja aku bodoh dulu, sekarang tidak lagi." ucap Marcel kejam.
"Janji yang kau ingat ingat itu, aku saja sudah melupakannya, jadi kau lupakan saja anggap saja janji ku dulu angin lalu, tak perlu kau bawa serius."
"Lagian bukankah kau dulu lebih memilih laki laki lain, jadi jangan salah kan aku melupakan mu dan dapat pengganti dirimu yang lebih segalanya.." lanjut Marcel lagi.
"Hahahaha..... Kali ini Claudya yang tertawa, pengganti apa maksudmu cel?? Istrimu bahkan sudah mati sekarang.. Sudah lah cel tak perlu berbohong padaku.. aku tau kok kamu sekarang sendirian.. Yakannn??" ucap Claudya tersenyum miring.
"Lalu jika aku sendiri, jika istriku sudah tiada kau mau apa?? Kau pikir aku mau kembali lagi padamu, jangan mimpi kau. Lihat dirimu berapa menjijikan kau mengemis cinta laki laki lain padahal bersuami!!! Kau seperti jalang saja kulihat." ucap Marcel kejam, membuat Claudya menancap kan kukunya ke kulit tangannya hingga memutih.
"Pergilahhh!!! Sebelum kau ku seret keluar dari ruangan ini!" Marcel menatap Claudya tajam.
Claudya yang merasa Marcel benar benar marah kali ini memilih pergi dari ruangan tersebut.
di suatu tempat jauh dari hiruk pikuk kota, terlihat seorang perempuan cantik sedang menanam tanaman dibelakang rumah yang terlihat sederhana tapi nyaman.
dia adalah Raisa dirani, ya benar!! Raisa dirani.
ia masih hidup, dalam keadaan sehat dan sekarang ia tinggal di desa jauh dari kota, ia hidup dengan nyaman di desa ini, tenang dan asri, membuatnya betah dan tak merasakan kesakitan nya lagi.
"Mbak Rani.. Ini saya kemarin buat bubur, saya bawakan semangkuk untuk mbak, karna kan santannya saya dapat dari kamu Mbak Rani. Dimakan ya..." Terlihat wanita muda memberikan mangkuk berisi bubur ke Raisa dengan asap yang masih mengepul.
Didesa ini, Raisa memilih dipanggil Rani, karna ia nama Raisa meninggal kan luka mendalam untuknya, ia tak mau mengingatnya lagi.
"Makasih Lo Diah, kamu gak perlu repot repot loo.." ucap Raisa atau sekarang lebih disapa Rani..
"Sama sekali ga repot Lo mbak, aku sendiri aja yang makan, aku bagi kamu kan gak mubazir malah dapet pahala, iya ngga?"
Mereka tertawa di teras belakang rumah Rani sambil terus berbincang bincang.
Waktu menunjukan pukul 05:40. Sore Raisa bergegas masuk kamar mandi untuk melakukan ritual mandi agar tubuhnya lebih segar, selesai mandi ia duduk sebentar sembari menunggu waktu sholat Maghrib.
Sekarang Raisa sedikit demi sedikit belajar menunaikan sholat walaupun belum lima waktu ia kerjakan, ia masih tahap belajar. Tapi ia akan terus berusaha, karna dahulu ia bahkan tak pernah ingat melakukan kewajibannya kepada sang Pencipta.
Setalah sholat ia duduk diranjang sempit yang bahkan 3x lebih kecil dibanding ranjang nya dulu saat masih bersama suaminya.
ahhh untuk apa mengingat ngingat masa kelam itu lagi.
Raisa menatap handphonenya yang telah lama ia tak buka. Ia menonaktifkan handphonenya beberapa bulan ini karna takut seseorang mengetahui keberadaan nya.
Ia memang menipu semua orang, dengan membuat kecelakaan seolah olah ialah orang didalam mobil tersebut, padahal orang tersebut adalah orang lain yang kecelakaan dan jenazahnya tidak dijemput pihak keluar di rumah sakit. Raisa dibantu teman kuliahnya melakukan sandiwara kematiannya karna ia terlalu sakit menjalan kehidupan bersama suaminya.
Walau begitu, di lubuk hati terdalam ia masih merindukan sang suami, apakah ia merindukannya? Atau bahkan tak mengingat nya sama sekali. Bisa jadi ia sudah menikahi pujaan hatinya sekarang. Entah lah Ia takut mencari tau nya, ia takut kenyataan nya berbanding terbalik sperti yang ia harapkan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...