NovelToon NovelToon
TURUN RANJANG : Dinikahi Pilot Galak

TURUN RANJANG : Dinikahi Pilot Galak

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Pernikahan Kilat / Angst / Romansa / Pihak Ketiga / Naik ranjang/turun ranjang
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Dhanvi Hrieya

Aruna Mayswara terpaksa menerima pernikahan yang digelar dengan Jakson Mahendra-mantan kakak iparnya sendiri, lelaki yang sempat mengeyam status duda beranak satu itu bukan tandingan Aruna. Demi sang keponakan tercinta, Aruna harus menelan pahitnya berumah tangga dengan pria yang dijuluki diam-diam sebagai 'Pilot Galak' oleh Aruna dibelakang Kinanti-almarhumah kakak perempuannya. Lantas rumah tangga yang tidak dilandasi cinta, serta pertengkaran yang terus menerus. Bisakah bertahan, dan bagaimana mahligai rumah tangga itu akan berjalan jika hanya bertiangkan pengorbanan semata.

***

"Nyentuh kamu? Oh, yang bener aja. Aku nggak sudi seujung kuku pun. Kalo bukan karena Mentari, aku nggak mungkin harus kayak gini," tegas Jakson menatap tajam Aruna.

"Ya, udah bagus kayak gitu dong. Sekarang tulis surat kontrak nikah, tulis juga di sana perjanjian Mas Jakson nggak akan nyentuh tubuhku," ujar Aruna menggebu-gebu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhanvi Hrieya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 8. PEREMPUAN LAIN

"Siapa dia, Run?" tanya Hana yang berdiri di samping Aruna.

Aruna mengeleng, ia tidak tahu siapa perempuan cantik yang berbicara dengan Jakson-suaminya. Pesta ulang tahun yang kelima tahun Mentari dirayakan secara sederhana, tidak banyak yang diundang, keluarga besar Jakson hadir di pesta meskipun tanpa diundang.

Hana melirik ekspresi wajah Aruna, sang sahabat mendesah kasar. Jakson sama sekali tidak menepis sentuhan perempuan cantik di bawah sana, bahkan kedua sisi bibirnya naik tinggi ke atas. Ini kali pertama Aruna mendapati senyum selepas itu, setelah 6 bulan kepergian kakaknya. Jakson yang Aruna kenal adalah sosok lelaki yang dingin, bukan hanya pada Aruna tapi, juga pada perempuan lain di luar sana.

"Dia perempuan yang dicintai sama Mas Jakson," celetuk Viera, senyum semringah terbit di bibirnya saat Aruna dan Hana serentak melirik ke arah belakang.

Suara telapak high heels mengetuk lantai mendekati keduanya, Viera terhibur dengan ekspresi wajah Aruna.

"Kamu ngomong apa, Ra! Wanita yang dicintai Mas Jakson cuma Mbak Kinanti, mbaknya Aruna," bantah Hana cepat.

"Ppfff, upzz! Maaf. Aku kelepasan," ujar Viera berpura-pura menutup mulutnya menahan tawa.

Aruna mengerutkan dahinya, "Apa yang ingin kamu omongin, Viera. Aku nggak begok, ya. Ngomong aja apa yang ingin kamu omongin."

"Ah, oke. Kalo kamu ngerasa sanggup buat denger, sih. Aku akan ngomong berterus terang sama kamu," balas Viera santai, "dia, perempuan yang dicintai Mas Jakson. Mbak Elena merupakan sahabat karib Mas Jakson, kedua terjebak pada hubungan friend zone. Kisah mereka tidak berakhir bahagia, Mbak Elena menikahi pria lain. Meninggalkan luka mendalam pada Mas Jakson. Well, tanpa sengaja ketemu sama Mbak Kinanti. Perempuan yang tindak-tanduknya mengingat Mas Jakson pada Mbak Elena, itulah yang membuat Mas Jakson bersikeras menikahi Mbak Kinanti. Karena rasa takut dan obsesi, kehilangan bayang-bayang Mbak Elena pada diri Mbak Kinanti. Itulah kisah nyata yang kamu nggak ketahui Aruna."

Aruna terdiam mencerna penjelasan singkat Viera-sepupu Jakson. Atensinya bergerak melirik ke arah taman di bawah sana, menatap lekat wanita bernama Elena itu. Seolah-olah tengah memindai, meneguk kasar air liur di kerongkongannya.

"Lalu, apa yang jadi masalah. Toh, urusan mereka telah selesai. Mereka sama-sama memiliki pasangan, meskipun Mas Jakson pernah melihat dia di diri Mbak Kinanti. Pada akhirnya dia hanya mencintai mbakku," ujar Aruna, tanpa membawa tatapan matanya melirik wajah Viera.

"Itu yang ada di otakmu, Aruna. Wah! Kamu nggak tau apa-apa, Aruna. Kamu yakin, Mas Jakson mencintai Mbak Kinanti. Tulus, tanpa membayangkan wanita yang disentuhnya adalah Mbak Elena," tutur Viera, "cinta nggak ngampang berubah arah Aruna. Pernahkah kamu bertanya-tanya kenapa Mas Jakson dengan mudahnya menikahimu. Tanpa rasa, gitu aja. Kamu dan mbakmu nggak lebih dari pemeran figuran dalam hidupnya Mas Jakson."

"Viera!" Hana menyentak tangan Viera untuk menjauh dari Aruna.

Kedua telapak tangan Aruna mengepal, ia memang tidak tahu bagaimana cerita kisah cinta sang kakak. Kakaknya begitu tertutup, Kinanti hanya menceritakan hal-hal yang manis padanya, hatinya nyeri mendengar perkataan Viera.

Bagaimana bisa Jakson melakukan hal seperti itu, kakaknya hanya sosok pengganti. Tidak bisa move on dari wanita yang tidak bisa dimiliki, Viera tertawa meledek. Melangkah menjauh dari Hana dan Aruna, meninggalkan balkon.

"Jangan dengerin apa yang dikatakan sama Viera, Run. Kita nggak tau kebenarannya, bisa aja itu cuma kata dusta. Kamu kayak nggak tau Viera aja, dia emang sedari awal membencimu. Dia bisa aja mengarang cerita agar kamu dan Mas Jakson berantem," kata Hana, mencoba menenangkan Aruna.

Sang sahabat mudah sekali terusik, apalagi masalah ini berkaitan dengan sang kakak. Aruna bukan orang yang mudah melepaskan orang yang sudah menyakiti orang yang dikasihnya. Apalagi wanita yang dilukai adalah kakaknya, Aruna menghela napas kasar.

Kepalanya mengangguk sekilas, "Ya, kamu benar. Aku akan tanya nanti sama Mas Jakson tentang kebenarannya."

"Eh, jangan," sahut Hana kaget.

"Loh, kenapa?"

"Anu..., itu urusan pribadi mereka. Kalo kamu ikut campur. Yang ada kamu yang akan berantem sama Mas Jakson," jawab Hana pelan.

"Terus kamu mau aku tutup mulut, mati penasaran gitu?"

Hana menggeleng sekilas, dan berkata, "Bukan gitu loh, maksudnya aku. Kalian berdua menikah karena mementingkan Mentari, masalah Mbak Kinanti sama Mas Jakson itu masalah mereka. Bukan kamu, apalagi emosimu meledak-ledak kalo udah masalah Mbak Kinanti. Saranku sih, jangan sampai kamu mengulik hal-hal yang bersifat pribadi. Fokus aja buat Mentari sama skripsi, kamu jangan lupa. Apa yang harusnya jadi prioritasmu, Aruna."

Aruna mendesah berat, atensinya kembali tertuju ke arah taman. Kosong, tidak ia dapati keduanya lagi di sana. Kedua kelopak mata Aruna tertutup perlahan, mencoba mengendalikan dirinya sendiri.

...***...

Dua ketukan di daun pintu mengalun sebelum pintu ruangan kamar tamu itu terbuka lebar, Aruna menoleh ke belakang. Pria jangkung itu berdiri di ambang pintu terbuka, melirik ke arah ranjang.

"Mentari udah tidur?"

Aruna mengangguk, "Ya, Mentari udah tidur. Dari tadi Mentari nungguin Mas Jakson buat buka kado bersama tapi, Mas Jakson nggak kunjung pulang bahkan nomor ponsel Mas Jakson nggak aktif."

Dahi Jakson berkerut, cara gadis itu berbicara tidak menyenangkan terdengar di indera dengarnya. Jakson melangkah masuk ke dalam kamar yang ditempati oleh Aruna, menunduk saat berada di sisi ranjang.

"Ponselku kehabisan baterai," balas Jakson.

Ia mengendong Mentari, membalikkan tubuhnya melangkah menuju pintu ke luar. Aruna tersenyum masam mendengar alasan Jakson.

"Kehabisan baterai, atau sengaja mematikan ponsel karena nggak mau digangguin," sahut Aruna.

Langkah kaki lebar Jakson berhenti mendadak, dahinya mengerut ia membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Aruna. Gadis yang duduk di meja rias itu terlihat sinis menatap Jakson, ekspresi wajahnya jelas sekali tergambar rasa ketidak sukaan.

"Apa maksudmu, huh?"

Aruna bangkit dari kursi, melipat tangannya di bawah dada. Ekspresi sedih keponakan, terkantuk-kantuk menunggu Jakson. Pria ini jelas-jelas keluar dengan Elena, wanita yang sedari awal pesta sampai pesta ulang tahun berakhir selalu berada di sisi Elena.

"Nggak ada, maksud apapun tuh," jawab Aruna sinis.

Mata Jakson menajam, ia kembali membalikkan tubuhnya melangkah ke luar dari kamar Aruna.

"Dasar pria sialan," maki Aruna pelan, "kalo emang sedari awal si Elena itu orang yang kamu cintai. Nikahin dia, kejar dia, bukannya melampiaskan pada mbakku. Bahkan setelah kematian Mbak Kinanti, dia masih aja nggak bisa ngeutamain Mentari. Kenapa pula Mbak Kinanti harus mencintai pria kayak dia."

Aruna melangkah menuju pintu yang masih terbuka lebar, tangan Aruna ulur bermaksud menutup pintu kamar dicekal tiba-tiba.

"Kamu, apa yang mau kamu omongin, hah!" Jakson menatap tajam Aruna.

"Apa?" tanya Aruna balik, dengan mata melotot.

Aruna menarik kasar tangan Jakson yang mencekal pergelangan tangannya, mundur ke belakang selangkah. Mendongak menatap Jakson, senyum menyebalkan itu lagi-lagi terbit di bibir Aruna.

Aura permusuhan jelas terasa di antara mereka berdua, setelah beberapa minggu menjadi suami-istri. Tidak ada interaksi berlebihan di antara mereka berdua, mendadak berubah menjadi permusuhan. Kata-kata Viera benar-benar mempengaruhi Aruna, ia sakit hati atas perasaan Jakson pada Elena. Menyakiti kakaknya, kakanya begitu berharga di mata Aruna. Sosok wanita kedua setelah ibunya yang Aruna sayangi dan hormati, pria ini menyakiti kakaknya sama saja menyakiti Aruna.

Bersambung...

1
Reni Anjarwani
binggung yaa kisahnya
Mymy Zizan
bagussssss
Suryani Tohir
llanjut
Suryani Tohir
next
Shafa Ayudia
ceritanya bagus, banyak plot twist nya. bagi yg suka cerita seru dan menantang,sangat recommended untuk dibaca.
Dhanvi Hrieya: makasih udah mampir kakak, dan makasih atas ulasannya ❤️☺️
total 1 replies
Shafa Ayudia
ceritanya bagus kak, semangat updatenya yaa
Dhanvi Hrieya: siap, kakak ^^
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!