Dean Benicio dan Janella Winkler adalah sepasang suami istri yang saling mencintai.
Karena sebuah penyerangan, Jane yang tengah hamil besar harus berpisah dengan Dean. Tak lama kemudian sebuah kabar membuat Jane hampir kehilangan anak-anak yang dikandungnya. Dean dikabarkan meninggal, Rex sang asisten pribadi pun juga tidak kabarnya.
5 tahun berlalu, Jane bersama anak kembarnya datang kembali ke kota tempatnya dulu tinggal. Jane ingin mengenalkan kenangan Dean kepada Ethan dan Emma.
Tapi saat sedang berada di taman, Jane melihat Dean yang sang duduk di sana. Jane menggandeng kedua anak kembarnya berlari menghampiri Dean. Jane langsung memeluk Dean tapi sebuah kalimat membuat Jane tersentak.
" Kamu siapa?"
Bukan hanya itu yang membuat Jane terkejut, datangnya seorang wanita dan anak kecil yang memanggil ayah pada Dean semakin membuat Jane bingung.
" Jika itu adalah Daddy kita maka tidak ada yang boleh memanggilnya ayah," ucap Emma dan Ethan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Anak Kembar 08
" Dean, kamu kenapa. Apa kepala mu sakit lagi?" Eliz tampak khawatir saat melihat Dean yang kembali kesakitan sambil memegang erat kepalanya.
" Ayah, apa ayah baik-baik saja. Apakah kita tidak perlu datang ke sekolah dan lebih baik pulang," ucap Bobby. Sepertinya dia juga khawatir dengan Dean.
" Tidak, tidak perlu. Sebaiknya kita tetap masuk. Sudah sampai di sini, maka masuklah Bobby. Kamu anak laki-laki, harus kuat dan belajar agar bisa jadi pemimpin keluarga yang baik nantinya."
Bobby mengangguk dan Eliz tersenyum. Ia sangat tersentuh dengan kata-kata Dean untuk Bobby. Padahal saat ini yang ada dipikiran Dean adalah harus berhasil ke rumah sakit. Paling tidak di sana nanti dia bisa berbicara kepada Arthur dengan bebas.
Di depan kelas, guru wali kelas datang menyambut Bobby dan Eliz. Di sana Eliz langsung menitipkan Bobby kepada sang guru karena dia harus buru-buru untuk kembali di mobil, Dean sudah menunggunya.
Ethan dan Emma saling tersenyum saat melihat siapa yang datang. Orang yang begitu diharapkan oleh mereka. Seorang bocah yang akan menuntun mereka mengetahui hal yang lebih banyak mengenai kebenaran tentang daddy mereka.
" Baiklah, semua sudah datang. Anak-anak, hari ini kalian kedatangan dua teman baru. Ethan dan Emma. Miss harap kalian nanti bisa berteman dengan baik ya."
" Baik Miss!!"
Semua anak di kelas itu yang berjumlah 12 orang termasuk Ethan dan Emma bersorak dengan kompak. Semua nampak menikmati pelajaran mereka bersama sang guru. Namun tidak dengan Ethan dan Emma, kedua bocah itu sibuk mendekati Bobby. Yang pertama kali mereka tanyakan adalah nama lengkap Bobby.
" Hallo salam kenal, perkenalkan nama ku Ethan dan ini adikku Emma, kami kembar lho. Nama kamu siapa?" tanya Ethan dengan gaya anak 5 tahun yang dia buat senatural mungkin. Dalam hati bocah laki-laki itu dia merutuki dirinya sendiri yang berbicara sok manis.
" Oh Hallo, namaku Bobby. Waaah sungguh menyenangkan sekali kau punya saudara. Aku tidak ada kakak atau adik, aku di rumah hanya bersama ayah, ibu dan kakekku" jawab Bobby sedikit sendu.
" Aah begitu, jangan sedih. Oh iya, namamu Bobby siapa. Kalau aku Emma Deala ... Winkler ... ya namaku Emma Deala Winkler," kali ini Emma yang berbicara. Ia membuat isyarat kepada saudara kembarnya untuk tidak mengatakan nama belakang mereka kepada Bobby.
" Aah nama belakangku Martinez. Tapi aku sedikit heran, mengapa nama belakangku tidak menggunakan nama ayahku?"
Emma dan Ethan saling pandang, mereka seperti menemukan sebuah kejanggalan, dan bocah lelaki di depannya ini sungguh sangat polos.
" Memangnya siapa nama ayahmu?" desak Emma. Dia tidak mau kehilangan kesempatan untuk menggali informasi.
" Dean Alexander, nama Ibu ku Elizabeth Martinez, sama seperti nama kakekku, Pablo Martinez."
Ethan mulai merekam dalam kepalanya mengenai tiga nama itu. Jelas ini pasti ada yang salah, bagaimana bisa sang anak tidak menggunakan nama belakang ayahnya dan malah menggunakan nama belakang sang ibu. Ethan pasti akan mencari tahu hal ini. Keluarga Martinez, ia pasti akan menemukan banyak hal di sana, Ethan sungguh yakin.
Setelah sesi interogasi singkat itu, Emma dan Ethan melanjutkan rencana mereka dengan mengakrabkan diri kepada Bobby. Mereka harus bisa mendapatkan banyak hal dari bocah itu.
🍀🍀🍀
Dean kini berada di rumah sakit, ia berhasil juga keluar dari mansion itu. Rumah yang lebih seperti penjara baginya itu akhirnya bisa keluar juga.
Saat ini Dean berada di sebuah ruangan CT Scan, bukan untuk memeriksakan kepalanya tapi untuk berbicara banyak kepada dr. Arthur. Rumah sakit yang di datangi Dean adalah milik Arthur, maka Arthur bisa bebas menggunakan tempat manapun, termasuk ruangan CT Scan.
" Jadi, jelaskan apa obat yang kau berikan kepadaku. Ceritakan bagaimana aku bisa sakit?" cecar Dean. Dia sungguh sangat tidak sabar mengetahui banyak hal tentang dirinya.
" Pertama, obat yang diberikan kepada Anda adalah obat agar Anda selalu berada dalam imun yang rendah. Tubuh Anda akan selalu dalam berada dalam keadaan lemah sehingga Anda seperti sakit menahun yang tidak sembuh. Obat itu juga merupakan obat untuk menahan otak Anda bekerja sehingga Anda tidak bisa kembali mengingat kejadian lalu."
Dean mengeram marah, ia rasanya saat ini seperti ingin menghancurkan kepada Eliz dan juga Pablo. Mereka pastilah yang membuatnya seperti ini, dan sebuah pertanyaan hadir, mengapa mereka melakukan ini kepada dirinya.
" Jika begitu, maka aku yakin bahwa aku bukanlah suami asli Eliz. Lalu kapan aku datang ke keluarga Martinez, dan apa yang terjadi dengan ku saat datang?"
" Itu aku tidak tahu Tuan Dean, aku baru menangani mu 4 tahun ini. Tapi dari apa yang aku dengar, Anda dibawa ke kediaman Martinez 5 tahun lalu. Jadi kurun waktu setahun sebelum aku datang merawat mu, aku tidak tahu. Aku juga tidak tahu siapa dokter yang menangani mu waktu itu. Mungkin Anda harus mencarinya sendiri Tuan. Saya hanya bisa membantu Anda sampai di tahap ini. Satu lagi, saya akan meresepkan obat baru untuk Anda. Obat untuk memperkuat kerja otak agar Anda bisa lebih cepat mengingat kejadian masa lalu, tapi alangkah baiknya ada pemicu yang membuat Anda lambat laun untuk mengingat kembali."
Dean mengangguk, dia sedikit merasa bersyukur bahwa Arthur mau bekerja sama dengan dirinya.
" Satu lagi dok, tolong buatkan rekam medis dan CT Scan otak ku dengan hasil yang buruk."
" Baik Tuan Dean, sesuai perintah Anda."
Arthur mengangguk patuh. Ia tidak tahu, setiap kata yang keluar dari mulut Dean bagaikan perintah mutlak untuknya. Sama-sama mendominasi antara Pablo dan Dean, tapi Dean lebih memberi aura penekanan pada dirinya.
TBC
ilang ingatan dll
semoga sukses selalu