"Aku dibenci nggak mati, kamu gak suka aku juga nggak tutup usia, selagi rasa nggak suka dan bencimu tidak menutup pintu rezekiku, aku tidak perduli." celetuk Joanna Eden dengan tatapan santai seolah tanpa beban dosa.
Awal mulanya dia masuk kedalam dunia mafia hanya karena sebuah misi pertolongan dengan membantu kakaknya Jordan Eden yang berprofesi sebagai anggota Kepolisian untuk melakukan tipu daya agar bisa meringkus seorang Bos Mafia, tapi siapa sangka hal itu justru membuat Joanna terjerumus dalam gelombang asmara, lalu bagaimanakah kisah cinta Joanna? akankah dia bahagia atau nyawa yang akan jadi taruhannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iska w, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8.Tampan
Waktu menunjukkan pukul dua belas malam dan saat ini Anna benar-benar seperti burung hantu yang mencari mangsa dimalam hari.
"Bang, gimana penampilan aku?"
Glek!
Ghavin yang ikut menoleh kearah Anna terlihat kesusahan untuk menelan salivanya sendiri, karena penampilan Anna benar-benar seperti wanita dewasa yang sudah ranum dan siap untuk dipetik.
"Heh gadis kosong, apa kamu sudah gila? Aku menyuruhmu menggunakan celana dan jacket kulit tadi, kenapa malah menggunakan baju seksi seperti ini?" Jordan langsung berkacak pinggang, dia pun heran sendiri, entah darimana Anna mendapatkan baju seksi seperti itu.
"Sudah bukan jamannya beraksi dengan pakaian preman, kalau mau cepet ya harus berani obral begini?" Jawab Anna dengan santainya, bahkan dia menggunakan sendal berhak cukup tinggi, agar kaki dan pinggulnya terekspose dengan sempurna.
"Tapi nanti kamu bisa masuk angin Anna!" Jordan tetap tidak setuju, dia hanya menyuruh adiknya sebagai umpan saja, bukan mengobral murah tubuhnya dengan Bos Mafia itu.
"Huft, aku ingin segera menyelesaikan misi ini Bang, jadi untuk masalah style biar aku saja yang memilihnya, Abang dan juga Uncle tinggal mengatur strateginya saja." Jawab Anna yang sudah memperhitungkan sebelumnya.
"Tapi Anna!"
"Sudahlah, kita tidak punya waktu lagi, jangan biarkan Bos Mafia itu menunggu terlalu lama." Akhirnya Ghavin tersadar dari lamunannya saat Jordan masih terus ingin berdebat dengan Anna.
"Lihatlah pakaiannya Ndan!" Jordan seolah masih belum menyetujuinya, dia tidak ingin terjadi apa-apa dengan adiknya.
"Anna, kamu boleh memakai baju itu, tapi tetap menggunakan jacket kulit ini, karena jacket kulit ini ada bahan anti pelurunya, jadi kamu harus memakainya okey?" Dan Ghavin langsung melepas jacket kulit miliknya dan memakaikannya ditubuh Anna.
"Hmm." Akhirnya Anna hanya bisa mengganguk patuh saja.
Dengan langkah pelan tapi pasti, Anna berjalan menuju sebuah ruangan tertutup didalam sebuah Bar ternama dikota itu.
"Excuse me, aku mau bertemu dengan Mr. J." Ucap Anna saat langkahnya terhalang oleh beberapa pria sangar yang menjaga tempat itu.
"Kamu siapa?" Pria bertubuh tinggi dan perut buncit itu kembali menenggak minuman beralkohol miliknya, setelah melirik sekilas kearah Anna.
"Panggil saja aku Anna, pemilik Bar Dream Drink yang ingin bekerja sama dengan Mr. J!"Jelas Anna sesuai dengan ajaran dari Abangnya.
"Apa maumu!" Tanya pria itu yang langsung bangkit dan mengelilingi tubuh Anna.
*Yaelah apa dia Mr. J itu? Ahh, aku jadi lemas jika harus menggaet pria modelan Hulg seperti ini*?
"Saya ingin meminta jasa kalian untuk mengimpor barang dari luar negri."
"Sini kamu, mendekatlah denganku!" Pria itu kembali menjetikkan jemarinya kearah Anna.
*Mampus gue, mau diapain ini? Huft... Demi ponsel mahal dan jalan-jalan keluar negri gratis, aku harus bisa*!
"A-ada apa Tuan?" Anna mulai bergidik ngeri, namun demi reward fantastis itu dia mencoba menguatkan diri dan bertahan sampai titik terakhir.
"Kamu berani bayar berapa?" Bisik pria itu disamping telinga Anna, bahkan menyemburkan bau alkohol yang sangat menyengat sekali.
"Be-berapa yang anda inginkan?" Tanya Anna sambil menahan diri agar tidak menutup hidungnya, sesungguhnya dia merasa mual mencium bau yang sangat menyengat itu, namun dia berusaha terlihat santai dan terbiasa, karena disini dia adalah penjualnya.
"Kamu tidak mau melakukan sesi tawar menawar?"
"Tidak perlu, ini bukan pasar pagi bukan?" Jawab Anna yang tidak ingin berlama-lama mengobrol dengannya.
"Bagus, aku suka berbisnis dengan wanita sepertimu, ayo ikut aku kedalam!" Pria itu langsung berjalan terlebih dahulu didepan Anna.
*Haduh, mau dibawa kemana ini, aku benar-benar tidak rela jika keperawananku direnggut oleh pria model Hulg seperti ini, duh Gusti.. Tolonglah hambamu ini*.
"Ki-kita mau kemana Tuan?" Tanya Anna saat mereka berjalan cukup jauh kedalam ruangan, bahkan suara jedag-jedug musik didepan sana sudah terdengar samar darisana.
"Diamlah, kamu akan tahu nanti."
"Tapi?"
"Jika kamu ragu, kenapa kamu ingin bekerja sama dengan kami, jika mentalmu lemah, lebih baik kamu urungkan saja niatmu!" Bentak pria itu dengan tatapan yang cukup mengerikan.
"O...tentu saja tidak, aku sudah menantikan kerja sama ini." Jawab Anna yang pura-pura kuat, padahal jauh didasar hati dia ingin menangis saja kali ini.
"Kalau begitu diam dan ikuti aku!" Perintah pria itu kembali.
"Baiklah!"
"Masuklah!" Ucap pria itu saat sampai diujung ruangan.
*Huft, tenang Anna, kamu pasti bisa, anggap saja dia badutmu*!
"Okey."Anna mengganguk patuh saja, apapun yang terjadi nanti Abang dan Ghavin yang akan menanggung hidupnya kedepannya, jadi Anna tidak perlu terlalu khawatir.
"Sir, klien kita sudah datang!" Dan pria itu membuka sedikit pintu kamar itu setelah berbicara.
*Sial, ternyata bukan dia Bosnya, aku bahkan sudah gugup saat menghadapinya tadi*.
"Haish, kenapa aku yang jadinya harus menunggu!" Ucap pria itu sambil memutarkan kursi mililknya.
Saat Jay Alisher memalingkan wajahnya, Anna sampai melongo melihatnya, karena penampilan pria itu tidak seperti yang dia bayangkan.
Degh!
"Ma-maaf, tapi saya hanya ingin berbincang dengan Mr. J saja." Ucap Anna yang mencoba memastikan, karena dia tidak akan percaya begitu saja.
Pranggggg!
"Hei, apa kamu sedang ingin bermain-main denganku!" Awalnya dia menyatukan alisnya saat mengingat sesuatu tentang gadis ini, namun segera teralihkan oleh sikap Anna yang terkesan menyepelekan dirinya, sehingga dia melempar gelas miliknya ke Lantai.
*Gila, apa memang dia Bosnya? Tapi wajahnya tidak cocok sebagai Bos Mafia, dia lebih pantas jadi aktor drama action*.
"Tundukkan kepalamu, dia Bos kami, Tuan Jay Alisher!" Ucap Pria yang mengantarkan Anna dari ruangan depan tadi.
*Wahahaha, gini dong! kan jadi semangat gue buat merayunya, dia mirip artis siapa ya, bodo amatlah yang penting TAMPAN Bolo*!
"Owh, hai Tuan Jay Alisher, senang sekali bisa bertemu langsung dengan anda!" Anna langsung berjalan mendekat tanpa rasa ragu, bahkan dia langsung duduk dengan manja dibahu kursi yang Jay duduki saat ini.
"HEI, JAGA SIKAPMU NONA!" Teriak pengawal Jay yang seolah tidak terima dengan kelakuan Anna yang terkesan berani.
"Kenapa, ada masalah? Saya hanya ingin bicara secara intens dengan Bos kalian, jadi bisa tinggalkan kami hanya berdua saja?" Ucap Anna yang tetap tidak mau mengubah posisinya.
"WOI!"
Begitu suara anak buah Jay terdengar melengking, beberapa pria berbaju hitam dan bertubuh besar berlarian datang kedalam ruangan itu.
"Tuan Jay, ada apa dengan mereka? Padahal aku sungguh-sungguh ingin berbisnis yang sangat menguntungkan denganmu."
Dengan centilnya, Anna sengaja menjulurkan ibu jarinya untuk menyentuh rahang diwajah Jay yang sudah mulai mematung.
"Su-sudahlah, kalian keluar saja!"
Baru kali ini Jay terlihat gugup saat didekati oleh seorang wanita, padahal didalam kesehariannya dia selalu meminta jasa dari sekumpulan wanita-wanita cantik dan bertubuh sexsi, bahkan saat ini tangannya mulai mencengkeram kursi sofa yang dia duduki, saat Anna semakin mendekatkan wajahnya kearah dirinya.
*Yes, sepertinya dia tertarik denganku, kalau tahu tampan begini sih gue semangat, sepertinya gue harus berterima kasih ini sama Abang gue, karena sudah ngasih imun terbaik malam ini, haha*!
Senyum Anna benar-benar susah untuk digambarkan, karena kriteria dari cowok idamannya, seolah ada pada diri Jay Alisher semua, hanya saja Tatto dilengannya terlihat sedikit menyeramkan bagi Anna, tapi over all sosok Jay benar-benar berhasil menarik perhatian Anna.
*Epilog*
"Ckk, apa aku perlu masuk kesana?"
Ghavin mulai menjambak rambutnya sendiri, saat melihat pergerakan Anna dari layar ponselnya.
"Untuk apa Komandan?" Jordan malah menopangkan satu kakinya dengan santai, seolah tidak ada beban dan rasa takut sebelumnya.
"Apa itu tidak terlalu berbahaya? Aku rasa Anna terlalu berani dengan Bos Mafia itu."
"Pffth."
Selain tertawa, Jordan hanya bisa geleng-geleng kepala saja.
"Hei, kenapa kamu malah tertawa, itu adikmu Jordan!" Ghavin malah sewot sendiri saat ini, padahal ini baru permulaan saja.
"Santai saja komandan, jika lawannya pria tampan, aku rasa Anna akan baik-baik saja."
"Hah, tapi itu--"
Dia yang mengusulkan Anna sebagai umpan, namun dia sendiri yang gelisah tak menentu karenanya, Ghavin pikir Anna hanya akan duduk dan ngobrol santai saja dengan Bos Mafia itu, tidak sampai duduk mesra dalam satu kursi seperti saat ini.
"Sudahlah Komandan, kita tunggu saja aksi dari gadis kosong itu sambil ngopi dulu, biar nggak panik."
Lain dengan sikap Ghavin yang terlihat risau dan panik, Jordan sang kakak kandung malah hanya tersenyum miring saat memantau cctv yang sudah mereka pasang sebelumnya diruangan privasi dalam Bar itu.
*Jangan takut kehilangan apapun didunia ini, karena tidak ada yang benar-benar menjadi milikmu sepenuhnya, bahkan udara yang engkau hiruppun harus kembali engkau hembuskan*.
semangat berkarya thor...
ditunggu karya selanjutnya
yaaaa aammpuunnnnn...
kocak abiz mereka itu...
btwxakhirnya up date...
mkasi byak ya aa kaakkkk
❤❤❤❤