NovelToon NovelToon
Sepupuku, Canduku

Sepupuku, Canduku

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Cinta Terlarang / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Trauma masa lalu
Popularitas:997.9k
Nilai: 4.9
Nama Author: alfajry

Gagal menikah karena calon suaminya selingkuh dengan sesama jenis, ternyata membuat Bulan tidak lagi menyukai laki-laki bertubuh atletis seperti yang telah menjadi kesukaannya. Dia bahkan menganggap laki-laki bertubuh kekar semua sama seperti Andra, mantan tunangannya.

Lalu ia dikirim ke rumah kakak dari sang ibu, dan bertemu dengan Samudra Biru, sepupu yang sama sekali tak dilirik Bulan karena traumanya terhadap laki-laki. Berbeda dengan Samudra Biru yang ternyata juga dosen Bulan di kampus, Biru menyukai Bulan dengan segala keanehannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alfajry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rasa Ingin Menafkahi

Bulan yang bersandar lemas di kursi malah menghela napas. "Itu sepupu guee..."

"Hah? Serius?"

"Iyaaa. Duuh. Mana pake acara jemput segala, Aelah!" Bulan mengomel kesal sendiri melihat inisiatif gila dari Biru.

Ya, dia mungkin merasa bertanggung jawab setelah menyetujui apa yang diucapkan Dina. Tapi kan, dia sudah bilang akan pulang sendiri tadi! Ukh...

"Mbul, jadi pak ganteng itu sepupumu?" Tanya Nadin.

"Iya. Sepupu yang aku bilang penyuka sesama jenis itu!" Sungutnya sebal, dan mulai memberesi barangnya, ia masukkan ke dalam tas. "Ya udah, aku pulang, deh." Padahal masih ada waktu buat mengobrol banyak hal. Tapi karena sudah dijemput...

"Hahaha. Jadi kayak anak SD lo! Pake dijemput segala." Tawa Wina.

"Kenalin nggak, sih, Mbul. Cakep banget kayanya..." Tukas Yeshika.

"Ngga usah. Dia ga minat cewe!" Bulan berdiri dan berjalan keluar kafe. Dia menoleh ke belakang saat dilihatnya ketiga temannya mengendap-endap ingin mengintip. Gadis itu menghela napas, namun tetap membiarkan apa yang mereka lakukan.

Dan malam itu, Bulan pulang duluan menemui Biru yang katanya sudah di depan coffee shop. Bulan gak pernah berpikir kalau cowok itu akan menjemputnya, sampai Biru benar-benar hadir jam 8 malam di waktu yang Bulan hanya asal sebut saja.

Bulan berdiri di depan Biru yang sudah menunggu. Tengkuknya merinding, karena tahu sahabat-sahabatnya mengumpat atas tampanan Biru dari balik tembok sana.

"Maaf ngerepotin, kak. Tapi sebenarnya ga perlu jemput, karena aku bisa pulang sendiri."

Biru berjalan begitu saja setelah Bulan selesai berbicara. Dia melangkah santai sambil memutar-mutarkan kunci mobil di jari telunjuknya. Sial, dikacangin! Arrghh.. Bulan mengepalkan tangan dengan rahang yang ikut mengeras.

Dia menoleh ke belakang, dimana teman-temannya mengintip, lalu mengumpat tanpa suara ke arah sana dengan kaki yang seperti tengah menginjak-injak sesuatu dengan kuat dan wajah penuh kekesalan. Tak lupa mengacungkan jari tengah pada teman-temannya yang terkikik geli disana.

"Cepat!"

"Eh-iya." Bulan berbalik dan langsung berlari kecil menyusul Biru. Tak ada daya dan upaya Bulan jika berhadapan dengan Biru. Bulan dia anak satu-satunya. Tapi setelah ini, Bulan harus sadar kalau dia memiliki kakak protektif seperti Biru.

...🍀...

Bulan baru mendaratkan bokongnya disalah satu bangku, dan Patriot datang dengan wajah sumringah, duduk disebelah Bulan.

"Morning, Bul-Bul."

Mendapat panggilan itu, Bulan menoleh dengan dahi berkerut. Sementara Patriot mengangkat-angkat alisnya sambil tersenyum.

"Pagi." Jawab Bulan seadanya. Napasnya masih sesak. Pagi-pagi dia pergi tanpa ikut sarapan karena ingin menghindari Biru. Dia tidak ingin pergi bersama pria itu. Rasanya seperti diserap habis energinya setiap kali berhadapan dengan Biru.

Terlebih tadi malam, Biru hanya diam sepanjang jalan. Entah apa tujuannya sampai menjemput kalau dia hanya diam seribu bahasa, tidak mengeluarkan suara apapun, membuat Bulan terintimidasi.

Tapi... uh. Perut Bulan bunyi. Terbiasa sarapan membuatnya lapar pagi-pagi begini.

"Nih..."

Patriot menggeser sebuah roti isi di atas meja Bulan. "Laper, kan?" Katanya, sejak tadi memperhatikan Bulan memegangi perutnya yang memberontak minta diisi.

"Eh, ngga apapa. Aku bisa beli di kantin."

"Ya gapapa, makan aja. Ini buatan gue, lho."

Bulan melirik roti isi berlapis plastik tipis yang memang kelihatannya dibuat sendiri. Terlebih selainya berantakan di plastiknya.

"Itu roti isi peanut butter. Menu resto terbaru hasil kreasi gue sendiri."

Mendengarnya, Bulan tertarik. "Kamu kerja di resto?"

"Yaps! Gini-gini gue chef, tau."

Mata Bulan berbinar. Apa dia bisa tanya pekerjaan ke Patriot? Dia kan, lagi cari kerjaan sampingan.

"Nggak percaya?"

"Percaya kok, percaya. Ee.. ada lowongan nggak, ya?" Tanya Bulan cepat tanpa mau melewatkan itu.

"Eh. Kenapa? Mau kerja juga?"

"Iya. Aku dulu asisten chef selama dua tahun. Aku pengen cari kerja sampingan. Siapa tahu di resto tempat kamu kerja masih nerima-"

"Masih-masih." Jawab Patriot cepat sambil menganggukan kepala pasti. "Gue ga nyangka kalau lo juga chef."

"Asisten, Patriot."

"Sama aja. Apalagi udah 2 tahun. Sore ini bisa datang ke hotel Gudwings?"

"Hotel?"

"Ah, restonya ada di dalam hotel Gudwings. Lantai paling atas. Namanya Lounge Bar Gudwings. Tenang aja, cuma nama doang aslinya mah, resto. Kita disana buka 24 jam, tapi ntar lo bisa ambil shift anak sekolah." Jelas Patriot dengan semangat.

"Ini.. serius kan, pat?" Rasanya Bulan tak percaya karena kebetulan ini sangat meyenangkannya.

"Serius, dong." Patriot mengangguk lagi. Melihat Bulan tersenyum senang begitu membuatnya semangat dan langsung mengeluarkan ponsel untuk menghubungi seseorang yang akan ditemui Bulan sore nanti.

...🍀...

Biru menyeruput minumannya. Sejak tadi tangannya tak lepas dari benda pipih yang belakangan membuatnya terus menatap ruang obrolan yang sepi. Bulan, sejak tadi belum online padahal seharusnya kelasnya sudah selesai sejak siang tadi. Apa yang dilakukannya? Pagi-pagi pergi tanpa sarapan, dan tadi Biru singgah ke fakultas bahasa pun tidak bertemu.

Terus terang, perempuan itu membuatnya kehilangan jati diri. Pasalnya Biru tidak pernah merasa bahwa dia akan terus memikirkan sepupunya yang sudah dewasa itu. Padahal dulu waktu Bulan berusia 9 tahun, Birulah yang sering menggendongnya di belakang karena anak manja itu suka sekali menjadikan Biru kuda-kudaannya.

Dan kehadiran gadis molek itu membuat Biru yang jarang di rumah, lebih suka menghabiskan waktu disana hanya untuk merasakan ketenangan jika Bulan juga ada di rumah itu.

Aneh, bukan? Biru jug merasakan keanean yang sama. Ada rasa haus, dan hanya melihat Bulan bisa menyembuhkan dahaganya.

"Kenapa sih, ngeliatin hapeee mulu." Celetuk Nakula pada Biru yang hanya diam sejak tadi. Padahal niatnya ingin mengobrol santai karena lama tak bisa bertemu. Tapi temannya itu malah menunjukkan wajah tak enak sejak tadi. "Lo lagi deket sama cewe, ya? Kalo gue liat gelagat elo, nih, lo punya gebetan."

"Nggakk. Bukan apa-apa." Jawab Biru. Dia meletakkan ponselnya di atas meja, lalu menoleh ke seisi ruang. "Katanya lo mau nginterview orang baru?"

Nakula melirik jam di tangannya. "Paling bentar lagi dateng. Lagian ini kerjaan adek gue, sialan itu. Bisa-bisanya masukin orang seenak jidat." Gerutunya, mengingat tadi pagi adiknya menelepon karena ingin memasukkan anak baru ke resto mereka. "Eh, Ru. Malika Nanyain lu, tuh. Katanya kapan bisa ketemu lo lagi? Kayaknya dia ga bisa move on, padahal udah 3 tahun aja."

"Ngga peduli gue."

"Makin cantik loh, Malika."

Biru menyeringai. Makin cantiknya itu gimana sih, paling kalau disandingkan dengan Bulan, masih menang Bulan jauh dari cewek-cewek di muka bumi ini.

"Gue cabut, deh. Kayanya ujan dah berenti."

"Ehh. Jangan, dong. Baru juga setengah jam disini mau langsung cabut aja." Protes Nakula. Lalu matanya menangkap seorang gadis yang baru masuk ke dalam resto miliknya. "Eh, kayanya itu deh, orangnya."

Pandangan Nakula terfokus, mengikuti langkah gadis yang mendekati bartender yang ada di counter.

"Wah, Ru. Cakep amat, Ru. Selera lu, nih!!" Nakula memukul-mukul meja untuk membuat Biru menoleh ke belakangnya.

Namun Biru tak peduli. Tangannya mengibas, menyuruhnya pergi sementara dia sibuk memainkan ponsel.

"Gue kesana bentar, ya." Nakula semangat 45 setelah melihat siapa yang akan menjadi anggota baru di tempat yang ia kelola.

"Rembulan, ya? Temennya Patriot? Silakan kesini..."

Mata Biru membulat. Siapa tadi? Dia langsung memutar tubuh untuk melihat wajah yang bernama Rembulan itu. Dan, ketegangannya bertambah saat ternyata memang Bulan sepupunyalah yang ada disana.

Bulan masuk ke dalam ruangan yang dibukakan oleh Nakula. Sedang lelaki itu tersenyum sopan pada Bulan yang menunduk padanya.

Melihat Bulan yang ada disana membuat Biru yang awalnya ingin pulang, jadi tertahan dan menunggu Bulan selesai interview.

Tak butuh waktu lama, Bulan keluar dengan wajah cerah. Dia berjalan sambil tersenyum saat dirinya ternyata diterima bekerja di resto itu.

Bulan terhenti saat melihat Biru sudah berdiri menunggunya di depan gedung. Membuat senyum gadis itu pudar seketika.

"K-kak.. Biru.."

Pria bernama Biru namun selalu memakai hitam itu menatapnya. Perasaan Bulan mendadak ga enak, apalagi Biru diam saja dengan mata yang menyorot dingin begitu. Lalu, tahu darimana pria itu kalau dirinya ada di tempat ini??

Bulan melangkah mendekat. Kesenangan yang ia rasakan mendadak hilang saat Biru mulai bersuara..

"Ngapain disini?" Tanya pria itu. Suara bass-nya membuat Bulan merinding.

"K-kerja, kak."

Sebenarnya Biru tahu, karena Nakula yang bilang akan ada anggota baru di restonya. Tapi yang Biru tidak paham, kenapa Bulan sampai bekerja padahal dia mendapat uang jajan dari Dina. Apa kurang?

Biru tahu dia tak berhak, apalagi hubungan mereka tidak dekat. Tapi rasa ingin memberi nafkah tiba-tiba menjalar di tubuhnya.

"Kalau uang dari mama kurang, kamu bisa minta sama saya."

"Hah?"

"Saya yang akan tambahi uang jajan kamu. Kalau lagi perlu banyak, minta saja ke saya."

Bulan segera merapatkan bibir saat ia menyadari bibirnya yang terbuka karena tercengang mendengar ucapan itu. Aneh, sebab dia tak dekat dengan Biru sampai menjadikannya pasif income yang menjanjikan.

"Ee.. tapi-"

Kalimat Bulan terpaksa tertahan saat tiba-tiba Biru melangkah maju dan memeluk tubuhnya. Detik itu pula, sebuah mobil lewat dengan cepat sampai membuat air genangan yang ada di bawah menyiprat ke punggung Biru dan basah. Sedang Bulan dalam pelukan terdiam membeku.

Apa ini.. jantung Biru, degupannya sangat hebat. Dan aroma yang belakangan membuat Bulan lupa ingatan. Ini mirip dengan...

Ah. Malam waktu di bar itu, ya...

TBC

1
Edah J
Embul mudah terhanyutt yaa... 😁😁😁✌️ sabarr yaa kalian bentar lagi unboxing kok kalau udah halal mh 😁😁😁✌️
moona
ya ampun Mbul jangan kebablasan, tunggu halal dong 😌
Nona Aan Chayank
Alhamdulillah,, mulai teratylg up nya ya kak 😊
Semangat terus berkarya yaa💪💪

Semoga cerita Elian si Manusia Serigala juga dilanjut yaaa 🙏🙏
Ediherianto
romantis banget ya pen biru sm mbul, tp yg sabar ya utk mereka, kan pernikahan mereka sebentar lg, dan utk pak rudi saya senang sekali dgn caranya utk membuat cakra hancur. lanjut pen.
Edah J
Semoga dengan kejadian ini tidak
ada lagi keegoisan hanya untuk mencapai suatu tujuan
sehingga tidak ada perasaan yang tersakiti😉
Edah J
Selalu setia nunggu kak author up lagi dan itu perlu kesabaran😁✌️
🌼🌻🌸🌷🌹 untuk kak author 😉
moona
pen, selesaikan ceritanya si Mbul dan jangan mandek lagi, please🥺🥺🥺
Penulis Amatir: Hehe diusahakan syg
total 1 replies
Ediherianto
syukurlah ya pen pelakunya sdh tertangkap, dan benar dugaan mbul ternyata pelakunya malika, tp kasian banget klu lihat nasib malika ya pen, hanya dijadikan alat utk kesuksesan ayahnya sendiri. up lg pen, semangat.💪
Pieh
semangat othor
Nona Aan Chayank
Akhirnya lanjut ceritanya.. 😍
D_wiwied
kasian jg malika ya dia jd korban keegoisan papanya sendiri, harusnya tu malika dirawat sejak kecil.. duh malah ky iklan kecap /Facepalm//Facepalm/
Penulis Amatir: karena dia kedelai pilihan ya kak/Curse/
total 1 replies
Lia Liya
Alhamdulillah setelah sekian purnama akhir nya di update jugaaaaa /Kiss/
Penulis Amatir: hahaa makasih udah baca kaa
total 1 replies
D_wiwied
duuh sampe hampir lupa sm jalan ceritanya saking lamanya pen, btw makasih dah dilanjut lg ya..
D_wiwied: jangan lama2 up nya pen, dah pingin ke kondangannya bubul ni
Penulis Amatir: Hehe penulis juga lupa kalo ga baca ulang😵😄
total 2 replies
Ediherianto
luar biasa menarik utk dibaca
Ediherianto
alhamdulillah, terima kaaih ssh update ya pen, walaupun lama banget nunggu up, aku td sampai terkejut pen pas baca kaca mobil biru pecah, syukurlah mbul dan biru nggak kenapa2, apa mungkin malika ya pen pelakunya, karena sakit hati ditolak sm biru, salah malika sendiri ya pen, punya cowok sempurna kok ditinggalin. up lg ya pen, oh iya pen tolong dong up lg novel savior in the rain, please.🙏
Ediherianto: sama sama pen👍
Penulis Amatir: siap bos. lagi ditulis. makasih udah nungguin^^
total 2 replies
Siti Nina
Lanjut lagi dong pen ko di gantung gini ceritanya 🤔
Sunari Cucun9
serasa mimpii huaa up lagiii
Edah J
Alhamdulillah kak author up lagi setelah 7purnama terlewati
makasih kak untuk up nya
Ay Ay Aynaaa
mimpi apa aku smlm 🤣 up lg hahaaa
blm baca otw kasih hadiah kopi buat kamuuu,,, ahh senangnyaaa jgn hilang lg ya peenn🥹
Penulis Amatir: siappp🤣
Ay Ay Aynaaa: sama2 🥰
klo ga sibuk up lg yaahh,,, ntar rajin2 ku kasih kopi biar kuat begadang😂
total 3 replies
Pieh
Alhamdulillah... sudah up lagi, pen kemana aja, semoga sehat sehat ya biar terus berkarya, semangattt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!