NovelToon NovelToon
Ketos, Jodoh Kecil Yang Terlupakan

Ketos, Jodoh Kecil Yang Terlupakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Kisah cinta masa kecil / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua / Idola sekolah
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: dira.aza07

Alluna seorang gadis yang ceria, bertubuh kecil imut, memasuki sekolah SMU-nya, tanpa di sadarinya dia menjadi sorotan seluruh sekolah akibat dirinya telah di tolong dengan posisi di peluk oleh KETOS yang sangat populer bahkan di idamkan oleh seluruh wanita di sekolah itu.

KETOS yang dingin dan sulit tersentuh itu, tidak pernah berdekatan dengan seorang wanita, bahkan sampai ada yang menggosipkan jika pria ganteng itu adalah seorang Gay.

Bagaimana tidak ... KETOS yang bernama Alaska itu masih mencintai sahabat kecilnya, dan dalam pikirannya selalu terisi oleh sahabatnya itu yang bernama Alluna.

Namun sayang ... Alluna hilang ingatan di kala Alluna telah pergi dari kota yang sama dengan sahabatnya Alaska.

siapa sangka saat kembalinya Alluna ke kota itu, dua orang tuanya yang telah bertemu kembali yang lama telah bersahabat itu. Membuat keputusan tanpa sepengetahuan anaknya yaitu menjodohkan Alluna dan Alaska secara diam-diam.

Bagaimana kisah cintanya? yu saksikan ceitanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dira.aza07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Setelah Alluna meminum air mineral itu, Rendra mengambil botol itu dari tangan Alluna, lalu mereka berjalan masuk menaiki bianglala.

Rendra mempersilahkan Alluna naik lebih dahulu, dan saat Rendra hendak masuk, suara Alaska menghentikan langkahnya.

"Boleh aku bergabung dengan kalian?" tanya Alaska.

Rendra menatap Alaska dengan tatapan tajam tanpa bersuara. Tapi Alluna berbeda, dengan ramahnya mempersilahkan Alaska gabung bersama mereka.

Rendra pun masuk dan duduk di samping Alluna sedangkan Alaska duduk di hadapan Alluna.

Hening ... hanya senyuman yang menghiasi wajah Alaska.

"Bonekanya bagus ...," puji Alaska tersenyum.

"Iya ni ka aku suka banget, di kasih dari seseorang, pas banget ka aku pengen banget ini," jawab Alluna dengan memeluk boneka itu.

Syukur deh kalau kamu suka Lun. Batin Alaska.

"Wah ... kebetulan sekali ya," timpal Alaska.

Rendra memutar kedua bolanya dengan malas.

"Oh ya ... Aku Alaska, kamu?" tanya Alaska ramah dengan memberikan tangannya untuk bersalaman kepada Rendra.

"Rendra," ucap Rendra dengan memberikan lengannya untuk bersalaman.

"Ka ... biasanya ni ya, orang main ke tempat beginian itu sama teman, adik, pacar, kenapa sendirian?" cecar Rendra ketus.

Alaska tersenyum, lain hal dengan Alluna, menyenggol lengan Rendra.

"Iya tadi aku janjian sama adikku, tapi dia tidak jadi ke sini, ya aku iseng aja udah di sini kenapa ga main, dan aku tertarik dengan bianglala ini, senang dengan melihat pemandangannya dari atas sini," bohong Alaska.

"Oh ...," ucap datar Rendra yang sangat tidak suka kebersamaannya bersama Alluna di ganggu orang lain, dan orang itu Alaska.

"Iya kebetulan ada kalian, jadi biar ga sendirian aku ikut gabung," alasan Alaska.

"Ya sudahlah," timpal Rendra.

Alluna hanya mendengar kedua pria itu berbicara, sedikit heran dengan sahabatnya itu, kenapa seperti ketus secara tiba-tiba kala ada Alaska di antara mereka.

"Kamu haus mau minum lagi?" tawar Rendra mencoba mengalihkan topik melalui Alluna.

Alluna menolak, dia malah melirik pemandangan dari dalam bianglala itu saat berada di atas.

Alluna senang, namun tiba-tiba bianglala itu seperti terjatuh dan bergoyang dengan cepat ke arah depan, membuat tubuh Alluna dan Rendra jatuh ke depan.

Namun kembali Alluna di tahan oleh Alaska, "Ahh... a-aku takut,"gumam Alluna dan terdengar oleh Alaska.

"Jangan takut, aku ada di sini, aku akan menjagamu," bisik Alaska.

Membuat jantung Alluna berdetak tak karuan, kata-kata itu seperti dejavu kembali. Kepalanya kembali sakit untungnya hanya sesaat, lalu matanya menatap ke arah Alaska yang sedang tersenyum menatap Alluna, dengan tangannya masih menahan tubuh Alluna memegang erat bahunya.

Sedangkan Rendra terbentur kursi yang berada di depannya. Rendra merasakan sakit, namun dia abaikan lebih teringat akan Alluna, tapi ternyata orang yang sedang dia khawatirkan malah aman dalam genggaman Alaska yang memegang bahu Alluna, dan kini mereka saling tatap.

Jantung Rendra bertalu-talu menahan amarah yang bergejolak, padahal posisi bianglala itu sedang tidak aman, tempat mereka diami itu miring ke arah Alaska, dan dalam keadaan diam tidak bergerak.

"Alluna apa kamu baik-baik saja?" tanya Rendra mengabaikan apa yang sedang terjadi.

Alluna menatap Rendra, "Aku baik-baik saja, kamu?" tanya Alluna yang melihat jika Rendra dalam keadaan sedang tidak baik.

Rendra tersenyum, dan menggelengkan kepalanya.

"Kenapa tidak bergerak begini? lama dan kenapa posisinya miring seperti ini?, aku takut ...," keluh Alluna yang masih berada di hadapan Alaska.

"Jangan bergerak karena kita tidak tahu apa yang terjadi, dan jangan khawatir, aku akan memegangi kamu," ucap Alaska, dan terdengar jelas oleh Rendra.

Kenapa sih harus dia lagi yang menolong Alluna. pikir Rendra kesal.

Sedangkan Alluna hanya menganggukkan kepalanya, dan kembali bergerak dan membuat tubuh Alluna jatuh dalam pelukan Alaska.

Alaska dan Alluna terdiam dalam posisi tersebut, dan Alluna hendak berdiri, namun di tahan Alaska.

"Aku mohon jangan ada yang bergerak, aku khawatir ada yang rusak dan memperparah kerusakan, jangan sampai kita terjatuh," peringat Alaska dan itu terdengar oleh Rendra.

"Tapi aku takut Ka," gumam Alluna dan masih posisi memeluk Alaska.

"Aku tahu, kita semua merasakan yang sama, dan pasti bala bantuan akan tiba, sabar ya, mohon jangan bergerak," pinta Alaska dan Alluna kembali menganggukkan wajahnya.

Rendra merasakan dadanya bergemuruh, di tambah rasa sakit pada tubuhnya terutama kakinya akibat benturan yang cukup keras, belum pegal menahan tubuhnya agar tidak bergerak.

Jangankan Rendra, Alluna dan Alaska pun sama, dan mereka bertiga tak kalah merasakan ketakutan akan jatuhnya tempat kurungan yang mereka tempati tersebut.

Tak lama terdengar suara ...

"Saya harap semua orang yang berada dalam bianglala tidak ada yang bergerak sedikitpun, kami akan segera menolong kalian, bertahanlah," ucap seseorang melalui pengeras suara dari bawah sana.

"Kamu benar Alaska, tapi apa mereka akan menyegerakan bantuannya?" Rendra tidak tahan melihat Alluna berada dalam pelukan Alaska.

"Kita berdoa saja Ren, semoga mereka mempercepat bala bantuannya," timpal Alaska.

"Maaf ya Ka, pastinya berat menahan tubuhku," ucap Alluna.

"Tidak Lun, tapi aku mohon jangan tahan tubuhmu agar kamu tidak merasa pegal, anggap saja aku kasur di kamarmu, lupakan aku yang berada di depanmu," saran Alaska yang tidak ingin menambah sakit tubuh Alluna akibat menahan beban dirinya sendiri.

"Tapi Ka?" sanggah Alluna.

"Tidak apa," Alaska siap jika dia akan menahan beban dan membuat kurungan itu semakin miring, tapi Alaska yakin meraka akan tetap baik-baik saja.

Alluna mengikuti saran Alaska, dan ternyata perkiraan Alaska benar, kurungan itu bergoyang kembali ke arahnya, hingga teriakan Alluna menggema.

"Kalian yang dia Atas saya mohon jangan bergerak," tegur seseorang di bawah sana.

"Ka ...," ucap Alluna yang kini tubuhnya benar-benar memeluk Alaska.

"Tidak apa-apa Alluna, barusan hanya ada gerakan ringan saja, asal kau tidak kembali menahan tubuhmu," ucap Alaska, padahal kini tubuhnya menahan tubuh Alluna dan menahan duduknya agar tidak semakin berat oleh beban mereka.

Tak apa aku menahan semua ini untukmu Lun, aku sudah janji aku akan ada untukmu.

Alluna meneteskan matanya dalam pelukan Alaska, dan itu terasa jelas oleh Alaska karena tetesan itu telah membasahi bahu Alaska, dan suara isakan Alluna terdengar jelas di telinga Alaska.

"Jangan menangis, sudah aku katakan ..., jangan khawatir, ada aku yang akan menjagamu," bisik Alaska dengan tangan mengusap punggung Alluna.

"Apa tidak ada yang bisa kita lakukan?" tanya Rendra, karena dirinya semakin panas melihat adegan di sampingnya yang terlihat sangat jelas, bahkan Alaska meminta Alluna melepaskan tahanan kakinya agar tidak menumpu tubuhnya, hingga kini mereka berpelukan erat dan itu semakin membuat Rendra kebakaran jenggot.

"Kamu mau lakukan apa? bergerak dan kita akan jatuh, bersabarlah," timpal Alaska.

Rendra pun mengerutkan wajahnya dan memalingkan mukanya.

Bersambung ...

1
dira rahmi
Terimakasih 😍💋
🌸 Yowu-Kim 🌸
Fighting ❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!