NovelToon NovelToon
Diamnya Melati

Diamnya Melati

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Pelakor jahat / Penyesalan Suami / Selingkuh
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Raina Syifa

Melati berubah pendiam saat dia menemukan struk pembelian susu ibu hamil dari saku jas Revan, suaminya.
Saat itu juga dunia Melati seolah berhenti berputar, hatinya hancur tak berbentuk. Akankah Melati sanggup bertahan? Atau mahligai rumah tangganya bersama Revan akan berakhir. Dan fakta apa yang di sembunyikan Revan?
Bagi teman-teman pembaca baru, kalau belum tahu awal kisah cinta Revan Melati bisa ke aplikasi sebelah seru, bikin candu dan bikin gagal move on..🙏🏻🙏🏻

IG : raina.syifa32

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raina Syifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

berubah dingin

Revan terkejut saat Melati tiba-tiba meminta pulang ke Jogja.

 “Pulang ke Jogya?” Matanya melebar, suaranya tak bisa menyembunyikan kecemasan, “Kok dadakan, sayang? Apa bunda sakit?” 

 Melati menatap sekilas suaminya yang sedang berjongkok di hadapannya, napasnya terdengar berat. “Apa harus nunggu bunda sakit dulu baru aku pulang, Mas?” katanya, nada tajam. 

Revan cepat-cepat menepis, “Ya enggak sih, tapi Mas belum ada waktu senggang, Mas masih sibuk urus perusahaan di Bandung.”

Senyum Melati merekah getir, seolah menelan sesuatu yang pahit. Di dalam hati, “Sibuk urusan perusahaan atau ngurus perempuan itu, Mas?” 

 Revan mengayun-ayunkan pahanya, matanya mencari-cari reaksi dari Melati yang menutup wajah dengan sikap dingin. “Sayang, kenapa sih beberapa hari ini kamu cuek sama mas? Mas salah apa sama kamu?” tanyanya dengan suara sedikit keras, hingga membuat Melati memberikan tatapan tajam.

 Tangan Melati mengepal di pangkuan, hatinya terbakar amarah karena Revan terus membohonginya. Namun ia tetap diam, menahan amarah yang ingin meluap.

Revan menarik napas dalam-dalam menyesal berkata sedikit keras pada istrinya, matanya mencari-cari tatapan Melati yang mulai menjauh.

 “Maaf, sayang, aku nggak bermaksud membentak. Tapi… aku nggak bisa kamu cuekin kayak gini, mas bisa gila. Mas kangen, tau nggak?” Suaranya lembut, tapi ada getar di ujung kata yang seolah merayu. 

 Dia menunduk sejenak, lalu menatap lagi. “Nanti kita cari waktu yang pas, pulang bareng-bareng sama anak-anak. Nunggu libur panjang aja, kasihan mereka kalau ditinggal. Mas takut kalau ijin terlalu lama, mereka malah ketinggalan pelajaran.” 

 Melati mengerutkan dahi, suaranya dingin saat membalas, “Aku bisa pergi sama Ayana kok. Anak-anak juga sudah mandiri. Aku udah bilang sama Mama, kalau aku pulang ke Jogja. Anak-anak tinggal di sini, Mama yang urus.”

 Matanya menatap tajam, wajahnya menunjukkan kejengkelan yang mulai membara. Ada kepahitan tersembunyi di balik kata-katanya, seperti dia lelah menahan luka yang terus dipendam oleh sikap Revan.

"Nggak bisa gitu dong sayang, mas harus ikut aku nggak mau terjadi apa-apa sama kamu dan Ayana selama perjalanan, apalagi Ayana masih bayi kamu pasti kerepotan."

"Jogja adalah rumahku mas, rumah orang tuaku, dulu sebelum aku nikah sama kamu, aku bolak balik Jogja sendirian nggak ada masalah kok, nggak usah lebay deh! Lagian aku nggak ngerasa kerepotan juga, ngurus 5 anak aja aku masih sanggup apalagi cuma satu," Sahut Melati ketus. 

Revan terpaku, matanya tak berkedip saat melihat Melati—istri yang dulu lembut kini berubah tajam seperti duri. Bibirnya melengkung sinis, suaranya mengalun pedas tapi juga sedikit lelah. 

 “Maaf ya, Mas... kalau kata-kataku kasar atau menyakitkan. Aku cuma capek, jenuh sama rutinitas. Rasanya pengen refreshing sejenak, healing paling nyaman bagi istri ya pulang ke rumah orang tua,” ucap Melati pelan, wajahnya sedikit melunak, tapi ada ketegangan yang sulit disembunyikan.

Revan mengangguk pelan, mencoba menyerap kata-katanya. “Baiklah, Mas antar kamu. Tapi Mas cuma bisa sebentar, mungkin sampai sore baru balik ke Jakarta.”

Melati menatap dalam mata suaminya, seakan berusaha menggali rahasia yang disembunyikan. “Kenapa harus bolak-balik? Kan bisa nginap barang semalam. Di Bandung kamu bisa  tiga hari lho.  Apa urusan di sana lebih penting ya mas?” 

Kata-katanya menusuk, dengan sengaja menyudutkan. Revan terdiam, pandangannya mengambang, bingung mencari alasan.

 Suaranya akhirnya keluar pelan, “Bukan begitu, Sayang... Aku nggak tega ninggalin anak-anak sendirian. Kasihan Mama, aku khawatir dia kerepotan.”

Mata Melati melembut, tapi sorot itu tetap menggantung, menyimpan tanya yang belum terjawab.

"Kamu nggak tega ninggalin anak-anak bersama mama, tapi kamu tega ninggalin anak-anak saat bersamaku, bahkan sampai seminggu."

Revan menghela nafas berat, beradu argumentasi dengan perempuan yang sedang ngambek tidak akan pernah bisa menang, sampai tahun depan pun nggak akan kelar.

"Iya mas akan nginep. Kapan rencananya kamu pulang ke Jogja."

"Besok mas."

"Ha...besok?" Revan kaget.

Melati melirik sinis. "Kenapa mas, nggak bisa ya?"

"Bisa...bisa kok...besok mas bakal antar kamu."

Revan tiba-tiba menangkup pipi Melati dengan kedua tangannya, sentuhannya begitu lembut sampai membuat dadanya berdebar. Matanya menatap tajam tapi penuh rindu. "Mas kangen banget sama kamu. Mas paling nggak tahan , kalau di-cuekin kayak gini," suaranya serak menahan sesak. 

 Melati menahan tubuhnya untuk menghindari serangan suaminya yang sudah di penuhi gairah, tapi saat bibir Revan perlahan mendekat, rasa enggan dan bimbang bercampur jadi satu. Belum sempat menghindar, bibir itu sudah mengunci bibirnya dalam kecupan yang tak terduga. 

Dia hanya bisa pasrah, merasakan hangatnya perasaan yangdiam-diam ia rindukan itu, ia rindu sentuhan dan belaian suami tampannya ini.

 "Siapa perempuan itu, apa kamu juga memperlakukannya seperti ini?" suara hati Melati terdengar perih.

"Sampai kamu lebih banyak meluangkan waktu untuk dia, bukan untuk aku."

 Ada getir yang mengendap di kata-katanya, meski wajahnya berusaha tetap tenang.

Melati tiba-tiba mendorong dada Revan dengan keras, matanya membelalak saat teringat struk pembelian susu hamil dan daster—dan perempuan bernama Dewi. Napasnya tersengal, dada sesak timbul rasa jijik yang sangat besar.

 "Kamu kenapa, sayang?" Revan bertanya sambil menyunggingkan senyum nakal. 

 "Aku nggak bisa napas, Mas! Kamu terlalu bernafsu," Melati mengeluh sambil menahan dada yang ditekan. 

 Revan tertawa pelan, matanya berbinar. "Gimana nggak, Jatah malam suamimu  ini udah kamu pangkas minggu lebih, sekarang saatnya kamu bayar lunas."

Tanpa memberi kesempatan Melati kabur, Revan cepat mengangkat tubuh istrinya ke atas pembaringan. Tubuh Melati berontak, tapi tangan Revan sudah mengunci pergelangan tangannya dengan erat. "Mau kemana, Sayang? Anak-anak lagi sama opa dan omanya, kesempatan ini nggak akan aku sia-siakan," bisik Revan penuh keyakinan. Melati menggigit bibir, napasnya masih terengah, campur aduk antara kesal dan tak bisa berbuat banyak. Sekarang ia hanya bisa pasrah dibawah kungkungan suaminya.

Revan terengah-engah melepaskan semua kerinduannya, berharap mendapat balasan hangat dari Melati. Tapi yang dia dapat hanyalah dingin yang menusuk—Melati membeku, wajahnya kosong, tak seperti biasanya yang penuh gairah, tak agresif seperti malam-malam sebelumnya. Dengan perlahan, Revan mengusap bahu mulus yang ia peluk erat. 

 "Kamu kenapa sih, sayang? Mas kangen sama keagresifan kamu," ucapnya, suaranya setengah ragu. Tapi Melati tetap diam, matanya menatap jauh ke luar jendela tanpa berkata sepatah kata pun. Di dalam hatinya, perih menggerogoti. 

"Kenapa kamu terus menyentuh aku dengan penuh cinta, seolah aku segalanya, wanita yang paling beruntung, tapi juga ada wanita lain yang kamu sentuh? Wanita yang—aku tahu—mengandung anakmu juga mas. Aku kira kamu sudah berubah, mas," pikirnya sambil menekan dadanya yang terasa sesak, berjuang menahan luka yang kembali menganga.

"Apa aku bisa ikhlas melepasmu demi perempuan lain, seperti yang aku lakukan dulu."

1
NH..8537
bicara langsung sj mel..biar masalah..nya cpt clear.. kasihan anak" mereka jg butuh perhatian orang tua..nya.. tetap semangat ya kak 💪 makasih dan di tungguin slalu next..jya👍🙏
amelia lia
ayooo thor buat melati ngomong donk lama banget si. terlalu bertele tele di sini. sementara klau di frizo semua satset cepat ketahuan🤭🤭🤭
Sasikarin Sasikarin
skip dulu tgu 10 bab. terlalu lelet pergerakan melati nya.
siti maesaroh
mksih kk raina😍😍semngt kk
siti maesaroh
ayo lah mel lngsung cerita aja disaat ini pas waktunya dg terkejutnya revan km bisa memulainya dan revan pasti akan terpancing nah kalian bisa cari.solusinya
revan pulsa jgn sembunyikan lg msalah ini terlalu besar urusannya jika km brbohong terus walau dg dalih g mau nyakitin melati ,justru ini mlh buat melati salah pham yg ahirnya bikin km rugi van
siti maesaroh
udahlh mel jika km emng tersakiti sm revan pilih jln terbaik aja ,revannya jg g bisa tegas sm prempuan lain embg ada ya musibah trus dituduh membunuh suaminya korban, emng revan g bisa bedain apa dr gelagat dewi yg mnfaatin dia dsar g peka bngt.
siti maesaroh
nah km jg ngulur waktu mel tinggl cerita aja apa susahnya udah bner mertua ksih sran siapa tahu bs bntu, udah tahu mslh rumh tnggamu bgitu ,g mau crita
siti maesaroh
terudlh brbohong van sampai km mnemukn kehancuranmu, hubungan didasari dg kebohongan itu g bakal kekal, udah brkluarga kok msih brbohong bner" aneh jln pikiranmu van, mksih kk thor updtenya
amelia lia
bagus banget.. aku suka baca nya krn nyambung terus. awal nya aku baca di sebelah. trus nyambung cerita melati di sini 😊
amelia lia
udah Mel pergi aja sejauh mungkin biar si revan kalang kabut nyariin kamu. biar kyk orang stress dia. krn udah gak jujur sm kamu. 💪💪💪💪
NH..8537
makasih ya kak msh sempatin unt up..walau badan msh kurang fit🥹smg Kaka cepat sembuh... semangat trusss kak💪🙏😘
Mamahnya Rayhan
sehat sehat selalu ya Thor
Mamahnya Rayhan
bagus mel
NH..8537
trus semangat ya kak 💪 makasih sdh up👍🙏smg Kaka sehat slalu😘
NH..8537: gpp kak.. emang cuaca lg gak bersahabat..smg Kaka cepat sembuh yaaa🥹
total 2 replies
NH..8537
sabar mel🥹 km hrs tegas..biar keadaan gak berlarut"..🥹ayo semangat buat menyelesaikan semua.. kasihan anak"..mu
D.Nafis Union
terlalu panik, sampe gk fokus dg kata² dokternya, sampe mana kesalahpahaman ini betakhir, 😥
NH..8537
sabar mel..ingat anak"..mu jgn terlalu fokus sm Revan Krn dari awal dia sdh gak mau jujur..tinggal pergi sj dg anak"..mu biar dia sadar telah salah langkah selama ini🥹 makasih kak Raina 🙏 slalu di tungguin next..nya👍💪😘
siti maesaroh
selamat pg kk raina mksih updatenya jgn lupa part slnjutnya 💪💪
Raina Syifa: maaf ya updatenya lama🙏🙏
total 2 replies
siti maesaroh
klo bisa melati kg jgn trlalu nyerah cari tahu lbih dalam klo cuma sampe situ sj kan blum tau kbenrannya jg.km hrus mikir jernih mel,
siti maesaroh
alah terserah km van terusin aja rasa bersalah km ke dewi, km g punya jg rasa berslh ma melati apa" ada msalah diam, melati jg apapun diam yaudah mau berantakan jg rumh tnggamu,
sebgai lelaki kok g punya pendirian heran deh sm tingkahnya kmu van, harusnya tu ngobrol baik" sm melati biar g da salah paham suka sekali trjd slh pham ya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!