Hidupku yg sempurna berubah 180° berkat perselingkuhan ayahku. Aku yg dulu hidup bagai tuan putri kini harus bekerja keras mencari nafkah demi kelangsungan hidupku, belum lagi ibuku yg jatuh sakit pasca perceraian. Bagaiamana aku harus bertahan??
#HowtoFight??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hunny24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.7 Cobaan
Setelah beberapa hari berada di rumah sakit, kini Chyntia sudah diperbolehkan pulang. Dan hal yang dikhawatirkan tidak terjadi. Chyntia hanya stres saja dan dokter menyuruhnya untuk tidak memikirkan hal-hal yang membebaninya. Tapi hal itu pastinya mustahil, karena selalu saja ada gebrakan baru yang dibuat oleh suaminya.
Mendengar pernyataan dokter membuat David lega. Dirinya bersyukur istrinya tak harus menderita karena penyakit yang berat. David hanya memintanya bersantai di rumah tanpa memikirkan apapun. Bahkan menyuruhnya liburan jika dirinya ingin suasana baru.
"Syukurlah dirimu baik-baik saja." ucap David di dalam mobil.
"Iya, aku juga senang." ucap Chyntia.
Begitulah obrolan singkat mereka, dan David kini harus memikirkan Cathy. Wanita itu sudah merengek meminta diantar ke dokter kandungan. Dan mau tak mau David harus mendampinginya nanti. David terpikir kalau bagaimana jika dirinya membawa Cathy ke luar negeri agar tak ada yang tau soal kehamilannya.
Setelah memikirkan hal itu, dirinya berbicara dengan Cathy dan wanita itu setuju dengan berbagai syarat.
"Apa?? Singapura?" tanya Cathy.
"Sayang, kehamilanmu harus dirahasiakan demi perusahaan."
"Huh.. Makanya kapan kau akan menikahi aku? Kau mau anak kita kenapa-kenapa? Ke Singapura itu butuh waktu." ucap Cathy.
"Ayolah sayang, menurut saja, jika semuanya sudah aman kita akan menikah." ucap David.
"Ya, tapi jika perutku membesar, aku akan tinggal disana saja." ucapnya.
"Ide bagus.. Disana juga kau bisa belanja dan berlibur." ucap David.
"Oke." ucap Cathy.
"Ck.. Nanti nanti, selalu nanti, awas saja aku tidak dinikahi." gumam Cathy .
Tak berapa lama, Cathy dan David pergi ke luar negeri. Mereka beralasan ada pekerjaan padahal memeriksakan kandungannya. Dan Chyntia juga sedang berada disana untuk pengobatan. Dirinya merahasiakan penyakitnya pada keluarganya, terutama Margaret bahwa dirinya menderita kanker perut.
Tapi sayangnya info dari mata-matanya mengatakan kalau David dan Cathy sedang berada di rumah sakit yang sama dengan Chyntia. Chyntia pun hanya bisa terdiam lesu dengan kabar itu. Sudah jelas pasti wanita itu sedang hamil karena sampai dirahasiakan seketat itu.
"Suamimu itu sudah gila.." ucap There sahabat Chyntia.
"Dia memang sudah tidak waras Ther." ucap Chyntia.
"Lagian kenapa sih kamu itu rahasiakan penyakit berbahaya begini?"
"Aku tak mau putriku susah." ucap Chyntia.
"Hei, jangan sepelekan putrimu, dia pasti sedih jika tau semuanya." ucap There.
"Ther bantu aku sampai aku dioperasi." ucap Chyntia.
"Baiklah, tapi kalau terjadi sesuatu aku akan mengabari Margie dan juga suamimu."
"Terimakasih There." ucap Chyntia.
"Temanku bilang, ja**ng itu hamil usia kandungan 7 minggu."
"Ya, baguslah." ucap Chyntia.
"Bagus? Kamu sudah gila Chyn??"
"Aku memang berniat bercerai karena kehamilan wanita itu." ucap Chyntia.
"Haa.. Aku tak habis pikir dengan dirimu, meninggalkan profesimu sebagai dokter demi pria baj**an itu.." umpatnya kesal.
"Sudahlah, yang penting aku kaya." ucap Chyntia.
"Simpel sekali otakmu sekarang." ucap There.
"There aku ini sedang sakit, makin dibuat simpel makin baik." ucap Chyntia.
"Oke.. Oke.. Ingat kau harus rutin berobat sebelum jadwal operasi." ucap There.
"Iya aku paham." ucap Chyntia.
"Yasudah kau hati-hati kembali ke hotel, nanti malam aku datang menemanimu." ucap There.
"Oke, terimakasih Ther.."
"Ya...iya.."
...
Sementara itu, David sedang menemani Cathy berbelanja setelah periksa kandungan. Cathy pun memanfaatkan momen itu untuk liburan. Dan meminta berbelanja sepuasnya sebagai hadiah kehamilannya. David mengiyakan saja karena bayi itu adalah anaknya juga.
Setelah puas berbelanja, mereka kembali ke hotel. Dan tentunya Cathy sangat bahagia dengan kehamilannya. Bukan hanya akan diakui sebagai nyonya, kehamilannya akan menjadi senjata terkuatnya menguasai David dari anak dan istrinya.
"Sayang, aku mau buah melon ini.." ucap Cathy menunjukkan gambar dari ponselnya.
"Nanti akan aku belikan. Buah memang bagus untuk ibu hamil." ucap David tersenyum.
David pun mengelus perut Cathy dan memanjakannya. Sementara Chyntia sedang berjuang dengan penyakitnya. Dan Margaret tidak tahu tentang berita kedua orang tuanya.
Margaret hanya curiga karena ayahnya dan Cathy sedang berada di Singapura untuk bisnis. Tapi firasatnya berkata kalau itu bukan sekedar bisnis tapi perselingkuhan terang-terangan. Lalu soal ibunya, Margaret berpikir Chyntia sedang berlibur menemui teman kuliahnya tante Theresia.
"haaa.. " Margaret hanya menghela nafas panjang.
"Ada apa Margaret, apa kau kesulitan?" tanya Julian.
"Tidak pak, saya hanya bosan.. Sepertinya segelas kopi akan memperbaiki mood saya." ucap Margaret.
"Iya, ide bagus." ucap Julian.
Margaret pun pergi membeli kopi yg berada di sebelah kantornya. Disana dirinya menunggu sejenak dan mendapatkan pesanannya. Lalu saat sedang membawa kopi, seorang pria di depannya mendadak berhenti tiba-tiba dan kopinya tumpah mengenai jasnya.
Dukkk..byurr..
"Akh.. Sh*t..!" umpatnya.
"Maaf, anda tiba-tiba berhenti.." ucap Margaret.
"Oke, aku sibuk.. Jika kita bertemu lagi kau harus tanggung jawab." ucapnya ketus.
"Ben, urus." ucap pria itu tegas.
"Nona, silahkan ikut saya." ucap Beni.
"Baiklah pak.." ucap Margaret.
Setelah berbicara, Margaret diminta bertanggungjawab mengganti jas tuannya yang ketumpahan kopi. Apalagi tuannya hendak pergi rapat. Margaret yang tak mau pusing langsung membayar biaya yang diminta dan meminta maaf sekali lagi.
Beni sampai terkejut karena wanita itu langsung membayar tanpa bicara ataupun menyangkal.
"Tuan, wanita tadi sudah membayar biaya kompensasi jasnya." ucap Beni.
"Apa?? kau memintanya membayar jasnya?"
"Benar, bukankah begitu maksudnya?" tanya Beni.
"Haa.. Aku tak segila itu Beni.." ucapnya frustasi.
Bagaimana tidak, jas mahalnya dibayar lunas di tempat itu juga. Seakan-akan tuannya adalah orang yang tergila-gila akan uang.
"Jika bertemu wanita itu lagi kembalikan uangnya.. Kau membuatku malu saja..!"
"Baik tuan Kevin." ucap Beni.
"Haa.. Ada-ada saja ulahmu ini.. Untung kita punya pakaian cadangan." ucap Kevin.
Dan tujuan mereka adalah rapat dengan perusahaan David. Padahal David sedang pergi bersama Cathy. Hal itu membuat Kevin kesal setengah mati karena merasa dipermainkan.
"Apa-apaan kalian ini? Aku ingin rapat dengan tuan David sesuai janji." ucap Kevin.
"Maaf tuan, tapi tuan David sedang ada pekerjaan di luar negeri."
"Ck, maaf saja aku tak bisa, aku beri waktu sampai besok. Jika tuan David tak kembali aku akan membatalkan semua perjanjian dengan kalian." ucap Kevin lalu keluar ruangan.
Kevin berjalan keluar sambil memasang ekspresi kesal karena merasa dibohongi oleh David dan Cathy. Bahkan sekertaris itu juga tak mengabari Beni tentang kabar ini.
"Dasar ja**ang murahan..!" umpatnya.
Ting...
Pintu lift pun terbuka dan di dalamnya ada Margaret.
"Anda.." ucap Margaret.
"Kebetulan sekali aku ada urusan denganmu." ucap Kevin.
"Mari kita bicarakan di taman." ucap Margaret.
"Oh jadi perusahaan ini punya taman." ucap Kevin.
"Benar tuan." ucap Margaret.
Setelah sampai di taman yang agak sepi mereka mulai berbicara.
...----------------...